KEBUTUHAN OKSIGENASI
“SESAK NAFAS /DISPNEA”
DISUSUN OLEH :
B. Etiologi
1) Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat pernafasan yang
mengendalikan pernapasan, terletak dibawah batang otak (pons dan medulla)
sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2) Kelainan neurologis primer
Akan mempengaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam pusat
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke saraf
spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan
medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau pertemuan neuromuskular yang terjadi
pada pernapasan akan sangat mempengaruhi ventilasi.
3) Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi
paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas.
4) Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal nafas.
Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan perdarahan dari
hidung dan mulut dapat mengarah pada obstruksi jalan nafas atas dan depresi
pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan fraktur tulang iga dapat terjadi dan
mungkin menyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah
pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang
mendasar
5) Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau pnemonia
diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengiritasi dan materi lambung yang
bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah
beberapa kondisi lain yang menyebabkan gagal nafas.
D. Fisiologi
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital, frekuensi
penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt tindakan yang dilakukan
memberi bantuan ventilator karena “kerja pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul
kelelahan. Kapasitas vital adalah ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
Gagal nafas penyebab terpenting adalah ventilasi yang tidak adekuat dimana terjadi
obstruksi jalan nafas atas. Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan terletak
di bawah batang otak (pons dan medulla). Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera
kepala, stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia dan hiperkapnia
mempunyai kemampuan menekan pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi
lambat dan dangkal. Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa terjadi pernafasan
tidak adekuat karena terdapat agen menekan pernafasan dengan efek yang dikeluarkan
atau dengan meningkatkan efek dari analgetik opiod. Penemonia atau dengan penyakit
paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut (Brunner & Sudarth, 2001).
E. Klasifikasi
1) Dispnea akut
Terdapat beberapa masalah kesehatan atau penyakit yang menyebabkan
penderitanya mengalami sesak napas secara mendadak dan dalam waktu singkat.
Beberapa penyebab yang mendasari dispnea akut, antara lain:
a. asma
b. pneumonia
c. serangan panik (panic attack)
d. kecemasan (anxiety)
e. aspirasi (terdapat makanan atau zat lain yang masuk ke dalam paru)
f. menghirup suatu zat yang dapat terjebak ke dalam saluran pernapasan
g. alergi
h. refluks asam lambung (GERD)
i. trauma atau cedera di dada
j. emboli paru (penggumpalan darah pada paru)
k. efusi pleura (penumpukan cairan pada jaringan luar paru)
l. pneumotoraks
2) Dispnea kronis
Dispnea atau sesak napas kronis adalah kondisi yang memburuk seiring
dengan berjalannya waktu. Ketika kondisi ini semakin parah, Anda bahkan bisa
merasa kesulitan bernapas ketika melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat,
seperti naik tangga. Beberapa penyakit serta kondisi kesehatan yang dapat
menyebabkan dispnea kronis adalah:
a. masalah jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung kongestif, dan
aritmia
b. masalah paru, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi
paru, dan kanker paru
c. obesitas atau kelebihan berat badan
d. penyakit kronis lainnya, seperti kanker, gagal ginjal, atau anemia
F. Kondisi terkait
1) Asma
Asma merupakan salah salah satu penyebab munculnya dyspnea. Saat kambuh,
asma akan menyebabkan saluran napas membengkak dan memproduksi lendir
secara berlebihan, yang akhirnya akan mengganggu aliran udara. Akibatnya,
penderita asma akan mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan nyeri
ketika sedang bernapas.
2) Keracunan karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida terjadi saat seseorang menghirup gas tersebut
dalam jumlah berlebihan. Gas karbon monoksida memiliki sifat mudah terikat
pada sel darah merah dan hemoglobin, sehingga akan ikut mengalir bersama
darah ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel serta jaringan. Saat
mengalami keracunan karbon monoksida, Anda akan merasakan gejala berupa
sesak napas, nyeri dada, pusing, dan mual.
3) Tekanan darah rendah (hipotensi)
Hipotensi atau tekanan darah rendah akan menyebabkan kurangnya pasokan
darah berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Pasokan darah yang kurang ini
akan menyebabkan Anda mengalami dyspnea. Selain itu, saat mengalami
hipotensi, Anda bisa merasa pusing, lemas, bahkan pingsan.
4) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus,
atau jamur. Kondisi ini membuat jaringan paru-paru yang terinfeksi tidak
berfungsi dengan baik, sehingga menimbulkan dyspnea atau sesak napas. Selain
itu, infeksi paru-paru akan menyebabkan demam, batuk, dan nyeri dada.
5) Gagal jantung
Gagal jantung juga bisa menyebabkan munculnya dyspnea. Kondisi ini terjadi
saat jantung tidak mampu lagi memompa darah ke seluruh tubuh secara normal,
sehingga sel-sel tubuh tidak memperoleh pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Penderita gagal jantung akan mengalami dyspnea, kesulitan bernapas, batuk, dan
cepat merasa lelah.
G. Pathways
J. Penatalaksanaan Klinis
1) Penatalaksanaan Medis
a. Obat-obatan
Tidak semua jenis sesak napas diberikan obat-obatan yang sama. Apabila
susah bernapas akibat serangan asma atau PPOK, akan diberi terapi obat
bronkodilator atau steroid. Obat-obatan tersebut berfungsi melebarkan
saluran pernapasan serta mengurangi peradangan. Jika dispnea yang dialami
disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti pneumonia. Dalam kondisi tersebut,
diberikan terapi obat-obatan antibiotik.
b. Prosedur bedah atau operasi
Dalam beberapa kasus, kondisi sesak napas yang disebabkan oleh cedera
dada atau pneumotoraks mungkin memerlukan prosedur bedah atau operasi.
Untuk kasus pneumotoraks, akan memasang tube atau tabung di dalam dada
untuk mengurangi tekanan akibat pneumotoraks atau penumpukan cairan
dalam paru-paru. Jika kondisi sulit bernapas diakibatkan oleh penggumpalan
darah dalam paru, akan melakukan operasi untuk membuang gumpalan darah
berlebih. Selain itu, Anda juga mungkin akan obat pengencer darah melalui
infus.
2) Penatalaksanaan Non Medis
a. Lakukan terapi nafas melalui mulut
Cara ini dapat membantu lebih banyak oksigen, sehingga laju pernapasan
akan melambat dan dapat bernapas dengan lebih efektif. Selain itu, bernapas
melalui mulut juga dapat membantu melepaskan udara yang terperangkap di
paru-paru.
b. Duduk dengan posisi semi fowler
c. Lakukan pernafasan dafragma
Bernapaslah dengan perlahan melalui hidung dan rasakan perut
mengembang ketika sedang bernapas. Hembuskan napas secara perlahan
melalui mulut. Berikan penekanan lebih ketika menghembuskan napas, dan
jaga agar waktunya lebih panjang dari biasanya.
K. Pengkajian
1) Wawancara
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat kesehatan sekarang
d. Keadaan umum : lemah,
Airway
- Peningkatan sekresi pernapasan
- Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
Breathing
- Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi.
- Menggunakan otot aksesori pernapasan
- Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
Circulation
- Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
- Sakit kepala
- Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
- Papiledema
- Penurunan haluaran urine
2) Pemeriksaan fisik
a. System pernafasaan :
Inpeksi : kembang kembis dada dan jalan nafasnya
Palpasi : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan pernafasaan
tertinggal
Perkusi : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
Auskultasi ; suara abnormal (wheezing dan ronchi)
b. System Kardiovaskuler :
Inspeksi adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari daerah
trauma
Palpasi ; bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
Suara detak jantung menjauh atau menurun dan adakah denyut jantung
paradok
c. System neurologis
Inpeksi ; gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
Palpasi ; kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak
Bagaimana tingkat kesadaran yang dialamu dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale
d. Pemeriksaan sekunder
a) Aktifitas
Gejala :
- Kelemahan
- Kelelahan
- Tidak dapat tidur
- Pola hidup menetap
- Jadwal olah raga tidak teratur
Tanda :
- Takikardi
- Dispnea pada istirahat atau aaktifitas
b) Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah
tekanan darah, diabetes mellitus, gagal nafas
Tanda :
- Tekanan darah
Dapat normal / naik / turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
- Nadi
Dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah / kuat kualitasnya
dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia)
- Bunyi jantung
Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
- Murmur
Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung
- Friksi ; dicurigai Perikarditis
- Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
- Edema
Distensi vena juguler, edema dependent , perifer, edema
umum,krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel
- Warna
Pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa atau bibir.
c) Eliminasi
Tanda : normal, bunyi usus menurun.
d) Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir
tentang keuangan , kerja , keluarga
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri
e) Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah,
perubahan berat badan
f) Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
g) Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istrahat )
Tanda : perubahan mental, kelemahan
3) Analisa Data
Minor
DS :
1. Ortopnea
DO :
1. Pernafasan pursed-lip
2. Pernafasan cuping hidung
3. Diameter thoraks anterior-
posteror meningkat
4. Ventilasi semenit menurun
5. Kapasitas vital menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirai menurun
8. Ekskursi dada berubah
2
Mayor efusi pleura Kelebihan volume
cairan
DS : ( Hipervolemia)
1. Ortopnea Penumpukan cairan
2. Dispnea
3. Paroxymal nocturnal
dysepnea ( PND)
ekspansi paru menurun
DS :
1. Edema anakarsa
dan/edema perifer Kelebihan volume cairan
2. Berat badan meningkat (Hipervolemia)
dalam waktu singkat
3. Jugular Venous Pressure
(JVG) dan /atau Central
Venous Pressure (CVP)
meningkat
4. Refleks hepatojugular
positif
Minor
DS :-
DO :
1. Distensi vena jugularis
2. Terdengar suara napas
tambahan
3. Hepatomegali
4. Kadar Hb/Ht turun
5. Oliguria
6. Intake lebih banyak dari
output (balans cairan
positif )
7. Kongesti paru
L. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan pola nafas (Pola Nafas tidak efektif) berhubungan dengan
ventilasi tidak adekuat ditandai dengan dispnea
2. Kelebihan volume cairan ( Hipervolemia) berhubungan dengan penumpukan
cairan, ekspansi paru menurun ditandai dengan Edema anakarsa dan/edema
perifer
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer ( Perfusi perifer tidak efektif )
berhubungan dengan cidera kepala, kesadaran menurun ditandai dengan
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid III. Jakarta:EGC
PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan
III(Revisi).Jakarta
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi Cetakan II.Jakarta
PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia(SLKI) Edisi Cetakan II.Jakarta
https://id.scribd.com/document/436019597/Pathway-Dispnea
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/doc/265074331/Lp-Dyspnea&ved=2ahUKEwib1-
u_46bvAhUjjuYKHTm2DHIQFjAOegQIGxAC&usg=AOvVaw17N7l-
ypffKl51wfWq2RsD
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pernapasan/pengertian-sesak-
napas/%3famp
https://www.alodokter.com/macam-macam-penyebab-dyspnea-dan-cara-
meredakannya