Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI

DISUSUN OLEH :
MAYANG ANGGRAINY (PO0220220015)

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(...................................) (..........................................)

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN POSO
T.A 2021/2022
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Oksigen adalah suatu komponen gas yang merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel. Tidak adanya
oksigen atau kekurangan oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.

2. Etiologi
a. Faktor fisiologi
1) Menurunnya kapasitas peningkatan oksigen ( misal : anemia ).
2) Menurunnya konsentrasi oksigen yang d inspirasi
3) Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan
darah menurun.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dll.
5) Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada (kehamilan,
obesitas)
b. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan
2) Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.
3) Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan
merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, krang
aktivitas, dan stres
5) Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
erteoriklerosis dan ekspansi paru menurun
c. Faktor perilaku
1) Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas
2) Esetrase: meningkatkan kebutuhan oksigen
3) Merokok: nikotin menyebabkan vosokontriksi pembuluh darah
4) Subtanse abuse dan nikotin: menyebakan intake nutrisi/Fc menurun
mengakibatkan penurunan Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja (polusi)
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
3. Manifestasi klinis
Adanya penggunaan otot bantu pernapasa, fase ekpirasi memanjang,
polanapas abnormal (mis. Takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes), pernapasan pursed-lip, pernapasan cuping hidung, diameter
thoraksanterior-posterior meningkat, ventilasi semenit menurun, kapasitas
vitalmenurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan inspirasi menurun, ekskursi
dada berubah menjadi tanda dan gejala adanya pola napas tidak efektif sehingga
menjadi gangguan oksigenasi (Tm Pokja SDKI DPP PPNI,2017).
Adanya PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun, takikardia, pH arteri
meningkat/menurun, bunyi napas tambahan, sianosis, diaphoresis, gelisah,napas
cuping hidung, pola napas abnormal (cepat/lambat,
regular/ireguler,dalam/dangkal), warna kulit abnormal (mis. Pucat, kebiruan) dan
kesadaranmenurun menjadi tanda dan gejala gangguan pertukaran gas (Tim Pokja
SDKIDPP PPNI, 2017).
Tanda dan gejala bersihan jalan napas tidak efektif adalah batuk tidak efektif,
tidak mampu batuk, sputum berlebihan, mengi, wheezing, dan/atauronkhi kering,
mekonium di jalan napas (pada neonates), gelisah, sianosis, bunyi napas menurun,
frekuensi napas berubah, dan pola napas berubah (TimPokja SDKI DPP PPNI,
2017).
Pada gangguan ventilasi spontan menunjukkan adanya tanda dan gejala seperti
penggunaan otot bantu napas meningkat, volume tidal menurun, PCO 2 meningkat,
PO2 menurun, SaO2 menurun , gelisah dan takikardia (Tim PokjaSDKI DPP PPNI,
2017).

4. Patofisiologi dan pathway


Proses pertugakan gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi, dan trasportasi. Proses
ventilasi ( proses penghantaran jmlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran
oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload,
preload, kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner
& Suddarth,2016). Juga dapat disebabkan oleh perubahan fungsi pernapasan
seperti:
1) Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena:
a. Kecemasan
b. Infeksi/sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri
dada (chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2) Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan
O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada
keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejala pada keadaan
hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdistritma, keseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest. (Pratiwi,
2016)
3) Hipoksia
Tidak dekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari difesiensi O2 yang di
inspirasi atau menngkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh :
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung.
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.
d. Menurunnya difusi O2 dai alveoli kedalam darah seperti pneumonia.
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f. Kerusakan/ gangguan ventilasi

Tanda-tanda hipoksia antara lain: kelelahan, kecemasan, menurunnya


konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak
napas, dan clubbing.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuat oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X Dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sempel biopsy dan cairan atau sempel sputum/benda asing
yang menhambat napas.
f. Endoskopi
Untu elihat lokasi kerusakan dan adanya lesi
g. Fluroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h. CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. Penatalaksanaan medis dan keperawatan
a. Penatalaksanaan medis
1) Pemantauan hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigenjika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisioterapi dada
b. Penatalaksanaan keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Pengisapan lendir
4) Jalan nafas buatan
 Pola nafas tidak efektif
1) Atur posisi pasien (semi fowler)
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
 Ganguan pertukaran gas
1) Atur posisi pasien
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning

7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. EKG : menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
b. Pemeriksaan stress latihan, digunakan mengevaluasi respond jantung terhadap
stress fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentangrespond miokard
terhadap peningkatan kebutuhan oksigen danmenentukan keadekuatan aliran
darah koroner.
c. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi:
pemeriksaan fungsi patu, analisis gas darah (AGD).
8. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan oksigenasi adalah:
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mukus
berlebih.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi atau hiperventilasi.
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC.

Hidayat & Uliyah. 2015.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2.Jakarta: Salemba
medika.

Kusnanto. 2016.Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.Surabaya: FKUI.

Muttaqin. 2014.Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pernafasanSalemba Medika:


Jakarta.

Nurarif, H & Kusuma, H. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Beerdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Medi
Action: Jogjakarta.

Nursalam. 2008.Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai