FIRDAUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik
Keperawatan Keperawatan Dasar Mahasiswa Keperawatan (D3)
Tingkat II Semester III
Dosen Pembimbing : Galih Jatnika.,S.Kp,M.Kes
Disusun oleh:
Ade Alma Faazriani
211119078
LAPORAN PENDAHULUAN
RS : Tgl : Nilai : Tgl : Nilai : Rata-rata :
Judul : Oksigenasi
Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system kimia dan fisika. Oksigen (O2)
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme
sel, sebagai hasilnya terbentuklah karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses kehidupan karena
oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus
terpenuhi karena apabila berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila
berlangsung lama akan menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, pembebasan jalan nafas
dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan
agar berfungsi secara normal (Taqwaningtyas, Ficka (2013) dalam Hidayat dan Uliyah, 2005).
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energy,
adenosine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan
membentuk asam, yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan pertukaran gas, system
untuk perfusi darah melalui paru. Sedangkan system pernapasan melakukan dua fungsi terpisah
ventilasi dan rspirasi (Maryudianto, Wahyu (2012) dalam Elisabeth J. Corwin, 2009).
Etiologi
1. Faktor Fisiologis
a. Penurunan kapasitas angkut O₂
Secara fisiologis, daya angkut hemoglobin untuk membawa O ke jaringan adalah 97%. Akan
tetapi, nilai tersebut dapat berubah sewaktu-waktu apabila terdapat gangguan pada tubuh.
Misalnya, pada penderita anemia atau pada saat yang terpapar racun. Kondisi tersebutdapat
mengakibatkan penurunan kapasitas pengikatan O₂.
b. Penurunan Konsentrasi O₂ inspirasi
Kondisi ini dapat terjadi akibat penggunaan alat terapidan penurunan kadar O₂ inspirasi.
c. Hipovolemik
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume sirkulasi darah akibat kehilangan cairan
ekstraselular yang berlebihan.
d. Peningkatan Laju Metabolik
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus-menerus yang
mengakibatkan peningkatan laju metabolik. Akibatnya, tubuh mulai memecah persediaan
protein dan menyebabkan penurunan massa otot.
e. Kondisi Lainnya
Bayi yang lahir prematur berisiko menderita penyakit membran hialin yang ditandai dengan
berkembangnya membran serupa hialin yang membatasi ujung saluran pernafasan. Kondisi ini
disebabkan oleh produksi surfaktan yang masih sedikit karena kemampuan paru menyintesis
surfaktan baru berkembang pada trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti faringitis,
influenza, tonsilitis, dan aspirasi benda asing (misal: makanan, permen dan lain-lain).
c. Anak usia sekolah dan remaja
Kelompok usia ini berisiko mengalami infeksi saluran napas akut akibat kebiasaan buruk,
seperti merokok.
d. Dewasa muda dan paruh baya
Kondisi stress, kebiasaan merokok, diet yang tidak sehat, kurang berolahraga, merupakan
faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru pada kelompok usia ini.
e. Lansia
Proses penuaan yang terjadi pada lansia menyebabkan perubahan fungsi normal pernafasan,
seperti penurunan elastis paru, pelebaran alveolus, dilatasi saluran bronkus dan kifosis tulang
belakang yang menghambat ekspansi paru sehingga berpengaruh pada penurunan kadar O₂.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih (obesitas) dapat menghambat ekspansi paru, sedangkan
malnutrisi berat dapat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan yang akan mengurangi
kekuatan kerja pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktivitas metabolik, denyut jantung dan kedalaman serta
frekuensi pernapasan yang akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Ketergantungan zat adiktif
Penggunaan alkohol dan obat-obatan yang berlebihan dapat mengganggu oksigenasi. Hal ini
terjadi karena :
1) Alkohol dan obat-obatan daoat menekan pusat pernapasan dan susunan saraf pusat
sehingga mengakibatkan penurunan laju dan kedalaman pernapasan.
2) Penggunaan narkotika dan analgesik, terutama morfin dan meperidin, dapat mendepresi
pusat pernapasan sehingga menurunkan laju dan kedalaman pernafasan.
d. Emosi
Perasaan takut, cemas dan marah yang tidak terkontrol akan merangsang aktivitas saraf
simpatis. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan frekuensi
pernapasan sehingga kebutuhan oksigen meningkat. Selain itu, kecemasan juga dapat
meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan.
e. Gaya hidup
Faktor suhu dapat berpengaruh terhadap afinitas atau kekuatan ikatan Hb dan O₂. Dengan kata
lain, suhu lingkungan juga bisa memengaruhi kebutuhan oksigen seseorang.
b. Ketinggian
Pada dataran yang tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga tekanan oksigen
juga ikut turun. Akibatnya, orang yang tinggal di dataran tinggi cenderung mengalami
peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung. Sebaliknya, pada dataran yang rendah
akan terjadi peningkatan tekanan oksigen.
c. Polusi
Polusi udara, seperti asap atau debu seringkali menyebabkan sakit kepala, pusing, batuk,
tersedak, dan berbagai gangguan pernapasan lain pada orang yang menghisapnya. Para pekerja
di pabrik asbes atau bedak tabur berisiko tinggi menderita penyakit paru akibat terpapar zat-zat
berbahaya.
Pernapasan
Oksigenasi
Ventilasi Transportasi
ketidakefektifan
Obstruksi jalan napas
jalan napas
Ketidakefektifan
pola napas
Manifestasi Klinik
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan
ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas
cuping hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan
posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi, hiperkapnea, kelelahan,
somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat,
kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama
dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).
Manifenstasi klinik
1. Bunyi nafas tambahan (ronchi, mengi, stridor)
2. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3. Batuk tidak ada atau tidak efektif
4. Sianosis
5. Kesulitan untuk bersuara
6. Penurunan bunyi nafas
7. Ortopnea
8. Dahak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu:
1. EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls dan
posisi listrik jantung
2. Pemeriksan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap stres fisik.
Pemerik saan ini memberikan infommasi tentang respond miokard terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen dan mmentukan keadekuata aliran darah koroner.
3. Pemeriksaan untuk mengukur , keadekualan ventilast dan oksigenasi pemerksaan fungsi puni,
malisn gosdamh 1AGD)
Penatalaksanaan Klinik
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a. Pembersihan jalan nafas
b. Latihan batuk efektif
c. Suctioning
d. Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
a. Atur posisi pasien ( semi fowler )
b. Pemberian oksigen
c. Teknik bernafas dan relaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
a. Atur posisi pasien ( posisi fowler)
b. Pemberian oksigen
c. Suctioning
Komplikasi
1. Penurunan kesadaran
2. Hipoksia
3. Cemas dan gelisah
Pengkajian sesuai data fokus (sesuai teori)
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi pengkajian tentang masalah pernapasan dulu dan sekarang , gaya hidup, adanya
batuk, sputum, nyeri, dan adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.
a. Masalah pada pernapasan (dahulu dan sekarang)
b. Riwayat penyakit
1) Nyeri
2) Paparan lingungan
3) Batuk
4) Bunyi nafas
5) Faktor resiko penyakit paru
6) Frekuensi infeksi pernapasan
7) Masalah penyakit paru masa lalu
8) Penggunaan obat
c. Adanya batuk dan penanganan
d. Kebiasaan merokok
e. Masalah pada fungsi kardiovaskuler
f. Faltor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
g. Riwayat penggunaan medikasi’
h. Stressor yang dialami
i. Status atau kondisi kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Mengamati tingkat kesadaran pasien, keadaan umum, postur tubuh, kondisi kulit, dan
membran mukosa, dada (kontur rongga interkosta, diameter anteroposterior, struktur
toraks, pergerakan dinding dada), pola napas (frekuensi dan kedalaman pernapasann,
durasi inspirasi dan ekspirasi)
b. Palpasi
Dilakukan dengaan menggunakan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada pasien.
Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada dan punggung pasien
dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh” secara ulang. Normalnya, fremitus
taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat pada kondisi konsolidasi.
c. Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam sertamengkaji
adanya abnormalitas , cairan /udara dalam paru. Normalnya, dada menghasilkan bunyi
resonan / gaung perkusi.
d. Auskultasi
Sesak
Edukasi
Edukasi
1. Untuk
1. Anjurkan pasien
mempermudah
dan keluarga cara
pasien
menggunakan
bilamana sesak
oksigen di rumah
ketika di rumah
Kolaborasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi
1. Agar sesuai
pemberian dosis
dengan
oksigen
kebutuhan
pasien
2. Kolaborasi 2. Agar pasien
penggunaan tidak merasakan
oksigen saat sesak ketika
aktivitas dan tidur tidur ataupun
sedang
beraktivitas
Daftar Pustaka
Wilkinson, Judith. M. 2006. Diagnosa Keperawatan NIC dan NOC, Edisi 7.Jakarta: EGC
Mubarak,Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.
Arief mansjoer. 2011. Kapita Selekta kedokteran. Edisi 3, jakarta FKUI.
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah. Edisi 8, Vol. 3, jakarta, EGC.
Doengoes. E. marlynn, dkk. 2010. Rencana Asuhan keperawatan, jakarta, EGC.
Elisabeth j.corwin, 2011 buku saku patofisiologi.jakarta EGC
Alimul, Hidayat A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.