Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIK LABORATORIUM KLINIK KEPERAWATAN

“LAPORAN PENDAHULUAN KDM OKSIGEN”

OLEH:

Nama: Ketut Nova Ariantini

Nim: 203213247

Kelas: A14 B

Absen: 12

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI

DENPASAR

2021

Dosen : Ns. Ni Kadek Muliawati, S.Kep., M.Kes


LAPORAN PENDAHULUAN KDM OKSIGEN

A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 kedalam sistem (kimia atau
fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon
dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada
tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. Oksigen
adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolism untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh. Kekurangan oksigan bias
menyebabkan hal yang berarti bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut,
agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen
merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham
dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

B. Etiologi
Ada pun factor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan oksigen menurut
(NANDA, 2011), yaiutu hipervintilasi, hipoventilasi, deformitas tulang dan dinding dada,
nyeri, cemas, penurunan energy, kelelahan, kerusakan neuro muscular, kerusakan
muskoloketal, kerusakan kongnitif/presepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neuroligis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-kapiler.

C. Penyebab
Penyebab kekurangan oksigen juga bias disebabkan penyakit gangguan pernapasan,
1. Asma
2. Emfisema
3. Radang paru-paru
4. Pneumotoraks
5. Sindrom gangguan pernapasan akut
6. Edema paru
7. Fibrosis paru

D. Patafisiologi
Proses pertukaran gas dipengerahui oleh vintilasi, difusi dan transportasi. Proses ventilasi
(proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dank e paru-paru),
apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tdk dpt tersalur dengan baik dan
sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mucus. Proses difusi (penyaluran olveoli kejaringan dalam) yang terganggu
akan meyebabkan ketidakefiktifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses fentilasi
difusi maka kerukasan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload dan kontraktilitas miokard juga dpt mempengaruhi gas.

E. Klasifikasi
Pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas 3 tahapan yaitu vintilasi,
difusi dan transportasi:
1. Ventilasi
proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer kedalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
• adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempatmaka
tekanan udara semakin rendah. Demikian pula sebaliknya.
• adanya kemampuan thorak dan paru pada alveoli dalam melaksanakan ekspansiatau
kembang kempis
• adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas berbagai
otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Terjadinya
rangsangan simpatis dapat menyebabkan relaksasi sehingga dapat terjadi vasodilatasi,
kemudian kerja saraf parasimpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat
menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan
• adanya reflek batuk dan muntah adanya peran mukus sillialis sebagai penangkal benda
asing yang mengandung interferon dan dapat mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi
selanjutnya adalah complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk
meengembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya sulfaktor pada lapisan
alveoli yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara
yangmenyebabkan tidak terjadinya kolaps dan gangguan thoraks. Sulfaktor
diproduksisaat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien menerik
napas,sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru. Apabila complience baik akan tetapi recoil terganggu maka C02
tidak dapat dikelurkan secara maksimal. Pusat pernapasan yaitu medulla oblongata dan
pons dapat mempengaruhi proses ventilasi, karena CO2 memiliki kemampuan
merangsang pusat pernapasan. Peningkatan CO2 dalam batas 6 mmhg dapat dengan baik
merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO, kurang dari sama dengan 80mmhg maka
dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.

2. Difusi gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kamler paru dan di kapiler
dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
• luasnya permukaan paru
• sebalnya membran respirasi atau permeabilitas yang terjadi antara epitel alveolidan
intertisial. Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan
• perbedaan tekanan dan konsentrasi o2 hal ini dapat terjadi sebagai mana o2 dari alveoli
masuk ke dalam darah oleh karena tekanan o2 dari rongga alveoli lebih tinggi dara
tekanan o2 dalam darah vena pulmonalis(masuk dalam darah secara berdifusi) dan PaCO.
Dalam arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli
• Afinatas gas
Yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat hb
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara o2 kapiler ke jaringan tubuh
c02, jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi akan berikatan dengan hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3 %) sedangkan c02 akan
berikatan dengan hb membentuk karbominohemiglobin (3o%) dan larut dalam plasma
(50%) dan sebagaian menjadi Hco 3 berada pada darah (65%). Transpotasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
• Kardiak output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh darah. Normalnya 5%
L/menit. Dalam kondisi patologi yang dapat menurunkan kardiak output (misal pada
kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan mengurangi jumlah oksigenyang dikirim
ke jaringan umumnya jantung menkompensasi dengan menambahkan rata-rata
pemompaannya untuk meningkatkan transport oksigen
• Kondisi pembuluh darah, latihan dan lain lain secara langsung berpengaruh terhadap
transpor oksigen bertambahnya latihan menyebabkan peningkatkan transport o2 (20 x
kondisi normal). Meningkatkan kardiak output dan penggunaan o2 oleh sel.

F. Tanda dan gejala


Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu, takikardi, hiperkapnea,
kelelahan, somnolen, iribilitas, hipoksia, kebingungan, AGD abnormal, sianosis, warna
kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman) hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika
bangun, abnormal frekuensi, irama, dan kedalaman nafas( NANDA, 2011)

G. Manifestasi Klinik
- Suara napas tidak normal.
- Perubahan jumlah pernapasan
- Batuk disertai dahak.
- Penggunaan otot tambahan pernapasan.
- Dispnea.
- Penurunan haluaran urin.
- Penurunan eskpenasi paru
- Thakhipne
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
1.EKG: Menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi
implus dan posisi listrik jantung.
2.Pemeriksaan stress latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung terhadap
stress fisik. Pemeriksaan fisik memberikan informasi tentang miokard terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner
3.Pemriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi: pemeriksaan fungsi
paru, analisis gas darah (AGD).
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut Brunner & Suddarth (2016), pengkajian keperawatan untuk pasien gagal jantung
berfokus pada pemantauan keefektifan terapi dan kemampuan pasien untuk memahami
dan menjelaskan strategi manajemen diri. Tanda dan gejala kongesti paru dan kelebihan
beban cairan harus segera dilaporkan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan
oksigen atau timbulnya masalah oksigenasi. Pengkajian keperawatan pada pasien gagal
jantung dengan masalah oksigenasi.

B. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan
nafas untuk mempertahankan jalan nafas tetap paten.
Gejala dan Tanda Mayor :

Subjektif Objektif

1.Tdk tersedia 1.Batuk tdk efektif

2.Tdk mampu batuk

3.Sputum berlebihan

4.Menggi, wheezing dan atau ronkhi kering

5.Mekonium di jalan nafas (pada neonatus)


Gejala dan tanda Minor

Subjektif Objektif

1.Dispnea 1.Gelisah

2.Sulit bicara 2.sianosis

3.Ortopnea 3.bunyi nafas menurun

4.frekuensi nafas berubah

5.pola napas berubah

2. Gangguan Penyampihan Ventilator


Definisi: ketidakmampuan beradptasi dengan pengurangan bantuan
ventilator mekanik yang dapat menghambat dan memperlama proses
penyampihan.
Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1.tdk tersedia 1.Frekuensi napas meningkat

2.Penggunaan otot bantu napas

3.Napas megap-megap (gasping)

4.Upaya napas dan bantuan ventilator tdk


sinkron

5.Napas dangkal

6.Agitasi

7.Nilai gas darah arteri abnormal


Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif

1.lelah 1. Auskultasi suara inspirasi menurun

2.kuatir mesin rusak 2. Warna kulit abnormal (mis, pucat,


sianosis)

3.fokus meningkat pada pernapasan 3. Napas paradox abdominal

4.gelisah 4. Diaforesis

5. ekspresi wajah takut

6. tekanan darah meningkat

7. frekuensi meningkat

8. kesadaran menurun

3. Gangguan Pertukaran Gas


Definisi: kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondiaksida pada membrane alveolus-kapiler
Gejala dan tanda mayor

Subjektif Objektif

1. Dispnea 1. PCO2 meningkat dan menurun

2. PO2 menurun

3.takikardia

4.pH arteri meningkat/menurun

5.bunyi napas tambahan


Gejala dan tanda minor

Subjektif Objektif

1.pusing 1.sianosis

2.pengelihatan kabur 2.diafresis

3.gelisah

4.napas cuping hidung

5.pola napas abnormal (cepat/lambat,


regular/ireguler, dalam/dangkal)

6.warna kulit abnormal (mis, pucat,


kebiruan)

7.kesadaran menurun

4. Gangguan Ventilasi Spontan


Definisi: Penurunan cadangan energy yng mengakibatkan individu tdk
mampu bernapas secara adekuat.

Gejala dan Tanda Mayor

subjektif Objektif

1.Dispnea 1.Penggunaan otot bantu napas


meningkat

2.volume tdk menurun

3.PCO2 meningkat

4.PO2 menurun

5.SaO2 menurun

Gejala dan Tanda minor

subjektif objektif
1.tdk tersedia 1.gelisah

2.takikardia

5. Pola Napas Tidak Efektif


Definisi: inspirasi dan atau eksprirasi yang tdk memberikan ventilasi
adekuat.

Gejala dan tanda mayor

subjektif objektif

1.dispnea 1.penggunaan otot bantu pernapasan

2.fase ekspirasi memanjang

3.pola napas abnormal (mis: takipnea,


bradipnea, hiperventilasi, kussmaul)

Gejala dan tanda minor

subjektif objektif

1.ortopnea 1. pernapasan pursed-lip

2. pernapasan cuping hidung

3.diameter thoraks anterior-posterior


meningkat

4.ventilasi semenit menurun

5.kapasitas vital menurun


6. tekanan ekspirasi menurun

7.tekanan inspirasi menurun

8.eksrusi dada berubah

C. Perencanaan
Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan oleh peneliti, baik intervensi yang
dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi seperti pengaturan posisi pasien semifowler,
mengajarkan teknik napas dalam, pemberian oksigen dan terapi obat-obatan, bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan sel akan oksigen, sehingga sel tubuh bisa bermetabolisme
dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengatasi terjadinya masalah oksigenasi dengan
cara mengurangi beban kerja jantung dengan cara pemberian terapi dan obat-obatan
tersebut.

D. Implementasi
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang
telah peneliti susun. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada kasus seperti terapi
oksigen diantaranya mengatur posisi pasien semi fowler, memperbaiki posisi nasal kanul
pasien, dan memeriksa kecepatan aliran oksigen. Monitoring respirasi dengan aktivitas
seperti menghitung frekuensi pernapasan, mengauskultasi bunyi napas, dan mencatat
adanya perubahan AGD pada hasil laboratorium. Dalam proses implementasi yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat, dan peneliti tidak menemukan adanya
perbedaan antara intervensi yang dibuat dengan implementasi yang dilakukan diruangan.

E. Evaluasi
Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada kedua partisipan dilakukan selama 5 hari
rawatan oleh peneliti dan dibuat dalam bentuk SOAP. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh
peneliti pada partisipan 1 menunjukkan bahwa masalah keperawatan yang dialami
partisipan 1 sudah mulai teratasi walaupun belum sembuh total, namun dikarenakan
partisipan 1 harus pulang maka asuhan keperawatan hanya dilakukan selama 5 hari
rawatan. Hasil evaluasi keperawatan pada hari ke-5 pada partisipan 2 juga menunjukkan
perkembangan kesehatan dan masalah keperawatan yang mulai teratasi sebagian. Dalam
pendokumentasian hanya dibuat selama 5 hari rawatan, namun peneliti tetap melakukan
asuhan keperawatan pada partisipan 2 sampai masalah oksigenasi pasien teratasi.

Daftar Pustaka
https://123dok.com/document/zx90kevz-laporan-pendahuluan-kdm-oksigenasi-oksig.html
https://www.slideshare.net/nanangawaw/134454836-lpoksigenasi
https://amp.kompas.com/health/read/2020/12/31/170100168/13-tanda-tubuh-kekurangan-
oksigen-yang-pantang-disepelekan
https://id.scribd.com/doc/272843833/Lp-Oksigenasi

Anda mungkin juga menyukai