Anda di halaman 1dari 3

Etiologi Adaptasi Sel.

Secara umum adaptasi sel bisa fisiologis dan patologis. Fisiologis misalnya
pada agin (penuaan), di mana seluruh bagian tubuh tampak mengecil secara bertahap
dan patologis (pasca peradangan), misal keadaan kurus kering akibat marasmus atau
kwashiorkor, menderita penyakit berat (emasiasi/inanisi), melemahnya fungsi
pencernaan atau hilangnya nafsu makan. Tipe-tipe adaptasi yaitu :

1. Displasia
Displasia adalah pembentukan abnormal dari sel atau jaringan. Hal ini
disebabkan oleh malformasi dari jaringan pada saat maturase. Perubahan ringan
sampai sedang dan tidak mengenai seluruh ketebalan epitel, mungkin bersifat
reversible, apabila kausanya dihilangkan, perubahan tersebut mungkin menjadi
normal lagi. Contoh dysplasia pada epitel mukosa, mitosis tidak terbatas di lapisan
basal, ditemukan di semua lapisan sehingga terjadi perubahan arsitekturnya.

2. Metaplasia
Metaplasia adalah perubahan reversible dari satu tipe ke tipe sel yang lainnya
dalam satu tempat. Pada umumnya sebagai akibat dari semacam stimulus abnormal,
dalam waktu lama, sehingga sel asli tidak cukup kuat terhadap rangsangan tersebut,
atau menahan lingkungan baru, maka mereka berubah menjadi jenis lain yang lebih
cocok dengan lingkungan baru tersebut.
Jika stimulus yang menyebabkan metaplasia dihapus atau berhenti, jaringan
kembali ke pola normal diferensiasi. Contoh yang dapat kita amati pada kasus kanker
serviks. Pada perubahan sel kolumnar endoserviks menjadi sel skuamosa ektoserviks
terjadi secara fisiologis pada setiap wanita yang disebut sebagai proses metaplasia.
Karena adanya faktor-faktor risiko yang bertindak sebagai ko-karsinogen, proses
metaplasia ini dapat berubah menjadi proses displasia yang bersifat patologis.
Displasia merupakan karakteristik konstitusional sel seperti potensi untuk menjadi
ganas.
Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi,
yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster misalnya dengan sek squamosa yang lebih
kuat. Karena sel squamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. pada saat
mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel
penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya akan
menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
pada lapisan lambung, sehingga akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah
lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.

3. Atrofi
Atrofi adalah pengecilan ukuran organ yang telah mencapai ukuran normalnya
atau mengecilnya ukuran sel atau berkurangnya sel parenkim dalam organ tubuh
disebabkan oleh berbagai faktor tergantung pada jenis atrofi tersebut. Terdapat dua
jenis atropi yaitu atrofi fisiologis dan atrofi patologis. Atrofi fisiologis yaitu beberapa
organ tubuh dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan
atau pertumbuhan. Atrofi patologis jika alat tubuh tersebut organ tubuh tersebut tidak
menghilang ketika sudah mencapai usia tertentu. Salah satu contoh penyebab atrofi
adalah kurangnya nutrisi dalam tubuh. Beberapa bentuk atrofi yaitu:
a. Atrofi senilis: osteoporosis, kulit keriput, demensia
b. Atrofi setempat (local atrophy) : menipisnya sternum (tulang dada) pada
aneurisma aorta
c. Atrofi inaktivitas (disuse atrophy) : poliomyelitis
d. Atrofi desakan (pressure atrophy) : hidroneprosis
e. Atrofi endokrin : penyakit Simmonds (kelenjar hipofisis)

Penyebab proses atrofi ini bervariasi, diantaranya yaitu


berkurangnya/hilangnya stimulus endokrin, involusi akibat menghilangnya rangsan-
rangsang tumbuh (growth stimuli), berkurangnya rangsangan saraf, berkurangnya
perbekalan darah, dan akibat sklerosis arteri. Penyebab-penyebab tersebut terjadi
karena peoses normal penuaan. Secara umum, atrofi dapat terjadi karena hal
hal/kondisi berikut.

a. Kurangnya suplai oksigen pada klien/seseorang


b. Hilangnya stimulus/rangsangan saraf
c. Hilangnya stimulus/rangsangan endokrin
d. Kekurangan nutrisi
e. Disuse/inaktivitas (organ tidak sering digunakan, maka akan mengakibatkan
pengecilan organ tersebut).
4. Hiperplasia
Hiperplasia adalah bertambahnya jumlah sel sehingga organ membesar. Hal
ini disebabkan oleh iritasi berkepanjangan, gangguan nutrisi, infeksi dan gangguan
endokrin. Secara mikroskopis, ukuran sel normal tetapi jumlahnya meningkat. Contoh
hiperplasia fisiologis yaitu membesarnya payudara pada wanita saat memasuki masa
pubertas. Sedangkan contoh hiperplasia patologis yaitu hipertensi.

5. Hipertrofi
Hipertrofi adalah bertambahnya ukuran sel tanpa disertai pertambahan jumlah
sel, akibat perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuh/organ tersebut. Terjadi
peningkatan beberapa organella sehingga sel membesar. Secara histologis, gambaran
organ normal tetapi sel menjadi lebih besar, terutama pada sel otot. Contoh hipertofi
fisiologis adalah membesarnya uterus ibu hamil, sedangkan hipertofi patologis yaitu
membesarnya kelenjar prostat.

Anda mungkin juga menyukai