Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI
“SESAK NAFAS /DISPNEA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : TUTI HERYANTI


NIM : E.01.05.19.047
PRODI : D.III KEPERAWATAN/IV

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN


BUDI LUHUR CIMAHI
2020
A. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
(Tarwoto dan Wartonah, 2006). Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan, dan aktivitas
berbagai organ atau sel (Carpenito, Lynda Jual 2012). Kebutuhan oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Salah satu dari keluhan pada gangguan kebutuhan oksigenasi adalah dyspnea atau
sesak nafas.
Dispnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika
melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan
dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness Of
Breath”.
Dispnea adalah gejala pertaman yang dirasakan pasien akibat terganggunya
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli yang berisi cairan. Dispneu
akan semakin parah apabila melakukan aktivitas yang berat seperti naik tangga dan
mengangkat beban yang berat. (Bradero et al, 2008) .
Sedangkan menurut Djojodibroto (2009) dispnea adalah gejala subjektif
berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upayay untuk mendapatkan udara
pernafasan. Karena dispnea sifatnya subjektif sehingga dispnea tidak dapat diukur.
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai dengan napas
yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat ditemukan pada
penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau alveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),
kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
Sesak nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida
dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan
karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen
kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih
besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001)

B. Etiologi
1) Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2) Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf
spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan
medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuskular yang terjadi
pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
3) Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4) Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari
hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan
mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah
pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang
mendasar
5) Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah
beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas.

C. Tanda dan Gejala


1) Batuk dan produksi skutum
Batuk adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba – tiba dan biasanya tidak
disadari dengan suara yang mudah dikenali.
2) Dada berat
Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada berat
diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan lain
untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang bera dibagian dada.
Rata – rata orang juga mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang memegang
jantungnya.
3) Mengi
Mengi merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika
udara mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang
mengalami kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar sat ekspirasi, namun
bisa juga terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas
menyempit atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada
seseorag yang mengalami gangguan pita suara.
4) napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
5) menarik napas terasa lebih berat dan butuh tenaga lebih
6) napas melambat
7) tidak nyaman, bahkan menyakitkan
8) rasa tertekan, berat, atau sesak di dada
9) terasa lemas, bahkan tercekik
10) tidak bisa bernapas sama sekali
11) suara napas terdengar lebih keras
12) wajah terlihat kesakitan atau tertekan
13) lubang hidung membesar
14) bagian perut atau dada menonjol
15) wajah terlihat pucat
16) bibir terlihat membiru

D. Fisiologi
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan
memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul
kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak
di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera
kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia
mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi
lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan
tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan
atau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiod. Penemonia atau dengan penyakit
paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut (Brunner & Sudarth, 2001).

E. Klasifikasi
1) Dispnea akut
Terdapat beberapa masalah kesehatan atau penyakit yang menyebabkan
penderitanya mengalami sesak napas secara mendadak dan dalam waktu singkat.
Beberapa penyebab yang mendasari dispnea akut, antara lain:
a. asma
b. pneumonia
c. serangan panik (panic attack)
d. kecemasan (anxiety)
e. aspirasi (terdapat makanan atau zat lain yang masuk ke dalam paru)
f. menghirup suatu zat yang dapat terjebak ke dalam saluran pernapasan
g. alergi
h. refluks asam lambung (GERD)
i. trauma atau cedera di dada
j. emboli paru (penggumpalan darah pada paru)
k. efusi pleura (penumpukan cairan pada jaringan luar paru)
l. pneumotoraks
2) Dispnea kronis
Dispnea atau sesak napas kronis adalah kondisi yang memburuk seiring
dengan berjalannya waktu. Ketika kondisi ini semakin parah, Anda bahkan bisa
merasa kesulitan bernapas ketika melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat,
seperti naik tangga. Beberapa penyakit serta kondisi kesehatan yang dapat
menyebabkan dispnea kronis adalah:
a. masalah jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan
aritmia
b. masalah paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi
paru, dan kanker paru
c. obesitas atau kelebihan berat badan
d. penyakit kronis lainnya, seperti kanker, gagal ginjal, atau anemia
F. Kondisi terkait
1) Asma
Asma merupakan salah salah satu penyebab munculnya dyspnea. Saat kambuh,
asma akan menyebabkan saluran napas membengkak dan memproduksi lendir
secara berlebihan, yang akhirnya akan mengganggu aliran udara. Akibatnya,
penderita asma akan mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan nyeri
ketika sedang bernapas.
2) Keracunan karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida terjadi saat seseorang menghirup gas tersebut
dalam jumlah berlebihan. Gas karbon monoksida memiliki sifat mudah terikat
pada sel darah merah dan hemoglobin, sehingga akan ikut mengalir bersama
darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel serta jaringan. Saat
mengalami keracunan karbon monoksida, Anda akan merasakan gejala berupa
sesak napas, nyeri dada, pusing, dan mual.
3) Tekanan darah rendah (hipotensi)
Hipotensi atau tekanan darah rendah akan menyebabkan kurangnya pasokan
darah berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Pasokan darah yang kurang ini
akan menyebabkan Anda mengalami dyspnea. Selain itu, saat mengalami
hipotensi, Anda bisa merasa pusing, lemas, bahkan pingsan.
4) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
atau jamur. Kondisi ini membuat jaringan paru-paru yang terinfeksi tidak
berfungsi dengan baik, sehingga menimbulkan dyspnea atau sesak napas. Selain
itu, infeksi paru-paru akan menyebabkan demam, batuk, dan nyeri dada.
5) Gagal jantung
Gagal jantung juga bisa menyebabkan munculnya dyspnea. Kondisi ini terjadi
saat jantung tidak mampu lagi memompa darah ke seluruh tubuh secara normal,
sehingga sel-sel tubuh tidak memperoleh pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Penderita gagal jantung akan mengalami dyspnea, kesulitan bernapas, batuk, dan
cepat merasa lelah.
G. Pathways

H. Faktor- faktor yang mempengaruhi


1) Memiliki otot lemah , terutama otot yang terlibat dalam pernapasan seperti
diafragma
2) Menderita asma atau kondidi pernafasan kronis lainnya seperti COPD atau cystic
fibrosis
3) Kadar hemoglobin rendah
4) Mengalami kebiasaan perokok
5) Beraktivitas di lingkungan dengan pemicu asma
6) Adanya sumbatan jalan nafas misalnya tersedak
7) orang-orang berusia lanjut
8) bayi dan balita
9) orang-orang yang memiliki penyakit parah atau kronis
10) orang-orang dengan masalah pernapasan atau paru-paru
11) wanita yang sedang hamil
12) orang-orang dengan berat badan berlebih atau obesitas
I. Pemeriksaan Diagnostic
1) Pemerikasan gas-gas darah arteri
a. Hipoksemia
b. Ringan : PaO2 < 80 mmHg
c. Sedang : PaO2 < 60 mmHg
d. Berat : PaO2 < 40 mmHg
2) Pemeriksaan rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak
diketahui
3) Hemodinamik
Tipe I : peningkatan PCWP
4) EKG
a. Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan
b. Disritmia

J. Penatalaksanaan Klinis
1) Penatalaksanaan Medis
a. Obat-obatan
Tidak semua jenis sesak napas diberikan obat-obatan yang sama. Apabila
susah bernapas akibat serangan asma atau PPOK, akan diberi terapi obat
bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut berfungsi melebarkan
saluran pernapasan serta mengurangi peradangan. Jika dispnea yang dialami
disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia. Dalam kondisi tersebut,
diberikan terapi obat-obatan antibiotik.
b. Prosedur bedah atau operasi
Dalam beberapa kasus, kondisi sesak napas yang disebabkan oleh cedera
dada atau pneumotoraks mungkin memerlukan prosedur bedah atau operasi.
Untuk kasus pneumotoraks, akan memasang tube atau tabung di dalam dada
untuk mengurangi tekanan akibat pneumotoraks atau penumpukan cairan
dalam paru-paru. Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan
darah dalam paru, akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah
berlebih. Selain itu, Anda juga mungkin akan obat pengencer darah melalui
infus.
2) Penatalaksanaan Non Medis
a. Lakukan terapi nafas melalui mulut
Cara ini dapat membantu lebih banyak oksigen, sehingga laju pernapasan
akan melambat dan dapat bernapas dengan lebih efektif. Selain itu, bernapas
melalui mulut juga dapat membantu melepaskan udara yang terperangkap di
paru-paru.
b. Duduk dengan posisi semi fowler
c. Lakukan pernafasan dafragma
Bernapaslah dengan perlahan melalui hidung dan rasakan perut
mengembang ketika sedang bernapas. Hembuskan napas secara perlahan
melalui mulut. Berikan penekanan lebih ketika menghembuskan napas, dan
jaga agar waktunya lebih panjang dari biasanya.

K. Pengkajian
1) Wawancara
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Keadaan umum : lemah,
 Airway
- Peningkatan sekresi pernapasan
- Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
 Breathing
- Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
- Menggunakan otot aksesori pernapasan
- Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
 Circulation
- Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
- Sakit kepala
- Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
- Papiledema
- Penurunan haluaran urine
2) Pemeriksaan fisik
a. System pernafasaan :
 Inpeksi : kembang kembis dada dan jalan nafasnya
 Palpasi : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernafasaan
tertinggal
 Perkusi : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
 Auskultasi ; suara abnormal (wheezing dan ronchi)
b. System Kardiovaskuler :
 Inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah
trauma
 Palpasi ; bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
 Suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung
paradok
c. System neurologis
 Inpeksi ; gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
 Palpasi ; kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak
 Bagaimana tingkat kesadaran yang dialamu dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale
d. Pemeriksaan sekunder
a) Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
b) Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus, gagal nafas
Tanda :
- Tekanan darah
 Dapat normal / naik / turun
 Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema
umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir.
c) Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
d) Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
e) Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
f) Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
g) Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan

h) Nyeri atau ketidaknyamanan


Gejala :
- Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
Lokasi :
 Tipikal pada dada anterior, substernal , prekordial, dapat menyebar
ke tangan, ranhang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti
epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.
- Kualitas :
“Crushing ”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat
dilihat
- Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1 -10), mungkin pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi,
diabetes mellitus , hipertensi, lansia
i) Pernafasan:
Gejala :
- dispnea tanpa atau dengan kerja
- dispnea nocturnal
- batuk dengan atau tanpa produksi sputum
- riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
- peningkatan frekuensi pernafasan
- nafas sesak / kuat
- pucat, sianosis
- bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum
j) Interkasi social
Gejala :
- Stress
- Kesulitan koping dengan stressor yang ada missal : penyakit,
perawatan di RS
Tanda :
- Kesulitan istirahat dengan tenang
- Respon terlalu emosi ( marah terus-menerus, takut )
- Menarik diri

3) Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Mayor Depresi sistem saraf pusat Ketidak efektifan


pola nafas (Pola
DS: Nafas tidak efektif)
1. Dispnea
Ventilasi tidak adekuat
DO:
1. Penggunaan otot bantu
pernafasan
2. Fase ekspirasi memanjang Pernapasan dangkal
3. Pola nafas abnormal
(mis.takipnea, bradipnea,
hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes) Ketidakefektifan pola nafas

Minor
DS :
1. Ortopnea

DO :
1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-
posteror meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirai menurun
8. Ekskursi dada berubah

2
Mayor efusi pleura Kelebihan volume
cairan
DS : ( Hipervolemia)
1. Ortopnea Penumpukan cairan
2. Dispnea
3. Paroxymal nocturnal
dysepnea ( PND)
ekspansi paru menurun
DS :
1. Edema anakarsa
dan/edema perifer Kelebihan volume cairan
2. Berat badan meningkat (Hipervolemia)
dalam waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure
(JVG) dan /atau Central
Venous Pressure (CVP)
meningkat
4. Refleks hepatojugular
positif

Minor
DS :-

DO :
1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara napas
tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari
output (balans cairan
positif )
7. Kongesti paru

3 Mayor Trauma kecelakaan Gangguan Perfusi


DS:- jaringan (perfusi
DO: perifer tidak efektif)
1. pengisian kapiler >3 detik Cidera kepala
2. nadi perifer menurun atau tidak
teraba
3. akral teraba dingin Kesadaran menurun
4. warna kulit pucat
5. turgor ulit menurun
Minor Obstruksi jalan nafas
DS:
1. parastesia
2. nyeri ekstermitas (klaudikasi Gangguan perfusi jaringan
intermiten)
DO:
1. edema
2. penyembuhan luka lambat
3. indeks ankle-brachial <0,90
4. bruit femoral

L. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola nafas (Pola Nafas tidak efektif) berhubungan dengan
ventilasi tidak adekuat ditandai dengan dispnea
2. Kelebihan volume cairan ( Hipervolemia) berhubungan dengan penumpukan
cairan, ekspansi paru menurun ditandai dengan Edema anakarsa dan/edema
perifer
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ( Perfusi perifer tidak efektif )
berhubungan dengan cidera kepala, kesadaran menurun ditandai dengan

M. Rencana Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Ketidak Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas Observasi
efektifan pola intervensi keperawatan, Observasi 1) Memperhatika
nafas (Pola pola nafas membaik 1) Monitor pola nafas n pola nafas
Nafas tidak dengan kriteria : ( Frekuensi, pasien
efektif) 1) Ventilasi semenit kedalaman, usaha 2) Bunyi nafas
berhubungan meningkat nafas ) harus
dengan 2) Kapasitas vital 2) Monitor bunyi diperhatikan
ventilasi tidak meningkat nafas tambahan ( sebagai
adekuat ditandai 3) Diameter thorax mis. Gurgling, acuuan dalam
dengan dispnea anterior-posterior mengi, wheezing, proses
meningkat ronkhi kering) pengobatan
4) Tekanan 3) Monitor sputum 3) Memperhatika
ekspirasi (jumlah, warna, n adanya
meningkat aroma) sputum pada
5) Tekanan insoirasi Terapetik pasien
menibgkat 1) Pertahankan Terapetik
6) Dispnea menurun kepatenan jalan 1) Mempertahan
7) Penggunaan otot nafas dengan kan kepatenan
bantu nafas headtilt, dan chin- jalan nafas
menurun lift pada pasien
8) Pemanjangan 2) Posisikan Semi 2) Agara pasien
fase ekspirasi powler atau powler merasa lebih
menurun 3) Berikan minum air nyama
9) Orthopnea hangat 3) Air hangat
menurun Edukasi bisa
10) Pernapasam 1) Anjurkan asupan mencairkan
pursed-tip cairan 2000 ml/hari sputum dalam
menurun , jika tidak dikontra tenggorokan
11) Pernapasan indikasi Edukasi
cuping hidung 2) Ajarkan teknik 1) Mengonsumsi
menurun batuk efektif i cairan
12) Fekuensi nafas Kolaborasi seimbang
membaik 1) Kolaborasi 2) Megajarkan
13) Kedalaman nafas pemberian batuk efektif
membaik bronkodilator, agar pasien
14) Ekskursi dada ekspektoran, lebih nyaman
membaik mukolitik, jika perlu saat bernafas
Kolaborasi
Jika diperlukan maka
lakukanlah pemberian
bronkodilator

2. Kelebihan Setelah dilakukan Manajemen Obervasi


volume cairan ( intervensi keperawatan hypervolemia 1) Memeriksa
Hipervolemia) Keseimbangan cairan Obervasi tanda dan
berhubungan meningkat, dengan 1) Periksa tanda gejala
dengan kriteria hasil : dan gejala adanaya
penumpukan 1) Asupan cairan hipervolemua ( hypervolemia
cairan, ekspansi meningkat mis. Ortopnea, pada pasien
paru menurun 2) Haluaran urin dyspnea, 2) Agar
ditandai dengan meningkat edema, mengetahui
Edema anakarsa 3) Kelembaban JVP/CVP penyebab
dan/edema membrane mukosa meningkat, utama
perifer meningkat refleks terjadinya
4) Asupan makanan hepatojugular penyakit
meningkat positif, suara 3) Memonitor
5) Edema menurun nafas pemasukan
6) Dehidrasi menurun tambahan) dan
7) Asites menurun 2) Identifikasi pengeluaran
8) Konfusi menurun penyebab cairan pasien
9) Tekanan darah hivervolemia agar
membaik 3) Monitor intake memermudah
10) Denyut nadi radial dan output dalam proses
membaik cairan pengobatan
11) Tekanan arteri rata- Terapeutik Terapeutik
rata membaik 1) Timbang berat 1) Menimbang
12) Membran mukosa badan setiap berat badan
membaik hari pada agar selalu
13) Mata cekung waktu yang terkontrol
membaik sama perubahan
14) Turgor kulit membaik 2) Batasi asupan pada berat
15) Berat badan membaik cairan dan badan pasien
garam 2) Membatasi
3) Tinggikaan asupan cairan
kepala tempat agar tetap
tidur 30-40  aman
Edukasi 3) Agar pasien
1) Anjurkan merasa lebih
melapor jika nyaman
haluaran urine Edukasi
<0,5 ml/jam 1) Agar pasien cepat
dalam 6 jam diberikan tindakan
2) Anjurkan ika terjadi hal
melapor jika diluar dugaan
BB bertambah 2) Agar pasien cepat
>1 kg dalam diberikan tindakan
sehari ika terjadi hal
3) Ajarkan cara diluar dugaan
mengukur dan 3) Agar pasien dan
mencatat keluarga bisa tetap
asupan dan mengetahui
haluaran cairan perubahan yang
Kolaborasi trrjadi dan bahan
1) Kolaborasi observasi bagi
pemberian perawat terhadap
diuretic perkembangan
pasien
Kolaborasi
Memberikan diuretic
bisa dilakukan
sebagai jenis
pengobatan
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi Observasi
perfusi jaringan intervensi keperawatan, Observasi 1) Untuk mengetahui
perifer ( Perfusi Perfusi perifer 1) Periksa keadaan sirkulasi
perifer tidak meningkat dengan sirkulasi perifer perifer pasien
efektif ) kriteria hasil : 2) Identifikasi 2) Faktor resiko apa
berhubungan 1) Denyut nadi faktor resiko yang akan terjadi
dengan cidera perifer meningkat gangguan pada pasien
kepala, 2) Penyembuhan sirkulasi 3) Memonitor tanda
kesadaran luka meningkat 3) Monitor panas , tanda panas .
menurun 3) Sensasi kemerahan , bengkak sebagai
ditandai dengan meningkat nyeri atau pengkajian dalam
4) Warna kulit pucat bengkak pada proses
menurun ekstermitas keperawatan
5) Edema perifer Terapeutik Terapeutik
menurun 1) Hindari 1) Menghindarinya
6) Nyeri ekstermitas pemasangan karena akn terjadi
menurun infus atau masalah baru
7) Parastesia pengambilan /ganguan pada
menurun darah di area jaringan
8) Kelemahan otot keterbatasan 2) Jika tertekan
menurun perfusi maka akan terjadi
9) Keram otot 2) Hindari masalah pada
menurun pengukuran pasien
10) Bruit femoralis tekanan darah 3) Jika tertekan
menurun pada maka akan terjadi
11) Nektosis ekstermitas masalah pada
menurun dengan pasien
12) Pengisisa kapiler keterbatasan Edukasi
cukup membaik perfusi 1) Agar kesehatan
13) Akral cukup 3) Hindari pasien meningkat
membaik penekanan dan dengan
14) Turgor kulit pemasangan berolahraga
cukup membaik tourniquet pada
area yang
cedera
Edukasi
1) Anjurkan
berolahraga
rutin
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid III. Jakarta:EGC
PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan
III(Revisi).Jakarta
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan II.Jakarta
PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia(SLKI) Edisi Cetakan II.Jakarta
https://id.scribd.com/document/436019597/Pathway-Dispnea
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/doc/265074331/Lp-Dyspnea&ved=2ahUKEwib1-
u_46bvAhUjjuYKHTm2DHIQFjAOegQIGxAC&usg=AOvVaw17N7l-
ypffKl51wfWq2RsD
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pernapasan/pengertian-sesak-
napas/%3famp
https://www.alodokter.com/macam-macam-penyebab-dyspnea-dan-cara-
meredakannya

Anda mungkin juga menyukai