Swanny Trikajanti W
Adaptasi sel
Cedera sel
Penuaan sel
Kematian sel
Kematian somatik
www.stikestelogorejo.ac.id
Pengantar
• Stressor, perubahan kesehatan tubuh, penyakit,
faktor ekstrinsik dan intrinsik dapat mengubah fungsi
sel normal (homeostasisi terganggu)
www.stikestelogorejo.ac.id
STRUKTUR SEL dan
KONSEP PATOFISIOLOGIS
www.stikestelogorejo.ac.id
Struktur sel
www.stikestelogorejo.ac.id
Konsep patofisiologi yang terjadi terhadap sel
www.stikestelogorejo.ac.id
Konsep patofisiologi yang terjadi terhadap sel
www.stikestelogorejo.ac.id
Konsep patofisiologi yang terjadi terhadap sel
• Walaupun jenis sel berbeda dan fungsi sel spesifik --> gaya hidup
dan unsur struktural serupa
– kebutuhan yang sama akan oksigen dan suplai makanan
– suhu konstan
– suplai air
– sarana pembuangan sampah
• Sel terpajan kondisi yang terus menerus berubah terhadap
rangsangan yang berpotensi merusak.
• Bila perubahan dan rangsangan bersifat ringan / singkat Sel
mudah ADAPTASI
• Bila rangsangan lebih lama / lebih kuat dapat menyebabkan CEDERA
pada sel bahkan KEMATIAN
www.stikestelogorejo.ac.id
SPEKTRUM NORMAL-ABNORMAL
www.stikestelogorejo.ac.id
Adaptasi sel
• Mekanisme Adaptasi sel
– Integritas sel dapat terancam dalam keadaan hipoksia,
anoksia, cedera kimia, infeksi, suhu ekstrim
– Sel bereaksi dengan cara:
• Bertahan dengan gunakan cadangan energi
• Perubahan adaptif:
– Atrofi
– Hipertrofi
– Hiperplasia
– Metaplasia
– Displasia
• Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat
menyebabkan kerusakan sel Nekrosis (kematian sel).
www.stikestelogorejo.ac.id
Diagram respons sel terhadap rangsangan fisiologik
dan patologik
www.stikestelogorejo.ac.id
Atrofi
• Keadaan dimana suatu organ tumbuh secara definitif
kemudian menyusut menjadi lebih kecil dari ukuran
normal.
• Pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena
sel kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan
berkurangnya ukuran organ.
• Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya fungsi sel,
namun bukan merupakan kematian sel.
• Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan
peningkatan degenerasi protein di dalam sel.
www.stikestelogorejo.ac.id
ATROPI
• Penyebab atropi diantaranya bisa
karena kehilangan inervasi, kekurangan
suplai darah, kekurangan nutrisi,
kehilangan stimulasi endokrin, dan
aging.
• Atrofi sering dijumpai pada lansia
beberapa organ mengalami penurunan
fungsi .
• Penyebab atrofi yang paling sering:
– iskemik kronik
– disuse atrophy pada orang tirah
baring lama ( atrofi yang
menyerang otot rangka)
www.stikestelogorejo.ac.id
Atrofia
FISIOLOGIK
- atrofi timus setelah umur 40 tahun
- orang tua : atrofi uterus, testis, mamma
PATOLOGIK
Terjadi pada keadaan :
- fungsi berkurang – disuse atrofi
- hilang rangsang endokrin/pasokan darah/inervasi
- adanya rangsang hormon, tekanan
- kurang makan
www.stikestelogorejo.ac.id
Hipertrofi
• Peningkatan besar sel yang mengakibatkan perbesaran jaringan dan
organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami perbesaran sel, perbesaran
terjadi karena peningkatan jumlah struktur protein dan organel sel.
• Hipertrofi yang paling terlihat yaitu pada otot.
Contoh:
– Hipertrofi otot bisep pada atlet angkat besi
– Hipertrofi miokardium
– Hipertrofi pada otot polos dinding kandung kemih
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis, bisa juga terjadi karena
stimulus dari peningkatan hormon tertentu.
Contoh: perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen sehingga
terjadi hiperplasi dan hipertropi .
www.stikestelogorejo.ac.id
Hiperplasia
• Proses adaptasi dengan melakukan
replikasi sel, sehingga penambahan
jumlah sel mengakibatkan pembesaran
jaringan atau organ tersebut
• Contoh:
– Hiperplasia kelenjar mamae saat
kehamilan
– Hiperplasia pada kelenjar prostat
– Kalus (penebalan kulit akibat
rangsangan mekanik)
www.stikestelogorejo.ac.id
Hipertrofi dan Hiperplasia
FISIOLOGIK
- hipertrofi otot pada olahragawan
- hiperplasia mammae waktu pubertas, laktasi
- hiperplasia dan hipertrofia uterus waktu hamil
PATOLOGIK
- hipertrofi jantung pada kelainan katub
- hiperplasia endometrium akibat estrogen >>
- hiperplasia epitel akibat radang kronik
www.stikestelogorejo.ac.id
Metaplasia
www.stikestelogorejo.ac.id
METAPLASIA
www.stikestelogorejo.ac.id
Displasia
• Kelainan diferensiasi sel-sel yang
sedang berproliferasi sedemikian
rupa sehingga ukuran, bentuk dan
penampilan sel menjadi abnormal
disertai gangguan pengaturan dalam
sel.
• Contoh displasia yaitu pada proses
peradangan
• Displasia ada yang reversibel tetapi
ada juga yang ireversibel karena
rangsang yang menyebabkan
displasia tidak ditemukan
www.stikestelogorejo.ac.id
Neoplasia
• Merupakan massa abnormal dari sel-sel yang mengalami
proliferasi.
• Sel neoplasma berasal dari sel yang awalnya normal, selama
mengalami perubahan neoplastik sel memperoleh derajat
otonom dalam arti tumbuh dengan kecepatan tidak
terkoordinasi dengan kebutuhan dan fungsi tubuh
• Pertumbuhan sel neoplastik bersifat progressif yaitu
mengakibatkan penambahan massa sel.
• Tidak bersifat adaptif
• Biasa dikenal dengan sebutan tumor
www.stikestelogorejo.ac.id
CEDERA SEL
www.stikestelogorejo.ac.id
Cedera Sel
• Cedera sel terjadi bila suatu sel tidak lagi beradaptasi
terhadap rangsangan. Hal ini terjadi bila rangsangan terlalu
lama/ terlalu berat
• Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel
tersebut dan besar serta jenis cedera
• Dampak Cedera Sel, mengalami perubahan pada:
– ukuran,
– bentuk,
– sintesis protein,
– susunan genetik dan
– sifat transportasi
www.stikestelogorejo.ac.id
Penyebab cedera sel
• Toksin
– Toksin endogenus dari produk kesalahan metabolik secara genetik,
malformasi & reaksi hipersensitif
– Toksin eksogenus dari alkohol, timbal, CO, obat yang mengubah fungsi
sel (kemoterapi, imunosupresan)
• Infeksi
– Virus, fungi, protozoa, bakterimempengaruhi keutuhan sel
mengganggu proses pembelahan sel terbentuk sel mutan (virus HIV
mengubah sel ketika replikasi dalam DNA sel)
• Cedera fisik
– Cedera termal dan mekanis menyebabkan kerusakan organel intra sel
dan sel tersebut
– Cedera termal (luka bakar, radiasi, sinar Xray, radiasi UV)
– Cedera mekanis (pembedahan, trauma kecelakaan, frosbite
www.stikestelogorejo.ac.id
Penyebab cedera sel
• Cedera defisit:
• Kekurangan air, O2 (hipoksia), nutrien atau suhu konstan tidak dapat
dipertahankan
• Metabolisme sel tidak dapat berlangsung disrupsi atau kematian sel
• Cedera sel akan ireversibel bila membran sel atau organel tidak lagi
berfungsi
• Reaksi imunologik
• Kelainan genetik (kelainan metabolisme bawaan yang berasal
dari kelainan enzimatik)
• Penuaan
www.stikestelogorejo.ac.id
Cedera Sel
- Pada saat mengalami stres fisiologis/rangsang patologis
sel beradaptasi kondisi baru & mempertahankan
kelangsungan hidup
www.stikestelogorejo.ac.id
KEMATIAN SEL (NEKROSIS)
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Kematian Sel
• Kerusakan secara terus menerus menjadi irreversibel
akhirnya sel tidak memiliki kemampuan untuk
memperbaiki kerusakan sehingga menyebabkan sel mati.
www.stikestelogorejo.ac.id
Kematian Sel
• Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka sel itu dapat
kembali berfungsi seperti sedia kala,namun bagi sel yang
mengalami kerusakan secara irreversibel, maka sel itu
akan mengalami kematian sel
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis
• Terjadi kerusakan membran lisosom mengeluarkan enzim
ke sitoplasma dan menghancurkan sel isi sel keluar
dikarenakan kerusakan membran plasma mengakibatkan
reaksi inflamatori.
• Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada
kematian sel yang diakibatkan oleh:
- Ischemia
- Keracunan
- Infeksi dan
- Trauma
www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Tipe-tipe nekrosis jaringan
• Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskop
dapat dikenali beberapa bentuk nekrosis.
• Bentuk-bentuk tersebut:
- Nekrosis koagulasi
- Nekrosis liquefaktif (mencair)
- Nekrosis lemak
- Nekrosis kaseosa (perkejuan)
- Nekrosis gangrenosa
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis koagulasi
• Tidak hanya terjadi denaturasi protein, namun juga berkaitan
dengan hambatan enzim-enzim litik.
• Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian kerangka luar sel
relatif utuh.
• Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami asidifikasi
menjadi eosinofilik
• Contoh nekrosis koagulasi – infark ginjal
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis liquefaktif
• Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel
yang mati.
• Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu terjadi pelepasan
enzim-enzim otokatalitik dari sel-sel yang mati.
• Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada peradangan purulen
akibat efek heterolitik leukosit polimorfonuklear pada pus.
• Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak, mudah
mencair, dan tersusun oleh sel-sel yang mengalami
disintegrasi dan cairan.
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis liquefaktif-infark otak
.
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis lemak
• Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada jaringan
lemak.
• Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis pankreatik akut
dan merupakan konsekuensi pelepasan lipase pankreas ke
jaringan peripankreas.
• Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak.
• Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel lemak
mengalami saponifikasi dengan mengikat natrium, kalium
dan kalsium.
www.stikestelogorejo.ac.id
NEKROSIS LEMAK-PANKREATITIS AKUT
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis kaseosa (perkejuan)
• Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun
likuefaktif.
• Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian tengah granuloma
tuberkolusa, yang mengandung bahan seperti keju yang putih
atau kekuningan dan merupakan asal nama nekrosis tipe ini.
• Secara histologis, rangka luar sel tidak lagi utuh, tetapi
sebaliknya jaringan juga belum mencair.
• Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf bergranula halus.
www.stikestelogorejo.ac.id
NEKROSIS KASEOSA-TUBERCULOSIS PARU
www.stikestelogorejo.ac.id
Nekrosis gangrenosa
www.stikestelogorejo.ac.id
Apoptosis
• Kematian sel yang diprogram
• Apoptosis adalah suatu proses yang ditandai terjadinya urutan
teratur tahap molekular yang menyebabkan desintegrasi sel
• Apoptosis tidak ditandai dengan pembengkakan atau
peradangan , namun sel yang akan mati menyusut dengan
sendirinya dan dimakan oleh sel di sebelahnya
• Apoptosis menjaga jumlah sel konstan dan merupakan suatu
mekanisme yang dapat mengeliminasi sel yang tidak
diinginkan, sel menua, sel berbahaya atau sel pembawa
transkripsi DNA yang salah.
• Apoptosis merupakan proses aktif yang melibatkan kerja sel
itu sendiri (menciut/menguncup)
www.stikestelogorejo.ac.id
Apoptosis
• Kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh growth
factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan dengan
maksud perbaikan.
• Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami
pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.
• Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan
merupakan suatu proses yang memerlukan energi
• Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan
kromatin di sepanjang membran inti
www.stikestelogorejo.ac.id
Apoptosis sel hati oleh virus hepatitis
www.stikestelogorejo.ac.id
Penyebab Apoptosis
• Dimulai selama embriogenesis dan terus berlanjut sepanjang
waktu hidup organisme
• Rangsang penyebab apoptosis meliputi:
– Isyarat hormon
– Rangsangan antigen
– Peptida imun
– Sinyal membran yang mengidentifikasi sel menua atau bermutasi
– Virus yang menginfeksi sel seringkali menyebabkan apoptosis, yang
akhirnya mengakibatkan kematian virus
www.stikestelogorejo.ac.id
PENUAAN SEL
www.stikestelogorejo.ac.id
Proses penuaan
• Proses penuaan normal: sel kehilangan struktur dan fungsinya
(atrofi, hipertrofi dan hiperplasia ) menjadi aus atau overuse
akibat stressor dalam maupun luar (wear-and-tear theory)
• Tanda penuaan pada seluruh sistem tubuh seperti:
– Penurunan elastisitas pembuluh darah
– Motilitas usus
– massa otot
– Jaringan lemak sub kutan
• Proses penuaan cepat atau lambat tergantung jumlah dan
luas cedera serta kerusakan sel
www.stikestelogorejo.ac.id
KEMATIAN SOMATIK
www.stikestelogorejo.ac.id
Kematian somatik
• Kematian seluruh individu
• Kriteria:
– Fungsi sirkulasi berhenti secara ireversibel (denyut
jantung)
– Fungsi respirasi ( bernafas)
– Fungsi otak ( tidak ada tanda respons, refleks batang
otak, EEG –elektroencefalogram elektrik datar)
• Perubahan postmortem:
– Rigor mortis (kekakuan)
– Livor mortis (warna ungu kebiruan)
– Algor mortis (pendinginan)
– Autolisis (pencairan)
www.stikestelogorejo.ac.id
Sekian ..
Materi selanjutnya
3. Kelainan Kongenital
4. Pertumbuhan sel dan diferensiasi
www.stikestelogorejo.ac.id
Tugas Kelompok
Buat makalah dengan memilih salah satu topik materi patofisiologi di bawah ini:
1. Kanker
2. Infeksi
3. Kelainan genetik
4. Adaptasi sel
5. Cedera sel
6. Penuaan sel
7. Kematian sel
Kriteria;
- Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa (7 kelompok per kelas)
- Times new roman , font 11, 1,5 spasi
- Pendahuluan, tujuan, isi, penutup (+ppt)
- Diserahkan 11 Juni 2018
www.stikestelogorejo.ac.id
“The future belongs to those
who believe in the beauty of
their dreams”
(Eleanor Roosevelt)
www.stikestelogorejo.ac.id
for more information:
swanny_trikajanti@stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
Referensi
1. Sylvia AP, Lorraine MCW. 1985. Patofisiologi, konsep klinik
proses-proses penyakit. Ed ke-2 Dharma A, penerjemah. EGC
Penerbit Buku Kedokteran
2. Kowalak JP, Welsh W, Mayer B.2014. Buku Ajar
Patofisiologi. Hartono A, penerjemah. EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
3. Kumar ,V., Coltran, R.S., and Robin , S.L., 2005. Pathologic
Basis of disease. 7 th Ed. Philadelphia: Elsevier Science
4. Underwood JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik. Edisi
ke-2. Sarjadi, penerjemah. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
5. Silbernagl S, Lang F. 2007. Teks & Atlas Berwarna
Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
www.stikestelogorejo.ac.id