Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHUUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI

Di susun Oleh :

Faizatun Mualifah

(20901800036)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
LAPORAN PENDAHUUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Pengertian

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau


fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel.Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya terhadap aktifitas sel (Wahit
Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen
ini diperoleh dengan caramenghirup O2 setiap kali bernapas(Wartonah Tarwanto, 2006).
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah (Andarmoyo, 2012).
B. Penyebab

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi


menurut NANDA (2015), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan
dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular,
kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif/persepsi, obesitas, posisi tubuh,
imaturitas neurologis kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane
kapiler-alveoli.
C. Nilai-nilai Normal dan Cara Perhitungan

RUMUS KEBUTUHAN OKSIGEN

VT x BB x RR
1000

Keterangan:
VT : Volume Tidal
BB : Berat badan
RR : Respiratory Rate 
Nilai normal VT adalah 6-8 cc/ kgBB

Parameter Nilai Normal


Tidal Volume (TV) 500 c
Volume Cadangan Inspirasi (VCI) 3000 ml
Voume Cadangan Expirasi (VCE) 1100 ml
Voume Residu 1200 ml
Kapasitas Inspirasi (KI) 3500 ml
Kapasitas Residu Fungsional (KRF) 2300 ml
Kapasitas Vital 4600 ml
Kapasitas Total Paru 5800 ml

[ CITATION Ant13 \l 1057 ]

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap oksigenasi :


1. Lingkungan / Enviroment 
a. Ketinggian, panas, dingin, dan polusi udara berpengaruh pada oksigenasi.
Tempat yang tinggi -> tekanan O2 menurun -> peningkatan respirasi curah
jantung, dan kedalaman pernafasan.
b. Panas -> dilatasi pembuluh darah perifer -> aliran darah ke kulit meningkat sejumlah
hilangnya panas pada permukaan tubuh. Vasodilatasi -> memperbesar lumen
pembuluh darah, menurunkan resistensi aliran darah -> peningkatan tekanan
darah -> bertambahnya cardiac output -> bertambanya rata -> rata
dan kedalaman pernafasan.
c. Lingkungan dingin -> konstriksi pembuluh darah perifer, menurunkan aktifitas
jantung -> berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen.
d. Polusi Udara contohnya rokok -> merangsang timbuknya sakit kepala, pusing,
batuk, dan perasaantercekik.
2. Latihan / Exercise
Aktifitas atau latihan fisik -> meningkatkan respiratory dan heart rate , dan suplai O2 di dalam
tubuh.
3. Emosi / Emotions
 Percepatan heart rate mugkin juga merupakan respon dari emosi seperti pada rasa
takut, cemas danmarah -> merangsang saraf simpatic untuk merespon kiondisi tersebut.
4. Gaya Hidup / Life Style
 Gaya hidup klien merupakan faktor penting yang berhubngan dengan status
oksigenasi.Silicosis -> pada seseorang pemecah batu. Asbestosis -> pada pekerja asbes
Antracosis -> pada penambang batu bara Petani -> penyakit debu organic Rokok cigarret ->
faktor predisposisi pada penyakit paru
5. Status Kesehatan / Health Status
 Dalam kondisi sehat, sistem kardiovaskuler dan pernafasan dapat memenuhi
kebutuhan oksigendalam tubuh. Hipoxemia, misalnya dikarakteristikan oleh
penurunan tekanan partial oksigen didalam darah arteri, atau penurunan saturasi dari
oksihemoglobin. Anemia merupakan salah satupada sistem cardiovaskuler. Banyak
penyebab dari anemia, meliputi malnutrisi, kehilangan darah.Karena hemoglobin
membawa oksigen dan carbondioksida, anemia dapat mempengaruhipembebasan gas
dari dan ke sel tubuh[ CITATION Sur16 \l 1057 ].
E. Jenis Gangguan

Menurut (Kuniawati, 2014) gangguan pada oksigenasi ada 3, diantaranya :

1. Hiperventilasi

Hiperventilasi meerupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang


dibutuhkanuntuk mengeleminasi kerbondioksida normal di vena yang diproduksi
melaluimetabolism seluler. Hieprventilasi bisa disebabkan oleh ansietas, infeksi, obat-
obatan, ketidakseimbangan asam-basadan hipoksia yang dikaitkan dengan
embolus paru atau syok. Hiperventilasi juag dapat ketika tubuh berusaha mengompensa
siasidosis metabolic dengan memproduksi alkalosis repiratorik. Tanda dan
gejalahiperventilasi adlaah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, pusing, disorientasi,
tinnitusdan penglihatan yang kabur.

2. Hipoventilaasi

Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh
atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat. Tanda dan gejala hipoventilasi
adalah pusing, nyeri kepala, letargi, disorientasi, koma dan henti jantung.

Terjadi untuk penanangan hiperventilasi dan hipoventilasi dimulai dengan


mengobati penyebab yang mendasari gangguan tersebut, kemudian ditingkatkanoksigen
asi jaringan, perbaikan fungsi ventilasi, dan upaya keseimbangan asam basa.

3. Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi yang tidak adekuat pada tingkat jaringan Kondisi
initerjadi akibat defesiensi pengahantaran oksigen atau penggunaan oksigen diseluler.
Ketidakefektipan pola nafas. Hipoksia disebabkan oleh penuruanan kadar hemoglobin
dan penuruna kapasitas darah yang membawa oksigen, penuruan konsentrasi oksigen
yang diinspirasi, ketidak mampuan jaringan untuk mengambil oksigen dari darah
seperti terjadi padakasus keracunan sianida.Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke
darah, seperti terjadi pada pada kasus Pegpneumonia, perfusi darah yang mengandung
oksigen jaringan yang buruk, seperti pada syok dan keruskan vemtilasi.
Tanda dan gejala hipoksia termsuk rasa cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi,
penurunan tingkat kesadaran, pusing perubahan prilaku, pucat dan sianosis

F. Pengkajian

Pengkajian keperawatan tentang fungsi kardiopulmonar klien harus mencakup:


1. Riwayat keperawatan harus berfokus pada kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhan oksigen. Riwayat keperawatan untuk mengkaji fungsi keperawatan.a.
a. Keletihan
Keletihan merupakan sensasi subjektif, yaitu klien melaporkan bahwa
ia kehilangan daya tahan.
b. Dispnea
Merupakan tanda klinis hipoksia dan termanifestasi dengan sesak
napas. Dispnea merupakan sensasi subjektif pada pernapasan yang sulit dan
tidak nyaman.
c. Batuk
Batuk merupakan pengeluaran udara dari paru-paru yang tiba-tiba dan dapat
didengar.
d. Mengi
Mengi disebabkan oleh gerakan udara berkecepatan tinggi melalui jalan
nafas yng sempit.
e. Nyeri
Nyeri jantung tidak menyertai variasi pernapasan. Nyeri ini paling sering
terjadi di sisi kiri dada dan menyebar. Nyeri pericardium, merupakan
akibat inflamasi kantong perikardium, biasanya tidak menyebar dan dapat
terjadi saat inspirasi.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan
klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar.
a. Inspeksi
1) Warna membran mukosa
2) Penampilan umum
3) Tingkat kesadaran
4) Keadekuatan sirkulasi sistemik
5) Pola pernapasan
6) Gerakan dinding dada.
b. Palpasi
1) Dinding thorak, adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ?
2) Pengembangan dinding horak, bandingkan kiri dan kanan
3) Taktil fremitus
4) Getaran meningkat : Pneumonia, penumpukan secret, atelektasis yang belum
total, infark atau fibrosis paru.
5) Sedangkan getaran menurun : pleural effusion, pneumothorak, penebalan
pleura, emphysema atau sumbatan bronchus.
c. Perkusi
Macam suara ketukan:
1) Sonor : Suara yang normal terdengar diseluruh lapangan paru-paru.
2) Redup : Suara yang timbul akibat adanya konsolidasi paru (pemadatan) :
tumor, atalektasis, cairan.
3) Hipersonor : Suara yang ditimbulkan lebih keras dibandingkan dengan suara
sonor. Akibat adanya udara berlebihan di paru-paru, pneumothorak,
emphysema paru.
4) Tympani : Akibat adanya udara dalam suatu kantong atau ruang
tertutup. suara yang terdengar nyaring seperti kalau kita memukul
gendang. Kalau terdengar di dinding thorak artinya tidak normal. Normalnya
terdengar dibawah diafragma kiri dimana terletak lambung dan usus besar.

d. Auskultasi
Auskultasi sistem kardiovaskuler meliputi : pengkajian dalam mendeteksi bunyi
S1 dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan. Auskultasi
juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta
abdomen, dan arteri femoral.
Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara
disepanjang lapangan paru. Suara napas tambahan terdengar, jika suatu daerah
paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi
impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberiakn informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan
keadekuatan aliran darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, BGA.
G. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukann oksigen yang tidak
dekuat.
3) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
[ CITATION Her15 \l 1057 ]
H. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC


1 Ketidak efektifan  Status respirasi : jalan Manajemen jalan nafas :
pembersihan jalan nafas nafas paten/lancar  Jaga kepatenan jalan nafas :
berhubungan dengan :  Status Respirasi : Ventilasi buka jalan nafas, suction,
Obstruksi Jalan nafas Efektif fisioterapi dada sesuai
DS :  Status Respirasi : indikasi
 Klien mengatakan : Pertukaran gas Efektif  Identifikasi kebutuhan insersi
Sesak nafas, Sputum  Tidak terjadi aspirasi jalan nafas buatan
tak bisa keluar  Setelah dilakuka asuhan  Monitor pemberian oksigen,
DO : keperawatan selama ...... x vital sign tiap ....... jam
 Batuk tidak efektif 24  Monitor status respirasi :
 Dispnea /Orthopnea jam : adanya suara nafas tambahan.
 Sianosis Klien mampu mengidentifikasi  Identifikasi sumber alergi :
 Perubahan ritme & dan mencegah faktor yang obat,makanan, dll, dan reaksi
frekuensi pernafasan dapat menghambat jalan nafas yang biasa terjadi
 Gelisah  Menunjukkan jalan nafas  Monitor respon alergi selama
 Suara nafas tambahan yang paten : klien tidak 24 jam
: merasa tercekik, tidak  Ajarkan/ diskusikan dgn
rales,crakles,ronkhi,w terjadi aspirasi, frekuensi klien/keluraga untuk
heezing pernafasan dalam rentang menghindari alergen
 Sputum produktif normal :  Ajarkan tehnik nafas dalam
 Karakteristik Respirasi: dan batuk efektif
sputum:...... Dewasa:16-20/mnt  Pertahankan status hidrasi
 TD... mmHg N  Tidak ada suara nafas untuk menurunkan viskositas
:....x/mnt, RR....... x abnormal sekresi
mnt S..... °C  Mampu mengeluarkan  Kolaborasi dgn Tim medis :
sputum dari jalan nafas pemberian O2, obat
 Menunjukkan pertukaran bronkhodilator, obat anti
gas efektif - pH : 7.35 – allergi, terapi nebulizer,
7.45 insersi jalan nafas, dan
- PaCO2 : 35 – 45 % pemeriksaan laboratorium:
- PaO2 : 85 – 100 % AGD
- BE: + 2 s/d – 2meq/L Penghisapan jalan nafas
- SaO2 : 96-97 %  Tentukan kebutuhan
(perifer) penghisapan sekret melalui
 Tidak ada dyspnea dan oral maupun tracheal
sianosis, mampu bernafas  Monitor saturasi oksigen
dengan mudah klien dan status
 Menunjukkan ventilasi hemodinamik selama dan
adekuat setelah penghisapan
 Ekspansi dinding dada  Catat tipe dan jumlah sekresi
simetris, tidak ada : Pencegahan Aspirasi
penggunaan otot-otot nafas  Monitor tingkat kesadaran,
tambahan, retraksi dinding reflek batuk, muntah dan
dada, nafas cuping hidung, kemampuan menelan.
dyspnea, taktil fremitus  Tinggikan posisi kepala
tempat tidur 30-45 derajad
setelah makan, untuk
mencegah aspirasi dan
mengurangi dispnea.
2 Gangguan pertukaran gas  Status respirasi : Pertukaran Manajemen jalan nafas
berhubungan dengan : gas adekuat  Kaji bunyi paru, frekuensi,
pemasukan oksigen yang  Status respirasi : Ventilasi kedalaman, usaha nafas, dan
tidak adekuat efektif produksi sputum.
DS :  Keseimbangan elektrolit dan  Identifikasi kebutuhan insersi
 Klien mengatakan asam basa jalan nafas, dan siapkan klien
 Sakit kepala Setelah dilakukan asuhan untuk tindakan ventilasi
 Gangguan penglihatan/ keperawatan selama .... x 24 mekanik sesuai indikasi
visual : pandangan kabur jam :  Monitor vital sign tiap ..jam,
 Kelelahan  Menunjukkan pertukaran gas adanya sianosis, dan efektifitas
 Sesak nafas efektif pemberian oksigen yang
 Merasa kebingungan - pH : 7.35 – 7.45 dilembabkan.
DO : - PaCO2 : 35 – 45 %  Jelaskan penggunaan alat
 Dispnea - PaO2 : 85 – 100 % bantu yang dipakai klien :
 Takikardi - BE : + 2 s/d – 2 meq/L oksigen, mesin penghisap, dan
 Sianosis - SaO2 : 96-97 % alat bantu nafas
 Gelisah  Tidak ada dyspnea dan  Ajarkan tehnik nafas dalam,
sianosis, mampu bernafas batuk efektif
 Hipoksia(penurunan
dengan mudah  Lakukan tindakan untuk
PO2)
 Menunjukkan ventilasi mengurangi konsumsi
 Hiperkarbia
adekuat, ekspansi dinding oksigen : kendalikan demam,
(peningkatan PCO2)
dada simetris, suara nafas nyeri, ansietas, dan tingkatkan
 Irama / frekuensi
bersih, tidak ada : periode istirahat yang adekuat
kedalaman nafas
penggunaan otot-otot nafas  Kolaborasi dgn Tim medis :
abnormal
tambahan, retraksi dinding pemberian O2, obat
 Tensi .......... mmHg dada, nafas cuping hidung, bronkhodilator, terapi
 RR ............. x /mnt dyspnea, taktil fremitus nebulizer /inhaler, insersi jalan
 Nadi .........x/mnt  TTV dalam batas normal nafas
 SpO2 ............. %  Menunjukkan orientasi Manajemen Elektrolit &
 AGD / BGA abnormal kognitif baik, dan status Asam-basa
mental adekuat  Pertahankan kepatenan IV
 Menunjukkan keseimbangan line, dan balance cairan
elektrolit dan asam basa  Monitor status mental,
Na : 135 – 145 meq/L elektrolit, dan abnormalitas
Cl : 100-106 meq /L serum
K : 3,5 – 5.5 meq/L  Monitor tanda-tanda gagal
Mg :1,5 – 2,5 meq / L nafas : hasil AGD abnormal,
Ca : 8,5- 10,5 meq /L kelelahan
BUN : 10-20 mg/dl  Berikan terapi oksigen sesuai
indikasi
 Monitor status neurologi dan
atau neuromuskular : tingkat
kesadaran dan adanya
kebingungan, parestesia,
kejang
 Kolaborasi dengan Tim medis
untuk pemeriksaan AGD,
pencegahan dan penanganan
asidosis dan alkalosis:
Respiratorik & Metabolik
Hemodynamic regulation
 Monitor status hemodinamik:
saturasi oksigen, nadi perifer,
capillary refill, suhu dan warna
ekstremitas, edema, distensi
JVP
 Kolaborasi dgn Tim Medis
untuk obat vasodilator dan atau
vasokonstriktor
3 Ketidakefektifan pola  Status pernafasan : ventilasi Manajemen Jalan Nafas
nafas berhubungan dengan adekuat  Atur posisi tidur untuk
:  Status Tanda Vital Stabil memaksimalkan ventilasi.
 Hiperventilasi Setelah dilakukan asuhan  Jaga kepatenan jalan nafas:
 Hypoventilasi keperawatan :selama ..... x 24 suction,batuk efektif
 Deformitas tulang, jam  Kaji TTV, dan adanya sianosis
dinding dada  Sesak nafas berkurang  Pertahankan pemberian O2
 Penurunan energi / sampai dengan hilang sesuai kebutuhan Kaji adanya
kelelahan: anemia Ekspirasi dada simetris penurunan ventilasi dan bunyi
 Disfungsi  Tidak ada penggunaan otot nafas tambahan, kebutuhan
neuromuscular: GBS bantu pernafasan, tidak ada insersi jalan nafas: ET, TT
 Kerusakan nafas pendek  Tentukan lokasi dan luasnya
musculoskeletal: Cedera  Bunyi nafas tambahan tidak krepitasi di tulang dada
Tulang Belakang ada (wheezing, ronchi, ....)  Kaji peningkatan kegelisahan,
 Posisi tubuh yg tidak  Tidak ada nyeri dan cemas ansietas dan tersengal-sengal
sesuai  TTV dalam batas normal;  Monitor pola pernafasan
 Nyeri - Suhu: 36,3-37,4°C (Bradipnea, takipnea,
 Obesitas -Nadi:Bayi: 140x/menit hiperventilasi): kecepatan,
DS : Anak 2th: 120x /menit irama, kedalaman, dan usaha
Klien mengatakan : Anak 4th: 100x /menit respirasi
 Sesak nafas Anak 10-14th:85- 90x /mnt.  Monitor tipe pernafasan :
 Nafas pendek Laki2 dewasa:60-70x/menit Kusmaul,Cheyne Stokes, Biot
 Cemas Premp.dewasa:70-85x /mnt  Ajarkan teknik relaksasi kpd
DO : Dewasa : 80-85x /menit klien dan keluarga.
 Penurunan tekanan - TD :  Kolaborasi Tim medis : untuk
inspirasi/ekspirasi Bayi syst. 60-80 mmHg program terapi, pemberian
Anak > 10th: 90/60 mmHg oksigen, obat bronkhodilator,
 Penggunaan otot bantu
Umur 10-30 th: 110/75 mmHg obat nyeri cairan, nebulizer,
nafas
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg tindakan/ pemeriksaan medis,
 Nafas cuping hidung
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg pemasangan alat bantu
 Ekspirasi memanjang Umur > 60 th: 150/90 mmHg nafas,dan fisioterapi
 Pernafasan nasal faring -Eupnoe (pernafasan normal)
 Dyspnea/Orthopnea -Respirasi:
 RR: ......... x mnt Bayi: 30-50xmenit
 Nadi: ........ x mnt Balita: 30-40x/menit
 Tipe Pernafasan : Anak: 22x/menit
Kusmaul, Biot, Dewasa: 10-18 x/ mnt
Cheynestokes.
[ CITATION Jho16 \l 1057 ][ CITATION Bul16 \l 1057 ]

I. Evaluasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan gangguan batuk.
a. Klien mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat
jalan nafas
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
c. Menunjukkan pertukaran gas efektif
d. Menunjukkan ventilasi adekuat
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasukan oksigen yang tidak
adekuat.
a. Menunjukkan pertukaran gas efektif
b. Menunjukkan ventilasi adekuat
c. TTV dalam batas normal
d. Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa
3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas.
a. Sesak nafas berkurang sampai dengan hilang
b. Tidak ada nyeri dan cemas
c. TTV dalam batas normal

J. Daftar Pustaka

Antara, I. N. (2013). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan


Oksigenasi. Scribd.
Bulecheck, G., Butcher, H., & Dochterman , J. M. (2016). Nursing Interventions
Classification (NIC). Fifth Edition. Lowa : Mosby Elsavier.
Herlman , T. H. (2015). NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Jhonson, M. (2016). Nursing Outcomes Project Nursing Classification (NOC). St. Louis:
Missouri ; Mosby.
Kuniawati, N. W. (2014). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatanpada Pasien dengan
Gangguan Oksigenasi. Scribd.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007.  Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta : EGC
Surya, A. P. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Oksigenasi. Scribd

Tarwanto, Wartonah. 2006.  Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3 .
Salemba:Medika.

Anda mungkin juga menyukai