• Hasil USG:
Asites di cavum pelvis (fossa illiaca dextra) dan
fossa splenorenalis
• Hb: 7,6 g/dl (12-
16)
• Ht: 22,2% (37-
43)
• Eritrosit: 2,7
juta mm3 (4,2-
5,4 juta)
Leukosit:
17.500mm3
(4000-10000)
Penurunan Hb
dan Ht eritrosit
Anemia normokrom
normositer
Perdarahan
Intra
Hasil USG:
abdominal
Asites di cavum
pelvis (fossa
illiaca dextra)
dan fossa
splenorenalis Pemeriksaan fisik:
Shifting dullness (+)
Komplikasi Syok Hipovolemik
• Dosis
Dewasa : bolus intravena 250 mcg, dilanjutkan
dengan 250-500 mcg/jam, infus selanjutnya;
maintenance 2-5 hari jika berhasil
Anak-anak Tidak dianjurkan
• Interaksi :
Epinefrin, demeclocycline, dan tambahan
hormon tiroid dapat mengurangi efek obat ini.
• Kontraindikasi
Hipersensitifitas
Kehamilan
• Perhatian
Dapat menyebabkan eksaserbasi atau penyakit
kandung kemih; mengubah keseimbangan
pusat pengaturan hormon dan dapat
menyebabkan hipotiroidisme dan defek
konduksi jantung.
4.2 Ocreotide (Sandostatin)
• Oktapeptida sintetik, dibandingkan dengan
somatostatin memiliki efek farmakologi yang
sama dengan potensi kuat dan masa kerja yang
lama. Digunakan sebagai tambahan penanganan
non operatif.
• Dosis
Dewasa: 25-50 mcg/jam intravena, kontinyu;
dapat dilanjutkan dengan bolus intravena 50 mcg;
penanganan hingga 5 hari.
Anak-anak : 1-10 mcg/kgBB intravena q 12 jam;
dilarutkan dalam 50-100 ml Saline Normal atau
D5W.
• Kontraindikasi
Hipersensitivitas
Kehamilan
• Perhatian
Efek samping yang utama berhubungan dengan
perubahan motilitas gastrointestinal, termasuk mual,
nyeri abdomen, diare, dan peningkatan batu
empedu dan batu kandung kemih; hal ini karena
perubahan pada pusat pengaturan hormon (insulin,
glukagon, dan hormon pertumbuhan), dapat timbul
hipoglikemia, bradikardi, kelainan konduksi jantung,
dan pernah dilaporkan terjadi aritmia, karena
penghambatan sekresi TSH dapat terjadi
hipotiroidisme, hati-hati pada pasien dengan
gangguan ginjal, kolelithiasis dapat terjadi.
SEKAR NOVIANTI 1510711004
ECTASTIA PUSPA ANDARA 1510711036
Airway
• SGOT : 18 U/L
• SGPT : 10 U/L
• Ureum : 14,4 mg/dl
• Kreatinin : 0,83 mg/dl
• GDS : 126 mg/dl
Pemeriksaan urin lengkap
1. Posisi Tubuh
a. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak
luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan
telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke
organ-organ vital.
b. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang
belakang, penderita jangan digerakkan sampai
persiapan transportasi selesai, kecuali untuk
menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau
untuk memberikan pertolongan pertama seperti
pertolongan untuk membebaskan jalan napas.
c. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian
bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus
dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring
miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga
mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas
oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat
penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas
tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.
Prosedur
Persipan alat
• Alat pelindung diri
• Alat bantu pernapasan (naso/oro pharingeal
tube, ETT)
• Monitor EKG
• Alat terapi oksigen
• Sumber oksigen
• Cairan infus
• Obat emergensi
Cara kerja
• Petugas memakai APD
• Berikan posisi kedua kaki lebih tinggi daripada
kepala bila perlu
• Bebaskan alat nafas, bila perlu pasang alat
bantu pernapasan
• Beri oksigen masker 6-10 liter per menit
• Pasang ekg monitor, cek tanda-tanda vital
pasien
• Untuk syok hipovolemik
- segera pasang infus di dua tempat
(upayakan dengan ukuran jarum yang besar)
- beri terapi cairan sesuai terapi medis