NAMA : NURAENI
NIM : B0218314
CI LAHAN CI INSTITUSI
A. Pengertian Dyspnea
Dyspnea adalah istilah medis untuk sesak nafas. Kondisi ini terjadi karena
tidak terpenuhinya pasokan oksigen keparu-paru yang menyebabkan pernapasan
menjadi cepat, pendek dan dangkal. Sesak napas adalah suatu gejala dari
beberapa penyakit yang dapat bersifat kronis. Sesak napas juga dikenal dengan
istilah “Shortness Of Breath”. Kejadian-kejadian sesak nafas bergantung dari
tingkat keparahan dan sebabnya. Perasaan itu sendiri merupakan hasil dari
kombinasi impuls (rangsangan) ke otak dari saraf yang berakhir di paru-paru,
tulang iga, otot dada, atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi
pasien. Pada beberapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan
memikirkan penyebabnya. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara,
sesak napas yang tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot
dada, merasa tercekik, atau rasa kejang di otot dada. Dispnea adalah kesulitan
bernapas yang disebabkan karena suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh tidak
sebanding dengan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Dispnea adalah perasaan
subyektif dimana seseorang merasa kekurangan udara yang dibutuhkan untuk
bernapas dan biasanya merupakan keluhan utama pada pasien dengan kelainan
jantung dan paru – paru. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas
ditandai dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit
paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru
(emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
C. Etiologi
Sesak napas dapat terjadi karena system pernapasan dan dan sirkulasi darah
tidak mampu mengedarkan cukup oksigen untuk tubuh. Namun, di samping itu,
sesak napas juga bisa menjadi gejala dari gangguan psikis seseorang.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis gangguan yang bisa
menyebabkan sesak napas:
Sementara itu, gangguan pada paru yang dapat menimbulkan sesak napas
akut, di antaranya:
a. Serangan asma
b. Emboli paru
c. Infeksi paru, seperti pneumonia dan COVID-19
d. Pneumothorax
e. Penumpukan cairan di paru-paru
3. Gangguan Psikis
Sesak napas akibat gangguan psikis dapat terjadi karena otot pernapasan
mengalami ketegangan sebagai respons dari stres atau serangan panik. Gangguan
psikis yang dapat menimbulkan sesak napas, antara lain:
a. Gangguan kecemasan
b. Gangguan somatoform
a. Hipoksemia
b. Hipoksia
c. Gagal napas
d. Kerusakan otak
e. Gagal ginjal
a. Menghindari asap rokok, zat iritan, alergen, dan polusi udara lainnya
b. Mencukupi asupan air putih setiap harinya
c. Berolahraga secara rutin
d. Menjaga berat badan agar tetap ideal
e. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti sayur, buah
buahan,dan biji-bijian
f.Merencanakan perjalanan dengan matang agar terhindar dari cuaca dan
kondisi yang buruk
g. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan
G. Patofisiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. 5. Klasifikasi Penyakit Dispnea
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Inspiratori dispnea, yakni kesukaran
bernapas pada waktu inspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk
memasuki paru-paru. b) Ekspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada
waktu ekspirasi yang disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-
paru. c) Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit jantung.
d) Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena olahraga. e)
Exspansional dispnea, dispnea yang disebabkan oleh karena kesulitan exspansi
dari rongga toraks. f) Paroksismal dispnea, yakni dispnea yang terjadi sewaktu-
waktu, baik pada malam maupun siang hari. g) Ortostatik dispnea, yakni dispnea
yang berkurang pada waktu posisi duduk. Pembagian tersebut di atas tidak
berdasarkan atas klasifikasi etiologi maupun tipe dispnea, akan tetapi istilah-
istilah tersebut sering dipergunakan. Berdasarkan etiologi maka dispnea dapat
dibagi menjadi 4 bagian, yakni: a) Kardiak dispnea, yakni dispnea yang
disebabkan oleh karena adanya kelainan pada jantung. b) Pulmunal dispnea,
dispnea yang terjadi pada penyakit jantung. c) Hematogenous, dispnea yang
disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya dispnea
ini berhubungan dengan exertional (latihan). d) Neurogenik, dispnea terjadi oleh
karena kerusakan pada jaringan otot-otot pernapasan. 6. Manifestasi Klinis 1)
Batuk dan produksi skutum Batuk adalah engeluaran udara secara paksa yang tiba
– tiba dan biasanya tidak disadari dengan suara yang mudah dikenali. 2) Dada
berat Dada berat umumnya disamakan dengan nyeri pada dada. Biasanya dada
berat diasosiasikan dengan serangan jantung. Akan tetapi, terdapat berbagai alasan
lain untuk dada berat. Dada berat diartikan sevagai perasaan yang berat dibagian
dada rata - rata orang mendeskripsikannya seperti ada seseorang yang
memegang jantungnya 3) Mengi
Mengi merupakan sunyi pich yang tinggi saat bernapas. Bunyi ini muncul ktika
udara mengalir melewati saluran yang sempit. Mengi adalah tanda seseorang
mengalami kesulitan bernapas. Bunyi mengi jelas terdengar saat ekspirasi, namun
bisa juga terdengar saat inspirasi. Mengi umumnya muncul ketika saluran napas
menyempit atau adanya hambatan pada saluran napas yang besar atau pada
seseorag yang mengalami gangguan pita suara. 4) Napas yang pendek dan
penggunaan otot bantu pernapasan
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Penanganan Umum Dispnea
a. Memposisikan pasien pada posisi setengah duduk atau berbaring
dengan bantal yang tinggi.
b. Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit tergantung derajat
sesaknya.
c. Pengobatan selanjutnya diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita.
2. Terapi Farmako
a. Olahraga teratur
b. Menghindari alergen
c. Terapi emosi
3. Farmako
a. Quick relief medicine
Alamat : Pengkabata/Polewali
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan saat ini Pasien mengatakan kepala terasa pusing dan pasien juga mengeluh nyeri pada bagian dada
() Tidak pernah opname (√) Pernah opname dengan sakit : Di RS : RSUD Poelewali Mandar
Kesadaran : (√ ) CM ( ) Somnolen ( ) Apatis ( ) Soporos Koma ( ) Koma Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya :
( ) Tidak ( ) Ya
D. KEBUTUHAN DASAR
- Gambaran nyeri :
Masalah Keperawatan :
- Kebisaan BAB : 1x/hari BAK : 1 x/hari - Nadi :101 x/menit Pernafasan :31 x/menit
- Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya. Jenis : - TD :116/83 mmHg Bunyi Nafas :
- Menggunakan diuretik : (√ ) tidak ( ) ya. Jenis : - Sirkulasi oksigenasi : (√ )TAK ( )Pusing ( ) Sianosis ( ) akral dingin ( ) clubbing
( ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) disuria ( ) Keseringan ( - Dada : () TAK () retraksi dada ( ) nyeri dada
- Keluhan BAB saat ini : ( ) Tuberkulosis ( ) Empisema ( ) hipertensi ( ) demam rematik ( ) flebitis ( )
- Alat bantu dengar : (√) tidak ( ) ya di : Transfuse darah/jumlah :tidak Kapan : Gambaran reaksi :
- Ukuran/reaksi pupil : mm ka/ki : isokor/an isokor Riwayat cedera kecelakaan :Tidak ada
- Facial drop : (√) tidak ( ) kaku kuduk ( ) tidak ( ) ya close fraktur tibia fibula
- Babinsky : () tidak ( ) ya
- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
baru).
SEKSUALITAS
- Durasi :
Masalah Keperawatan : ( ) Perdarahan () Gangguan citra tubuh ( ) Disfungsi seksualitas ( ) Gangguan pemenuhan kebutuhan
seksualitas
KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL
- Lama perkawinan :2006 , hidup dengan: istri dan anak - Sosiologis : (√ ) TAK ( ) menarik diri
- Masalah-masalah kesahatan/stress : (√ ) komunikasi lancar () komunikasi tidak lancar ( ) afasia ( ) isolasi diri ( )
- Cara mengatasi stress : amuk
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah
Keterangan:
DO:
- Pasien Nampak meringis
bila nyeri kambu lagi
Vital sign:
TD= 116/83 mmHg
N = 101x/menit
R = 31 x/menit
S = 36˚C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. Subarding Dx. Medik : Dyspnea
Umur : 6 tahun Ruangan : Alamanda
Jenis Kelamin : laki-laki Tanggal :20-10-2021
TGL
TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TERAT
DITEMUKAN
ASI
1. Gangguan mobilitas fisik dengan 20-10-2021
nyeri dada ditandai dengan pasien
sulit bergerak
PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN &
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL
1 2 3 4 5
Gangguan mobilitas Setelah di Dukungan - menentuk
fisik dengan nyeri lakukan tindakan mobilitas an gerak
dada ditandai dengan 1 x 24 jam di Observasi yang akan
pasien sulit bergerak harapkan - identifikasi dilakukan
mobilitas fisik adanya - mengetah
membaik kriteria nyeri atau ui
hasil: keluhan perkemba
- toleransi fisik ng klien
ativitas lainnya - agar
membaik - identifikasi pasien
- dapat toleransi dan
melakuka fisik keluaga
n melakukan dapat
pergeraka pergerakan mengetah
n sendi - monitor ui alsan
- frekuensi pemberia
jantung n latihan
dan
tekanan
darah
sebelum
memulai
mobilisasi
- monitor
kondisi
umum
selama
melakukan
mobilisasi
Terapeotik
- fasilitasi
aktivitas
mobilitas
dengan alat
bnatu
- fasilitasi
melakukan
pergerakan
- libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien
dalam
meningkat
kan
pergerakan
Edukasi
- jelaskan
tujuan
prosedur
mobilisasi
- anjurkan
melakukan
mobilisasi
dini
-
2 Pola nafas tidak Setelah di Manajemen jalan - Beberapa
efektif berhubungan lakukan tindakan nafas derajat
dengan hambatan keperawatan di Mengidentifikasi spasme
upaya nafas ditandai harapkan pola dan mengelola bronkus
dengan pasien nafas membaik kepatenan jalan terjadi
mengatakan sesak dengan kriteria nafas dengan
nafas hasil: Observasi obstruksi
- Tekanan - Monitor jalan
espirasi (frekuensi, nafas
meningkat kedalaman, - Tak
- Penggunaan usaha ipenea
obat bantu nafas) biasanya
nafas - Monitor ada pada
menurun bunyi nafas beberapa
- Frekuensi tambahan derajat
nafas - Monitor dan dapat
membaik sputum ditemuka
n selama
Terapiutik stress
- Posisikan atau
semi- proses
Flwler atau infeksi
fwoler akut
- Berikan - Batuk
minum dapat
hangat menetap
- Lakukan tetapi
fisioterapi tidak
dada efektif
- Keluarkan khususny
sumbatan a sakit
benda akut atau
padat kelemaha
dengan n batuk
forsep paling
McGiil efektif
- Berikan pada
oksigen posisi
jika perlu duduk
Edukasi tinggi
- Anjurkan atau
asupan kepala
cairan dibawa
2000ml/har setelah
i, jika tidak perkusi
kontradiksi - Kental
- Ajarkan tebal dan
batuk banyakny
efektif a sekresi
adalah
sumber
utama
pola nafas
tidak
efektif
3. Resiko cedera Setelah di Manajemen -
berhubungan dengan lakukan tindakan keselamatan
pasien mengeluh keperawatan di lingkungan
pusing harapkan resiko Observasi
cedera dapat - Identivikas
teratasi dengan i
kriteria hasil: kebutuhan
- Keamanan keselamata
lingkungan n
- Koordinasi - Monitor
pergerakan perubahan
- Kinerja status
pengasuhan keselamata
n
lingkungan
Terapeutik
- Hilangkan
bahaya
keselamata
n
lingkungan
moditifikas
i
lingkungan
untuk
menghilan
gkan
bahaya dan
resikosedia
kan alat
bantu
keamanan
lingkungan
- - gunakan
perangkat
pelindung
Edukasi
- Ajarkan
individu
,keluarga
dan
kelompok
resiko
tinggi
bahaya
lingkungan
-