Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


OKSIGENASI

Disusun oleh
KELOMPOK 5

1. Darwin Benmardon Yulius


2. Alravido Ma’ruf
3. Dimas Agil Yosa
4. Nikadek Noviani Rambu Nati
5. Emiliana Tawuru May
6. Devi Nyandrasari
7. Dina Purnamasari
8. Icha Octaviani Widya Pinasti
9. Yuli Ambar Nirmala Dewy

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI

A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan
setiap kali bernapas (Tarwanto, 2006).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah pemenuhan
akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel.
Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang
adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stres
pada miokardium. Tujuan terapi oksigenasi :
1. Mengembalikan PO2 arterial pada batas normal.
2. Mengoreksi kondisi hipoksia dan oksigenasi dapat diberikan secara
adekuat.
3. Mengembalikan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
B. Etiologi dan Faktor Resiko
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2017),yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan
energy,/kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal,
kerusakan kognitif / persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis
kelelahan otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.
Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah
oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh.
Konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru.
Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi
sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.
Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi
bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminalis.
Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus
terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi.
Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air
trapping).
Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala
akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan
ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi (Brunner & Suddarth,
2007).
Faktor presipitasi atau pencetus dari adanya gangguan oksigenasi yaitu :
1. Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia
miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan
perifer.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan. Pada bayi premature berisiko terkena penyakit
membrane hialin karena belum matur dalam menghasilkan surfaktan.
Bayi dan toddler berisiko mengalami infeksi saluran pernafasan akut.
Pada dewasa, mudah terpapar faktor risiko kardiopulmoner. Sistem
pernafasan dan jantung mengalami perubahan fungsi pada usia tua /
lansia.
4. Perilaku atau gaya hidup. Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopilmonar.
Obesitas yang berat menyebabkan penurunan ekspansi paru. Latihan fisik
meningkatkan aktivitas fisik metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
Gaya hidup perokok dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk
penyakit jantung, PPOK, dan kanker paru (Potter & Perry, 2007).

C. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan nafas faring (nafas cuping hidung), dispnea,
ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan mulut, ekspirasi
memanjang, peningkatan diameter anterior-posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2017).
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, sianosis,
warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia, sakit
kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas
(NANDA, 2017). Suara napas tidak normal, perubahan jumlah pernapasan,
batuk disertai dahak, penggunaan otot tambahan pernapasan, dispnea,
penurunan haluaran urin, penurunan ekspansi paru, takhipnea.
D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen
tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan
nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses
difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan
menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2008).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu:

1. Pemeriksaan fungsi paru


Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal
F. Pathway

Alergen atau antigen yang telah terikat oleh IgE yang menancap pada permukaan sel mast atau basofil

Lepasnya macam-macam mediator dari sel mast atau basofil Kontraksi otot polos

Spasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat

Penyempitan / obstruksi proksimal dari bronkus kecil pada tahap inspirasi dan ekspirasi

Edema mukosa bronkus

Keluarnya sekrit ke dalam lumen bronkus

Sesak napas

Tekanan partial oksigen di alveoli menurun

Oksigen pada peredaran darah menurun

Hipoksemia CO2 mengalami reterasi pada alveoli

Kadar CO2 dalam darah meningkat yang memberi rangsangan pada pusat pernapasan

Hiperventilasi
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh
dokter, misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu
pemberian oksigen jika diperlukan.
d. Penggunaan ventilator mekanik
e. Fisoterapi dada
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Pengisafan lendir
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Pengisapan lendir
ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

A. Pengkajian
Hal-hal yang dapat dikaji pada gangguan oksigenasi adalah :
1. Pola manajemen kesehatan-persepsi kesehatan
Bagaimana perilaku individu tersebut mengatasi masalah kesehatan ,
adanya faktor risiko sehubungan dengan kesehatan yang berkaitan
dengan oksigen.
2. Pola metabolik-nutrisi
Kebiasaan diit buruk seperti obesitas akan mempengaruhi oksigenasi
karena ekspansi paru menjadi pendek. Klien yang kurang gizi,
mengalami kelemahan otot pernafasan.
3. Pola eliminasi
Perubahan pola defekasi (darah pada feses, nyeri saat devekasi),
perubahan berkemih (perubahan warna, jumlah, ferkuensi)
4. Aktivitas-latihan
Adanya kelemahan atau keletihan, aktivitas yang mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi seseorang. Aktivitas berlebih dibutuhkan
oksigen yang banyak. Orang yang biasa olahraga, memiliki
peningkatan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen.
5. Pola istirahat-tidur
Adanya gangguan oksigenasi menyebabkan perubahan pola istirahat.
6. Pola persepsi-kognitif
Rasa kecap lidah berfungsi atau tidak, gambaran indera pasien
terganggu atau tidak, penggunaaan alat bantu dalam penginderaan
pasien.
7. Pola konsep diri-persepsi diri
Keadaan social yang mempengaruhi oksigenasi seseorang (pekerjaan,
situasi keluarga, kelompok sosial), penilaian terhadap diri sendiri
(gemuk / kurus).
8. Pola hubungan dan peran
Kebiasaan berkumpul dengan orang-orang terdekat yang memiliki
kebiasaan merokok sehingga mengganggu oksigenasi seseorang.
9. Pola reproduksi-seksual
Perilaku seksual setelah terjadi gangguan oksigenasi dikaji
10. Pola toleransi koping-stress
Adanya stress yang mempengaruhi ke oksigenasi.
11. Keyakinan dan nilai
Status ekonomi dan budaya yang mempengaruhi oksigenasi, adanya
pantangan atau larangan minuman tertentu dalam agama pasien.
12. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama: klien mengeluh sesak nafas, nyeri dada.
b) Riwayat penyakit sekarang: asma, CHF, AMI, ISPA.
c) Riwayat penyakit dahulu: pernah menderita asma, CHF, AMI,
ISPA, batuk.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefekifan pola napas berhubungan dengan obstruksi jalan napas
(Domain 4, Aktivitas dan Istirahat, Kelas 4 Respon kardiovaskular /
pulmonal ).
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi (Domain 3, Eliminasi & Pertukaran, Kelas 4 Fungsi
Respirasi).

C. Rencana Keperawatan
NO NANDA NOC NIC

1. Ketidakefekifan pola Setelah dilakukan a. Monitor


napas berhubungan tindakan Pernapaasan
dengan obstruksi jalan keperawatan selama (3350)
napas. 3 X 24 jam, pesien  Monitor kecepatan,
menunjukkan irama, kedalaman
Definisi: Gangguan keefektifaan jalan dan kesulitan
proses inspirasi dan
ekspirasi yang tidak napas dibuktikan bernafas
memberikan pertukaran dengan kriteria hasil:  Catat pergerakan
gas yang memadai. a. Status pernapasan dada, catat
(0415) ketidaksimetrisan,
Batasan karakteristik:
 (041501) penggunaan otot
 Sianosis Frekuensi bantu nafas
 Batuk pernapasan  Monitor suara nafas
 Sesak  (041502) Irama tambahan seperti
 Frekuensi nafas cepat pernapasan ngorok atau mengi
atau lambat  (041503)  Monitor pola napas
 Pernapasan bibir Kedalaman  Catat lokasi trakea
 Penggunaan otot
inspirasi  Auskultasi suara
napas tambahan  (041504) Suara nafas setelah
auskultasi napas tindakan untuk
 (041532) dicatat
Kepatenan jalan  Catat onset,
napas karakteristik dan
 (041505) Volume lamanya batuk
tidal  Monitor sekresi
 (041506) pernapasan pasien
Pencapaian
tingkat incentif
spirometri
2. Hambatan pertukaran gas Setelah dilakukan a. Terapi Oksigen
berhubungan dengan tindakan keperawatan (3320)
ketidakseimbangan selama 3 X 24 jam,  Bersihkan mulut,
ventilasi-perfusi. pesien menunjukkan hidung, dan sekresi
keefektifaan jalan trakea dengan tepat
Definisi: Kelebihan atau napas dibuktikan  Batasi (aktivitas)
defisit oksigenasi dan / dengan kriteria hasil:
merokok
atau eliminasi a. Status
 Pertahankan
karbondioksida pada Pernapasan: kepatenan jalan
membran alveolar-kapiler. pertukaran gas nafas
Batas Karakteristik: (0402)  Monitor aliran
 (040208) Tekanan oksigen
 Diaforesis parsial okigenasi di  Monitor posisi
 Dispnea darah arteri (PaO2) perangkat alat
 Gangguan  (040209) Tekanan pemnerian oksigen
penglihatan parsial  Amati tanda-tanda
 Gelisah karbodioksida di hipovertilisasi
 Hipoksemia darah arteri induksi oksigen
 Napas, cuping (PaCO2)  Atur dan ajarkan
hidung  (040210) Ptt Arteri pasien mengenai
 Iritabilasi  (040211) Saturasi penggunaan
 Konfusi oksigen perangkat oksigen
 Sianosis  (040214) di rumah
 Takikardi Keseimbangan  Rubah kepala
 Penurunan CO2 ventilasi perfusi pilihan peralatan
 Sakit kepala saat  (040206) Sianosis pemberian oksigen
bangun  (040216) lainnya untuk
Gangguan meningkatkan
 Warna kulit
kesadaran kenyamanan
abnormal (pucat)
dengan tepat.

D. Evaluasi

Hasil dari evaluasi dari yang diharapkan dalam pemberian tindakan


keperawatan melalui proses keperawtan pada klien pasien berdasarkan tujuan
pemulangan adalah:
1. Meninjukan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang
normal
2. Menunjukan jalan nafas paten
3. Tidak ada nafas tambahan
4. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jak arta :
EGC
Nanda International 2017. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi.
Jakarta:EGC
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran Kozier.
Potter & Perry. 2005. Fundamental of Nursing. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai