Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH :
ULIYATUL KHASANAH

071201078

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan
setiap kali bernapas (Tarwanto, 2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan
akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres
pada miokardium. Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
B. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi menurut Potter &
Perry tahun 2008 yakni:
1. Faktor fisiologis
a. Penurunan kapasitas pembawa oksigen
Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi ke jaringan
setiap proses yang menurunkan atau mengubah hemoglobin seperti
anemia dan inhalasi substansi beracun menurunkan kapasitas darah
yang membawa oksigen.
b. Penurunan konsentrasi oksigenasi yang diinspirasi
Saat konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas
darah yang membawa oksigen juga menurun.
c. Hipovolemia
Merupakan suatu kondis penurunan volume darah srkolasi yang
diakibatkan kehilangan cairan ekstraselular yang terjadi pada kondisi
syok dan dehidrasi berat.
d. Peningkatan laju metabolisme
Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen. Saat sistem tubuh tidak mampu memenuhi
peningkatan kebutuhan tubuh ini maka kadar oksigenasi menurun.
e. Kondisi yang mempengaruhi dinding dada
Setiap kondisi yang menurunkan gerakan dinding dada akan
mengakibatkan penurunan ventilasi. Apabila diafragma tidak dapat
sepenuhnya menurun seiring gerakan napas, maka volume udara yang
akan diinspirasi akan menurun sehingga oksigen yang ditransfor ke
alveoli dan jaringan akan menurun seperti pada wanita hamil, obesitas
trauma pada dinding dada dll.
2. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan dan proses penuaan yang normal mempengaruhi
oksigenasi jaringan.
a Bayi premature
Beresiko terkena penyakit membrane hialin, disebabkan oleh
defisiensi surfaktan
b Bayi dan Todler
Beresiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil
pemaparan yang sering pada anak-anak lain dalam akibat pemaparan
asap rokok selain itu selama proses perkembangan gigi, beberapa bai
berkembang kongesti nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri
dan meningkatkan potensi terjadinya infeksi saluran pernafasan
c Anak usia sekolah dan remaja
Anak sehat biasanya tidak mengalami efek merugikan akibat
infeksi pernafasan. Namun, individu yang mulai merokok pada usia
remaja dan meneruskannya sampai usia dewasa pertengahan
mengalami peningkatan resiko penyakit kardio pulmonar dan kanker
paru
d Dewasa muda dan dewasa pertengahan
Individu pada usia ini terpapar pada banyak faktor resiko
kardiopulmonar seperti, diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik,
obat-obatan dan merokok
e Lansia
Ventilasi dan transfer gas menurun seiring peningkatan usia, seperti
osteoporosis pada rangka thoraks membuat paru-paru tidak bisa
mengembang sepenuhnya sehingga kadar O2 nasa lebih rendah
3. Faktor prilaku
Faktor prilaku atau gaya hidup baik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan
oksigen. Seperti nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi
dan stres.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru
lebih tinggi di daerah yang berkabut dan perkotaan dibanding daerah
pedesaan. Selain itu tempat kerja klien dapat meningkatkan resiko klien
utnuk terkena penyakit paru. Polutan ditempat kerja mencakup acbestos,
bedak talk, debu dan serabut yang dibawa oleh udara

C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen


Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut Potter & Perry tahun
2008 yakni:
1. Hiperpentilasi
Merupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang dibutuhkan untuk
mengeliminasi karbondioksida normal di vena, dan dapat disebabkan oleh
ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam basa, hipoksia
yang diakibatkan dengan embolus paru atau syok
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolas tidak adekuat memenuhi kebutuhan O2
tubuh atau mengeliminasi karbondioksida secara adekuat. Apabila
ventilasi alveolar menurun maka PaCO2 akan meningkat. Ateleksasis akan
menghasilkan hipoventilasi. Atelektasis merupakan kolaps alveoli karna
alveoli kolaps, maka paru yang diventilasi lebih sedikit dan menyebabkan
hipoventilasi
3. Hipoksia
Merupakan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat
jaringan. Hipoksia dapat disebabkan oleh
a. Penurunan kadar hemoglobin dan penurunan kapasitas darahnya yang
membawa oksigen
b. Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c. Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 pada darah pada
kasus keracuanan stanida
d. Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah seperti pada pneumania
e. Perfusi darah yang mengandung O2 dijaringan buruk seperti pada
syok
f. Kerusakan ventilasi seperti yang terjadi pada fraktur iga multipel atau
trauma dada.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi menurut
Potter & Perry tahun 2008 yakni:
1. Manifestasi klinis hiperventilasi
a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Pusing
e. Sakit kepala ringan
f. Disorientasi
g. Paretesia
h. Baal ( pada ekstremitas, sirkumoral )
i. Tinitus
j. Penglihatan yang kabur
k. Disorientasi
2. Manifestasi klinis Hipoventilasi
a. Pusing
b. Nyeri kepala ( dapat dirasakan dioksipital hanya saat terjaga )
c. Letargi
d. Disorientasi
e. Penurunan kemampuan mengikuti instruksi
f. Distrimia jantung
g. Ketidakseimbangan elektrolit
h. Konvusi
i. Henti jantung
3. Manifestasi klinis hipoksia
a. Gelisah
b. Ansietas
c. Disorientasi
d. Penurunan kemampuan konsentrasi
e. Penurunan tingkat kesadaran
f. Peningkatan keletihan
g. Pucat
h. Sianosis
i. Clubbing
j. Dispnea
k. Peningkatan tekanan darah
l. Peningkatan frekuensi nadi
m. Peningkatan frekuensi kedalaman pernafasan
E. Fisiologi Pernafasan
Menurut Potter & Perry tahun 2008, berdasarkan tempatnya proses pernafasan
terbagi menjadi dua yaitu:
1. Pernafasan Eksternal
Memacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh, ada 3 proses dalam pernafasan
eksternal
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya O2 dari atmosfer kedalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosver dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
bersih jalan nafas sistem saraf pusat dan sistem pernafasan yang utuh
b. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara O2 di alveoli dengan kapiler paru dan
CO2 dikapiler dengan alveoli yaitu dari yang bertekanan tinggi ke arah
yang bertekanan rendah, dipengaruhi oleh permukaan paru,
konsentrasi O2 dan perbedaan tekanan
c. Transportasi gas
Gas pada proses ini, O2 diangkut dari paru menuju jaringan dan CO 2
diangkat dari jaringan menuju keparu.
1) Transport O2
Terjadi pada sistem jantung dan paru-paru normalnya sebagian
besar O2 ( 97% ) berikatan lemah dengan hb dan diangkut ke
seluruh tubuh dalam bentuk ( hb2 ) dan sisa terlarut dalam plasma
2) Transportasi CO2
CO2 sebagai hasil metabolisme terus menerus diproduksi dan
diangkat menuju paru dalam 3 cara
a) Sebagian besar CO2 diangkat dalam sel darah dalam bentuk
bikarbonat HCO3
b) Sebanyak 23% CO2 berikatan dengan Hb membentuk
karbomino hemoglobin ( HbCO2 )
c) Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma
dan bentuk asam karbonat
2. Pernafasan Internal (Pernafasan jaringan)
Mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung
dalam mitokondria yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama
proses penyerapan energi molekul nutrie dalam proses ini darah yang
banyak mengandung O2 dibawa keseluruh tubuh
F. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk
dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi
maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain
kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas
miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth,
2008).
Merokok
G. Pathway Oksigenasi

Mengandung zat- Mengandung


zat berbahaya radikal bebas
Genetik: Defisiensi Faktorlingkungan
antitrypsin alfa-1
Induksi aktivasi Peningkatan
Polusi udara makrofag dan stress oksidatif
leukosit
Peningkatan
apoptosis dan
Penurunan Peningkatan Pelepasan factor Peningkatan
nekrosis dari sel
netralisasi elastase pelepasan elastase kemotaktik pelepasan oksidan
yang terpapar
neutrofil

Cedera sel Cedera sel


Peningkatan jumlah
neutrofil di daerah
yang terpapar

Respon inflamasi

Hipersekresi Lisis dinding alveoli Fibrosaparu


mukus
Kerusakan alveolar Obstruksiparu

Penumpukan lender Kolaps saluran Timbul nyeri yang


dan sekresi berlebih napas kecil saat berlangsung kronis
ekspirasi

Merangsang Obstruksi jalan Nyeri Kronis


reflex batuk napas
Obstruksi pada pertukaran
O2 dan CO2 dan ke paru-
KETIDAKEFEKTIFAN paru
BERSIHAN JALAN
KETIDAKEFEKTIFAN
NAPAS
POLA NAPAS
Penurunan asupan O2

Hipoksemia
GANGGUAN Kompensasi tubuh
PERTUKARAN GAS dengan peningkatan RR
H. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilaksakan menurut Kozier, 2011.
1. Spyromtry : Untuk mengetahui fungsi paru
2. Hematologi : Untuk mengetahui:
a Infeksi : Leukosit biasanya meningkat
b Alergi : Eusinofil
c Pertukaran gas : ABG ( Analisa Blood Gas )
3. Radiologi ( Foto rontgen, Scanning paru )
4. Thoracocentesis
5. Pemeriksaan laboratorium
a Hb
b Leukosit
c Gusinofil
d Basofil
e Limfosit
f Monosit
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Teknik pernafasan
a Latihan nafas dalam, batuk efektif
b Pursed lip breating (pada pasien yang biasa mengontrol pernafasan)
c Abdominal breating (pada pasien dengan disfungsi pernafasan kronik)
d Insentive spirometri (pada pasien post operasi bersamaan dengan deep
breating)
e Suction
f Pemberian oksigen
g Posisi (semi fowler)

2. Penatalaksanaan Medis
Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh
dokter, seperti, Nebulizer, kanul nasal, oksigenasi melalui master untuk
pemberian oksigen jika diperlukan
3. Fisioterapi dada
a. Perkusi dan fibrasi dada
b. Postural drainage

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam
memenuhi kebutuhan oksigen meliputi:
a. Fungsi kardiopulmonal normal klien dan fungsi kardiopulmonal saat
ini
b. Kaji tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi
2. Pengkajian
a. Masalah-masalah respirasi
b. Adanya batuk dan penanganan yang sudah dilakukan pasien
c. Kebiasaan merokok
d. Nyeri dada, pada nyeri kaji lokasi, donasi, radiasi dan frekuensi nyeri
e. Faktor yang resiko yang memperberat masalah oksigenasi, seperti:
1) Rasionalisasi hipertensi
2) Kebiasaan merokok
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak
5) Riwayat keluarga dengan kanker paru atau penyakit kardioveskular
6) Adanya anggota keluarga yang mengidap penyakit infeksius
khasusnya tuberkulosis dan status pengobatan mereka
f. Riwayat psokososial
1) Kebebasan merokok
2) Riwayat tubuh kembang
3) Persepsi terhadap penyakit
4) Penggunaan alkohol dan obat-obatan
g. Anemnesa riwayat kesehatan
Masalah pernafasan
1) Nyeri dada
2) Dypsnea
3) Hipoventilasi
4) Batuk
5) Sianosis
6) Megie
7) Latihan
8) Ortopnea
3. Pemeriksaan Fisik
a Inspeksi
1) Mata
a) Xantelasma (lesi lipid kuning dikelopak mata)
b) Konjungtiva pucat
c) Konjungtiva sianosis
d) Petekia di konjungtiva
2) Mutul dan bibir
a) Membran mukosa sensori
b) Bernafas dengan mulus
3) Vena dileher
Kaji adanya distensi vena jugularis
4) Hidung
Pernafasan hidung, pernafasan cuping hidung
5) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan
b) Simetris atau tidak
6) Kulit
a) Sianosis perifer
b) Sianosis pusat
c) Edema
7) Ujung jari dan bantalan kuku
a) Sianosis
b) Jari tabung (clubbing)
c) Tindakan kesadaran
b Palpasi
1) Palpasi dada
a) Jenis dan jumlah kerja toraks
b) daerah nyeri tekan
c) Identifikasi taktil fremitus
d) Getaran pada dada ( thrill )
e) Angkatan dada ( heaves )
f) Titik impuls jantung maksimal
2) Ekstremitas
a) Sirkulasi perifer
b) Temperatur kulit
c) Pengisian kapiler
3) Perkusi
Perkusi memungkinkan perawat untuk menentukan adanya
cairan yang tidak normal, udara diparu-paru atau kerja diafragma,
lima nada perkusi adalah resonasi, hiper resonansi, redup, datar, dan
timpani
4) Auskultasi
Auskultasi memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru
dan jantung yang normal dan tidak normal. Auskultasi sistem
kardiovaskuler harus meliputi pengkajia dalam mendeteksi bunyi S1
Dan S2 normal, mendeteksi adanya bunyiS3 dan S4 yang tidak
normal, bunyi murmur serta bunyi gesekan. Auskultasi bunyi paru
dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara disepanjang
lapangan paru; anierior, posterior dan lateral. Auskultasi juga
digunakan untuk mengevaluasi respon klien terhadap intervensi
yang telah dilakukan untuk meningkatkan status pernafasan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas

C. Intervensi Keperawatan
N NANDA NOC NIC
O
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan a. Managemen jalan
jalan napas tindakan napas
Definisi: Tidak efektif, keperawatan selama  Buka jalan napas
bersihkan jalan napas 3 X 24 jam, pesien dengan teknik chinift
merupakan keadaan menunjukkan atau jawtrust sebagai
individu tidak mampu keefektifaan jalan mana mestinya
mengeluarkan sekresi atau napas dibuktikan  Posisikan pasien
obstruksi dari saluran dengan kriteria hasil: untuk meminimalkan
napas untuk a. Status ventilasi
mempertahankan pernapasan:  Identifikasi
kepatenan jalan napas. kepatenan jalan kebutuhan aktual /
Batas Karakteristik: napas (0410) potensial pasien
 Dispnea  (041004) untuk memasukkan
 Takipnea Frekuensi alat membuka jalan
 Penggunaan otot pernapasan napas
bantu  (041005) Irama  Lakukan fisioterapi
pernapasan pernapasan dada sebagai mana
 Diaforesis  (041011) mestinya
 Bunyi crakkes Kedalaman  Buang sekret dengan
 Bunyi mengi inspirasi motivasi pasien
 Sputum kental  (041012) untuk melakukan
warna kuning Kemanpuan batuk atau menyedot
 Batuk berat mengeluarkan lendir
 Membran sekret  Intruksikan
mukosa pucat  (041002) Ansietas bagaimana agar bsa
 (041015) Dispnea melakukan batuk
saat istirahat efektif
 (041019) Batuk  Posisikan untuk
meringankan sesak
napas
 Monitor status
pernapasan dan
oksigenasi
2. Ketidakefekifan pola Setelah dilakukan a. Monitor
napas tindakan Pernapaasan
Definisi: Gangguan keperawatan selama (3350)
proses inspirasi dan 3 X 24 jam, pesien  Monitor kecepatan,
ekspirasi yang tidak menunjukkan irama, kedalaman
memberikan pertukaran keefektifaan jalan dan kesulitan
gas yang memadai. napas dibuktikan bernafas
Batasan karakteristik: dengan kriteria hasil:  Catat pergerakan
 Sianosis a. Status pernapasan dada, catat
 Batuk (0415) ketidaksimetrisan,
 Sesak  (041501) penggunaan otot
 Frekuensi nafas cepat Frekuensi bantu nafas
atau lambat pernapasan  Monitor suara nafas
 Pernapasan bibir  (041502) Irama tambahan seperti
 Penggunaan otot pernapasan ngorok atau mengi
napas tambahan  (041503)  Monitor pola napas
Kedalaman  Catat lokasi trakea
inspirasi  Auskultasi suara
 (041504) Suara nafas setelah
auskultasi napas tindakan untuk
 (041532) dicatat
Kepatenan jalan  Catat onset,
napas karakteristik dan
 (041505) Volume lamanya batuk
tidal  Monitor sekresi
 (041506) pernapasan pasien
Pencapaian
tingkat incentif
spirometri
3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan a. Terapi Oksigen
Definisi: Kelebihan atau tindakan keperawatan (3320)
defisit oksigenasi dan / selama 3 X 24 jam,  Bersihkan mulut,
atau eliminasi pesien menunjukkan hidung, dan sekresi
karbondioksida pada keefektifaan jalan trakea dengan tepat
membran alveolar-kapiler. napas dibuktikan  Batasi (aktivitas)
Batas Karakteristik: dengan kriteria hasil: merokok
 Diaforesis a. Status  Pertahankan
 Dispnea Pernapasan: kepatenan jalan
 Gangguan pertukaran gas nafas
penglihatan (0402)  Monitor aliran
 Gelisah  (040208) Tekanan oksigen
 Hipoksemia parsial okigenasi di  Monitor posisi
 Napas, cuping darah arteri (PaO2) perangkat alat
hidung  (040209) Tekanan pemnerian oksigen
 Iritabilasi parsial  Amati tanda-tanda
 Konfusi karbodioksida di hipovertilisasi
darah arteri induksi oksigen
 Sianosis
(PaCO2)  Atur dan ajarkan
 Takikardi
 (040210) Ptt Arteri pasien mengenai
 Penurunan CO2
 (040211) Saturasi penggunaan
 Sakit kepala saat
oksigen perangkat oksigen
bangun
 (040214) di rumah
 Warna kulit
Keseimbangan  Rubah kepala
abnormal (pucat)
ventilasi perfusi pilihan peralatan
 (040206) Sianosis pemberian oksigen
 (040216) lainnya untuk
Gangguan meningkatkan
kesadaran kenyamanan
dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC

Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan : definisi & Klasifikasi.


Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Fundamental Kepe rawatan. Jakarta:EGC

Tarwonto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan


Keperaweatan. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai