Halama
n
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..............................................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................................3
C. Tanda dan Gejala....................................................................................................7
D. Patofisiologi...........................................................................................................9
E. Terapi.................................................................................................................11
F. Konsep Dasar AsuhanKeperawatan……………………………………..………........12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN....................................................................................................13
B. SARAN................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan hal yang sangat berharga bagi seluruh umat manusia tanpa
status kesehatan. Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar
tidak terdiagnosis dini, karena yang menonjol adalah gejala batuknya, bisa
dengan atau tanpa wheezing (mengi). Pada tahun 2018 jumlah kasus
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Dyspnea
b. Untuk mengetahui penyebab dari Dyspnea
c. Untuk mengetahui saja tanda dan gejala Dyspnea
d. Untuk mengetahui patofisiologi daro Dyspnea
e. Untuk mengetahui terapi yang digunakan pada penderita Dyspnea
f. Untuk memahami ASKEP pada penderita Dyspnea
A. Konsep Dasar Dyspnea
1. Pengertian Dyspnea
Dyspnea sering disebut sebagai Shortness Of Breath (SOB) merupakan
sensasi yang dirasakan ketika bernafas tetapi rasanya tidak cukup.
Pengertian Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas
ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit
paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan wilson, 2006).
2. Etiologi
Dyspnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati ini
hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam
keadaan patologis pada saluran pernapasan maka ruang mati akan meningkat.
Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran gas juga
akan terganggu dan juga dapat menyebabkan dyspnea.
Dyspnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan
terhadap compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance
paru maka makin besar gradien tekanan transmural yang harus dibentuk selama
inspirasi untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab
menurunnya compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya
jaringan paru dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang
sama.
3. Patofisiologi
Dyspnea berkaitan dengan ventilasi. Ventilasi dipengaruhi oleh kebutuhan
metabolic dari konsumsi oksigen dan eliminasi karbondioksida. Frekuensi
ventilasi bergantung pada rangsangan pada kemoreseptor yang ada di badan
karotid dan aorta. Selain itu, frekuensi ini juga dipengaruhi oleh sinyal dari
reseptor neural yang ada di parenkim paru, saluran udara besar dan
kecil, otot pernapasan, dan dinding toraks.
- Tensioninappropriateness yang menyatakan defek dasar dari Dypsnea
adalah ketidakcocokan antara tekanan yang dihasilkan otot pernafasan dengan
volume tidal (perubahan panjang). Kapanpun perbedaan tersebut muncul, Muscle
Spindle dari otot interkostal mentransmisikan sinyal yang membawa kondisi
bernapas menjadi sesuatu yang disadari. Reseptor jukstakapiler yang terlokasi di
interstitium alveolar dan disuplai oleh serat saraf vagal tidak termielinisasi akan
distimulasi oleh terhambatnya aktivitas paru. Segala kondisi tersebut akan
mengaktivasi refleks Hering - Breuer dimana usaha inspirasi akan dihentikan
sebelum inspirasi maksimal dicapai dan menyebabkan pernapasan yang cepat dan
dangkal. Reseptor jukstakapiler juga bertanggung jawab terhadap munculnya
Dyspnea pada situasi dimana terdapat hambatan pada aktivitas paru, seperti pada
edema pulmonal.
4. Manifestasi Klinis
Batuk dan produksi skutum
Batuk adalah pengeluaran udara secara paksa yang tiba - tiba dan biasanya
tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali.
Dada berat
Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada.
Mengi
Mengi merupakan bunyi pich yang tinggi saat bernapas. Mengi adalah
tanda seseorang mengalami kesulitan bernapas, Napas yang pendek dan
penggunaan otot bantu pernapasan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan memantau analisa gas
darah arteri dan pemeriksaan diagnostik foto thorak, EKG.
6. Komplikasi
pada paru - paru sampai pneumonia. Sesak napas juga dapat disebabkan karena
kehamilan (Price dan Wilson, 2006). Dalam bentuk kronisnya, sesak napas atau
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada pasien Dyspnea diantaranya
adalah:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
secret berlebih.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau
hiperventilasi
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
3. Intervensi
1) Diagnosa I
1) Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan secret berlebih.
2) Tujuan : Kebutuhan oksigen klien dapat terpenuhi
3) Kriteria hasil :
Sesak berkurang
Suara paru normal
Pola nafas normal
4) Intervensi :
a) Observasi TTV
b) Aukultrasi paru- paru setiap 2 jam sekali
c) Berikan posisi semi fowler
d) Ajarkan klien nafas dalam
e) Ajarkan cara batuk efektif
5) Rasional :
a) Mengetahui keadaan umum klien
b) Mengetahui akumulasi secret
c) Oksigen lebih banyak masuk
d) Membantu mengurangi sesak dan melebarkan jalan nafas
e) Mengurangi sesak nafas, member kenyamanan
2) Diagnosa II
1) Diagnosa : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau
hiperventilasi
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mencapai napas
efektif
3) Kriteria hasil :
mudah Tanda – tanda vital normal
Klien lebih bernafas
Tidak didapatkan penggunaan otot tambahan saat bernafas
4) Intervensi :
a) Observasi TTV
b) Posisikan Pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
c) Auskultasi suara napas, catat bila ada suara napas tambahan
d) Berikan tambahan oksigen masker/ oksigen nasal sesuai indikasi
e) Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
5) Rasional :
a) Mengetahui keadaan umum klien
b) Memposisikan pasien semi fowler supaya dapat bernafas optimal.
c) Deteksi terhadap pertukaran gas dan bunyi tambahan serta kesulitan
bernafas (ada tidaknya dispneu) untuk memonitor intervensi
d) Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi
e) Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum
3) Diagnosa III
1) Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi ventilasi.
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan pertukaran gas
teratasi.
3) Kriteria hasil :
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan Dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah)
AGD dalam batas normal
4) Intervensi :
a) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b) Observasi TTV
c) Berikan O2 sesuai indikasi
d) Pantau AGD Pasien
e) Pantau pernapasan
5) Rasional :
a) Ventilasi maksimal membuka area atelectasis.
b) Mengetahui keadaan umum klien
c) Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar dan dapat memperbaiki
hipoksemia jaringan.
d) Nilai AGD yang normal menandakan pertukaran gas semakin
membaik
e) Untuk evaluasi distress pernapasan
4. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan
keluarga.
Mengarahkan dan melaksankan rencana asuhan secara efesien dan aman.
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperlukan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan.
Tahapannya yaitu:
Mengakui kembali klien/pasien
Melakukan dan memodifikasi rencana perawatan yang sudah ada
Melakukan tindakan keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap atau proses akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan tercapai atau tidak .
Tabel 4.1 Tabel Grid
1 Mugihartadi mengetahui Deskriptif Tn. S (umur 22 tahun) dan Tn. P (32 Pengumpulan Berdasarkan hasil
dan Mei Rika penerapan
Handayani pemberian tahun) alamat Kebumen, Jawa Tengah, data tentang observasi yang
(2020), terapi
Pemberian oksigenasi agama pemberian didapatkan dari
Terapi dalam
oksigenasi mengurangi yangdianutadalahagamaislam,tanggalm terapi Tn. P dan Tn S
Dalam ketidakefektifan
Mengurangi pola nafas pada asuk oksigenasi menunjukkan
Ketidakefektif pasien
an Pola Nafas Congestive rumahsakitpadaTn.S24Juni2019sedang dalam bahwa ada
Pada Pasien Heart Failure
Congestive (CHF) di kan mengurangi perubahan pola
Heart Failure Ruang
(CHF) Di ICU/ICCU padaTn.Ppadatanggal25Juni2019,diagn ketidakefektif nafas menjadi
Ruang RSUD DR.
ICU/ICCU Soedirman osa medis congestive an pola nafas lebih baik, tidak
RSUD Dr. Kebumen.
Soedirman heart pada pasien mengalami sesak
Kebumen.
failure(CHF).
Congestive dan frekuensi
Pengukuran,
Wawancara
dan
Dokumentasi.
Instrumen
pengumpulan
data yang
meliputi:
Memasang
nasal kanul
Oksigen
menggunakan
SOP Rumah
Sakit.
Pedoman
observasi
respiratory
frekuensi
nafas.
2 Endah untuk eksperimen Sampel penelitian adalah sebagian menggunakan Hasil penelitian
Suprihatin, mengidentifika
Masamah Al si perbedaan semu pasien sindrom koroner akut yang lembar diperoleh tidak
Mahmuda, perubahan
Karno Efendi gambaran dengan diberi oksigen dengan nasal kanul yang observasi ada pengaruh
(2013), EKG pada
Perubahan pasien metode one dirawat di RSUD Arjawinangun Data pemberian
Gambaran sindroma
EKG Pasien koroner akut group Cirebon pada bulan Mei 2012 dianalisis oksigen melalui
Sindroma setelah
Koroner Akut pemberian pretest- dengan uji nasal kanul
Setelah oksigen
Pemberian dengan nasal posttest statistik terhadap
Oksigen Nasal kanul di
Kanul. RSUD McNemar perubahan
Arjawinangun
Cirebon. gambaran EKG
(P=0,250>α=0,05)
. Gambaran EKG
Pasien sindroma
koroner akut di
ruang ICU/ICCU
RSUD
Arjawinangun
sebelum
pemberian
oksigen melalui
nasal kanul
sebagian besar
(70%) adalah ST
30% yang
menunjukkan ST
Depresi.
Gambaran EKG
Pasien sindroma
koroner akut di
ruang ICU/ICCU
RSUD
Arjawinangun
setelah diberikan
oksigen melalui
nasal kanule
sebagian kecil
(40%) mengalami
gambaran EKG
ST elevasi dan
30% sudah
menunjukkan
gambaran EKG
isoelektrik
3 Febriyanti W. untuk quasi Teknik pengambilan sampel yaitu Instrumen Hasil penelitian
Takatelide mengetahui
Lucky T. pengaruh eksperimen consecutive sampling dengan jumlah yang menggunakan
Kumaat oksigenasi
Reginus T. nasal prong dengan 16 sampel. digunakan paired t test SaO2
Malara (2017), terhadap
Pengaruh perubahan rancangan untuk sebelum dan
Terpi saturasi
Oksigenasi oksigen pasien time series. intervensi sesudah 10 menit
Nasal Prong cedera kepala
Terhadap di Instalasi penelitian pertama, 10 menit
Perubahan Gawat Darurat
Saturasi RSUP Prof. adalah untuk pertama dan 10
Oksigen Dr. R. D.
Pasien Cedera Kandou pengukuran menit kedua
Kepala Di Manado.
Instalasi nilai saturasi didapat nilai p-
Gawat Darurat
RSUP Prof. oksigen value = 0,000 < α
Dr. R. D.
Kandou menggunakan 0,05. Hasil uji
Manado
alat pulse antara 10 menit
saturasi ANOVA
oksigen
berupa
lembar
observasi.
4 Fachri Tujuan Desain Populasi pada penelitian semua pasien Data Hasil penelitian
Toharudin penelitian
(2016), untuk penelitian asma yang di UPT Puskesmas Puri dikumpulkan menunjukkan
Pengaruh mengetahui
Teknik pengaruh ini quasy Kabupaten Mojokerto sebanyak 32 dengan terdapat
Relaksasi teknik
Nafas Dalam relaksasi nafas eksperimen orang. Sampel diambil dengan teknik instrument perbedaan
Terhadap dalam
Frekuensi terhadap dengan simple random sampling sebanyak 24 kuesioner dan frekuensi gejala
Sesak Nafas frekuensi
Pada Penderita sesak nafas pendekatan responden diolah dengan asma yang
Asma Di pada penderita
Wilayah Kerja asma di time series uji wilcoxon. dialami oleh
UPT wilayah kerja
Puskesmas UPT design. penderita asma
Puri Puskesmas
Kabupaten Puri sebelum dan
Mojokerto Kabupaten
Mojokerto. sesudah
pemberian
relaksasi nafas
dalam dimana
terdapat
penurunan gejala
asma yang
dialami oleh
responden.
Berdasarkan uji
T-Test didapatkan
nilai ρ = 0,000,
Hal ini
menunjukkkan
= 0,05 sehingga
terdapat pengaruh
teknik relaksasi
nafas dalam
terhadap frekuensi
penderita asma di
UPT Puskesmas
Puri
Mojokerto.Tindak
an terapi relaksasi
nafas dalam
efektif dalam
membantu pasien
mengeluarkan
sputum yang
sudah mengental
di saluran
pernafasan atas
perubahan
frekuensi nafas
responden
5 Sugih Penelitian ini Jenis Dilakukan pada 16 responden dengan Pengumpulan Hasil penelitian
Wijayati, untuk penelitian ini tehnik total sampling yang memenuhi
Dian adalah Pra kriteria inklusi.
Hardiyanti Experimental
Ningrum,
Putrono
(2019),
Pengaruh mengetahui dengan Data penelitian di analisa menggunakan data di
Posisi Tidur pengaruh
Semi Fowler posisi tidur rancangan uji dependent t– test. dengan
45° terhadap semi Fowler
Kenaikan Nilai 45° terhadap Pre and wawan
Saturasi kenaikan nilai
Oksigen pada saturasi Post Test dan obs
Pasien Gagal oksigen pada
Jantung pasien gagal One Group
Kongestif di jantung
RSUD kongestif di Design.
Loekmono RSUD dr.
Hadi Kudus Loekmono
Hadi Kudus.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
pemberian oksigen
oksigen.
B. Saran
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Beare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Ed. 8. Vol. 3. Jakarta : EGC
Sudoyo AW, Setiohadi B, dkk. (2009).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Interna.
Smeltzer, Suzanne. (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC
Syandi, Janrizky Praerda. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi pada Tn. S Di Ruang Inayah Pku Muhammadiyah Gombong
Jurnal Stikes Muhammadiyah Gombong.
Wartonah & Tarwoto. 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Mugihartadi, Mei Rika Handayani. "PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI DALAM
MENGURANGI KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS PADA PASIEN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG ICU/ICCU RSUD DR.
SOEDIRMAN KEBUMEN." Nursing Science Journal (NSJ) 1.1 (2020): 1-6.
( http://journal.akperkabpurworejo.ac.id/index.php/nsj/article/view/13 )
Suprihatin, Endah, and Masamah Al Mahmuda Karno Efendi. "PERUBAHAN
GAMBARAN EKG PASIEN SINDROMA KORONER AKUT SETELAH
PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL THE PATIENT'S EKG CHANGES
IN ACUTE CORONARY SYNDROME AFTER NASAL CANNULA OXYGEN
ADMINISTERED." JURNAL KEPERAWATAN 6.3 (2013): 120-123.
( http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/12/ )
Takatelide, Febriyanti W., Lucky T. Kumaat, and Reginus T. Malara. "Pengaruh
Terapi Oksigenasi Nasal Prong Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen
Pasien Cedera Kepala Di Instalasi Gawat Darurat Rsup Prof. Dr. RD Kandou
Manado." Jurnal Keperawatan 5.1 (2017).
( http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/HealthyTadulako/article/view/14052 )
Wijayati, Sugih, Dian Hardiyanti Ningrum, and Putrono Putrono. "Pengaruh Posisi
Tidur Semi Fowler 450 Terhadap Kenaikan Nilai Saturasi Oksigen Pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif Di RSUD Loekmono Hadi Kudus." Medica
Hospitalia: Journal of Clinical Medicine 6.1 (2019): 13-19.
(http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/vie
w/372 )