Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI

KELAINAN RETROGRESIF
Dosen Pengampu :
Ratih Kusuma Dewi,S.Kep.,Ns.,M.Biomed

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patologi Anatomi

Disusun Oleh :
Fepi Anita Sari (1911604061)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat
fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi (histopatologi).
Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati
sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi
sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme
adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan
bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan
karakteristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi
terhadap perubahan internal dan eksternal. Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan
sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya
disebabkan oleh factor dari luar secara langsung,misalnya : kematian sel di karenakan kecelakaan,
infeksi virus, radiasi sinar radio aktif atau keracunan zat kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar, sel tidak
akan dapat mati secara nekrosis.

Retrogresif adalah proses kemunduran atau degenersasi atau kembalinya kearah yang kurang
kompleks atau kromosom keadaan suatu sel , jaringan, organ , organisme , menuju keadaan yang
premitif (menjadi lebih jelek dengan organisasi yang lebih rendah tingkatanya ) , kehilangan
kompleksitasny termasuk metabolismenya , defernsiasi dan spesialisasinya.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Agar mahasiswa dapat mempelajarin sedikit mendalam tentang apa yang diamaksut kelainan
Retrogresif

1.3 MANFAAT PENULISAN

Manfaatnya agar mahasiswa bisa lebih memahami lagi tentang penyakit kelainan Retrogresif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN TEORI

Retrogresif adalah proses kemunduran atau degenersasi atau kembalinya kearah yang kurang
kompleks atau kromosom keadaan suatu sel , jaringan, organ , organisme , menuju keadaan yang
premitif (menjadi lebih jelek dengan organisasi yang lebih rendah tingkatanya ) , kehilangan
kompleksitasny termasuk metabolismenya , defernsiasi dan spesialisasinya

Setiap sel melaksanakan kebutuhan fisiologik yang normal yang disebut Homeostasis normal.  Sel
memiliki fungsi dan struktur yang terbatas, dalam metabolisme, difrensiasi, dan fungsi lainnya karena
pengaruh dari sel-sel sekitarnya dan tersedianya bahan-bahan dasar metabolisme.

Sel mendapatkan stimulus yang patologik , fisiologik dan morphologic. Bila stimulus patologik
diperbesar hingga melampaui adaptasi sel maka timbul jejas sel atau sel yang sakit (cell injury) yang
biasanya bersifat sementara (reversible). Namun jika stimulus tetap atau bertambah besar , sel akan
mengalami jejas yang menetap (irreversible) yaitu sel yang mati atau nekrosis. Perubahan-perubahan
tersebut hanya mencerminkan adanya “cedera-cedera biomolekuler”, yang telah berjalan lama dan baru
kemudian dapat dilihat. Adaptasi, jejas dan nekrosis dianggap sebagai suatu tahap gangguan progresif
dari fungsi dan struktur normal suatu sel. DEGENERASI (regresif) adalah merupakan suatu proses
kemunduran.

MACAM KELAINAN RETROGRESIF

1.   ATROFI

Atropi adalah perubahan ukuran sel dari normal menjadi lebih kecil akibat berkurangnya substansi
sel sehingga jaringan yang disusun oleh sel tersebut menjadi lebih kecil. Mengecilnya alat tubuh
tersebut karena sel-sel yang menjalankan fungsi alat tubuh tersebut mengecil. Jadi bukan mengenai sei-
sel jaringan ikat atau stroma alat tubuh tersebut. Stroma tampaknya bertambah yang sebenarnya
relative karena stroma tetap.

ATROFI DI BEDAKAN MENJADI :

a. ATROFI FISIOLOGI

Atrofi fisiologik adalah atropi yang merupakan proses normal pada manusia. Beberapa alat tubuh
dapat mengecil atau menghilang sama sekali selama masa perkembangan kehidupan, dan jika alat tubuh
tersebut tidak menghilang pada usia tertentu malah dianggap patologik. Contoh : kelenjar thymus,
ductus thyroglosus.  Misalnya pada atropi senilis, organ tubuh pada usia lanjut akan mengalami
pengecilan. Atropi senilis juga dapat disebut atropi menyeluruh(general) karena terjadi pada seluruh
organ tubuh. Atropi menyeluruh juga terjadi pada keadaan  kelaparan (Starvation).
PENYEBAB ATRIFIi SENILIS ADALAH :

1. Involusi akibat menghilangnya rangsang tumbuh (growth stimuli),

2. Berkurangnya perbekalan darah akibat arteriosclerosis

3. Berkurangnya rangsang endokrin

Vaskularisasi berkurang karena arteriosklerosis akan menyebabkan kemunduran pada otak sehingga
menimbulkan kemunduran kejiwaan yang disebut demensia senilis. Begitu pula rangsang endokrin yang
berkurang pada masa menopause menyebabkan payudara menjadi kecil, ovarium dan uterus menjadi
tipis dan keriput.

Starvation atropi terjadi bila tubuh tidak mendapat makanan untuk waktu yang lama misainya pada
yang tidak mendapatkan asupan makanan seperti orang terdampar dilaut, padang pasir, atau pada
orang yang mengalami gangguan saluran pencernaan seperti pada striktura oesofagus. Karena itu alat-
alat tubuh tidak mendapat makanan cukup dan mengecil.

2. ATROFI PATOLOGI

Atropi patologik dapat dibagi beberapa kelompok :

1.  Atropi disuse adalah atropi yang terjadi pada organ yang tidak beraktifitas dalam jangka waktu lama.

2.  Atropi desakan terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dalam waktu lama.

3.  Atropi endokrin terjadi pada organ tubuh yang aktivitasnya tergantung pada rangsang hormon
tertentu.

4.  Atropi vaskuler terjadi pada organ yang mengalami penurunan aliran darah hingga dibawah nilai
krisis.

5.  Atropi payah (exhaustion atrophy) terjadi karena kelenjar endokrin yang terus menghasilkan
hormone yang berlebihan akan mengalami atropi payah.

6. Atropi serosa dari lemak terjadi pada malnutrisi berat atau pada kakheksia. Jaringan lemak yang
mengalami atropi akan menjadi encer seperti air atau lender.

7.   Atropi coklat juga memiliki hubungan dengan malnutrisi berat atau kakheksia dan organ yang
mengalami atropi adalah jantung dan hati.

2.  DEGENERASIi DAN INFILITRASI

Degenerasi Ialah perubahan-perubahan morfologik akibat jejas-jejas yang nonfatal. Perubahan


perubahan tersebut masih dapat pulih (reversible). Meskipun sebab yang menimbulkan perubahan
tersebut sama, tetapi apabila berjalan lama dan derajatnya berlebih akhirnya mengakibatkan kematian
sel atau yang disebut nekrosis. Jadi sebenarnya jejas sel (cellular injury) dan kematian sel merupakan
kerusakan sel yang berbeda dalam derajat kerusakannya.Pada jejas sel yang berbentu degenerasi masih
dapat pulih, sedangkan pada nekrosis tidak dapat pulih (irreversible).

Infiltrasi terjadi akibat gangguan yang sifatnya sitemik dan kemudian mengenai sel-sel yang semula
sehat akibat adanya metabolit –metabolit yang menumpuk dalam jumlah berlebihan. Karena itu
perubahan yang awal adalah ditemukannya metabolit-metabolit didalam sel. Benda-benda ini kemudian
merusak struktur sel.

Jadi degenerasi terjadi akibat jejas sel, kemudian baru timbul perubahan metabolisme, sedangkan
infiltrasi mencerminkan adanya perubahan metabolisme yang diikuti oleh jejas seluler. Degenerasi dan
infiltrasi dapat terjadi akibat gangguan yang bersifat biokomiawi atau biomolekuler. Sebagai contoh
degenerasi dapat terjadi akibat anoxia. Infiltrasi dapat terjadi akibat penumpuka glikogen didalam sel,
karena itu disebut infiltrasi glikogen.

3.  GANGGUAN METABOLISME

Memang setiap sel selalu terancam mengalami kerusakan, tetapi sel hidup mempunyai kemampuan
untuk coba menanggulanginya. Jejas ini kemudian mengakibatkan gangguan dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak pada sel. Gangguan  metabolisme  intraseluler ini akhirnya
mengakibatkan perubahan pada struktur sel.

4. NEKROSIS            

Akibat jejas yang paling ekstrim adalah kematian sel. (celluler death). Celluler death dapat mengenai
seluruh tubuh (somatic death) atau kematian umum dan dapat pula setempat. Terbatas mengenai suatu
daerah jaringan teratas atau hanya pada sel-sel tertentu saja. Perubahan Morfologi yang terjadi pada
kematian sel dalam jaringan pada tubuh yang hidup disebut nekrosis.

Sel yang diawetkan dalam larutan fiksatif(contoh formalin) adalah sel mati tapi tidak mengalami
nekrosis sebab sel tersebut tidak menunjukkan perubahan morfologi sel. 

Dua proses yang menyebabkan perubahan pada nekrosis adalah :

1.akibat dari pencernaan oleh enzim yang ada dalam sel

2. denaturasi protein.

Enzim katalitik berasal dari lisosom sel itu sendiri yang mati, kemudian mencerna selnya sendiri,
proses ini disebut autolysis. Selain autolysis dapat juga terjadi heterolysis, yaitu sel yang mati dicerna
oleh enzim yang berasal dari lisosom sel leukosit yang datang kedaerah nekrotik. Proses morfologi
nekrosis tergantung dari peristiwa mana yang lebih berpengaruh pada nekrosis tersebut apakah
pencernaan oleh enzim atau denaturasi protein. Jika denaturasi protein lebih berpengaruh pada proses
nekrosis, terjadilah proses nekrosis yang disebut nekrosis koagulativa. Namun sebaliknya, bila
pencernaan oleh enzim katalitik pada struktur sel lebih berpengaruh disebut nekrosis liquefaktif atau
nekrosis kolikuativa. 

Massa yang terdiri dari sel-sel nekrotik akan menunjukkan gambaran morfologi antara lain :

1). Nekrosis  Koagulativa , banyak ditemukan, protein sel koagulasi , bentuk sel /susunan jaringan
masih terlihat (nekrosis struktural).  Bila tidak terlihat  à nekrosis tanpa struktur  o.k  dicerna
enzim    (nekrosis koliquativa pada tuberkulosis)    Awal konsistensi normal / kenyal /lunak 

2).  Nekrosis Koliquativa, jaringan tanpa stroma kuat, (misal: otak)  à mencair  à   kista

3). Nekrosis Lemak, trauma jaringan lemak, enzim lipase     

4).  Nekrosis Gangrenosa, dimulai: nekrosis iskemik àkuman à gangren basah/kering 

5). Nekrosis Fibrinoid, hipertensi maligna à nekrosis lapisan muscularis à timbunan    fibrin

Nekrosis dapat disebabkan oleh :

1)  Ishkemi : perbekalan (supply) oksigen dan makanan untuk suatu alat terputus.

2)  Agens biologik : Toksin bakteri yang dapat mengakibatkan kerusakan dinding pembuluh darah dan
thrombosis.

3)  Agens Kimia : dapat eksogen maupun endogen. Meskipun zat kimia yang biasa terdapat dalam
tubuh , seperti natrium dan glucose, tapi kalau konsentrasinya tinggi dapat mengakibatkan nekrosis
akibat gangguan osmotik sel. Produk-produk metabolisme tubuh sendiri dapat bertindak sebagai racun,
yang disebut autointoksikasi, misalnya pada wanita hamil dengan keracunan kehamilan (toxemia
gravidarum), pada payah ginjal dapat menyebabkan uremi. Gas chloroform tidak merusak paru-paru
tetapi setelah diserap dapat merusak hati.

4)  Agen fisik : Trauma, suhu yang sangat ekstrim baik panas atau dingin, tenaga listrik, cahaya matahari,
tenaga radiasi. Kerusakan sel dapat terjadi karena timbul kerusakan protoplasma akibat ionisasi atau
tenaga fisik, sehingga timbul kekacauan tata kimia protoplasma dan inti.

5)  Kerentanan (Ihypersensitivity) : kerentanan jaringan dapat timbul spontan atau secara
didapat(accuired) dan menimbulkan reaksi imunologik.

5. APOPTOSIS         

Apoptosis dan nekrosis sama-sama merupakan proses kematian sel . Apoptosis adalah kematian sel
per sel , sedangkan nekrosis melibatkan sekelompok sel. Membran sel yang mengalami apoptosis akan
mengalami penonjolan-penonjolan keluar tanpa disertai hilangnya integritas membran. Sedangkan pada
nekrosis akan mengalami kehilangnya integritas membran. Sel yang mengalami apoptosis akan menciut
dan membentuk badan apoptosis. Pada nekrosis sel akan membengkak (proses peradangan) untuk
kemudian mengalami lisis. Sel aportosis lisosomnya utuh  pada nekrosis mengalami kebocoran lisosom.
Sel yang mengalami apoptosis biasanya akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan
langsung dengannya dan beberapa makrofag. Nekrosis akan dimakan oleh makrofag. Secara biokimia
apoptosis terjadi sebagai respon dari dalam sel yang mungkin merupakan proses fisiologis sedangkan
nekrosis terjadi karena trauma nonfisiologis.

6. POSTMORTAL         

Kematian bukanlah akhir dari proses dalam tubuh yang mengalami kematian.Tubuh akan terus
mengalami perubahan. Perubahan ini dipengaruhi oleh :

1.  Suhu lingkungan sekitarnya

2.  Suhu tubuh saat terjadi kematian

3.   Ada tidaknya infeksi umum

Serangkaian perubahan yang terjadi setelah kematian tubuh antara lain :

a.  Autolisis ; jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim-enzim antara lain enzim dari lisosom,
mikroorganisme yang mengifeksi jaringan mati. Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dicegah
dengan pengawetan atau pendinginan.

b.  Algor Mortis ; suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu lingkungan memerlukan waktu 24 s/d 48 jam
untuk menjadi dingin sesuai suhu lingkungan. Suhu tubuh menjadi dingin karena proses metabolisme
terhenti. Jika ditempat yang dingin maka akan lebih cepat dingin, tetapi jika ditempat yang panas akan
lebih lambat.

c.  Rigor Mortis (kaku mayat); timbul setelah 2 s/d 4 jam setelah kematian. Mencapai puncak setelah 48
jam dan kemudian menghilang selama 3 sampai 4 hari.

d.  Livor Mortis (lebam mayat) ; Nampak setelah 30 menit kematian dan mencapai puncaknya setelah 6
hingga 10 jam.Lebam mayat timbul pada bagian bawah tubuh.

e.  Pembekuan Darah postmortal ; beku darah post mortal berkonsistensi lunak, elastic dan seperti gel,
berbeda dengan thrombus yang konsistensinya keras dan kering.

f.  Jejas postmortal ; enzim dalam tubuh masih aktif untuk beberapa waktu setelah kematian. Jejas
postmortal tidak dijumpai reaksi radang pada jejas, sedangkan pada lesi antemortal Nampak reaksi
radang.

g.   Pembusukan ; hancurnya tubuh yang mati karena invasi bakteri. Kulit menjadi kehijauan setelah 1
sampai 2 minggu.

7.  PENIMBUNAN PIGNEN       
Pigment adalah substansi berwarna yang dapat merupakan bahan normal dalam sel. Pigmen yang
ada dalam tubuh dapat berasal dari endogen yang disintesa dalam tubuh, dan eksogen berasal dari luar
tubuh.

1. Pigmen eksogen dari luar tubuh misal :

a. debu carbon

b. perak, masuk kedalam tubuh sebagai obat-obatan

c. tanda rajah (tattoo)

2.  Pigmen endogen

Hampir seluruhnya berasal dari peruntuhan haemoglobin, meliputi  :

  Hemosiderin  ; adalah pigmen yang berbentuk granular atau kristal dan berwarna kuning keemasan
hingga coklat dan banyak mengandung zat besi didalam sel (intraselular). Haemosiderin dibentuk dalam
24 jam.

         Hematoidin ; pigmen bentuk Kristal berwarna coklat keemasan, tidak mengandung zat besi dan
identik dengan bilirubin. Hematoidin merupakan pigmen ekstraselular. Haemotoidin dibentuk dalam 7
hari.

        Bilirubin ; pigmen normal yang dijumpai pada empedu, berasal dari haemoglobin tetapi tidak
mengandung besi. Jika konsentrasi pigmen  dalam sel dan jaringan meningkat, terjadi pigmentasi warna
kuning yang disebut ikterus. Meskipun didistribusikan keseluruh tubuh namun jumlah terbanyak
ditemukan dalam hati dengan produksi normal 0,2 – 0,3 gram, berasal dari penghancuran sel eritrosit
yang sudah tua oleh proses fagosif mononuclear di limpa, hati dan sumsum tulang.

8.      Melanin

Melanin merupakan pigmen endogen yang berwarna coklat-hitam dan dapat dijumpai pada
rambut, kulit, iris mata dan lain-lain.

Pigmen melanin berasal dari yang oleh enzim tirosin oksidase diubah menjadi 3,4-
dihidroksifenilalanin (DOPA), selanjutnya DOPA oleh enzim DOPA oksidase diubah menjadi melanin.
Untuk kerja dari enzim tirosin oksidase dan  enzim DOPA oksidase diperlukan tirosinase (Cu).

Beberapa hal yang dapat mengurangi pengurangan pigmen melanin  :

§  Faktor yang menghalangi kualitas enzim tirosinase.

§  Defisiensi tembaga (Cu)

§  Zat yang mengandung belerang seperti glutation dan sistein.

Substansi yang mengandung belerang akan mengikat tembaga yang diperlukan untuk pembentukan
melanin. Meningkatnya suhu dan sinar ultraviolet menyebabkan hyperpigmentasi.
Kegunaan pigmen melanin adalah melindungi tubuh dari sinar. Hal ini didukung oleh tingginya
karsinoma kulit pada kulit putih disbanding kulit hitam. Berikut kelainan yang terjadi pada melanin :

v  hiperpigmentasi menyeluruh,  misal chloasma gravidarum,  ACTH >> à penyakit    Addison

v  hiperpigmentasi lokal, misal bercak tanpa penambahan melanosit (ephelides), neurofibromatosis

v  hipopigmentasi menyeluruh pada albino

v  hipopigmentasi lokal, misal vitiligo, bekas luka

9. MINERAL

Selain zat karbon, hydrogen, nitrogen dan oksigen yang merupakan bagian terpenting dalam jaringan
pada tubuh terdapat 13 macam unsur lain yang juga sangat penting dalam kehidupan manusia, 7
diantaranya terdapat dalam jumlah banyak yaitu kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, chlor,
dan sulfur. Sedangkan 6 lainnya merupakan ‘trace elements” tetapi vital yaitu besi, tembaga, mangan,
yodium, kobal (Co), dan seng (Zn). Dalam makanan sehari-hari sudah cukup, tetapi pengeluaran
berlebihan (muntah, diare) atau gangguan penyerapan dapat menimbulkan defisiensi.

Sebaliknya jumlah yang berlebihan dalam makanan atau gangguan ekskresi, menimbulkan
penimbunan yang berlebihan pada jaringan atau cairan tubuh dan dapat menyebabkan gangguan
metabolik, susunan kimiawi dan gejala klinik yang nyata.

10.    DIFISIENSI

Ketidak seimbangan nutrisi merupakan penyebab utama jejas sel antara lain defisiensi protein,
vitamin dan mineral. Jumlah lipid yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya
arteriosklerosis yang dapat menyebabkan sel/jaringan mengalami defisiensi oksigen dan makanan. Jejas
yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi antara lain Starvation, marasmus, kwashiorkor atau yang lebih
dikenal gangguan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebab terjadinya atropi patologi

1. Berkurangnya fungsi

contohnya pada penderita stroke. Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami
kerusakan karena tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.

2. Hilangnya persyarafan

Contohnya penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau Lou Gehrig disease.Amyotrophic


Lateral Sclerosis (ALS) adalah gangguan saraf yang dapat memburuk seiring waktu, hingga
menyebabkan kelumpuhan. Pada awalnya, ALS ditandai dengan kedutan otot, otot melemah, dan
gangguan bicara.  

3. Hilangnya suplai darah

Contoh penyakitnya Hipoksia Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan
jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi berbahaya karena
dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat.

Oksigen yang didapat dari lingkungan saat kita bernapas akan diangkut oleh darah dari paru-
paru menuju ke jantung. Jantung akan memompa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh sel tubuh
melalui pembuluh darah. Hipoksia dapat terjadi bila terdapat gangguan dalam sistem transportasi
oksigen dari mulai bernapas sampai oksigen tersebut digunakan oleh sel tubuh.

4.Kekurangan nutrisi

Contoh penyakitnya Anemia adalah jenis penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita.
Anemia disebabkan karena kekurangan vitamin B12. Penyakit ini menyebabkan tubuh menjadi lebih
lemah dan tidak bisa melakukan berbagai aktivitas. Anemia bisa terjadi ketika sel darah merah tidak
memiliki banyak oksigen sehingga menyebabkan jaringan tubuh menjadi lebih lemah.

5. Hilangnya rangsangan endokrinContoh penyakitnya


Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika pankreas
tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia
dengan optimal. 

1) Tulislah2 contoh penyakit akibat atropi fisiologik dan 5 contoh penyakit akibat atropi

patologik yang berbeda dengan contoh yang ada di dalam bab ini

2) Amati kejadian patologik yang ada di sekitar Saudara atau pada pasien Saudara. Catat dalam kolom
berikut ini.

3) Marasmus adalah kelainan retrogresif akibat defisiensi zat berikut ini ....

a. Karbohidrat

b. Vitamin

c. Mineral

d. Protein

4) Penumpukan metabolit dalam sel yang akan mengganggu bahkan merusak sel disebut:

a. Defisiensi

b. Degenerasi

c. Inflitrasi

d. Progresif

5) Atropi jantung dan hati yang berhubungan dengan malnutrisi adalah ....

a. Atropi serosa

b. Atropi coklat

c. Atropi payah

d. Atropi endokrin

6) Hidroneprosis adalah salah satu atropi yang terjadi pada suatu organ tubuh yang terdesak dalam
waktu lama. Atropi ini disebut ....

a. Atropi senilis

b. Atropi endokrin

c. Atropi disuse
d. Atropi desaka

7) Kelenjar endokrin yang berlebihan dan terus-menerus mengeluarkan hormon akan mengalami atropi:
a. Atropi senilis

b. Atropi endokrin

c. Atropi disuse

d. Atropi desaka

Kesimpulan

Kelainan retrogresif adalah proses terjadinya kemunduran (degenerasi atau kembali ke arah yang
kurang kompleks) atau kemerosotan keadaan suatu sel, jaringan, organ, organisme, menuju keadaan
yang lebih primitif (menjadi lebih jelek dengan organisasi yang lebih rendah tingkatannya), kehilangan
kompleksitasnya termasuk metabolisme, deferensiasi dan spesialisasinya. Yang termasuk kedalam
Kelainan Retrogresif

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/40398113/KELAINAN_RETROGRESIF_DAN_PROGRESIF

Anda mungkin juga menyukai