PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan masalah
1.4.1.bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.Pengkajian
Biodata asma bronkial dapat menyerang segala usia tetapi lebih sering
dijumpai pada usia dini. separuh kasus timbul sebelum 10 tahun dan
sepertiga kasus lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun predisposisi laki-
laki dan perempuan di usia 1-5 tahun sebesar 2 : 1 yang kemudian
sama pada usia 30 tahun.
a.Keluhan utama
Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah dispnea
(sampai bisa berhari-hari atau berbulan-bulan),dan mengi (pada
beberapa kasus lebih banyak paroksimal).
c.sistem integumen
d. Sistem pernafasan
1. Inspeksi
2.palpasi
3.perkusi
4.Auskultasi
E.Sistem kardiovaskuler
F.Sistem Gastrointestinal
G.Sistem Perkemahan
Pada penderita asma bronkhial biasanya ditemui terjadinya poliuri,
retensio urine, inkontinensia urine, terasa panas atau sakit saat
berkemih.
H. Sistem Muskuluskletal
I.Sistem Neurologis
2.1.1.4.Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
a. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau osidosis.
b. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
c. Hipponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas
15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
3. Sel Eosinofil
a.Pemeriksaan Penunjang
1. 1.Pemeriksaan Radiologi
3. Scanning Paru
4. Spirometer
6. X-ray Dada/Thorakx
7. Pemeriksaan IgE
Uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan adanya antibodi
IgE spesifik pada kulit. uji tersebut untuk menyokong analisis dan
mencari faktor pencetus.
8. Tanda inflamasi
2.1.3.INTERVENSI KEPERAWATAN
Menerut (tim pokja SLKI DPP PPNI,2017) dan (tim pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
2.2.2.Penyebab
1.reaksi antigen-antibodi
3. iritan: kimia
4. Polusi udara:CO, asap rokok, parfum
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita asma bronchial (Corwin,
2009).Adalah:
2.2.5.Komplikasi
Oksigen adalah suatu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme. Oksigen yang memegang peranan penting dalam semua
proses tubuh secara fungsional, tidak adanya oksigen akan menyebabkan
tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian titik oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh (Hidayat A.A,2011). Baru
Upaya yang paling penting dalam penyembuhan dan perawatan yang tepat
memerlukan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan asma
bronkial untuk mencegah komplikasi lebih fatal diharapkan pasien dapat
sembuh kembali. Intervensi utama adalah memenuhi kebutuhan oksigen ASI
pada pasien asma bronkial, kerjasama dengan tim kesehatan dan keluarga
sangat diperlukan agar berjalan dengan lancar.
Penanganan yang tepat bagi obstruksi jalan nafas yang adalah dengan cara
pemberian oksigen dan pengobatan berulang. Oksigen diberikan minimal
94% dalam tubuh yang dianjurkan pada pasien dengan penderita asma
bronkial, pemberian oksigen dapat dilakukan melalui masker RM atau NRM
maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu sendiri.
Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam pemberian terapi dapat menyebabkan
peningkatan kadar PCO2 dalam tubuh pada pasien dengan asma bronchial.
Walaupun pemberian terapi oksigen digunakan secara seri dan luas dalam
perawatan pasien asma bronkial, pemberian oksigen seringkali tidak akurat,
sehingga pemberian, monitoring, dan evaluasi terapi tidak sesuai (Perrin ET
Al,2011).
Pemberian terapi oksigen ASI dalam asuhan keperawatan memerlukan dasar
pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya oksigen
dari atmosfer sehingga sampai tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses
respirasi. Maka perawat harus memahami indikasi pemberian oksigen, dan
metode pemberian oksigen.
2. Pemberian nebulizer
Pengertian
Tujuan
Prosedur :
A.Tahap irainteraksi
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
D. Tahap terminasi
E. Dokumentasi
Pengertian :
Tujuan :
Persiapan pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Bina hubungan saling percaya
3. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
4. Menjelaskan tujuan
5. Menjelaskan langkah prosedur yang akan dilakukan
6. Menyepakati waktu yang akan digunakan
Persiapan lingkungan:
1.sampiran
Prosedur kerja :
1. Cucin tangan
2. Jelaskan prosedur kepada pasien
3. Atur posisi pasien
4. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dengan kekuatan penuh dari
perut dan dialirkan ke dalam paru-paru
5. Anjurkan pasien untuk menahan napas selama 1-6 detik dan
menghembuskan nafas melalui mulut.
6. Catat respon yang terjadi
7. Cuci tangan
BAB 3
METODOLOGI PENULISAN
Subjek studi kasus adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh peneliti
atau subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti peneliti
(Arikunto,2009).
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 2 orang pasien yang menderita asma
bronkial dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan kriteria sebagai
berikut :
3.2.1.kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu di penuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat di ambil sebagai sampel ( Notoatmojo,2010).
kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu :
3.3.Fokus penelitian
Fokus studi dalam kasus ini adalah Asuhan Keperawatan pada pasien asma
bronkial dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
3.4.Definisi Operasional
3.6.1.Jenis data.
3.8.2.Confedenriality (Kerahasiaan).