Anda di halaman 1dari 30

atropi, hipertropi, iskemik, trombosis,

embolism)

Materi Modul A2-9 Ilmu Alam Dasar (Patofisiologi):


Konsep Mekanisme Adaptasi Sel

Swanny Trikajanti W

Jl. Puri Anjasmoro / Jl. Yos Sudarso Semarang


Telp. (024) 76632823 | Fax. (024) 76632939 www.stikestelogorejo.ac.id
Email : humas@stikestelogorejo.ac.id
Mekanisme adaptasi sel
• Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari luar
diantaranya dengan melakukan respon:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- Atrophy dan
- Metaplasia
• Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka
dapat menyebabkan kerusakan sel

www.stikestelogorejo.ac.id
Adaptasi sel
Respon Rangsang
1. Berlebihan → hipertrofi / hiperplasi
2. Kurang → atrofi
3. Kurangnya kemampuan tumbuh : agenesis ,
hipoplasia , aplasia
4. Diferensiasi sel : displasia, metaplasia

Hipertrofi : bertambah besarnya organ/ jaringan,


akibat membesarnya sel pembentuk organ
Hiperplasia : bertambah besarnya organ/ jaringan,
akibat bertambahnya jumlah sel pembentuk organ

www.stikestelogorejo.ac.id
Atrofi

• Keadaan dimana suatu organ tumbuh secara definitif


kemudian menyusut menjadi lebih kecil dari ukuran
normal.
• Pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena
sel kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan
berkurangnya ukuran organ.
• Atrofi memungkinkan terjadinya penurunan fungsi sel,
namun bukan merupakan kematian sel.
• Atrofi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan
peningkatan degenerasi protein di dalam sel.

www.stikestelogorejo.ac.id
• Atrofi menyebabkan alat tubuh mengecil/ melisut.
• Mengecilnya alat tubuh tersebut terjadi karena sel sel parenchym yang
menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Jadi, bukan mengenai
sel sel jaringan ikat
• Kadang kadang dapat terjadi Atrofi akibat jumlah sel parenchym
berkurang, yaitu Atrofi numerik. Meskipun Atrofi biasanya merupakan
proses patologik juga dikenal Atrofi fisiologik. Beberapa alat tubuh dapat
mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan/
kehidupan, dan jika alat tubuh tersebut sesudah masa usia tertentu tidak
menghilang, malah dianggap patologik.
• Penyebab atrofi antara lain terjadi mutasi (yang dapat merusak gen untuk
membangun jaringan atau organ), sirkulasi dalam tubuh terganggu
sehingga kekurangan nutrisi dari makanan dan oksigen, gangguan
hormonal, gangguan saraf sehingga sel kurang digunakan seperti otot
rangka atau kurangnya latihan atau penyakit intrinsik pada jaringan itu
sendiri dan proses penuaan. Hormonal dan saraf menginervasi organ atau
jaringan yang disebut sebagai trofik. Trofik menggambarkan kondisi trofik
jaringan. keadaan trofik otot berkurang dikenal sebagai atrofi

www.stikestelogorejo.ac.id
ATROFI
• Penyebab atrofi diantaranya karena
kehilangan inervasi, kekurangan suplai
darah, kekurangan nutrisi, kehilangan
stimulasi endokrin, dan aging.
• Atrofi sering dijumpai pada lansia →
beberapa organ mengalami penurunan
fungsi .
• Penyebab atrofi yang paling sering:
– iskemik kronik
– disuse atrophy pada orang tirah
baring lama ( atrofi yang menyerang
otot rangka)

www.stikestelogorejo.ac.id
Atrofia
FISIOLOGIK
- atrofi timus setelah umur 40 tahun
- orang tua : atrofi uterus, testis, mamma

PATOLOGIK
Terjadi pada keadaan :
- fungsi berkurang – disuse atrofi
- hilang rangsang endokrin/pasokan darah/inervasi
- adanya rangsang hormon, tekanan
- kurang makan

www.stikestelogorejo.ac.id
Atrofia
PATOLOGIK
Terjadi pada keadaan :
- fungsi berkurang – disuse atrofi
- hilang rangsang endokrin/pasokan darah/inervasi
- adanya rangsang hormon, tekanan
- kurang makan

www.stikestelogorejo.ac.id
Organ dan jaringan lebih kecil dari normal
• Aplasia: keadaan dimana rudimen embrionik
suatu organ sudah terbentuk tetapi tidak
tumbuh sama sekali. Misal seorang bayi yang
lahir dengan dua ginjal tetapi satu ginjal tidak
berfungsi karena tidak tumbuh. Biasanya
dipakai pada kelainan hematologik → aplastik
anemia

• Agnesis: keadaan dimana dalam proses


perkembangan, rudimen embrionik organ tidak
terbentuk. Misal seorang bayi yang dilahirkan
hanya dengan satu ginjal

• Hipoplasia: keadaan dimana rudimen


embrionik terbentuk tetapi tidak pernah
mencapai ukuran definitif atau ukuran normal
dewasa sehingga organ tersebut menjadi
kerdil. Misal kelainan dimana kaki seseorang
tidak tumbuh sesuai dengan ukuran dewasa

www.stikestelogorejo.ac.id
Hipertrofi
• Peningkatan besar sel yang mengakibatkan perbesaran jaringan dan
organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami perbesaran sel,
perbesaran terjadi karena peningkatan jumlah struktur protein dan
organel sel.
• Hipertrofi yang paling terlihat yaitu pada otot.
Contoh:
– Hipertrofi otot bisep pada atlet angkat besi
– Hipertrofi miokardium
– Hipertrofi pada otot polos dinding kandung kemih
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis, bisa juga terjadi
karena stimulus dari peningkatan hormon tertentu.
Contoh: perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen sehingga
terjadi hiperplasi dan hipertrofi.
Hipertrofi disertai penambahan unsur kontraktil jaringan, maka
merupakan respon adaptif.

www.stikestelogorejo.ac.id
Hiperplasia
• Proses adaptasi dengan melakukan
replikasi sel, sehingga penambahan
jumlah sel mengakibatkan pembesaran
jaringan atau organ tersebut
• Merupakan keadaan kenaikan jumlah
absolut sel dalam jaringan yang
mengakibatkan pembesaran jaringan
atau organ tersebut
• Contoh:
– Hiperplasia kelenjar mamae saat
kehamilan
– Hiperplasia pada kelenjar prostat
– Kalus (penebalan kulit akibat
rangsangan mekanik)
www.stikestelogorejo.ac.id
Hipertrofi dan Hiperplasia
FISIOLOGIK
- hipertrofi otot pada olahragawan
- hiperplasia mammae waktu pubertas, laktasi
- hiperplasia dan hipertrofia uterus waktu hamil

PATOLOGIK
- hipertrofi jantung pada kelainan katub
- hiperplasia endometrium akibat estrogen >>
- hiperplasia epitel akibat radang kronik

www.stikestelogorejo.ac.id
Metaplasia

• Keadaan diferensiasi sel


pada keadaan yang tidak
cocok, sehingga sel yang
dihasilkan tidak sesuai
dengan sel daerah
tersebut tapi justru
menyerupai daerah lain.

• Dapat terjadi karena iritasi


yang terjadi secara kronis.

www.stikestelogorejo.ac.id
METAPLASIA
• Metaplasia yaitu keadaan diferensiasi sel pada keadaan yang
tidak cocok, sehingga sel yang dihasilkan tidak sesuai dengan
sel daerah tersebut tapi justru menyerupai daerah lain.
• Perubahan bersifat reversibel dari fenotip sel yang digantikan
oleh tipe sel yang lain. Pada kondisi ini sel yang mengalami
adaptasi digantikan oleh tipe sel lain yang lebih bisa
menghadapi stresor.
• Contoh :
lapisal endotel serviks uteri mengalami iritasi kronik, maka
bagian epitel kolumnar diganti oleh epitel skuamosa yang
mirip epidermis.
• Perubahan satu jenis jaringan ke bentuk lain
- metaplasia epitelial : metaplasia skuamosa, metaplasia.
kolumner
- metaplasia jaringan ikat : metaplasia mesensimal
• Metaplasia bersifat adaptif dan reversibel
www.stikestelogorejo.ac.id
Displasia
• Kelainan diferensiasi sel-sel yang
sedang berproliferasi sedemikian
rupa sehingga ukuran, bentuk dan
penampilan sel menjadi abnormal
disertai gangguan pengaturan dalam
sel.
• Contoh displasia yaitu pada proses
peradangan
• Displasia terjadi peningkatan
pertumbuhan sel disertai bentuk atipik
dan perubahan diferensiasi
• Displasia ada yang reversibel tetapi
ada juga yang ireversibel karena
rangsang yang menyebabkan
displasia tidak ditemukan
www.stikestelogorejo.ac.id
PENUAAN SEL

www.stikestelogorejo.ac.id
Proses penuaan
• Proses penuaan normal: sel kehilangan struktur dan fungsinya
(atrofi, hipertrofi dan hiperplasia ) menjadi aus atau overuse akibat
stressor dalam maupun luar akibat dari penggunaan dan kerusakan
yang terakumulasi. (wear-and-tear theory)
• Wear-and-tear theory pada prinsipnya menyatakan berbagai
aktivitas tubuh dapat menyebabkan kerusakan DNA, glikosilasi dan
radikal bebas, sehingga sel-sel menjadi rusak, tubuh melemah dan
akhirnya meninggal.
• Tanda penuaan pada seluruh sistem tubuh seperti:
– Penurunan elastisitas pembuluh darah
– Motilitas usus
– Massa otot
– Jaringan lemak sub kutan
• Proses penuaan cepat atau lambat tergantung jumlah dan luas
cedera serta kerusakan sel
www.stikestelogorejo.ac.id
Content
Trombosis

Emboli

Iskemia

www.stikestelogorejo.ac.id
Trombosis
• Kondisi penggumpalan darah dalam pembuluh
darah sehingga dapat menghambat dan
menghalangi aliran darah secara normal
• Trombosis pada pembuluh balik TROMBOSIS
VENA
• Trombosis pada pembuluh nadi TROMBOSIS
ARTERI

www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id
EMBOLI
• Hambatan pada aliran pembuluh darah berupa
gelembung udara atau darah yang menggumpal.
Emboli yang muncul pada tubuh manusia
mengganggu organ tubuh karena kekurangan oksigen

• Hambatan pada organ: stroke emboli, embolisme


paru , yang lama lama dapat menyebabkan jaringan
organ rusak

www.stikestelogorejo.ac.id
• Trombotik stroke.
Stroke ini disebabkan adanya thrombus (bekuan
darah) pada pembuluh darah arteri dalam otak atau
menuju otak yang menyumbat aliran darah. Keadaan
ini bisa ditemukan dalam pembuluh darah besar
maupun kecil.

• Embolik stroke.
Kondisi ini disebabkan clot (bekuan) yang terbentuk
pada bagian tubuh lainnya, yang kemudian
mengikuti aliran darah hingga akhirnya menyumbat
pembuluh darah pada otak.
www.stikestelogorejo.ac.id
• Pembentukan trombus dari jaringan atau pembuluh darah
yang rusak, dan menyebabkan respon inflamasi dan faktor
pembekuan darah bekerja melebihi mekanisme pembekuan
antikoagulan dan fibrinolitik tubuh → menyebabkan
pembentukan trombus di vena
• Trombus yang lepas dari vena (emboli) dapat menyumbat
pembuluh darah pulmonal. Emboli ukuran kecil menyumbat
arteri perifer yang ukuran besar menyebabkan sumbatan
arteri pulmonal utama terjadilah iskemi

www.stikestelogorejo.ac.id
ISKEMIA
• Iskemia merupakan kekurangan suplai darah pada suatu area terlokalisasi
• Penyebab:
– aterosklerosis, yaitu penyempitan pada pembuluh darah akibat
penimbunan lipid atau lemak.
– stroke iskemik (saat arteri yang mengangkut oksigen dan nutrien ke
otak tersumbat)
– stroke trombotik. Kondisi ini terjadi saat arteri otak tersumbat oleh
darah yang menggumpal di otak
– stroke embolik disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di
bagian tubuh lain (seringkali dari jantung). Gumpalan darah akan
bergerak mengiringi aliran darah dan tersangkut di dalam arteri otak.
Gumpalan darah menghalangi darah yang mengalir ke otak. Tanpa
pasokan oksigen dan nutrien yang cukup, sel-sel otak akan segera
berhenti bekerja. Dalam beberapa menit, sel tersebut dapat mati
kecuali jika aliran darah ke otak lancar kembali.

www.stikestelogorejo.ac.id
Apa yang terjadi dalam kondisi Iskemik?

• Contoh Gejala pada Stroke Iskemik


1. Mati rasa atau salah satu sisi tubuh terasa lemah
2. Kelumpuhan wajah atau paralisis.
3. Mendadak bingung dan sulit berbicara atau
memahami
4. Hilang koordinasi atau keseimbangan.
5. Gangguan penglihatan mendadak.
6. Sakit kepala berat yang mendadak.
7.Sulit berjalan atau terjatuh tanpa sebab.

www.stikestelogorejo.ac.id
Sample : Ischaemic Stroke

www.stikestelogorejo.ac.id
Sample Heart Ischemic

www.stikestelogorejo.ac.id
Quiz

1 3 5

2 4

www.stikestelogorejo.ac.id
“The future belongs to those
who believe in the beauty of
their dreams”
(Eleanor Roosevelt)

www.stikestelogorejo.ac.id
www.stikestelogorejo.ac.id

Anda mungkin juga menyukai