Oleh
Ratih Monika Titirlolobi
02304035
(................................) (..................................)
1. Definsi
Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika
melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit
dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah
“Shortness Of Breath”.
2. Etiologi
Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme seperti
jika ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebab kan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga menyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningkat sehingga terjadi sesak napas. Pada orang normal ruang mati
ini hanya berjumlah sedikit dan tidak terlalu penting, namun pada orang dalam
keadaan patologis pada saluran pernapasn maka ruang mati akan meningkat.
Begitu juga jika terjadi peningkatan tahanan jalan napas maka pertukaran
gas juga akan terganggu dan juga dapat menebab kan dispnea.
Dispnea juga dapat terjadi pada orang yang mengalami penurunan terhadap
compliance paru, semakin rendah kemampuan terhadap compliance paru maka
makinbesar gradien tekanan transmural yang harusdibentuk selama inspirasi
untuk menghasilkan pengembangan paru yang normal. Penyebab menurunnya
compliance paru bisa bermacam salah satu nya adalah digantinya jaringan paru
dengan jaringan ikat fibrosa akibat inhalasi asbston atau iritan yang sama.
3. Manifestasi Klinik
6. Pemeriksaan Penunjang
- Oksigenasi
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b. Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
c. Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI, ISPA,
batuk.
d. Riwayat penyakit keluarga: mendapatkan data riwayat
kesehatan keluarga pasien
c. Pola kesehatan fungsional
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :
a. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan ,
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan
dengan oksigen.
b. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi,
mengalami kelemahan otot pernafasan.
c. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
d. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan
oksigen yang banyak. Orang yang biasa olahraga, memiliki
peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
e. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
f. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien
terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan
pasien.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang
(pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri
sendiri (gemuk/ kurus).
h. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki
kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
i. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
j. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang memengaruhi status oksigenasi pasien.
k. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi,
adanya pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama
pasien.
d. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran: kesadaran menurun
b. TTV: peningkatan frekuensi pernafasan, suhu tinggi
c. Head to toe
1) Mata: Konjungtiva pucat (karena anemia), konjungtiva sianosis
(karena hipoksemia), konjungtiva terdapat petechie ( karena emboli
atau endokarditis)
2) Mulut dan bibir: Membran mukosa sianosis, bernafas dengan
mengerutkan mulut
3) Hidung : Pernafasan dengan cuping hidung
4) Dada: Retraksi otot bantu nafas, pergerakan tidak simetris antara
dada kanan dan kiri, suara nafas tidak normal.
5) Pola pernafasan: pernafasan normal (apneu), pernafasan cepat
(tacypnea), pernafasan lambat (bradypnea)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenasi
adalah:
Jurnal
Keperwatan Rufaidah Sumatera Utara Volume 1 hal 1-7. Medan:
USU.
OLEH
RATIH MONIKA TITIRLOLOBI
02304035
(.................................) (................................)
No. RM : 073212
Tanggal: 07/03/2024
Tempat : RSU Bahagia
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny. F
Umur : 21 Tahun
TTL : Makassar, 08 Juli 2002
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Suku : Makassar
Pekerjaan : IRT
Lama bekerja : -
Alamat : Jln. Bontotangnga
Telp :-
Tanggal masuk RS : 06/03/2024
Ruangan : Cempaka 6
Golongan darah : -
Sumber info : -
2. Penanggung jawab / pengantar
Nama : Tn. H
Umur : 36 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Buruh Harian
Hubungan dengan klien : Kakak
Alamat : Tanrara
Telp :-
6. Adaptasi
Pasien beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya.
7. Hubungan dengan anggota keluarga
Pasien mengatakan mempunyai hubungan yang sangat baik
dengan anggota keluarganya.
8. Hubungan dengan masyarakat
Pasien mengatakan mempunyai hubungan yang baik dengan
masyarakat di lingkungannya.
9. Perhatian dengan orang lain dan lawan bicara
Pasien merespon dengan baik orang yang berada di lingkungan
sekitarnya.
10. Aktivitas social
Pasien sering berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat.
11. Bahasa yang sering digunakan
Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah
dan bahasa Indonesia.
12. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar pasien nampak bersih dan nyaman.
13. Kegiatan keagamaan/pola ibadah
Pasien mengatakan melaksanakan shalat 5 waktu dengan
duduk
14. Keyakinan tentang kesehatan
Pasien percaya bahwa segala penyakit datangnya dari Allah
SWT
2. Head to toe
a. Kulit/integument
Inspeksi : Kulit klien berwarna sawo matang, tidak terdapat lesi,
terdapat edema di area wajah, turgor kulit kering.
b. Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala bulat, tidak ada lesi, rambut lurus dan
berwarna hitam,dan Nampak bersih
Palpasi : tidak teraba adanya nyeri tekan dibagian kepala
c. Kuku
Inspeksi : kuku tampak bersih
Palpasi : capillary refiltime <2 detik
d. Mata
Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak nampak
anemis, sclera tidak ikterik, pupil bereaksi dengan normal jika
terkena cahaya, gerakan bola mata normal, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan seperti kacamata
Palpasi : tidak ada peningkatan tekanan intraocular pada mata,
teraba adanya edema
e. Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan, septum normal,
tidak ada secret, tidak menggunakan alat bantu oksigen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat serumen pada
telinga, pendengaran normal.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi : mulut tidak berbau dan nampak bersih
h. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada
distensi vena jugularis
Palpasi : tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid
i. Dada
Inspeksi : bentuk dada normal chest, simetris kiri dan kanan,
frekuensi napas normal 20x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, paru mengembang simetris saat
inspirasi
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikuler
j. Abdomen
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Auskultasi : peristaltic usus normal,
Perkusi : suara timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan keras
k. Genetalia
Tidak dikaji
l. Ekstremitas atas dan bawah
5 5
5 5
m. Penatalaksanaan Medis/Terapi
1. oksigen 3-5 lpm
2. cefotaxime 1 gr/12pm
3. histapan 2x1
4. salbutamol 4 gr 2x ½ tab
Analisa Data
No. Data ETIOLOGI MASALAH
1 Ds: klien Udara masuk melalui hidung, Bersihan jalan
mengatakan batuk melewati faring, laring, trakea napas tidak
sejak 1 hari yang dan menuju paru-paru efektif (D. 0001)
lalu
Do: Terjadi infeksi dan proses
batuk
Secret mengenntal dijalan nafas
Nampak klien
mengeluarkan
dahak saat
Obstruksi jalan nafas
batuk
Terdengar bunyi
napas tambahan Batuk yang tidak efektif
(Wheezing)
sesak
Klien terpasang Kontraksi otot-otot polos
pernafasan.
nasal canul
3-5 lpm
Nampak
Penyempihan saluran pernafasan
pernapasan
cuping Depresi pusat pernafasan
hidung
Respirasi: Kesulitan bernapas
26x/m
Spo2: 98%
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / umur : Ny. H
Ruang / kamar : Cempaka 11
NO Diagnosis Keperawatan Nama Jelas
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang Ny. Fitriani
tertahan d.d batuk tidak efektif, sputum berlebih,
wheezing
2 Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas Ny. Fitriani
d.d dispnea, frekuensi napas, penggunaan bantu
pernapasan, pernapasan cuping hidung
C. INTERVENSI KEPRAWATAN