Anda di halaman 1dari 11

ANEMIA HEMORRHAGIC

KELOMPOK 2
DEFINISI
Anemia hemoragik dapat disebabkan oleh
perdarahan eksterna (misalnya trauma, perdarahan
pasca bedah) atau pendarahan internal (misalnya
pendarahan pada kehamilan ektopik terganggu,
perdarahan rongga abdomen dan lain-lain).
Perdarahan yang berlebihan adalah penyebab paling
umum dari anemia. Bila darah hilang, tubuh cepat
menarik air dari jaringan ke aliran darah dalam upaya
untuk menjaga pembuluh darah penuh. Akibatnya,
darah mengalami hemodilusi, dan hematokrit
(persentase sel darah merah dalam volume darah total)
berkurang
ETIOLOGI
Kehilangan darah karena kecelakaan, operasi,
pendarahan usus, ulkus peptikum, perdarahan karena
kelainan obstetris, hemoroid dan ankilostomiasis.9
Anemia yang disebabkan perdarahan mendadak,
perdarahan lambat yang kronis (menahun) mengakibatkan
penurunan jumlah total sel darah merah dalam sirkulasi.
Anemia jenis ini dapat berhubungan dengan peningkatan
presentase sel darah merah imatur (retikulosit) dalam
sirkulasi
PATOFISIOLOGI

Segera setelah perdarahan, volume darah total akan


berkurang tetapi kadar Hb dan nilai Ht belum menurun
yaitu sesuai keadaan sebelum terjadi pendarahan. Dua
puluh jam sampai 60 jam setelah perdarahan, terjadi
perpindahan cairan dari ruang ekstrasel ke dalam ruang
intravascular (stadium hemodilusi). Pada saat ini jumlah
eritrosit/L, kadar Hb dan Ht menurun. Stadium
hemodilusi terjadi selama 1-3 hari setelah perdarahan
dan timbul anemia normositik normokrom.1
MANIFESTASI KLINIS
PENGOBATAN

Pengobatan untuk kehilangan darah dalam waktu


yang singkat atau anemia yang berat adalah transfusi
sel darah merah. Selain itu, sumber perdarahan harus
ditemukan dan perdarahan harus dihentikan
Zat besi yang diperlukan untuk pembentukan sel
darah merah juga hilang selama perdarahan. Karena
itu sebagian besar penderita anemia juga
mendapatkan tambahan zat besi, biasanya dalam
bentuk tablet.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama :
3. Riwayat Penyakit Sekarang.
4. Riwayat Penyakit Dahulu.
5. Riwayat Obat-obatan
6. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
7. Pemeriksaan Fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan


penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.
2. Intoleran aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
kegagalan untuk mencerna, absorbsi makanan
4. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan
jumlah makanan, perubahan proses pencernaan, efek
samping penggunaan obat
5. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan Perdarahan
6. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan
penurunan darah balik vena
C. INTERVENSI
Diagnosa 5 Defisit volume cairan berhubungan dengan
perdarahan
Tujuan : keseimbangan volume cairan
Kriteria Hasil :
1. Asupan dan haluaran seimbang
2. Memperlihatkan tekanan darah normal
3. Tidak terjadi syok hipovolemia
4. Ph darah 7,35 samapai 7,45
Intervensi:
Therapi intravena ( sesuai dengan jenis shock)
Kristaloid ( untuk mengembalikan cairan elektrolit
- Ringer laktat.
- Ringer acetat.
Koloid : Mengembalikan volume plasma dan mengembalikan
tekanan osmotik.
- Whole blood, DRC, plasma ( plasma net, dekstran, dll)
Diagnosa 6 Penurunan Penurunan Curah Jantung berhubungan
dengan penurunan darah balik vena
Tujuan : Mengembalikan curah jantung
Kriteria Hasil :
Curah jantung dalam batas normal
Denyut nadi perifer dalam batas normal
Kecepatan dan irama jantung dalam batas normal
Suhu kulit dalam batas normal
Intervensi:
1. Pantau status kardiovaskuler meliputi curah jantung, denyut
nadi perifer, kecepatan dan irama jantung dan dihubungkan
dengan kondisi pasien
2. Observasi perdarahannya
3. Observasi adanya hipotensi, tekanan atrium kiri, gagal
jantung, bunyi jantung lemah, denyut nadi lemah, penurunan
aliran urine.
TERIMAKASIH !

Anda mungkin juga menyukai