Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN POSO

TAHUN 2022/2023
A. DEFINISI

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu
bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan
yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler.

Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme


tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap
keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare, muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral, penggunaan obat-
obatan diuretic.

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)


Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui gastrointestinal pengeluaran
diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, Pemberian larutan salin
hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare, muntah atau kehilangan
cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang parah seperti akibat luka
bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat, hipoalbuminemia,
hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.

C. TANDA DAN GEJALA

 Kelelahan
 Kram otot dan kejang
 Mual
 Pusing
 Pingsan
 Lekas marah
 Muntah
 Mulut kering
 Denyut jantung lambat
 Kejang
 Palpitasi
 Tekanan darah naik turun
 Kurangnya koordinasi
 Sembelit
 Kekakuan sendi
 Rasa haus
 Suhu naik
 Anoreksia
 Berat badan menurun

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES)
dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah
peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi
jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit
menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air mata.

2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,
adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
E. PATHWAY

F. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif :
Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan
a. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
b. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
d. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
 Kanker, luka bakar.

Data Objektif :

Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak, dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak, adanya
kelemahan otot atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

G. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai dengan:
-Mual Muntah.
-BAB cair (Diare).
-Keringat yang berlebihan.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.
H. RENCANA KEPERAWATAN

NO DX NOC NIC RASIONAL


KEPERAWATAN
1. Kekurangan Tujuan: setelah Monitor status hidrasi Untuk mengetahui
Volume Cairan dilakukan tindakan (kelembabpan membran perkembangan status
asuhan mukosa, nadi adekuat, rehidrasi.
keperawatan tekanan darah ortostatik),
diharapkan : jika diperlukan.
Cairan seimbang
Hidrasi Monitor TTV.
Status Nutrisi :
intake cairan & Untuk memantau TTV px
nutrisi, dengan : dalam batas normal.
K.H :
-mempertahankan Kolaborasikan dengan tim
urine output sesuai medis dengan pemberian Untuk mengganti cairan
dengan usia dan BB, cairan IV. yang keluar.
BJ urine normal.
Monitor status cairan
-tekanan darah, termasuk intake & output Untuk memantau status
nadi, suhu tubuh cairan. cairan px.
dalam batas normal.
Monitor BB
-tidak ada tanda-
tanda volume cairan Untuk memantau BB px.
turun, elastisitas Anjurkan px menambahan
turgor baik, intake oral (cairan maupun Untuk memenuhi
membran mukosa nutrisi) kebutuhan cairan dan
lembab, tidak ada nutrisi px.
rasa haus
berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah Pasang urine kateter bila Untuk memonitor jika
Cairan dilakukan tindakan diperlukan output berlebih terus
asuhan menerus.
keperawatan Monitor TTV Untuk memonitor TTV
diharapkan : dalam batas normal
Cairan & Elektrolit Mengetahui tanda-tanda
seimbang kelebihan cairan
Hidrasi, dengan : Monitor indikasi retensi
atau kelebihan cairan
K.H : ( cracles, CVP, edema,
-terbebas dari asites) Mengontrol BB
edema.
Monitor BB Mengetahui riwayat dan
-terbebas dari tipe intake cairan dan
kelelahan, Tentukan riwayat jumlah eliminasi
kecemasan atau dan tipe intake cairan dan
kebingungan. eliminasi Untuk mengetahui
penyebab kelebihan
-bunyi nafas bersih Tentukan kemungkinan cairan elektrolit
tidak faktor resiko dari
dyspneu/ortopneu. ketidakseimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
-menjelaskan diuretik, kelainan renal,
indikator kelebihan gagal jantung, disfungsi
cairan. hati)

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

J. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

o Merek Otsuka

Faktor tetes = 15 tetes/ml

o Merek Terumo

Faktor tetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai