Disusun Oleh :
Nim : A1C121002
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
(Kusnanto, 2016).
B. Etiologi
oksigenisasi yaitu.
1. Factor Fisologi
saluran pernapasan
transport O2 terganggu
2. Faktor Perkembangan
surfaktan,
dan merokok.
paru.
menurun.
3. Faktor Perilaku
ekspansi paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat
oksigen berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulka
arterioklerosis.
C. Patofisiologi
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dank e paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direpson
dada berubah menjadi tanda dan gejala adanya pola napas tidak efektif
sehingga menjadi gangguan oksigenisasi (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
menurun menjadi tanda dan gejala gangguan pertukaran gas (Tim Pokja SDKI
Tanda dan gejala bersihan jalan napas tidak efektif adalah batuk tidak
bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah, dan pola napas berubah (Tim
seperti penggunaan otot bantu napas meningkat, volume tidal menurun, PCO2
meningkat, PO2 menurun, SaO2 menurun, gelisah dan takikardia (Tim Pokja
memasok darah ke otak. Ketika hal itu terjadi maka akan merasa
a. Menurunnya Hb
sianida
peneumonia
f. Kerusakan/gangguan ventilasi
clubbing.
F. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan Bronkodilator
b. Keperawatan
3) Suctioning
6) Pemberian oksigen
7) Teknik bernafas dan relaksasi
G. Pemeriksaan Penunjang
H. Komplikasi
A. Pengertian
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H,2008).
cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan
tubuh dilakukan dengan mekanisme haus. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh
(Abdul H, 2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh.
CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel (Taylor, 1989).
Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau ⅔ dari TBW,
contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50% cairan
Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan menyusun
sekitar 30% dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar
20% berat tubuh (Price & Wilson, 1986). CES terdiri dari tiga kelompok yaitu
(Abdul H, 2008) :
normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
3.Diet
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
4. Stress
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
5.Kondisi Sakit
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
secara mandiri. Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus.
darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam
pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
transport) yaitu :
1) Difusi
2) Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan
penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler. Ini
liter/hari.
3) Transport Aktif
4) Osmosis
berubah.
E. Regulasi Elektrolit
a. Sodium (Na+) :
b. Potassium (K+) :
nerves.
4) Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan kismis.
c. Calcium (Ca++) :
4) Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.
a. Chloride (Cl-) :
b. Bicarbonat (HCO3-) :
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang
pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal
sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner suddarth,
ekstraseluler (CES).
ekstraseluler (CES).
1) Etiologi
a. Penurunan masukkan.
abnormal, dll.
c. Perdarahan.
2) Patofisiologi :
ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
3) Manifestasi klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
ginjal akut.
4) Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik.
isotonok dari CES yang disebabkan oleh retensi air dan natrium yang
abnormal dalam proporsi yang kurang lebih sama dimana mereka secara
normal berada dalam CES. Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan
1) Etiologi
2) Patofisiologi
3) Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
4) Komplikasi
b. Infark miokard.
e. Penyakit katup.
h. Varikose vena.
j. Flebitis kronis
dehidrasi.
hyperkalemia yaitu kelebihan kadar potasium pada cairan ektrasel, hal ini
jarang terjadi, kalaupun ada hal ini sangat membahayakan kehidupan sebab
jantung.
3. Hipokalsemia dan hiperkalsemia
kondisi ini menyebabkan penurunan eksitabilitas otot dan saraf yang pada
Hipokloremia yaitu penurunan kadar ion klorida dalam serum, kondisi ini
Hiperkloremia yaitu peningkatan kadar ion klorida dalam serum, kondisi ini
masalah ginjal.
peningkatan kadar ion fosfat dalam serum, kondisi ini dapat muncul pada
CO2 akibat kondisi hiperkapnia. Karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru
berkurang, terjadi peningkatan H2CO2 yang kemudian menyebabkan
dan disorientasi.
2) Asidosis Metabolik
oleh kelebihan CO2 dalam cairan tubuh. Tanda dan gejala klinisnya :
b. Kelelahan (malaise)
c. Disorientasi
d. Koma
e. pH plasma <3,5
3) Alkalosis Respiratorik
a. Penglihatan kabur
4) Alkalosis Metabolik
a. Apatis
b. Lemah
c. Gangguan mental
d. Kram
e. pusing
suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan
kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk
2. Nadi meningkat
3. Pernafasan meningkat
5. Posisi berhati-hati
C. Etiologi
2. Iskemik jaringan.
lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia
bioaktif lainnya.
5. Post operasi.
7. Efek perilaku
sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada
a. Emosi
b. Status mobilisasi
d. Keadaan imunitas
e. Tingkat kesadarn
diprediksi sebelumnya
dan nyaman
a. Jatuh
yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia
b. Oksigen
c. Pencahayaan
d. Vakolasi
1. Mengaduh
2. Menangis
3. Sesak nafas
4. Mendengkur
e. Ekspresi Wajah
1. Meringis
2. Mengeletuk gigi
3. Mengernyit dahi
5. Menggigit bibir
f. Gerakan Tubuh
1. Gelisah
2. Imobilisasi
3. Ketegangan otot
g. Interaksi Sosial
1. Menghindari percakapan
A. Pengertian
adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
(SDKI, 2016).
A. Etiologi
siklus
berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1
hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata tidak cepat
(NREMNon Rapid Eye Movement) dan berkisar dari kedaan tidur sangat
maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM-
Rapid Eye Movement). Tahap tidur REM dikarakterisasikan dengan
tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental dan kesehatan
a) Tahap I
b) Tahap II
c) Tahap III
menit.
d) Tahap IV
ditandai dengan :
bangun pagi.
1-2 siklus/detik.
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-
25%
dari tidurnya.
sebelumnya.
6) Metabolisme meningkat.
menit.
B. Fisiologis
pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating system (RAS) di
bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel – sel khusus dalam
visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari
disebabkan oleh pelepasan serum serotonin dari sel – sel spesifik di pons
berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS
E. Gangguan Tidur
1. Insomnia
terjaga.
3. Insomnia terminal: Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
2. Parasomnia
3. Hipersomnia
oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati
hari.
4. Narkolepsi
secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai
periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang
berlebihan pada siang hari, sakit kepala di siang hari, iritabilitas, atau
udara di hudung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh
6. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur,
atau biasa disebut isilah mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis:
F. Manifestasi Klinis
1. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1
4. Todler (1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan tidur
10. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit
tidur.
11. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur.
1. Perasaan Lelah.
2. Gelisah.
3. Emosi.
4. Apetis.
9. mata sayu
I. Penatalaksanaan
1. Mengobservasi TTV
J. Pemeriksaan penunjang
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang
seringnya klien terjaga di malam hari. The Multiple Sleep Latency Test
pada pergelangan tangan untuk mengukur pola tidur selama jangka waktu
tertentu. Data Actigraphy memberika informasi waktu tidur, efisiensi
tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas dan istirahat
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
TINJAUAN KASUS
A. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
B. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat & Uliyah. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2. Jakarta:
Salemba medika.