Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR INTOLERANSI AKTIVITAS PADA


TN. “W”
DI RUANG ROSELIA
RSUD KARDINAH TEGAL
LAPORAN PENDAHULUAN MINGGU KE 1 (SATU)

Oleh:

NAMA : IRVAN EVENDI

NIM :200104039

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2021
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling
mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Andarmoyo, sulistyo, 2012).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk aktifitas berbagai organ atau sel
(Aziz, 2012).
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen. Kebutuhan fisiolo
gis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya da
n aktivitas berbagai organ atau sel apabila lebih dari 4 menit orang tidak m
endapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak d
apat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Asmadi, 2008).

B. ANATOMI SISTEM KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI


C. FISIOLOGI SISTEM KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
Menurut Potter & Perry, (2006), ada tiga langkah dalam proses
oksigenasi yaitu:
1. Ventilasi
Ventilasi merupakan proses untuk menggerakan gas kedalam dan
keluar paru-paru. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan
throak yang elastic dan persarafan yang utuh. Otot pernapasan yang
utama adalah diagfragma. Ventilasi adalah proses keluar masuknya
udara dari dan ke paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang
masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleural lebih negative (752 mmHg) daripada tekanan atmofer (760
mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli.
a. Kerja Pernapasan
Pernafasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan
dan membuat paru berkontraksi. Kerja pernafasan ditentukan oleh
tingkat kompliansi paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspirasi
yang aktif, dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan.
Kompliansi menurun pada penyakit, seperti edema pulmonar,
interstisial, fibrosis pleura, dan kelainan struktur traumatic, atau
congenital seperti kifosis atau fraktur iga.
Tahanan jalan nafas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi
jalan nafas, penyakit di jalan nafas kecil (seperti asma), dan edema
trakeal. Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melalui jalan
nafas anatomis menurun. Ekspirasi merupakan proses pasif normal
yang bergantung pada property recoil elastic dan membutuhkan
sedikit kerja otot atau tidak sama sekali volume paru
Volume paru normal diukur melalui pemeriksaan fungsi
pulmonary. Spirometer mengukur volume paru yang memasuki
atau yang meninggalkan paru-paru. Variasi volume paru dapat
dihubungkan dengan status kesehatan, seperti kehamilan, latihan
fisik, obesitas, atau kondisi paru yang obstruktif. Jumlah
surfaktan, tingkat kompliansi, dan kekuatan otot bantu pernafasan
mempengaruhi tekanan dan volume di dalam paru-paru.
b. Tekanan
Gas bergerak ke dalam dan keluar paru karena ada perubahan
tekanan. Tekanan intrapleura bersifat negative atau kurang dari
tekanan atmosfer yakni 760 mmHg pada permukaan laut. Supaya
udara mengalir ke dalam paru-paru, maka tekanan intrapleura harus
lebih negative dengan gradient tekanan antara atmosfer dan alveoli
2. Perfusi
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru
untuk dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah darah
dioksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel
kanan jantung. Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut
serta dalam proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler
dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung.
Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakomodasi variasi
volume darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-
waktu terjadi penurunan volume atau tekanan darah sistemik.
3. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi yang lebih tinggi kedaerah degan konsentrasi yang lebih
rendah. Difusi gas pernafasan terjadi di membrane kapiler alveolar
dan kecepatan difusi dapat dipegaruhi oleh ketebalan membrane.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN DASA
R OKSIGENASI
Menurut Potter & Perry, (2006), keadekuatan sirkulasi, ventilasi,
perfusi, dan transport gas-gas pernapasan ke jaringan dipengaruhi oleh
empat tipe factor, yaitu :
1. Faktor fisiologis
N
PROSES PENGARUH PADA OKSIGENASI
O
Anemia Menurunkan kapasitas darah yang membawa
1
oksigen

Racun inhalasi Menurunkan kapasitas darah yang membawa


2
oksigen

Obstruksi jalan Membatasi pengiriman oksigen yang diinspirasi


3
nafas ke alveoli

Dataran tinggi Menurunkan konsentrasi oksigen inspirator karena


4
konsentrasi oksigen atmosfer yang lebih rendah.

Demam Meningkatkan frekuensi metabolisme dan


5
kebutuhan oksigen di jaringan.

Penurunan Mencegah penurunan diafragma dan menurunkan


pergerakan diameter anteroposterior thoraks pada saat
6 dinding dada inspirasi, menurunkan volume udara yang
(kerusakan diinspirasi.
muskulo)

 Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada :


1. Kehamilan
Ketika fetus mengalami perkembangan selama kehamilan,
maka uterus maka uterus yanb berukuran besar akan
mendorong isi abdomen ke atas diagfragma.
2. Obesitas
Klien yang obese mengalami penurunan volume paru. Hal ini
dikarenakan thorak dan abdomen bagian bawah yang berat.
3. Kelainan musculoskeletal
Kerusakan muskulosetal di region thorak menyebabkan
penurunan oksigenasi.
4. Konfigurasi structural yang abnormal
5. Trauma
6. Penyakit otot
7. Penyakit system persarafan
8. Perubahan system saraf pusat
9. Pengaruh penyakit kronis.
10. Faktor Perkembangan
a. Bayi Prematur
Bayi premature : berisiko terkena penyakit membrane
hialin, yang diduga disebabkan defisiensi surfaktan.
b. Bayi dan Todler
Bayi dan toddler : berisiko mengalami infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) hasil pemaparan dari anak-anak lain
dan pemaparan asap dari rokok. Selain itu, selama proses
pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti
nasal yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan
meningkatkan potensi terjadinya ISPA. ISPA yang sering
doalami adalah nasofaringitis, faringitis, influenza, dan
tonsillitis.
c. Anak usia sekolah dan remaja
Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi
pernapasan dan factor-faktor resiko pernafasan, misalnya
asap rokok dan merokok.
d. Dewasa muda dan dewasa pertengahan
Individu pada usia pertengahan dan dewasa muda terpapar
pada banyak factor resiko kerdiopulmonar seperti diet yang
tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan.
e. Lansia
Kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia yang
berhubungan dengan osteoporosis dan kalsifikasi tulang
rawan kosta. Otot – otot pernapasan melemah dan sirkulsi
pemubuluh darah pulmonar menurun.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa cara.
Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami kelemahan otot
pernafasan. Kondisi ini menyebabkan kekekuatan otot dan kerja
pernapasan menurun.
b. Latihan Fisik
Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan
kebutuhan oksigen. Frekuensi dan kedalaman pernapasan
meningkat, memampukan individu untuk mengatasi lebih banyak
oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondoksida.
c. Merokok
Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung,
penyakit paru obstrukti kronis, dan kanker paru.
d. Penyalahgunaan Substansi
Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara berlebihan akan
menggganggu oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali memiliki
asupan nutrisi yang buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan
asupan makanan kaya gizi yang kemudian menyebabkan
penurunan prosuksi hemoglobin.
3. Faktor Lingkungan
a. Abestosis merupakan penyakit paru yang memperoleh di tempat
kerja dan berkembang setelah individu terpapar asbestosis.
b. Ansietas
Keadaan yang terus-menerus pada insietas beat akan meningkatkan
laju metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen akan meningkat

E. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI


PADA PEMENUHAN OKSIGENASI
Menurut Aziz (2012), dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
terdapat beberapa masalah antara lain :
1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas
yang diinspirasi ke jaringan. Hal ini berhubungan dengan 3 bagian /
proses respirasi, yaitu : ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh
darah, dan dapat disebabkan oleh satu atau lebih perubahan kondisi
pada proses tersebut
2. Hyperventilasi 
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut hyperventilasi
elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi kebutuhan tubuh,
yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari yang diproduksi
3. Hypoventilasi
Ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,
obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat.
4. Cheyne Stokes 
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari pernafasan yang
sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, o.k gagal
jantung kongestif, PTIK, dan overdosis obat. Terjadi dalam keadaan
dalam fisiologis maupun pathologis.
5. Kussmaul’s (hyperventilasi)
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20
kali per menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
F. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015) diantaranya:
a. Riwayat keperawatan
1) Masalah keperawatan yang pernah dialami
2) Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
3) Pernah mengalami batuk dengan sputum.
4) Pernah mengalami nyeri dada.
5) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala
di atas
c. Riwayat penyakit pernapasan
1) apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC,
dan lain-lain.
2) bagaimana frekuensi setiap kejadian.
3) Riwayat kardiovaskuler
4) pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal
ventrikel kanan,dll) atau peredaran darah
5) Gaya hidup
6) merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan
perokok

2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
c. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan produksi
secret yang tertahan.
3. Intervensi Keperawatan (SLKI & SIKI)

No Dx SLKI SIKI
1 Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Respirasi
tidak keperawatan selama 3 x 24 jam ( I.01014)
efektif diharapkan pola napas efektif 1.
berhubung dengan kriteria hasil : kedalaman dan upaya nafas
an dengan Pola nafas (L.01004) 2.
gangguan No Indikator Awa Tujua 3.
neuromus l n sputum
kular. 1 Ventilasi 1 4 4.
semenit nafas
2 Kapasita 1 4 5.
s Vital 6.
3 Tekanan 1 4 7.
ekspirasi 8.
4 Tekanan 1 4 9.
Inspirasi respirasi sesuai kondisi
Ket: 1 = menurun, 2 = cukup pasien.
menurun, 3 =sedang, 4 = cukup 10.Dokumentasikan hasil
meningkat, 5 = meningkat. pemantuan.
No Indikator Awa Tujua 11. Jelaskan prosedur dan tujuan
l n pemantauan.
1 Dispnea 1 4
2 Penggun 1 4
aan otot
bantu
napas
Ket: 1=meningkat, 2= cukup
meningkat, 3 = sedang, 4 =
cukup menurun, 5 = menurun.
2 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen (I.01026)
pertukaran keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor kecepatan aliran
gas diharapkan pertukaran gas tidak oksigen
berhubung terganggu dengan kriteria hasil : 2. Monitor posisi alat terapi
an dengan Status pernapasan: pertukaran oksigen
ketidaksei gas (L.01003) 3. Monitor aliran oksigen
mbangan No Indikator Awa Tujua secara periodik dan
ventilasi- l n pastikan fraksi yang
perfusi 1 Tingkat 1 4 diberikan cukup
Kesadara 4. Monitor tanda-tanda
n hypoventilasi
Ket: 1 = menurun, 2 = cukup 5. Monitor tanda dan gejala
menurun, 3 =sedang, 4 = cukup toksikasi oksigen dan
meningkat, 5 = meningkat. atelektasis
No Indikator Awa Tujua 6. Bersihkan sekret pada
l n mulut. Hidung, dan
1 Dispnea 1 4 trakea
2 Bunyi 1 4 7. Pertahankan kepatenan
napas jalan napas
tambaha 8. Kolaborasi penentuan
n dosis oksigen.
Ket: 1=meningkat, 2= cukup 9. Kolaborasi penggunaan
meningkat, 3 = sedang, 4 = oksigen saat aktivitas
cukup menurun, 5 = menurun. dan tidur.
No Indikator Awa Tujua
l n
1 PCO2 2 4
2 PO2 2 4
3 Takikard 2 4
i
Ket: 1=memburuk, 2 = cukup
memburuk, 3 = sedang, 4=
cukup membaik, 5 = membaik.
3 Bersihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas (I.0101
jalan keperawatan selama 3 x 24 jam 1)
napas diharapkan bersihan jalan napas 1. Monitor pola napas
tidak efektif dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas tamb
efektif b.d Bersihan Jalan Napas ( L.0100 ahan
produksi 1) 3. Monitor sputum( jumlah,
secret No Indikator Awa Tujua warna,aroma)
yang l n 4. Pertahankan kepatenan jal
tertahan 1 Produksi 1 4 an napas
sputum 5. Posisikan semi flower
Ket: 1=meningkat, 2= cukup 6. Lakukan fisioterapi dada
meningkat, 3 = sedang, 4 = 7. Lakukan penghisapan lend
cukup menurun, 5 = menurun ir ( sunction) kurang dari 1
No Indikator Awa Tujua 5 detik
l n 8. Berikan oksigen
1 Dispnea 2 4 9. Kolaborasi pemberian bro
2 Sulit 2 4 nkodilator, ekspetoran, mu
bicara kolitik, jika perlu
3 Frekuens 2 4
i napas Terapi Oksigen (I.01026)
1. Monitor kecepatan aliran o
4 Pola 2 4 ksigen
Napas 2. Monitor posisi alat terapi o
Ket: 1=memburuk, 2 = cukup ksigen
memburuk, 3 = sedang, 4= 3. Monitor aliran oksigen se
cukup membaik, 5 = membaik cara periodik dan pastikan frak
si yang diberikan cukup
4. Monitor tanda-tanda hypo
ventilasi
5. Monitor tanda dan gejala t
oksikasi oksigen dan atelektasi
s
6. Bersihkan sekret pada mul
ut. Hidung, dan trakea
7. Pertahankan kepatenan jal
an napas
8. Kolaborasi penentuan dosi
s oksigen.
9. Kolaborasi penggunaan ok
sigen saat aktivitas dan tidur.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan


Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Bulecheck, et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), Edisi


Keenam. Singapore: Elsevier.

Herdman, T.H & Kamitsuru, S. (2018). NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions & Classifications, 2018-2020. Oxford: Willey-
Blackwell

Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi


Kelima. Singapore: Elsevier.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses dan Praktik, Volume 2, Edisi 4. Jakarta: EGC

Tarwoto & Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawtan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai