Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER

Disusun oleh :

Adinda Oktavia Putri

22101012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
2023
A. Definisi
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah
salah satu bagian dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam
tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di
luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap
keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
B. Patofisiologi
a. Etiologi
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth,
2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
a. Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti
diare, muntah.
b. Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per
oral, penggunaan obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia
Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan melalui
gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia
Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemiagastrointestial
Penggunaan diuretic yang dapat membuang kalium, diare,
muntah atau kehilangan cairan lain melalui saluran.
4. Hiperkalemia
Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular yang
parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia
Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan cepat,
hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D,
penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia
Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi yang lama.
a Tanda Dan Gejala
1. Kelelahan
2. Kram otot dan kejang
3. Mual
4. Pusing
5. Pingsan
6. Lekas marah
7. Muntah
8. Mulut kering
9. Denyut jantung lambat
10. Kejang
11. Palpitasi
12. Tekanan darah naik turun
13. Kurangnya koordinasi
14. Sembelit
15. Kekakuan sendi
16. Rasa haus
17. Suhu naik
18. Anoreksia
19. Berat badan menurun
b Masalah Keperawatan
1. Hipovolemik.
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra
seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit,
ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan
saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung
dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
adosteron. Gejala: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah,
rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan oliguri, penurunan
TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah
terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda
penurunan berat badan dengan akut, mata cekung, pengosongan
vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata.
2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:

a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.


b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi
natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi
kuat, asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi
vena leher, dan irama gallop.
c Pathway
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
Data Subjektif :

1) Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :

a. Nama.
b. Umur.
c. Jenis Kelamin.
d. Pendidikan.
e. Pekerjaan.
f. Alamat.
g. No. Registrasi.
h. Diagnosa Medis.
i. Tanggal MRS.

2) Riwayat Kesehatan :

a. Keluhan Utama.
b. Riwayat Penyakit Sekarang.
c. Riwayat Penyakit Lalu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga.

3) Riwayat Keperawatan

f. Pola Intake
1) Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
2) Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
g. Pola Eliminasi
1) Mual muntah, Diare
2) Kebiasaan berkemih.
3) Perubahan jumlah maupin frekuensi.
4) Karakteristik urine.
h. Evaluasi status kehilangan cairan klien
1) Tanda-tanda.
2) Edema.
3) Rasa haus berlebihan.
4) Membran mukosa kering.
i. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan. Seperti kanker dan luka bakar.
Data Objektif :
4) Pemeriksaan Fisik :
1) Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.
2) Kepala : normal atau abnormal.
3) Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas
atau tidak, dll.
4) Mata : mata cekung atau cowong, air mata
kering atau tidak, dll.
5) Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah
putih atau tidak, dll.
6) Hidung : normal atau abnormal.
7) Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau
tidak.
8) Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya
edema atau tidak, adanya kelemahan otot atau tidak.
9) Berat Badan : menurun atau tidak.
2. Diagnosa Yang Mungkin Muncul
a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di
tandai dengan:

1) Mual Muntah.
2) BAB cair (Diare).
3) Keringat yang berlebihan.

b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat
gagal ginjal, dll.

3. Rencana Keperawatan

No Dx Keperawatan SLKI SIKI Rasional


1. Kekurangan Tujuan: setelah  Monitor status  Untuk
Volume Cairan dilakukan tindakan hidrasi mengetahui
asuhan (kelembabpan perkembangan
keperawatan membran mukosa, status rehidrasi.
diharapkan : nadi adekuat,
 Cairan tekanan darah
seimbang ortostatik), jika
 Hidrasi diperlukan.
 Status
Nutrisi :  Monitor TTV.  Untuk memantau
intake TTV px dalam
cairan & batas normal.
nutrisi,
dengan :
K.H :  Kolaborasikan  Untuk mengganti
-mempertahankan dengan tim medis cairan yang
urine output sesuai dengan pemberian keluar.
dengan usia dan cairan IV.
BB, BJ urine
normal.  Monitor status  Untuk memantau
cairan termasuk status cairan px.
-tekanan darah, intake & output
nadi, suhu tubuh cairan.
dalam batas
normal.  Monitor BB  Untuk memantau
BB px.
-tidak ada tanda-
tanda volume  Anjurkan px  Untuk memenuhi
cairan turun, menambahan kebutuhan cairan
elastisitas turgor intake oral (cairan dan nutrisi px.
baik, membran maupun nutrisi)
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah  Pasang urine  Untuk memonitor
Cairan dilakukan tindakan kateter bila jika output
asuhan diperlukan berlebih terus
keperawatan menerus.
diharapkan :  Monitor TTV  Untuk memonitor
 Cairan & TTV dalam batas
Elektrolit normal
seimbang  Mengetahui
 Hidrasi,  Monitor indikasi tanda-tanda
dengan : retensi atau kelebihan cairan
kelebihan cairan
K.H : ( cracles, CVP,
-terbebas dari edema, asites)
edema.  Mengontrol BB
 Monitor BB
-terbebas dari  Mengetahui
kelelahan,  Tentukan riwayat riwayat dan tipe
kecemasan atau jumlah dan tipe intake cairan dan
kebingungan. intake cairan dan eliminasi
eliminasi
-bunyi nafas bersih  Untuk
tidak  Tentukan mengetahui
dyspneu/ortopneu. kemungkinan penyebab
faktor resiko dari kelebihan cairan
-menjelaskan ketidakseimbangan elektrolit
indikator kelebihan cairan
cairan. (Hipertermia,
terapi diuretik,
kelainan renal,
gagal jantung,
disfungsi hati)

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).
1. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
2. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Menghitung tetesan infus.
Rumus dasar dalam satuan menit

Rumus dasar dalam satuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :


1. Merek Otsuka
Faktor tetes = 15 tetes/ml
2. Merek Terumo
Faktor tetes = 20 tetes/ml
2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai