Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

Dosen Pembimbing : Baidah,S.kep,Ns.,M.kep

Disusun oleh :

NAMA : RIO ALDINO

NIM : 11409719069

TINGKAT : 1B MERPATI

SEMESTER : II

AKPER KESDAM VI / TANJUNGPURA BANJARMASIN


2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN

l. Konsep teori

A. Pengertian

oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,


dalamtubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh.
Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan
perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan
manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan.

Gangguan kebutuhan oksigenasi menjadi masalah penting pada pasien


asma. Untuk itu, sebaiknya masalah tersebut segera ditangani agar tidak
memperparah kondisi tubuh pasien. Intervensi keperawatan dalam upaya
pemenuhan kebutuhan oksigenasi bisa dilakukan dengan pemberian oksigen,
memberikan posisi semi fowler, auskultasi suara nafas, dan memonitor respirasi
dan status O2. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh dalam mempertahankan
hidup dan aktivitas sebagian organ atau sel.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Oksigenasi


1). Anatomi Sistem Oksigenasi
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea,
karina, bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis,
bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratoryus, saccus alveolus, ductus
alveolus dan alveoli. Terdapat Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu lobus
superior, lobus media dan lobus inferior. Sinistra ada 2 lobus yaitu lobus
superior dan lobus inferior. Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang
membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan fissura oblique
membagi lobus media dengan lobus inferior. Pulmo sinistra terdapat fissura
oblique yang membagi lobus superior dan lobus inferior. Pembungkus paru
(pleura) terbagi menjadi 2 yaitu parietalis (luar) dan Visceralis (dalam),
diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavumpleura).
2). Fisiologi Sistem Pernafasan
a. Hiperventilasi merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah
O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.
Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan
obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik tanda-
tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri
dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
b. Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak kuat
untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untukmengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru).
Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri
kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
c. Hipoksia tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi
O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin,
kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada
syok,  berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda-
tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis,
sesak nafas.

C. Etiologi

a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi
saluran pernafasanbagian atas
3.Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.

D. Tanda dan Gejala

1. Tanda dan Gejala


a. Suara napas tidak normal
b. Perubahan jumlah pernapasan
c. Batuk disertai dahak
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan
e. Dispnea
f. Penurunan haluaran urin
g. Penurunan ekspa1nsi paru
h. Takipnea

E. Patofisiologi beserta Pohon masalah

1. Patofisiologi
Fungsi sistem jantung ialah menghantarkan oksigen, nutrien, dan
subtansi lain ke jaringan dan membuang produk sisa metabolisme
selular melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi, dan integritas
sistem lainnya. Namun fungsi tersebut dapat terganggu
disebabkan oleh penyakit dan kondisi yang mempengaruhi
irama jantung, kekuatan kontraksi, aliran darah melalui kamar- kamar
pada jantung, aliran darah miokard dan sirkulasi perifer. Iskemia
miokard terjadi bila suplai darah ke miokard dari arteri koroner
tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan oksigen organ (Yeni, 2013).

2. Pohon masalah
F. Data Penunjang

1. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang
kecil terhadap jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang
sangat memancar. Bagian padat udara akan memberikan udara
bayangan yang lebih padat karena sulit ditembus sinar X. benda yang
padat member kesan warna lebih putih dari bagian berbentuk udara
(Guyton & Hall, 2007).

2. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung
trachea dan cabang utamanya. Biasanya digunakan untuk
memastikan karsinoma bronkogenik, atau untuk membuang benda
asing. Setelah tindakan ini pasien tidak bolelh makan atau minum
selama 2 -3 jam sampai tikmbul reflex muntah. Jika tidak, pasien
mungki9n akan mengalami aspirasi ke dalam cabanga
trakeobronkeal.
3. Pemeriksaan Biopsi
Biopsi Manfaat biopsy paru  –  paru terutama berkaitan dengan
penyakit paru yang bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis
dengan cara lain.

4. Pemerikasaan Sputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis
etiologi berbagai penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk
menjelaskan organisme penyebab penyakit berbagai pneumonia,
bacterial, tuberkulosa, serta jamur. Pemeriksaan sitologi eksploitatif
pada sputum membantu proses diagnosis karsinoma paru. Waktu
yang baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi hari bangun tidur
karena sekresi abnormal bronkus cenderung berkumpul waktu tidur
(Wartonah, 2016).
G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan non medis

 Bersihan jalan nafas tidak efektif


a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan
 Pola nafas tidak efektif
a. Atur posisi pasien (posisi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
 Gangguan pertukaran gas
a. Atur posisi pasien (posisi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Suctionin
2. Penatalaksanaan medis
Pengobatan Asma diarahkan terhadap gejalagejala yang
timbul saat serangan, mengendalikan penyebab spesifik dan
perawatan pemeliharaan kesehatan optimal yang umum.
Terapi awal, yaitu:
1. Memberikan Oksigen pernasal
2. Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol mg atau fenetoral 2,5
mg atau terbutalin 10 mg). Inhalasi nebulisasi dan pemberian
yang dapat di ulang setiap 20 menit sampai 1 jam.
Pemberian antagonis beta 2 adrenergik dapat secara
subcutan atau intravena dengan dosis salbutamol 0,25 mg
dalam larutan dekstrose 5%.
3. Aminophillin intravena 5-6 mg per kg, jika sudah
menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka
cukup diberikan setengah dosis.
4. Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg intravena jika tidak
ada respon segera atau dalam serangan sangat berat
5. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas,
termasuk di dalamnya golongan beta adrenergik dan anti
kolinergik.
6. Fisioterapi dada

II. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Data Demografi
1. Biodata
2. Penanggung jawab
B. Keluhan Utama
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
2. Riwayat kesehatan lalu
3. Riwayat kesehatan keluarga
D. Keadaan umum klien
1. Penampilan umum
2. Tanda tanda vital
E. Pengkajian kebutuhan oksigenasi dan karbondioksida
1. Pengkajian
2. Pemeriksaan diagnostic
F. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen dan kerusakan
alveoli
b. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernafasan
G. Intervensi beserta Rasional
a. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen dan kerusakan
alveoli
Tujuan yang diharapkan :
1) Bersihan jalan napas kembali efektif setelah di lakukan tindakan
keperawatan
2) Ketidaknyamanan akibat sekresi yang tertahan berkurang

3) Mempunyai pernafasan normal

Rencana Tindakan :

Intervensi Rasional
Kaji pernafasan pasien dan Mengetahui kualitas pernafasan
Observasi tanda-tanda vital pasien, factor yang mempengaruhi
gangguan pada pasien dan Untuk
mengetahui keadaan umum pasien
Ajarkan teknik nafas dalam Untuk mengajarkan pasien apabila
kepada pasien ada gangguan pernafasan timbul.
Ajarkan tehnik batuk efektif Untuk membuang secret yang
mungkin terdapat pada jalan nafas
Edukasi Pembatasan Makanan Untuk mengurangi secret
dan minuman

b. Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernafasan


Tujuan yang diharapkan :
1) Pertukaran gas kembali efektif setelah dilakukan tindakan
keperawatan
2) Menormalkan kembali pernafasan
3) Tidak ada kegelisahan pasien
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristik Mengetahui kualitas pernafasan
pernafasan, pasien, factor yang mempengaruhi
gangguan pada pasien.
Ajarkan teknik nafas dalam Untuk mengajarkan pasien apabila
kepada pasien ada gangguan pernafasan timbul
Anjurkan pembatasan aktifitas Mengurangi kegiatan berat yang
memacu pernafasan cepat
Observasi tanda-tanda vital Mengetahui keadaan umum pasien
Daftar pustaka
“https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/1267ef1a6941f10cd436af89
2efd71b1.pdf”
“https://id.scribd.com/document/371280032/1-1-LP-KDP-Oksigenasi-Basuki”
Tarwanto, Wartonah. (2016). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan
Edisi 3. Salemba: Medika.

Anda mungkin juga menyukai