Kelompok 6
1. BELINA SINTA DEWI
2. MEGA SILVIA NINGSIH
3. NI NYOMAN WINDIANTARI
4. NUR FAIZAH
5. TRI PUTRANTO MAYTAS ARDIYAN
PENGERTIAN
SIADH merupakan kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik atau yang
lebih dikenal dengan Inappropriate ADH syndrome, Schwartz-Bartter syndrome.
Beberapa definisi SIADH :
1. SIADH adalah suatu karakteristik atau ciri dan tanda yang disebabkan oleh
ketidakmampuan ginjal mengabsorbsi atau menyerap air dalam bentuk ADH yang
berasal dari hipofisis posterior. (Barbara K. Timby)
2. SIADH adalah syndrome yang diakibatkan karena skeresi ADH yang berlebihan
dari lobus posterior dan dari sumber ektopik yang lain. (Black dan Matassarin
Jacob, 1993)
• Kelebihan vasopresin
• Peningkatan tekanan intrakranial baik pada
proses infeksi maupun trauma pada otak.
• Proses infeksi (virus dan bakteri
pneumonia)
• Obat yang dapat merangsang atau
Etiologi melepaskan vasopresin (vinuristin,
cisplatin dan oxytocin)
• Penyakit endokrin seperti insufisiensi
adrenal, mixedema dan insufisiensi
pituitary anterior
• Analgesik
• Muntah
• Mual dan muntah
• Mobilisasi gastrointestinal menurun (Anorexia)
• Takipnea
• Retensi air yang berlebihan
Manifestasi •
•
Hiponatremi (penurunan kadar natrium )
Kelemahan
Klinis • Letargi
• Penurunan kesadaran (stupor) hingga koma
• Pengeluaran dan produksi urin kurang karena
osmolalitas urine melebihi osmolaritas plasma
Patofisiologi
4.Central
Pontine Myelinolysis (CPM)
Adalah komplikasi yang paling fatal akibat koreksi hiponatremia yang terlalu cepat. Gejalanya berupa
quadriparesis spastik dan kelumpuhan pseudobulbar serta gangguan kesadaran (konfusi sampai
koma).
5.
Overload tipe hipotonik
Lazim disebut “Keracunan Air”. Ketidakseimbangan cairan tubuh dimana seluruh tubuh akan berada
dalam keadaan hipotonik, disertai dengan osmolaritas tubuh menurun. Sehingga didalam tubuh, cairan
ekstraseluler akan pindah ke kompartemen intraseluler. Terjadi expansi air berlebihan diseluruh
kompartemen cairan dan kadar elektrolit berkurang karena dilusi (rendahnya elektrolit serum).
Tekanan normal osmolaritas plasma darah ialah 285+ 5 mOsm/L. Sementara penurunan osmolaritas
plasma terjadi akibat Kerja hormon ADH yang berlebihan dan gangguan pada ginjal dalam
meekskresikan cairan.Pada keadaan ini tertjadi perpindahan cairan dari ekstrasel ke intrasel,
Rencana farmakologi
Penggunaan diuretik untuk mencari plasma osmolaritas rendah
Obat/penggunaan obat demeeloculine, untuk menekan vosopresin
Hiperosmolaritas, volume oedema menurun
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA SIADH
Pengkajian
Riwayat
Keadaan
Identitas klien Kesehatan
Psikologis
Keluarga.
Persepsi klien,
Pantau riwayat pola pikir dan
Keluhan utama
pekerjaan pasien mekanisme
koping.
Riwayat
Riwayat Review Of System
Kesehatan
Kesehatan dahulu (ROS)
Sekarang
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
sekresi ADH yang berlebihan secara patologis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan perubahan cairan
sel lambung, mual dan muntah.
3. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan
urine sedikit
INTERVENSI
1. Kelebihan volume cairan b.d sekresi ADH yang
berlebihan secara patologis
a. Pantau input dan output urine serta hitung keseimbangan
cairan.
b. Pantau keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, perhatikan
hipertensi, nadi kuat, distensi vena leher.
c. Pantau sakit kepala, kram otot, kacau mental dan disorientasi.
d. Catat BB dan monitor tanda-tanda dan gejala retensi urine.
e. Kolaborasi:
f. Berikan atau batasi cairan tergantung pada status volume
cairan.
g. Awasi natrium serum.
h. Pemberian obat-obatan deuretik, cairan hipertonik dan
forosemid pada kasus berat.
2. KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN
B.D PERUBAHAN CAIRAN SEL LAMBUNG; MUAL MUNTAH
a. Timbang sesuai indikasi, bandingkan perubahan status
cairan, riwayat BB.
b. Berikan perawatan mulut sebelum pasien makan.
c. Tingkatkan kenyamanan, lingkungan yang santai
termasuk sosialisasi saat makan. Anjurkan oarang
terdekat untuk membawa makanan yang disukai pasien.
d. Berikan makanan tinggi natrium, mis, susu, daging, telur,
wortel, bit dan seledri. Gunakan jus buah da kaldu
sebagai pengganti air biasa.
e. Ajari pasien dan keluarga tentang diet yang harus
diberikan.
f. Irigasi selang NG (bila digunakan) dengan normal salin
sebagai pengganti air.
g. Kolaborasi :
h. Konsultasi dengan ahli gizi
i. Pantau pemeriksaan lab, seperti albumin, keadaan asam
amino, zat besi , elektrolit darah, dll.
j. Berikan obat sesuai indikasi
3. GANGGUAN POLA ELIMINASI BERHUBUNGAN DENGAN
PENGELUARAN URIN TERGANGGU
https://youtu.be/ENurzxQCQ9w
https://youtu.be/0NHT8ERUBo0
TERIMA KASIH