Disusun Oleh:
Naswa Salsabila Sofwan
E1914401025
Mahasiswa
Naswa Salsabila S
C. Etiologi
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada
Obstruksi saluran pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang
mengakibatkan terganggunya oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka,
dll
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti
pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal,
penyakit kronis seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen
2. berkurang.
3. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
4. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah
perifer dan
5. koroner
6. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe
mengakibatkan
7. penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
8. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
c. Perubahan-Perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan
oksigenasi :
1. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada
pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi
darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan
darah dari arteri koroner ke miokardium.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
b. Gangguan pertukaran gas
c. Pola nafas tidak efektif
5. Intervensi Keperawatan
A. Bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Latihan batuk efektif (I.01006)
Observasi:
1) Identifikasi kemampuan batuk
2) Monitor adanya retensi sputum
3) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
4) Monitor input dan output cairan
Terapeutik:
1) Atur posisi semi-fowler atau fowler
2) Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
3) Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi:
1) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2) Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudiankeluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik.
3) Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
2. Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi:
1) Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman, usaha napas)
2) Monitor bunyi napas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt (jawthrust jika
curiga trauma servikal)
2) Posisikan semi-fowler atau fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5) Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum pengisapan endotrakeal
7) Lakukan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
1) Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada kontra indikasi
2) Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
1) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika
perlu
3. Pemantauan Respirasi
Observasi
1) Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
3) Monitor adanya sumbatan jalan napas.
4) Auskultasi bunyi napas
5) Monitor saturasi oksigen
6) Monitor nilai AGD
7) Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
2) Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
B. Gangguan Pertukaran Gas
1. Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi
1) Monitor kecepatan aliran oksigen
2) Monitor posisi alat terapi oksigen
3) Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
4) Monitor efektivitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa gas
darah), jika perlu
5) Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
6) Monitor tanda tanda hipoventilasi
7) Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
8) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
9) Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
1) Besihkan secret pada mulut, hidung dan trakea , jika perlu
2) Pertahankan kepatenan jalan nafas
3) Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
4) Berikan oksigen tambahan jika perlu
5) Tetap berikan oksigen saat pasien di transportasi
6) Gunaskan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Edukasi
1) Ajarkan poasien dan keluiarga cara menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi
1) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
2) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan / tidur
2. Pemantauan Respirasi
Observasi
1) Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul, Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
3) Monitor adanya sumbatan jalan napas.
4) Auskultasi bunyi napas
5) Monitor saturasi oksigen
6) Monitor nilai AGD
7) Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
2) Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
C. Pola Nafas Tidak Epektif
1. Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi:
4) Monitor pola napas (frekuensi,kedalaman, usaha napas)
5) Monitor bunyi napas tambahan (gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
6) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
9) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt (jawthrust jika
curiga trauma servikal)
10) Posisikan semi-fowler atau fowler
11) Berikan minum hangat
12) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
13) Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
14) Lakukan hiperoksigenasi sebelum pengisapan endotrakeal
15) Lakukan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
16) Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
3) Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada kontra indikasi
4) Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
2) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
2. Pemantauan Respirasi
Observasi
1) Monitor frekuensio, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul,
Cheyne-Stokes, Biot ataksik).
3) Monitor adanya sumbatan jalan napas.
4) Auskultasi bunyi napas
5) Monitor saturasi oksigen
6) Monitor nilai AGD
7) Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien.
2) Dokumentasi hasilpemantauan
Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
7. Referensi Jurnal
3. Devi Listiani et al (2020). Pengaruh Batuk Efektif Terhadap Pengeluaran Sputum Pada
TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Tes Kab. Lebong. CHMK nursing Scientific Journal.
Vol 4 No 2.
A. Pengertian
Terapi Oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan Nasal
Kanul,Simple Sask,RBM masak dan NRBM Mask.
B. Tujuan
3. Mencegah infeksi
C. Indikasi
2. Klien hiposemia
D. Persiapakan Alat
1. Selang Oksigen
2. Nasal kanul untuk mengalirkan oksigen dengan kecepatan aliran 1-6 L/menit
yang digunakan
3. Humidiefer
4. Water Steril
E. Prosedur
- Cuci tangan
- Persipkan Perlatan
2. Tahap Orientasi
- Jika klien tidak mau diberikan tindakan, jelaskan kembali manfaat dan
bahaya yang akan timbul, jika masih menolak sebaiknya minta tanda
tangan untuk persetujuan penolakan tindakan.
3. Tahap Kerja
- Bila hidung klien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton
bud atau tisu
- Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal kanul
kepunggung tangan perawat
- Atur pengikat nasal kanul dengan benar, lalu eratkan selang baik
kebelakang kepala atau mengikat ketelinga dan dagu . Jangan terlalu
kencang dan jangan terlalu longgar
- Pastikan nasal kanul terpasang dengan aman
- Kaji juga apakah terdapat iritasi pada hidung pasien. Berikan cairan
ataupun pelumas, untuk melemaskan membrane mukosa.
4. Tahap Terminasi
A. Pengertian
B. Tujuan
D. Perisiapan Alat
1. Bengkok
2. Tissu
3. Perlak/Handuk Kecil
E. Prosedur
1. Tahap Pra-Interkasi
- Siapkan Peralatan
2. Tahap Orientasi
3. Tahap Kerja
- Cuci tangan
- Mempersiapkan pasien
- Memasang perlak/ alas dan bengkok (dipangkuan pasien bila duduk atau
dekat mulut bila tidur miring)
- Merapikan pasien
4. Tahap Terminasi
- Rapikan peralatan
8. Prinsip-Prinsip Etik
1. Otonomi (Autonomy)
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
https://www.academia.edu/search?utf8=%E2%9C
%93&q=Laporan+Pendahuluan+pendahuluan+pemenuhan+kebutuhan+oksigenas
i
https://academia.edu/36038589/ASKEP_Pemenuhan_Kebutuhan_Oksigenasi