DENGAN DYSPNEA
Oleh :
Ahmad Mawahib
P07120121005
Mengetahui,
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
H. Zainal Arifin, S.Kep. Ners Dr. Agus Rachmadi, S Pd, A.Kep., M.Si.Med
LEMBAR KONSUL
NIM : P07120121005
Ruang : IGD
Dispnea adalah gejala pertama yang dirasakan pasien akibat terganggunya pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dalam alveoli yang berisi cairan. Dispnea akan semakin parah
apabila melakukan aktivitas yang berat seperti naik tangga dan mengangkat beban yang
berat. (Bradero et al, 2008). Sedangkan pengertian dispnea menurut Djojodibroto (2009)
dispnea adalah gejala subjektif berupa keinginan penderita untuk meningkatkan upaya
untuk mendapatkan udara pernapasan. Karena dispnea sifatnya subjektif sehingga dispnea
tidak dapat diukur. Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai
dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan. Dispnea dapat
ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru, penyakit paru interstisial atau
alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma),
kecemasan.
2. ETIOLOGI
Sesak napas merupakan gejala penyakit, bukan penyakit itu sendiri. Dengan demikian,
etiologinya dapat ditetapkan sebagai timbul dari empat kategori utama: pernafasan, jantung,
Penyebab pernapasan mungkin termasuk asma, eksaserbasi akut atau gangguan paru
koroner akut, tamponade perikardial, kelainan katup jantung, hipertensi pulmonal, aritmia
Penyebab neuromuskular mungkin termasuk trauma dada dengan patah tulang atau flail
chest, obesitas masif, kyphoscoliosis, disfungsi sistem saraf pusat (SSP) atau sumsum tulang
mungkin termasuk sindrom hiperventilasi, dispnea psikogenik, sindrom disfungsi pita suara,
dan aspirasi benda asing. Penyakit sistemik lainnya mungkin termasuk anemia, gagal ginjal
akut, asidosis metabolik, tirotoksikosis, sirosis hati, anafilaksis, sepsis, angioedema, dan
epiglottitis
c. Psikologis (kecemasan)
3. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis pada dyspnea adalah
a. Manifestasi Pulmoner
Berupa keluhan atau tanda penyakit, baik akibat langsung maupun akibat tidak
langsung dari proses yang ada di paru. Manifestasi ini dapat berupa :
1). Manifestasi pulmoner primer, merupakan tanda yang ditimbulkan langsung
pembuluh darah.
b. Manifestasi Ekstrapulmoner
Berupa perubahan – perubahan atau kelainan yang terjadi di luar paru akibat
kanker paru menyebar ke tulang, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
umum (panas, anorexia, rasa lelah) dan gejala khusus (jari tabuh,
osteoartropi).
4. JENIS DYSPNEA
a. Dyspnea Akut
Dyspnea akut dengan awal tiba – tiba merupakan penyebab umum kunjungan
trauma dada.
b. Dyspnea Kronis
Dyspena kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru – paru, tumor atau kelainan
pita suara.
5. KOMPLIKASI
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru
interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema,
bronkitis, asma), kecemasan. Sesak napas dapat disebabkan oleh beberapa penyakit seperti
asma, penggumpalan darah pada paru – paru sampai pneumonia. Sesak napas juga dapat
disebabkan karena kehamilan (Price dan Wilson, 2006). Dalam bentuk kronisnya, sesak
napas atau dispnea merupakan suatu gejala penyakit – penyakit seperti asma, emfisema,
6. PATOFISIOLOGIS
Sesak napas merupakan keluhan subjektif dari seorang yang menderita penyakit paru.
Keluhan ini mempunyai jangkauan yanga luas, sesuai dengan interpretasi seseorang
mengenai arti sesak napas tadi. Pada dasarnya, sesak napas baru akan timbul bila
kebutuhan ventilasi dapat meningkat pada beberapa keadaan seperti aktivitas jasmani yang
Kejadian sesak napas tergantung dari tingkat keparahan dan sebabnya. Perasaan itu
sendiri merupakan hasil dari kombinasi impuls ke otak dari saraf yang berakhir di paru –
paru, tulang iga, otot dada atau diafragma, ditambah dengan persepsi dan interpretasi
pasien. Pada bebrapa kasus, sesak napas diperhebat karena kegelisahan memikirkan
penyebabnya. Pasien mendeskripsikan dyspnea dengan berbagai cara, sesak napas yang
tidak menyenangkan, merasa sulit untuk menggerakkan otot dada, merasa tercekik, atau
7. PATHWAY
a. Oksigenasi
b).Diberikan oksigen sebanyak 2-4 liter per menit tergantung derajat sesaknya.
2) Terapi Farmako
a. Olahraga teratur
b. Menghindari alergen
c. Terapi emosi
3) Farmako
bronkodilator
d). Pengobatan yang digunakan untuk menobati inflamasi pada sesak nafas,
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi.
b. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan
membran kapiler alveolar
Edukasi