Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

OLEH :

SARLITA HELUTH

20191046101152

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
A. DEFINISI
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah salah satu bagian
dari fisiologi homeostasis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
(pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena
(IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan
cairan transeluler.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadap keadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. PATOFISIOLOGI
 ETIOLOGI
Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth, 2002) :
(a) Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)
 Kehilangan cairan dari system gastrointestinal seperti diare,
muntah.
 Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan per oral,
penggunaan obat-obatan diuretic.
2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)
Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.
(b) Ketidakseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia : Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan
melalui gastrointestinal pengeluaran diuretic.
2. Hipernatremia : Mengkonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat,
Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenic.
3. Hipokalemia gastrointestial : Penggunaan diuretic yang dapat
membuang kalium, diare, muntah atau kehilangan cairan lain melalui
saluran.
4. Hiperkalemia : Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan selular
yang parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
5. Hipokalsemia : Pemberian darah yang mengandung sitrat dengan
cepat, hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi vitamin D,
penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.
6. Hiperkalsemia : Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi
yang lama.
 TANDA DAN GEJALA
o Kelelahan
o Kram otot dan kejang
o Mual
o Pusing
o Pingsan
o Lekas marah
o Muntah
o Mulut kering
o Denyut jantung lambat
o Kejang
o Palpitasi
o Tekanan darah naik turun
o Kurangnya koordinasi
o Sembelit
o Kekakuan sendi
o Rasa haus
o Suhu naik
o Anoreksia
o Berat badan menurun
 MASALAH KEPERAWATAN
1. Hipovolemik : Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit,
ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan rangsangan saraf
simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala:
pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa
mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata
cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemik : Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi
pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites,
adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama
gallop
 PATHWAY
C. ASUHAN KEPERAWATAN
 PENGKAJIAN FOKUS
Data Subjektif : Identitas  mendapatkan data identitas pasien meliputi :
 Nama.
 Umur.
 Jenis Kelamin.
 Pendidikan.
 Pekerjaan.
 Alamat.
 No. Registrasi.
 Diagnosa Medis.
 Tanggal MRS.

Riwayat Kesehatan :

 Keluhan Utama.
 Riwayat Penyakit Sekarang.
 Riwayat Penyakit Lalu.
 Riwayat Penyakit Keluarga.

Riwayat Keperawatan

f. Pola Intake
 Jumlah Cairan yang dikonsumsi.
 Tipe cairan yang biasa dikonsumsi.
g. Pola Eliminasi
 Mual muntah, Diare
 Kebiasaan berkemih.
 Perubahan jumlah maupin frekuensi.
 Karakteristik urine.
 Evaluasi status kehilangan cairan klien
 Tanda-tanda.
 Edema.
 Rasa haus berlebihan.
 Membran mukosa kering.
h. Proses penyakit yang dapat mengganggu keseimbangan cairan.
 Kanker, luka bakar.

Data Objektif : Pemeriksaan Fisik :

 Kesadaran: kesadaran cukup atau menurun.


 Kepala : normal atau abnormal.
 Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
 Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
 Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak,
dll.
 Hidung : normal atau abnormal.
 Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
 Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan otot atau tidak.
 Berat Badan : menurun atau tidak.

 DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Gangguan cairan dan elektrolit( kurang dari kebutuhan tubuh)
berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai
dengan:
- Mual Muntah.
- BAB cair (Diare).
- Keringat yang berlebihan.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal, dll.

 RENCANA KEPERAWATAN

N DX NOC NIC RASIONAL


O KEPERAWATA
N
1. Kekurangan Tujuan: setelah  Monitor status  Untuk
Volume Cairan dilakukan tindakan hidrasi mengetahui
asuhan (kelembabpan perkembangan
keperawatan membran mukosa, status rehidrasi.
diharapkan : nadi adekuat,
 Cairan tekanan darah
seimbang ortostatik), jika
 Hidrasi diperlukan.
 Status
Nutrisi :  Monitor TTV.  Untuk memantau
intake TTV px dalam
cairan & batas normal.
nutrisi,
dengan :
K.H :  Kolaborasikan  Untuk mengganti
-mempertahankan dengan tim medis cairan yang
urine output sesuai dengan pemberian keluar.
dengan usia dan cairan IV.
BB, BJ urine
normal.  Monitor status  Untuk memantau
cairan termasuk status cairan px.
-tekanan darah, intake & output
nadi, suhu tubuh cairan.
dalam batas
normal.  Monitor BB  Untuk memantau
BB px.
-tidak ada tanda-
tanda volume  Anjurkan px  Untuk memenuhi
cairan turun, menambahan kebutuhan cairan
elastisitas turgor intake oral (cairan dan nutrisi px.
baik, membran maupun nutrisi)
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
berlebihan.
2. Kelebihan Volume Tujuan : setelah  Pasang urine  Untuk memonitor
Cairan dilakukan tindakan kateter bila jika output
asuhan diperlukan berlebih terus
keperawatan menerus.
diharapkan :  Monitor TTV  Untuk memonitor
 Cairan & TTV dalam batas
Elektrolit normal
seimbang  Mengetahui
 Hidrasi,  Monitor indikasi tanda-tanda
dengan : retensi atau kelebihan cairan
kelebihan cairan
K.H : ( cracles, CVP,
-terbebas dari edema, asites)
edema.  Mengontrol BB
 Monitor BB
-terbebas dari  Mengetahui
kelelahan,  Tentukan riwayat riwayat dan tipe
kecemasan atau jumlah dan tipe intake cairan dan
kebingungan. intake cairan dan eliminasi
eliminasi
-bunyi nafas bersih  Untuk
tidak  Tentukan mengetahui
dyspneu/ortopneu. kemungkinan penyebab
faktor resiko dari kelebihan cairan
-menjelaskan ketidakseimbangan elektrolit
indikator kelebihan cairan
cairan. (Hipertermia,
terapi diuretik,
kelainan renal,
gagal jantung,
disfungsi hati)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit).
- PH dan Berat jenis urine.
- Pemeriksaan elektrolit serum.
- Analisa gas darah (astrup).

E. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi cairan IV.
2. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap.
3. Terapi obat-obatan.
4. Transfusi darah (jika diperlukan).
 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Menghitung tetesan infus.

Rumusdasardalamsatuanmenit

Rumusdasardalamsatuan jam

Faktor tetes infus (Dewasa) :

o MerekOtsuka
Faktortetes = 15 tetes/ml
o Merek Terumo
Faktortetes = 20 tetes/ml

2. Rehidrasi oral.
3. Menghitung keseimbangan cairan.
IWL = (15 x BB ) : 24 jam = .... cc/jam
DAFTAR PUSTAKA

Burrner & Suddarth. 2002.anatomi & fisiologi.Jakarta:EKG

Nanda International. 2013.Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta:EGC

Tamsuri, anas. 2004. Klien dengan gangguan cairan/ elektrolit seri asuhan
keperawatan.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai