Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS DYSPNEA

PADA PASIEN Tn. S


DI RUANGAN PERAWATAN ALAMANDA
RSUD POLEWALI MANDAR

NAMA : NURAENI
NIM : B0218314

CI LAHAN CI INSTITUSI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DYSPNEA (SESAK NAPAS)

A. Pengertian Dyspnea
Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak nafas. Kondisi ini terjadi karena
tidak terpenuhinya pasokan oksigen keparu-paru yang menyebabkan pernapasan
menjadi cepat, pendek dan dangkal. Sesak napas adalah suatu gejala dari
beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis. Sesak napas juga dikenal dengan
istilah “Shortness Of Breath”. Kejadian-kejadian sesak nafas bergantung dari
tingkat keparahan dan sebabnya. Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari
kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-paru,
tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi
pasien. Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan
memikirkan penyebabnya. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara,
sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot
dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada. Dispnea adalah kesulitan
bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh tidak
sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dispnea adalah perasaan
subyektif dimana seseorang merasa kekurangan udara yang dibutuhkan untuk
bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada pasien dengan kelainan
jantung dan paru – paru. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas
ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit
paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Anatomi
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinx
trachea, bronkus, dan bronkiolus. 1) Hidung Nares anterior adalah saluran-saluran di
dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai
vestibulum. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan
pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan dengan selaput lendir
sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Septum nasi
memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang
rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua
sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh
sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan
melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae
superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membran mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap
cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os
sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum
nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari
sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus
olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.

C. Etiologi
Sesak napas dapat terjadi karena system pernapasan dan dan sirkulasi darah 
tidak mampu mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh. Namun, di samping itu,
sesak napas juga bisa menjadi gejala dari gangguan psikis seseorang.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis gangguan yang bisa
menyebabkan sesak napas:

1. Gangguan pada Paru-paru


Sesak napas akibat gangguan pada paru-paru dapat terjadi karena adanya
hambatan pada saluran udara, luas permukaan paru-paru yang berkurang, atau
paru-paru yang tidak elastis. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang
panjang (kronis) atau pendek (akut).
Beberapa gangguan pada paru yang dapat menimbulkan sesak napas kronis
adalah:
a. Penyakit paru obstruktif kronis
b. Asma
c. Penyakit paru interstisial
d. Bronkiektasis
e. Asbestosis
f. Kanker paru-paru

Sementara itu, gangguan pada paru yang dapat menimbulkan sesak napas
akut, di antaranya:
a. Serangan asma
b. Emboli paru
c. Infeksi paru, seperti pneumonia dan COVID-19
d. Pneumothorax
e. Penumpukan cairan di paru-paru

2. Gangguan pada Jantung


Sesak napas akibat gangguan pada jantung dapat terjadi ketika jantung tidak
mampu memompa darah yang berisi oksigen dengan optimal. Sejumlah gangguan
pada jantung yang dapat menimbulkan sesak napas adalah:
a. Penyakit jantung coroner
b. Aritmia
c. Gagal jantung kongestif
d. Penyakit katup jantung
e. Perikarditis

3. Gangguan Psikis
Sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi karena otot pernapasan
mengalami ketegangan sebagai respons dari stres atau serangan panik. Gangguan
psikis yang dapat menimbulkan sesak napas, antara lain:
a. Gangguan kecemasan
b. Gangguan somatoform

4. Faktor Resiko Sesak Napas


Sesak napas dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sesak napas, yaitu:
a. Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas
b. Terlalu kurus
c. Menderita penyakit yang melemahkan otot, seperti myasthenia gravis
atau distrofi otot
d. Menderita anemia
e. Merokok
f.Bekerja di lingkungan yang penuh polusi atau debu
g. Berada di dataran tinggi

D. Gejala Sesak Napas


Sesak napas adalah kondisi ketika seseorang kesulitan dalam bernapas.
Kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu, seperti gangguan pada paru.
Seseorang yang mengalami sesak napas biasanya mengalami keluhan seperti
berikut:
a. Sensasi dada seperti terikat atau tidak bisa bergerak bebas
b. Perasaan seperti perlu menarik napas lebih banyak atau lebih cepat
c. Tubuh merasa tidak cukup mendapatkan udara
d. Sulit menarik napas yang dalam

E. Komplikasi dan Bahaya Sesak Napas


Kekurangan oksigen adalah salah satu efek dari terjadinya sesak napas.
Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi, yaitu kebingungan atau kehilangan
kesadaran.
Jika tidak juga mendapat penanganan, kondisi kekurangan oksigen akan
semakin parah dan dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius, seperti:

a. Hipoksemia
b. Hipoksia

c. Gagal napas

d. Kerusakan otak

e. Gagal ginjal

F. Pencegahan Sesak Napas


Risiko terkena sesak napas bisa dikurangi dengan melakukan pencegahan
terhadap gangguan yang dapat menyebabkan kondisi ini. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah gangguan tersebut adalah:

a. Menghindari asap rokok, zat iritan, alergen, dan polusi udara lainnya
b. Mencukupi asupan air putih setiap harinya
c. Berolahraga secara rutin
d. Menjaga berat badan agar tetap ideal
e. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti sayur, buah
buahan,dan biji-bijian
f.Merencanakan perjalanan dengan matang agar terhindar dari cuaca dan
kondisi yang buruk
g. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan

h. Menjaga jarak dengan orang yang sedang mengalami infeksi saluran


pernapasan

G. Patofisiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. 5. Klasifikasi Penyakit Dispnea
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Inspiratori dispnea, yakni kesukaran
bernapas pada waktu inspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk
memasuki paru-paru. b) Ekspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada
waktu ekspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-
paru. c) Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit jantung.
d) Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena olahraga. e)
Exspansional dispnea, dispnea yang disebabkan oleh karena kesulitan exspansi
dari rongga toraks. f) Paroksismal dispnea, yakni dispnea yang terjadi sewaktu-
waktu, baik pada malam maupun siang hari. g) Ortostatik dispnea, yakni dispnea
yang berkurang pada waktu posisi duduk. Pembagian tersebut di atas tidak
berdasarkan atas klasifikasi etiologi maupun tipe dispnea, akan tetapi istilah-
istilah tersebut sering dipergunakan. Berdasarkan etiologi maka dispnea dapat
dibagi menjadi 4 bagian, yakni: a) Kardiak dispnea, yakni dispnea yang
disebabkan oleh karena adanya kelainan pada jantung. b) Pulmunal dispnea,
dispnea yang terjadi pada penyakit jantung. c) Hematogenous, dispnea yang
disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya dispnea
ini berhubungan dengan exertional (latihan). d) Neurogenik, dispnea terjadi oleh
karena kerusakan pada jaringan otot-otot pernapasan. 6. Manifestasi Klinis 1)
Batuk dan produksi skutum Batuk adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba
– tiba dan biasanya tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali. 2) Dada
berat Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada
berat diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan
lain untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang berat dibagian
dada rata - rata orang mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang
memegang jantungnya 3) Mengi
Mengi merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika
udara mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang
mengalami kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar saat ekspirasi, namun
bisa juga terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas
menyempit atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada
seseorag yang mengalami gangguan pita suara. 4) Napas yang pendek dan
penggunaan otot bantu pernapasan

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Penanganan Umum Dispnea
a. Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring
dengan bantal yang tinggi.
b. Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit tergantung derajat
sesaknya.
c. Pengobatan selanjutnya diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita.

2. Terapi Farmako
a. Olahraga teratur
b. Menghindari alergen
c. Terapi emosi

3. Farmako
a. Quick relief medicine

b. Pengobatan yang digunakan untuk merelaksasi otot-otot saluran


pernapasan, memudahkan pasien bernapas dan digunakan saat serangan
datang. Contoh : bronkodilator
c. Longreliefmedicin
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN UMUM


DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS

Nama : Tn.S Ruang Rawat : Alamanda

Umur : 61 Tahun No. Rekam Medik : 083082

Pendidikan : SMA Tgl/Jama Masuk : 08/10/2021 ,18:15 wita

Pekerjaan : TNI Polri Tgl/Jam Pengambilan Data :20-10-2021, 08:30 wita

Suku : Mandar Diagnosa Masuk : Dyspanea, TB on Treatment

Agama : Islam Cara masuk : ()Berjalan () Kursi Roda (√) Brankar

Status perkawinan :Kawin Pindahan Dari :

Alamat : Pengkabata/Polewali

Sumber Informasi : melalui pengkajian dan Rekam medik

B. RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan Utama Sesak nafas

Keluhan saat ini Pasien mengatakan kepala terasa pusing dan pasien juga mengeluh nyeri pada bagian dada

() Tidak pernah opname (√) Pernah opname dengan sakit : Di RS : RSUD Poelewali Mandar

Pernah mendapat pengobatan : ( ) Tidak (√) Ya

BB Sebelum Sakit : 60 Kg Pernah Operasi : () Tidak (√) Pasca Operasi Hari Ke :


C. KEADAAN UMUM

Kesadaran : (√ ) CM ( ) Somnolen ( ) Apatis ( ) Soporos Koma ( ) Koma Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya :

( ) Tidak ( ) Ya

D. KEBUTUHAN DASAR

RASA NYAMAN NYERI

- Suhu :360C ( ) Gelisah (√ ) Nyeri ( ) Skala Nyeri :4 (0-10)

- Gambaran nyeri :

- Lokasi Nyeri : Abdomen Frekuensi : Durasi : menit

- Respon Emosional : Baik Lain-lain :

Masalah Keperawatan :

(√) Nyeri ( ) Hipertermia ( ) Hipotermia

NUTRISI KEBERSIHAN PERORANGAN


- TB :165 Cm BB : kg - Kebiasaan mandi : x sehari
- Kebiasaan makan :3 x/hari Teratur (√ ) Tidak teratur () - Cuci rambut : x sehari
- Keluhan saat ini : - Kebiasaan gosok gigi : x/hari
( √) TAK ( ) Tidak Nafsu makan () Mual ( ) Muntah - Kebersihan badan : (√) Bersih ( ) Kotor
- Keadaan rambut : (√) Bersih () Kotor
( ) Sukar/Sakit Menelan ( ) Sakit gigi ( ) Stomatiti
- Keadaan kulit kepala : (√) Bersih ( ) Kotor
( ) Nyeri ulu hati/salah cernah, yang berhubungan dengan pasien telat
- Keadaan kuku : (√ ) Pendek ( ) panjang (√) Bersih () Kotor
makan, pasien tidak suka makan daging ayam
- Di sembuhkan dengan :
- Keadaan vulva/perineal : ( ) Bersih ( ) Kotor : Px privasi
- Pembesaran tiroid : tidak
- Keluhan saat ini : (√) TAK ( ) Eritema ( ) gatal-gatal ( ) luka
- Penampilan lidah : Bising Usus : x/menit
- Integritas kulit : (√) TAK ( ) Jaringan parut ( ) kemerahan ( ) laserasi ( ) userasi ( )
- (√) terpasang Infus ekimosis ( ) lepuh ( ) Drainase
(dimulai tgl :20-10-2021 Jenis cairan:sodium tpm Dipasang di - Luka bakar : (Tidak ada)
: Ruangan alamanda - Tandai lokasi dengan menggambar bentuk depan dan belakang tubuh
- Porsi makan yang di habiskan : Dihabiskan - Keadaan Luka: ( ) Bersih ( ) Kotor
- Makanan yang di sukai : Capcai - Lain-lain
- Diet : Tidak
- Lain-lain : Tidak ada

Masalah keperawatan : tidak ada Masalah Keperawatan : Tidak ada


( ) Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan ( )Penurunan Rawat diri
( ) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan () Gangguan integritas kulit

CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN


- Kebisaan minum : 600 cc/hari Jenis : Air - Aktivitas waktu luang :
Meneral Aktivitas/Hoby :
- Turgor kulit : () Kering ( ) Tidak elastic ( ) Baik - Kesulitan bergerak : () Tidak (√ ) Ya
- Punggung kuku :Normal Warna : Merah muda - Kekuatan otot :

- Pengisian kapiler : detik


- Mata cekung : () Tidak () Ya : Ka/Ki
+
- Tonus otot :
- Konjungtiva : Sklera :
- Keluhan saat ini : : ( ) Tidak ( )Ya
- Edema : ( ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
- Terpasang infuse : () Tidak (√ ) Ya:20 tts/menit di ; cairan : RL ( ) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot
( ) Kelelahan ( ) Amputasi ( ) Deformitas
Kelainan bentuk ekstremitas :
- Pelaksanaan aktivitas : () Mandiri (√) Parsial ( ) Total
- Lain-lain :
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu : mandi, BAB, mengatur posisi berbaring
- Lain-lain :
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
( √) Penurunan volume cairan (√ ) Hambatan mobilitas fisik
( ) Kelebihan volume cairan
ELIMINASI OKSIGENIASI

- Kebisaan BAB : 1x/hari BAK : 1 x/hari - Nadi :101 x/menit Pernafasan :31 x/menit

- Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya. Jenis : - TD :116/83 mmHg Bunyi Nafas :

- Menggunakan diuretik : (√ ) tidak ( ) ya. Jenis : - Sirkulasi oksigenasi : (√ )TAK ( )Pusing ( ) Sianosis ( ) akral dingin ( ) clubbing

- Keluhan BAK Saai ini : finger

( ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) disuria ( ) Keseringan ( - Dada : () TAK () retraksi dada ( ) nyeri dada

) Urgensi ( ) Nocturia ( ) berdebar-debar ( ) defisiensi trackhea ( ) bunyi jantung Normal (frekwensi :

- Peristaltik usus : x/m ( )Mur-mur ( ) gallop

(√ ) tidak ada peristaltik ( ) Hiperperistaltik - Riwayat penyakit : ( ) bronchitis ()Asma

- Keluhan BAB saat ini : ( ) Tuberkulosis ( ) Empisema ( ) hipertensi ( ) demam rematik ( ) flebitis ( )

() Belum BAB selama di RS kesemutan


Lain-lain : Kolestrol, asam urat
-
- Abdomen : Lunak/keras : lunak
Massa : Ukuran/lingkar Abdomen :
- Terpasang kateter urine : ( ) Tidak () ya (dimulai tgl :
di :
- Pengguna alkohol : Jumlah/frekwensi :
- Lain-lain :

Masalah keperawatan Masalah keperawatan


( ) Diare ( ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi urin ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
( ) Ggn pertukarn gas ( ) Penurunan Curah Jantung
() Risiko ganguan perfusi jaringan.......................
TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA
- Kebiasaan tidur : (√) Malam (√) Siang - Refleksi : (√) TAK ( ) kelumpuhan
- Lama Tidur : Malam :7 Jam Siang : jam - Penglihatan : (√) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : - Pendengaran: (√ ) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : (√ ) tidak ( ) Ya, - Penciuman : (√) TAK ( ) masalah :
- dipengaruhi oleh faktor : - Perabaan : (√) TAK ( ) masalah :
- Lain-lain : - Lain-lain :

Masalah Keparawatan Masalah Keparawatan


() gangguan pola tidur ( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma ( ) Gannguan presepsi sensorik
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Alergi / sensitivitas : tidak ada
Kesadaran : () mengantuk ( ) letargi ( ) stupor
Perubahan system imun sebelumnya :Baik Penyebab : Akibat pembengkakan pada bagian
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) delusi ( ) halusinasi afek
(gambarkan) : kaki
- Memori : saat ini : baik yang lalu :
Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) :privasi
- Kaca mata: tidak
Perilaku resiko tinggi : periksa :
- Kontak lensa : tidak

- Alat bantu dengar : (√) tidak ( ) ya di : Transfuse darah/jumlah :tidak Kapan : Gambaran reaksi :

- Ukuran/reaksi pupil : mm ka/ki : isokor/an isokor Riwayat cedera kecelakaan :Tidak ada

- Facial drop : (√) tidak ( ) kaku kuduk ( ) tidak ( ) ya close fraktur tibia fibula

- Genggaman tangan/lepas : ka/ki : postur : Masalah punggung : tidak ada

- Koordinasi :.............refleks patella ka/ki : Pembesaran nodus : Kekuatan umum :

- Refleks tendom dalam bisep/trisep : Cara berjalan :

- Kernig sign : ( ) tidak ( ) ya

- Babinsky : () tidak ( ) ya

- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya

- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK

( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi oportunistik

baru).
SEKSUALITAS

- Aktif melakukan hubungan seksual : () tidak () ya Pria

- Penggunaan kondom : tidak - Gangguan Prostat :

- Masalah-masalah/kesulitan seksual : tidak ada - Sirkumsisi : ( ) tidak () ya Vasektomi : () Tidak ( ) Ya

- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat Wanita - Payudara/testis : Tanda ( Obyektif)

- Usia menarke : privasi Pemeriksaan : payudara/Penis/Testis : Kulit

- Thn, lamanya siklus : genetalia/Lest :

- Durasi :

- Periode menstruasi terakhir :

- Perdarahan antar periode

Masalah Keperawatan : ( ) Perdarahan () Gangguan citra tubuh ( ) Disfungsi seksualitas ( ) Gangguan pemenuhan kebutuhan

seksualitas
KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL
- Lama perkawinan :2006 , hidup dengan: istri dan anak - Sosiologis : (√ ) TAK ( ) menarik diri
- Masalah-masalah kesahatan/stress : (√ ) komunikasi lancar () komunikasi tidak lancar ( ) afasia ( ) isolasi diri ( )
- Cara mengatasi stress : amuk

- Orang Pendukung Lain : Keluarga - Perubahan bicara : tidak ada

- Peran Dalam Struktur Keluarga : Istri - Adanya laringektomi :


- Komunikasi verbal/nonverbal dengan keluarga/orang terdekat lain : baik
- Spiritual : (√ ) TAK
- Masalah-masalah Yang berhubungan Dengan
- Kegiatan keagamaan : shalat, mengaji
Penyakit/Kondisi :
- Lain-lain :
- Psikologis : (√ )Tak ()gelisah ( )Takut
( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( ) acuh tak acuh ( )Marah ( )
Mudah Tersinggung
( ) Merasa Kurang sempurna ( ) Eurofik ( ) tidak Sabar
- Lain-lain :

Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah

E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN


1. Bahasa dominan (khusus) : bahasa indonesia
( ) Buta huruf : Ô Ketidakmampuan belajar khusus :
( ) Keterbatasan kognitif :

2. Informasi yang telah disampaikan :


( ) pengaturan jam besuk ( ) hak dan kewajiban klien ( ) tim / petugas yang merawat ( ) lain-lain : informasi tentang sakit yang di derita

3. Masalah yang telah dijelaskan :


( ) perawatan diri dirumah sakit (√) obat-obatan yang diberikan ( )lain-lain : Obat yang diresepkan (lingkari dosis yang terakhir) :

Obat Dosis Waktu Diminum secara teratur Tujuan

Riwayat pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas :


Obat-obatan jalanan / jamu :
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir :

4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) :


( ) diabetes mellitus ( ) tuberculosis ( )penyakit jantung ( ) stroke ( ) TD tinggi
( ) epilepsy ( ) penyakit ginjal ( ) kanker ( ) penyakit jiwa ( ) lain-lain
F. DATA GENOGRAM

Keterangan:

: Laki-laki : Laki-laki (Meninggal)

: Perempuan : Perempuan (Meninggal)


G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)
DATA FOKUS

Nama Pasien : Tn. Subardin Dx. Medik : Dyspnea


Umur : 61 Thn Ruangan : Alamanda
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal :20-10-2021

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

- Pasien mengeluh nyeri pada bagian


dada dan sesak TTV ;
- Pasien mengeluh kepala terasa TD: 116/83 mmHg
pusing Suhu : 36
Nadi : 101x/menit
Pernafasan : 31x/menit
ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. Subarding Dx. Medik : Dyspnea


Umur : 61 tahun Ruangan : Alamanda
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal : 20-10-2021
MASALAH
No. DATA KEPERAWATAN
1 2 4
DS: 1. Nyeri
- Pasien mengeluh nyeri
2. Pola nafas tidak efektif
pada bagian dada Dan sesak
- Pasien mengeluh kepala 3. Resiko cedera
terasa pusing

DO:
- Pasien Nampak meringis
bila nyeri kambu lagi

Vital sign:
TD= 116/83 mmHg
N = 101x/menit
R = 31 x/menit
S = 36˚C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. Subarding Dx. Medik : Dyspnea
Umur : 6 tahun Ruangan : Alamanda
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal :20-10-2021
TGL
TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TERAT
DITEMUKAN
ASI
1. Gangguan mobilitas fisik dengan 20-10-2021
nyeri dada ditandai dengan pasien
sulit bergerak

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan


dengan hambatan upaya nafas ditandai
dengan pasien mengeluh sesak nafas
3. Resiko cedera berhubungan dengan
pasien mengeluh pusing
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :Tn. Subarding Dx. Medik: Dyspnea


Umur : 61 Thn Ruangan : Alamanda
Jenis Kelamin : laki=laki Tanggal :20-10-2021

PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN &
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 2 3 4 5
Gangguan mobilitas Setelah di Dukungan - menentuk
fisik dengan nyeri lakukan tindakan mobilitas an gerak
dada ditandai dengan 1 x 24 jam di Observasi yang akan
pasien sulit bergerak harapkan - identifikasi dilakukan
mobilitas fisik adanya - mengetah
membaik kriteria nyeri atau ui
hasil: keluhan perkemba
- toleransi fisik ng klien
ativitas lainnya - agar
membaik - identifikasi pasien
- dapat toleransi dan
melakuka fisik keluaga
n melakukan dapat
pergeraka pergerakan mengetah
n sendi - monitor ui alsan
- frekuensi pemberia
jantung n latihan
dan
tekanan
darah
sebelum
memulai
mobilisasi
- monitor
kondisi
umum
selama
melakukan
mobilisasi
Terapeotik
- fasilitasi
aktivitas
mobilitas
dengan alat
bnatu
- fasilitasi
melakukan
pergerakan
- libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien
dalam
meningkat
kan
pergerakan
Edukasi
- jelaskan
tujuan
prosedur
mobilisasi
- anjurkan
melakukan
mobilisasi
dini
-
2 Pola nafas tidak Setelah di Manajemen jalan - Beberapa
efektif berhubungan lakukan tindakan nafas derajat
dengan hambatan keperawatan di Mengidentifikasi spasme
upaya nafas ditandai harapkan pola dan mengelola bronkus
dengan pasien nafas membaik kepatenan jalan terjadi
mengatakan sesak dengan kriteria nafas dengan
nafas hasil: Observasi obstruksi
- Tekanan - Monitor jalan
espirasi (frekuensi, nafas
meningkat kedalaman, - Tak
- Penggunaan usaha ipenea
obat bantu nafas) biasanya
nafas - Monitor ada pada
menurun bunyi nafas beberapa
- Frekuensi tambahan derajat
nafas - Monitor dan dapat
membaik sputum ditemuka
n selama
Terapiutik stress
- Posisikan atau
semi- proses
Flwler atau infeksi
fwoler akut
- Berikan - Batuk
minum dapat
hangat menetap
- Lakukan tetapi
fisioterapi tidak
dada efektif
- Keluarkan khususny
sumbatan a sakit
benda akut atau
padat kelemaha
dengan n batuk
forsep paling
McGiil efektif
- Berikan pada
oksigen posisi
jika perlu duduk
Edukasi tinggi
- Anjurkan atau
asupan kepala
cairan dibawa
2000ml/har setelah
i, jika tidak perkusi
kontradiksi - Kental
- Ajarkan tebal dan
batuk banyakny
efektif a sekresi
adalah
sumber
utama
pola nafas
tidak
efektif
3. Resiko cedera Setelah di Manajemen -
berhubungan dengan lakukan tindakan keselamatan
pasien mengeluh keperawatan di lingkungan
pusing harapkan resiko Observasi
cedera dapat - Identivikas
teratasi dengan i
kriteria hasil: kebutuhan
- Keamanan keselamata
lingkungan n
- Koordinasi - Monitor
pergerakan perubahan
- Kinerja status
pengasuhan keselamata
n
lingkungan
Terapeutik
- Hilangkan
bahaya
keselamata
n
lingkungan
moditifikas
i
lingkungan
untuk
menghilan
gkan
bahaya dan
resikosedia
kan alat
bantu
keamanan
lingkungan
- - gunakan
perangkat
pelindung
Edukasi
- Ajarkan
individu
,keluarga
dan
kelompok
resiko
tinggi
bahaya
lingkungan
-

Anda mungkin juga menyukai