Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara
berlebih atau sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera . Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera atau jejas sel dikelompokkan menjadi 2 kategori utama yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). Jejas reversible adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati. Penyebab Jejas Sel jejas sel (Penyebab terjadinya cedera sel) (Robbins, 2010): a. Misalnya pneumonia. Hipoksia (pengurangan oksigen) terjadi sebagai akibat dari : 1. Iskemia (kehilangan pasokan darah)Dapat terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau bekuan didalam lumen 2. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi 3. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia Tergantung pada derajat keparahan hipoksi, sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas atau mati. Sebagai contoh, bila arteri femoralis menyempit, sel-sel otot skelet tungkai akan mengisut ukurannya (atrofi). b. Faktor fisik • Trauma • Suhu rendah. • Suhu Tinggi • Radiasi • Tenaga Listrik c. Bahan kimia dan obat-obatan Banyak bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya perubahan pada beberapa fungsi vital sel, seperti permeabilitas selaput, homeostasis osmosa atau keutuhan enzim dan kofaktor. d. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme Mikroorganisme yang menginfeksi manusia mencakup berbagai virus, ricketsia, bakteri, jamur dan parasit. Sebagian dari organisme ini menginfeksi manusia melalui akses langsung misalnya inhalasi, sedangkan yang lain menginfeksi melalui transmisi oleh vektor perantara, misalnya melalui sengatan atau gigitan serangga.
e. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen
maupun endogen. Antigen endogen (misal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun. f. Kekacauan genetik misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi suatu enzim kelangsungan g. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain : a) Defisiensi protein-kalori. b) Avitaminosis. c) Aterosklerosis, dan obesitas. d) Penuaan.
B. Adaptasi Sel Adaptasi sel adalah penyesuaian sel atau jaringan yang bersifat reversible akibat adanya suatu jejas (injuri) meliputi perubahan fungsi atau anatomi sel atau jaringan, fungsi dan morfologi sel normal tidak kaku dapat mengikuti perubahan struktur dan fungsi cairan yang mencerminkan perubahan tentang hidup. Adaptasi sel dibagi menjadi beberapa kategori yaitu : 1. Atrofi Atrofi adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan. Atrofi dapat terjadi akibat sel atau jaringan tidak digunakan misalnya, otot individu yang mengalami imobilisasi atau pada keadaan tanpa berat (gravitasi 0). 2. Hipertrofi Adalah bertambahnya ukuran suatu sel atau jaringan. Hipertrofi merupakan suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel. Terdapat 3 jenis utama hipertrofi yaitu : a. Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan beban kerja suatu sel secara sehat. b. Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu keadaan sakit c. Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk mengambil alih peran sel lain yang telah mati. 3. Hiperplasia Adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan mitosis. Hiperplasia dapat terbagi 3 jenis utama yaitu : a. Hiperplasia fisiologis terjadi setiap bulan pada sel endometrium uterus selama stadium folikuler pada siklus mentruasi. b. Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon yang berlebihan. c. Hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi untuk mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami penurunan. 4. Metaplasia Adalah berbahan sel dari satu subtipe ke subtipe lainnya. Metaplasia terjadi sebagai respon terhadap cidera atau iritasi continue yang menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. 5.Displasia Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel asalnya.Displasia tampak terjadi pada sel yang terpajan iritasi dan peradangan kronik. C. Penuaan sel Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang secara alamiah akan dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme. Proses ini pasti akan terjadi namun kita tidak tahu kapan dimulainya. Gejala awal yang bisa dikenali adalah mulai munculnya kemunduran fungsi organ.Proses ini merupakan suatu keadaan yang secara normal terjadi dan tidak bisa dihindari. Penuaan menyebabkan sejumlah fungsi sel menurun secara progresif. Fosforilasi oksidatif mitokondria menurun, seperti sintesis protein structural, enzimatik dan reseptor. Sel yang mengalami proses penuaan memilki kapasitas untuk ambilan nutrien dan perbaikan kerusakan kromosom yang berkurang. Teori Proses Sel Menua 1. Teori Seluler Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri.
2. Teori “Genetik Clock”
Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species- species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. THANK YOU