Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Di Ruang Bougenvil 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
(Minggu Ke-6 Stase PKD)

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh :
Indah Ayu Sulistiyo
05/187304/KU/11470

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny. L
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Di Ruang Bougenvil 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
(Minggu Ke-6 Stase PKD)

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh :
Indah Ayu Sulistiyo
05/187304/KU/11470

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
I. KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. DEFINISI
Respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan.
Respirasi sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan, karena oksigen
sangat diperlukan oleh sel. Sistem respirasi terdiri dari organ-organ pertukaran gas
yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri dari dinding dada, otot-otot
pernafasan, diafragma, dinding abdomen dan pusat pernapasan di otak. Ada 3 langkah
dalam proses oksigenasi yaitu:
1. Ventilasi, merupakan proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-par u,
jumlahnya sekitar 500 ml. udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana saat
inspirasi tekanan intrapleura lebih negatif daripada tekanan atmosfer sehingga
udara akan masuk ke alveoli. Kepatenan ventilasi tergantung pada : kebersihan
jalan nafas, adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya
pengembangan dan pengempisan paru-paru, dan kemampuan otot-otot pernafasan
(diafragma, ekstrenal interkosta, interna interkosta dan otot abdominal)
2. Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewatio sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida.
3. Difusi, difusi udara respirasi terjadi antara aveolus dan membran kapiler. Oksigen
terus menerus berdifusi darai udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan
karbondioksida terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen antara lain:
1. Faktor fisiologi
a. Menurunnya pengikatan oksigen seperti anemia
b. menurunnya konsentrais oksigen yang diinspirasi
c. hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor
oksigen terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka dll.
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas, TBC paru.
2. Faktor perkembangan
a. Bayi prematur à kebutuhan oksigen meningkat disebabkan kurangnya
pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler à ada risiko infeksi saluran pernafasan akut yang
menyebabkan kebutuhan oksigen meningkat.
c. Anak usia sekolah dan remaja à ada risiko infeksi saluran nafas dan merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan à diet yang tidak sehat, kurang aktivitas dan
stres mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua à adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
elastisitas menurun dan ekspansi paru menurun.
3. Faktor perilaku
a. Nutrisi, misalnya pada obesitas menyebabkan penurunan ekspansi paru, gizi
buruk menyebabkan anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang.
b. Latihan, latihan akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner.
d. Konsumsi alkohol dan obat-obatan akan menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun sehingga mengakibatkan penurunan hemoglobin.
e. Kecemasaan, akan menyebabkan metabolisme meningkat sehingga kebutuhan
oksigen meningkat.
4. Faktor lingkungan : tempat kerja yang berpolusi, suhu lingkungan, dan
ketinggian tempat dari permukaan laut.
Perubahan Fungsi pernafasan

1. Hiperventilasi, merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen


dalam paru-paru agar penafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat
disebabkan oleh kecemasan, infeksi/sepsis, keracunan obat-obatan dan
ketidakseimbangan asam basa (asidosis metabolik). Tanda dan gejala hipeventilasi
yaitu takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi
dan tinnitus.

2. Hipoventilasi, terjadia ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi


penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan
cukup. Biasanya terjadi pada kolaps paru. Tanda dan gejala hipoventilasi yaitu
nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorinetasi, ketidakseimbangan elektrolit.
Kejang dan kardiak arrest.

3. Hipoksia yaitu tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat defisiensi


oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen apda tingkat
seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, berkurangnya
konsentrasi oksigen, keracunan sianida, menurunnhya difusi oksigen dari alveoli
ke dalam darah seperti pneumonia, syok, dan gannguan ventialsi. Tanda dan gejala
hipoksia yaitu kelelahan, cemas, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak nafas dan clubbing finger.

B. NILAI-NILAI NORMAL
Parameter Nilai normal
Tidal Volume (TV) 500 cc
Volume Cadangan Inspirasi (VCI) 3000 ml
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) 1100 ml
Volume Residu 1200 ml
Kapasitas Inspirasi (KI) 3500 ml
Kapasitas Residu Fungsional (KRF) 2300 ml
Kapasitas Vital 4600 ml
Kapasitas Total Paru 5800 ml

C. PENGKAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:

 Riwayat keperawatan:
 Riwayat penyakit pernafasan, kardiovaskuler
 Kondisi rumah dan lingkungannya
 Gaya hidup : merokok, penggunaan obat-obatan
 Riwayat alergi
 Riwayat kesehatan keluarga
 Status sosial ekonomi: Riwayat pekerjaan, aktivitas kegemaran
 Masalah kesehatan saat ini:
 Keluhan utama: sesak nafas, batuk, nyeri dada, produksi sputum, panjang
pendeknya nafas.
 Riwayat sakit saat ini: onset, durasi, lokasi, frekuensi, terapi, kualitas.

 Pengajian psikososial:
 Koping dan stress
 Support system
 Perubahan peran, hubungan interpersonal dan sosial ekonomi
 Perilaku maladaptif
 Reaksi keluarga terhadap terapi dan perawatan
 Pemeriksaan fisik:
 Mata: konjungtiva pucat (karena anemia), sianosis (karena hipoksia), atau
terdapat petechia (karena emboli lemak).
 Kulit: sianosis perifer, sianosis umum, penurunan turgor, edema, dan edema
preorbital.
 Jari dan kuku: sianosis atau clubbing finger.
 Mulut dan bibir: membran mukosa sianosis, bernafas dengan menggunakan
mulut.
 Hidung: pernafasan dengan cuping hidung.
 Dada: ada atau tidak adanya retraksi otot bantu pernafasan, pergerakan dada
tidak simetris, suara nafas normal (vesikuler, bronkhial), suara nafas abnormal,
dan bunyi perkusi (resonan, hipersonan, dullness).
 Pola nafas : normal, cepat (tacypnea) atau lambat (bradypnea).
 Pemeriksaan penunjang
 Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi: tes fungsi paru-paru dengan
spirometri, oksimetri, dan pemeriksaan darah lengkap.
 Melihat struktur sistem pernafasan: X-Ray thoraks, bronkhoskopi, CT Scan
paru.
 Menentukan sel abnormal/infeksi sistem pernafasan: kultur apus tenggorokan,
sitologi atau pemeriksaan spesimen sputum.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:

1. Tidak efektifnya pola nafas b.d. distensi dinding dada, kelelahan


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.
3. Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2
III. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d. distensi dinding dada, kelelahan
NOC: Status respirasi ventilasi, dengan kriteria hasil klien:
 Memiliki RR dalam batas normal
 Mampu inspirasi dalam
 Memiliki dada yang mengembang secara simetris
 Dapat bernafas dengan mudah
 Tidak menggunakan otot-otot tambahan dalam bernafas
 Tidak mengalami dispnea
 Tidak mengalami ortopnea
NIC: Monitor Pernafasan
 Monitor rata-rata, irama, kedalaman dan usaha respirasi
 Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot
aksesoris, dan retraksi otot supraklavikuler dan interkostal
 Monitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur
 Monitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi, respirasi
Kussmaul, respirasi Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan pola taxic
 Perhatikan lokasi trakea
 Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi nafas tambahan
 Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus udara,
perhatikan perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai gas darah
arteri (AGD), dengan tepat

NIC:Terapi Oksigen
 Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Pertahankan jalan nafas yang paten
 Atur peralatan oksigenasi
 Monitor aliran oksigen
 Pertahankan posisi pasien
 Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.


NOC: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil klien:
 Tidak mengalami demam
 Tidak mengalami kecemasan
 Tidak tersedak
 Memiliki RR dalam batas normal
 Memiliki irama pernafasan yang normal
 Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas
 Bebas dari suara nafas tambahan
NIC: Suction Jalan Nafas
 Tentukan kebutuhan saksion oral dan atau trakeal
 Auskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan saksion
 Informasikan kepada klien dan keluarga tentang saksion
 Gunakan perlindungan universal
 Pasang nasal kanul selama dilakukan saksion
 Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status
hemodinamik (tingkat MAP [mean arterial pressure] dan irama jantung)
segera sebelum, selama dan setelah saksion
 Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan
3. Gangguan pertukaran gas b.d. retensi CO2
NOC: Status respirasi pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien:
 Memiliki mental status yang normal
 Dapat bernafas dengan mudah
 Tidak mengalami dispnea
 Tidak mengalami sianosis
 Tidak mengalami somnolen
 Memiliki PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal
 Memiliki pH arteri dalam batas normal
 Memiliki saturasi O2 dalam batas normal
 Memiliki perfusi ventilasi yang seimbang
NIC: Manajemen jalan nafas
 Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya.
 Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun
potensial.
 Lakukan terapi fisik dada
 Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
 Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
 Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhan

IV. DAFTAR PUSTAKA


Bahar, Asril. 1990. Tuberkulosis Paru. Dalam: Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Editor: Soeparman, dkk. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Kozier, Barbara, Glenora Erb, Kathleen Blais, Judith Wilkinson. 1995.
Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice 4th Edition.
Canada: Addison-Wesley Publishing Company.
Taylor C., Lilis C., Le Mone P. 1997. Fundamentals of Nursing: The Art and
Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.

Anda mungkin juga menyukai