Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT HEMODIALISIS

Oleh : NS. RAHMIWATI, M.KEP, SP. KEP. MB

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG


CKD stadium 5 membutuhkan terapi ginjal
pengganti untuk mengambil alih fungsi
ginjal untuk mengeliminasi toksin tubuh
(Indonesian Renal Registry, 2014).

Pendahuluan
Hemodialisis terus menjadi terapi yang
umum di seluruh dunia, dibuktikan dengan
data yang menunjukkan bahwa lebih dari
70% negara-negara melaporkan bahwa
setidaknya 80% pasien menjalani terapi
hemodialisis (United States Renal Data
System, 2012).
HEMODIALISIS

• Hemodialisis merupakan
suatu tindakan terapi dengan
dialisis sebagai pengganti
fungsi ginjal untuk
menurunkan kadar racun di
dalam darah. Pada proses
ini zat-zat racun (toksik), air
dan elektrolit yang tidak bisa
dikeluarkan lagi oleh ginjal
yang sakit “dibersihkan"
melalui proses hemodialisis
(Mursal, 2008).
Tujuan Dialisis

• mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi


ginjal pulih kembali.
• Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan peritoneal
dialisis.
• Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus
segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau
menyebabkan kematian.
• Hemofiltrasi digunakan untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan.
Peritoneal dialisis mengeluakan cairan lebih lambat daripada bentuk-
bentuk dialisis yang lain (Brunner & Suddarth, 2002).
INDIKASI Gagal ginjal akut dan
Kelainan fungsi otak
HEMODIALISIS gagal ginjal kronik yang
menyebabkan:
(enselofati uremik)

Asidosis (peningkatan
Perikarditis keasaman darah) yang
(peradangan kantong tidak memberikan
jantung) respon terhadap
pengobatan lainnya)

Gagal jantung Hiperkalemi


b. Intoksikasi obat dan zat kimia

c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


berat; hiperkalemia, hiperkalsemia,
hipertensi dan uremia

d. Sindrom hepatorenal
a. Untuk pasien simtomatik (ada gejala
klinis azotemia)
1)Edema pulmonum
2)Hiperkalemi (Kadar K > 7 mmol/L)
Indikasi untuk 3)Asidosis berat (HCO³ < 15 mmol/L)
memulai
hemodialisis: b. Untuk pasien asimtomatik
1)Kreatinin plasma > 10 mg/dl
2)Urea nitrogen (BUN> 100 mg/dl)
3)CCT < 5 cc/menit
c. Untuk penderita d. Untuk pasien
gagal ginjal akut gagal ginjal kronik
yang ditujukan sebelum
untuk life saving transplantasi ginjal
a. Membuang produk metabolisme protein
seperti: ureum, creatinin, asam urat.
Fungsi b. Membuang kelebihan air dengan
mempengaruhi tekanan banding antara
hemodialisis darah dan bagian cairan, biasanya terdiri
atas tekanan positif dalam arus darah dan
dengan sistem tekanan negatif (penghisap) dalam
kompartemen dialisat (proses ultrafiltrasi).
ginjal buatan c. Mempertahankan atau mengembalikan
sistem buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan
kadar elektrolit tubuh
GINJAL
BUATAN
(DIALYZER)
Mengeluarkan
racun-racun
Mengatur
atau toksin yang
keseimbangan
merupakan
Fungsi cairan dan
elektrolit
komplikasi
Gagal Ginjal
Kronik

ginjal Fungsi

buatan: hormonal &


endokrin tidak
dapat diambil
Ginjal buatan
hanya berfungsi
± 70-80% dari
alih oleh ginjal ginjal normal
buatan
Dialisat atau cairan
dialisis
Fungsi dialisat

Untuk mengeluarkan dan menampung


cairan serta sisa metabolisme tubuh

Untuk mencegah kehilangan zat-zat


vital dari tubuh selama dialisa

Untuk menjaga keseimbangan


elektrolit

Mencegah penurunan air yang sangat


berlebihan
Perbandingan elektrolit
Darah dan Dialisat

Komponen Elektrolit Darah


Dialisat

1. Natrium/sodium 136 mEq/l 134 mEq/l


2. Kalium/potasium 4,6 mEq/l 2,6 mEq/l
3. Kalsium 4,5 mEq/l 2,5 mEq/l
4. Klorida 106 mEq/l 104 mEq/l
5. Magnesium 1,6 mEq/l 1,5 mEq/l
Akses Hemodialisis
Pengolahan Air

Tujuan:
a) Mencegah infeksi
nosokomial
b) Mencegah intoksikasi
ASUHAN KEPERAWATAN

ASKEP PRE ASKEP ASKEP POST


DIALISIS INTRADIALISIS DIALISIS
ASUHAN KEPERAWATAN PRE DIALISIS

1. Persiapan pasien

• Persipan psikologis: informed consent


• Pembuatan akses vaskular eksternal (sementara) atau
internal (permanen)
• Persiapan fisik
• - Timbang BB
• - Posisi
• - Observasi KU (TD, HR, RR, S)
• - Persediaan dialyzer
Peresepan
HD
FASE
MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL INTERVENSI
HEMODIALISIS
1. Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi Kaji BB setiap hari
PRE HD Observasi intake dan output
Berikan intake cairan secara adekuat
Kolaborasi pemasangan chateter urine
Kaji status hidrasi : mukosa mulut, nadi adekuat, tekanan darah orthostatic)
secara tepat
Monitor hasil laboratorium yang menunjukan kekurangan cairan :
peningkatan : BUN, urine osmolalitas dan penurunan hematokrit
Pantau status hemodinamik melalui pengukuran CVP, MAP, PAP dan
PCWP
Observasi tanda-tanda vital
Kaji indikasi kelebihan volume cairan : crakles, peningkatan CVP atau
pulmonary capillary wedge pressure edem, distensi vena leher dan
asites secara tepat
Kaji BB pasien pre dan post HD
Kolaborasi pemeriksaan albumin, ureum dan creatinin.
Kaji tingkat kesadaran pasien
ASUHAN KEPERAWATAN INTRADIALISIS

Komplikasi Ketidakseimbangan cairan


hemodialisis
karena
faktor Hipervolemia
penderita
Hipovolemia
Hipotensi
Hipertensi
Sindroma disequilibrium dialisis
Hipokalemia

Penurunan bikarbonat

Hipokalsemia
Ketidakseimbangan
elektrolit Hipermagnesium

Hiperfosfatemia

Kram otot

Kejang-kejang
Komplikasi intradialisis

e.
d. First use
c. Infeksi Perdarahan &
syndrom
Heparinisasi
FASE HEMODIALISIS MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL INTERVENSI

ON HD 1. Resiko kekurangan volume cairan b/d pengeluaran 1. Observasi intake dan output tiap 30 menit pada 2 jam
cairan pada ultrafiltrasi yang berlebih selama CAVH pertama dan selanjutnya tiap jam.
(continuous arteriovenous hemofiltration) atau CVVH 2. Timbang BB pasien sebelum dan setelah HD
(continuous venovenous hemofiltration) 3. Dokumentasikan jumlah cairan ultrafiltrasi perjam
4. Monitor tanda-tanda vital tiap jam
5. Atur jumlah filtrasi cairan pengganti apabila terjadi
peningkatan ultrafiltrasi
6. Tingkatkan intake ( oral,IV, TNP) 25-50 ml untuk
mengganti cairan yang keluar
7. Kolaborasi pemberian rehidrasi cairan untuk mengatasi
dehidrasi: ultrafiltrasi berlebih.

2. Resiko Hipotensi berhubungan dengan proses ultrafiltrasi 1. Observasi tanda-tanda vital (T,N,R,S)
berlebih 2. Observasi tingkat kesadaran pasien
3. Pertahankan pasien dalam posisi Horisontal
4. Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai dengan
indikasi
5. Kolaborasi pemberian O2 secara adekuat
6. Kolaborasi peningkatan kadar natrium dalam cairan dialisat
untuk mencegah hipotensi (138-145 mEq/L)
ASUHAN
KEPERAWATAN
POST DIALISIS

Adekuasi hemodialisis
merupakan kecukupan dosis
hemodialysis untuk
mendapatkan hasil yang
ADEKUASI HEMODIALISIS
adekuat pada pasien gagal
ginjal yang menjalani
hemodialisis (NKF-KDOQI,
2000).

Tujuan: Pencapaian adekuasi


hemodialisis diperlukan untuk
menilai efektifitas tindakan HD
yang dilakukan
1) Ultrafiltrasi adekuat:
parameternya adalah tercapainya
berat kering pasien (dry weight)
Adequacy of yaitu berat pasien tanpa edema
(overhidrasi)
single dialysis
2) Dialysis adekuat:
parameternya adalah kadar
ureum/urea N setiap kali HD
harus dapat menurunkan 50-60%
kadar ureum
Adequacy of chronic dialysis

Keadaan klinis
dan gizi pasien
membaik, kadar Hb > 8 gram%
albumin dan PCV > 20
mendekati gram%
normal, hipertensi
terkontrol

Kadar pre dialysis


Kadar elektrolit
ureum < 100
(K, Na, Ca, P,
mg% dan
Mg) mendekati
creatinin < 15
normal
mg%
Faktor-faktor yang mempengaruhi Adekuasi Dialisis

Quick of Quick of
Time of Interdialitik
Blood : 200- Dialisat : 400-
dialysis Time
600 ml/menit 800 ml/menit

Trans
Clearance of Tipe akses
membrane
dialyser vascular
pressure
Penilaian Adekuasi Dialisis

• Dua metode yang umumnya digunakan untuk


menilai kecukupan dialisis, adalah URR dan Kt
/V.
• Terhadap sampel darah pada awal dialisis dan di
akhir dialysis
• Kadar urea dalam dua sampel darah tersebut
kemudian dibandingkan
URR ( Urea Reduction Rate)

URR : salah satu


alat ukur dari
URR : rasio
seberapa efektif
pengurangan urea,
prosedur dialisis
yang berarti
membuang produk
pengurangan urea
sisa (urea) dari tubuh
sebagai hasil
dan umumnya
dialisis.
dinyatakan dalam
persentase.
• Kt / V adalah cara lain untuk mengukur kecukupan dialisis.
• Dalam pengukuran ini,
– K adalah klirens dalam satuan L/menit diperhitungkan dari KoA
dializer, kecepatan aliran darah (Qb), dan kecepatan aliran
dialisat (Qd)
– t adalah lama dialisis dalam satuan menit
– V adalah volume distribusi urea (dalam satuan liter), volume
distribusi urea pada laki-laki sekitar 58% dari BB sedangkan pada
perempuan 55% dari BB
• Jika seorang pasien laki-laki memiliki berat 70 kilogram (kg), BBK
65 kg
• Maka Volume distribusi urea (V) adalah 70 kg dikalikan 58/100=
40,6 liter
• Jadi rasio-K dikalikan dengan t dibagi V, atau Kt / V
Berdasarkan panduan 6 pada
Konsensus Dialisis PERNEFRI Indonesia
tahun 2003 menjelaskan bahwa :
DOSIS • Setiap pasien HD harus diberikan
resep/perencanaan/program HD
DAN • Adekuasi HD (Kt/V) detentukan dengan
pengukuran dosis HD yang terlaksana
ADEKUASI • Target Kt/V yang ideal adalah 1,2 (URR 65%)
untuk HD 3xperminggu selama 4 ajm per kali HD
DIALISIS dan 1,8 untuk HD 2x per minggu selama 4-5 jam
per kali HD
• Periode pengukuran Adekuasi HD sebaiknya
dilakukan secara berkala (idealnya 1xperbulan)
minimal tiap 6 bulan.
FASE HEMODIALISIS MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL INTERVENSI

POST HD 1. Gangguan integritas kulit berhubungan 1. Kaji integritas kulit


dengan pruritus dan kulit kering terhadap 2. Berikan lotion pada kulit secara
uremia dan edem teratur
3. Ajurkan pasien untuk tidak
menggaruk kulit
4. Anjurkan pasien menggunakan
pakaian yang menyerap keringat
5. Bantu mengganti posisi pasien
secara teratur untuk menghindari
penekanan yang lama
6. Kolaborasi pemeberian
pengobatan anti histamin

ASKEP POST DIALISIS


Pruritus
- Untuk mengurangi rasa gatal yang
dialami pasien hemodialisis yaitu
Evidence dengan memberikan Virgin coconut
Oil (VCO) atau baby oil.
Based - VCO atau Baby oil terbukti efektif
mengurangi rasa gatal karena
Nursing meminimalkan peradangan dan
stimulasi kimia, meringankan gejala
(EBN) xerosis dan deskuamasi.
(Karadag, E. et al. (2014)
1. Pendidikan minimal
D3 keperawatan
Syarat
Kompetensi 2. STR
Perawat
Dialisis 3. Kompetensi PK 2

4. Pelatihan Minimal
Ns. Rahmiwati, M.Kep. SP. Kep. MB

My phone number : I work at Address


08126722887 Hemodialysis unit Jl. Teknologi IVB Villa
Email. RSUP dr. M. Djamil Wahana Maisa B2
rahmiwati.mkep@gma padang Nanggalo Padang
il.com Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai