Anda di halaman 1dari 40

Mekanisme Adaptasi Sel

Novita Fajriyah, S.Kep., Ns., M.Kep


Patofisiologi
Patho : penyakit
Logos : ilmu
Patofisiologi : ilmu yang mempelajari penyebab (etiologi) dan mekanisme
(patogenesis) suatu penyakit yang menyebabkan munculnya tanda dan gejala pada pasien,
menjembatani praktek klinis dan ilmu dasar

Patologi mengidentifikasi perubahan makroskopik & mikroskopik sel & jaringan

Patologi umum : berfokus pada respon selular & jaringan


Patologi sistemik : berfokus pada respon organ
Pendahuluan...
• Pada dasarnya tubuh terdiri dari satuan dasar
yang hidup yakni sel sel, dan tiap organ
merupakan kelompok sel yang berbeda-beda
yang saling menghubungkan satu sama lainnya
oleh struktur penunjang interselular.
• Tiap macam sel dapat beradaptasi secara
khusus untukmembentuk suatu fungsi yang
khas.
• Sel itu juga berkemampuan untuk
berkembangbiak
dan bila salah satu macam sel itu rusak oleh
salah satu penyebab, maka sel-
sel yang tertinggal seringkali membagi diri lagi
terus menerus sampai jumlahnya mencukupi
kembal
Organisasi Sel...

 Sel merupakan struktur terkecil organisme yang dapat mengatur aktivitas


kehidupansendiri.Yaitu unit kehidupan , kesatuan lahirliah yang terkecil yang
menunjukan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.
 Kharakteristik mahluk hidup :
- Bereproduksi- tumbuh- melakukan metabolisme- beradaptasi terhadap
perubahan internal dan eksternal
- Aktivitas sel : sesuai dgn proses kehidupan, meliputi :
1) ingesti - mengekskresikan sisa metabolisme
2) asimilasi - bernafas - bergerak- mencerna - mensintesis - berespon , dll
Definisi Jejas
 Jejas berasal dari kata injury yang artinya rangsangan
terhadap sel hingga terjadi perubahan fungsi dan bentuk sel.
Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada
bagian- bagian sel.
Adaptasi Sel : Jens Martensson
 Sel pada umumnya dapat berfungsi dengan baik
kendati terdapat perubahan keadaanatau stress.

Perubahan atau stress yang berat


danberkepanjangan dapat mencederai atau
melukai sel.

Ketika integritas sel terancam (hipoksia,cedera


kimia, infeksi atau suhu tubuh ekstrim , sel akan
bereaksi : bergantung pd cadangan energy untuk
mempertahankan fungsinya dan melakukan
perubahan adaptif atau disfungsi seluler

Tahap Respon Selular Terhadap Stimulus Stress & Injuri


Penyebab Jejas (Cedera/Injuri)
1. Deprivasi Oksigen (Hipoksia)
Penyebab tersering: iskemik (terhentinya suplai darah dalam jaringan)
Contoh: asma, anemia, keracunan karbon monoksida (CO)
2. Bahan Kimia
Semua bahan dapat menyebabkan jejas, bahkan zat tak berbahaya jika kadarnya terlalu tinggi
atau rendah
Contoh: glukosa & garam terkonsentrasi tinggi, oksigen tekanan tinggi,
polusi udara, insektisida
3. Agen infeksius: bakteri, virus, jamur, parasit (protozoa)
4. Reaksi imunologi: penyakit autoimun, alergi
5. Defek genetik: ex. mutasi  malformasi kongenital, sindrom Down
6. Ketidakseimbangan nutrisi: kekurangan kalor-protein, diabetes melitus, aterosklerosis
7. Agen fisik: radiasi, trauma, suhu ekstrem, syok elektrik
8. Penuaan: penuaan sel
Macam cedera sel
⚫ Hipoksia dan anoksia
⚫ Agent fisik
⚫ Agent kimia
⚫ Mikrobiologis
⚫ Reaksi imunologis
⚫ Kerusakan genetika
⚫ Ketidakseimbangan makanan
⚫ Penuaan/ degeneratif
Mekanisme cedera sel
Hanya beberapa agen penyebab cedera sel yang telah diketahui
mekanisme kerjanya antara lain :
1. Toxin : menyerang mitokondria sel dengan cara mengganggu proses
glikolisis, siklus asam sitrat, dan oksidasi fosforilasi

2. Ion Cianida (CN-) : menyerang lisosom dengan cara


menginaktifkan enzym sitokrom oksidase

3. Clostridium perfringens : menyerang membran sel dengan cara


menghasilkan fosfolipase yang menrusak fosfolipid
Anoksia
Anoksia dapat menimbulkan efek –efek yaitu :

1. Pembentukan ATP berhenti

2. Pemanfaatan energi dari glikolisis anaerob meningkat sehingga


asam laktat menumpuk. Suasana asam dapat menyebabkan coiling
dan clumping DNA sehingga inti menjadi piknotik

3. Sintesa protein terganggu

4. Akhirnya sel mengalami kematian


Hipoksia (pengurangan oksigen oksigen) terjadi sebagai akibat

1. Iskemia (kehilangan pasokan darah),


2. Oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, kegagaln jantung
paru), atau
3. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah (misalnya,
anemia, keracunan karbon monoksida).
Ketidakseimbangan makanan
Hiperlipidemia dapat menimbulkan jejas pada sel berupa
perlemakan sampai nekrosis
Hiperlipidemia adalah istilah medis untuk kondisi kolesterol tinggi. Terkadang, kondisi ini tidak
menimbulkan gejala, tetapi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan bisa berujung kematian.

Ketidakseimbangan hormonal
⚫ Rangsangan hormon parathyroid yang berlebihan dapat menyebabkan
kalsifikasi pada endotel pembuluh darah dan usus halus
⚫ Defisiensi insulin dapat menimbulkan ketoasidosis yang merusak neuron
Tingginya kadar hormon paratiroid menyebabkan kadar kalsium dan fosfat dalam darah
tidak seimbang sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Jejas neural dan neurotransmitter

⚫Denervasi otot rangka sebagai akibat dari operasi atau infeksi


virus menyebabkan massa serat fiber menurun

⚫Rangsangan katekolamin yang berlebihan


menyebabkan nekrosis otot jantung dan otot
pembuluh darah
Jenis – jenis Jejas
1. Jejas istemik dan Hipoksik

a) Hipoksia terjadi krn menurunnya kemampuan membawa O2


b) Iskemia (juga ikut menyebabkan hipoksia) yg dibebabkan
berkurangnya aliran darah
c) Hingga tahap tertentu, jejas ini dapat terkompensasi, lalu sel-selnya
bisa pulih Kembali jika aliran darahnya (khususnya O2) dapat pulih 
JEJAS REVERSIBEL
d) Diluar “Point of No Return” : Pembangkit energi sel mengalami
kerusakan yg tidak dapat diperbaiki  JEJAS IREVERSIBEL
e) Ada dua Peristiwa kritis pd jejas Ireversibel : Penurunan ATP dan
Kerusakan Membran Sel
2. Jejas Sel Akibat Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak
stabil yang berinteraksi dengan protein, lemak, dan karbihidrat
dan terlibat dalam jejas sel yang disebabkan oleh bermacam-
macam kimiawi dan biologic.

Terjadinya radika bebas dimulai dari:


• Absorpsi energi sinar (cahaya UV, sinar X)
• Reaksi oksidatif metabolic
3. Jejas Kimiawi
Zat kimiawi menyebabkan jejas sel melalui 2 mekanisme:
• Secara langsung, misalnya, Hg dari merkuri klorida terikat pada grup
SH protein membrane sel, menyebabkan peningkatan permeabilitas
dan inhibasi transport yang bergantung, kepada ATPase.
• Melalui konversi ke metabolic toksis reaktif. Sebaliknya metabolic
toksik menyebabkan jejas sel baik melalui ikatan kovalen langsung
kepada protein membrane dan lemak, atau lebih umum melalui
pembentukan radikal bebas reaktif, seperti yang diuraikan
sebelumnya.
Mekanisme Jejas
Mekanisme Jejas
 Kerusakan membran sel
Mekanisme Jejas (Iskemia)
Mekanisme Jejas (Radikal Bebas  Stress Oksidatif)
Adaptasi Seluler terhadap Jejas
Adaptasi Seluler terhadap Jejas
Timbul pada saat adanya tekanan fisiologik yang
berlebihan, atau beberapa rangsangan patologik, yang
menimbulkan keadaan baru tetapi mempertahankan
kehidupan sel, CONTOH:
1. Hipertrofi
2. Atrofi
3. Hiperplasia
4. Metaplasia
5. Displasia
6. Respon Subseluler terhadap Jejas
6. Akumulasi Intrasel
7. Kalsifikasi Patologik
Hipertrofi
 Penambahan ukuran sel  penambahan ukuran organ  peningkatan
sintesis organela dan protein struktural sel.
 Peningkatan ukuran sel
 Tidak memerlukan pembelahan sel
 Tidak ada sel baru yang terbentuk
 Sering mengenai otot jantung dan sel ginjal
 Berkaitan dengan penimbunan protein intra sel, bukan peningkatan
jumlah cairan intra sel
 Fisiologis: angkat berat  hipertrofi otot rangka
 Patologis: hipertrofi otot jantung
Contoh:
Adaptasi
sel otot jantung
(miokardium) iskemia

Belum mati,
namun tidak
fungsional
(nonkontraktil)
Fungsional
(kontraktil)
Atrofi
 Pe↓ ukuran sel karena penurunan
substansi di dalam sel
 Sel dapat me↓ fungsinya namun tidak
mati
 Penyebab:
1. Berkurangnya beban kerja, ex.
imobilisasi anggota gerak pada
penyembuhan fraktur
2. Hilangnya persyarafan, ex. stroke
3. Nutrisi tidak adekuat
4. Hilangnya rangsangan hormon, ex.
menopause
5. Penuaan
Hiperplasia
 Pe↑ jumlah sel dalam organ atau
jaringan
 Hipertrofi & hiperplasia sering
terjadi bersama2
 Penyebab: peningkatan
rangsangan hormon pertumbuhan
 Contoh:
 Fisiologis: hiperplasia &
hipertrofi otot uterus pada
gravida
 Patologis: tumor
Metaplasia
 Perubahan satu jenis sel dewasa (epitel &
mesenkimal) menjadi jenis sel dewasa lainnya
yang lebih adaptif
 Berasal dari pemprograman kembali secara genetik
sel stem (sel induk) epitelial/mesenkimal
 Contoh:
 Perubahan epitel silinder menjadi epitel
 gepeng pada sel epitel saluran
 pernafasan perokok
 Kanker (Ca.)
 Epitel metaplastik adaptif dpt memiliki
 daya tahan hidup lama, namun mekanisme
 pertahanan tubuh normal hilang seperti
 sekresi mukus & silia
Displasia
 Dysplasia  perubahan sel menjadi sel yg tdk
diinginkan, irregular, tdk ada maturasi

 Contoh: sel kanker paru-paru


Respon Subselular terhadap Jejas

1. Autofagi
Sel
2. Hipertrofi retikulum endoplasma Normal
  efek obat2an: anti-epilepsi
3. Kerusakan mitokondria
  penyakit hati, alkoholik (pembesaran mitokondria)
4. Kerusakan sitoskeleton
  obat2 anti tumor
Autofagi
• Autofagi (atau autofagositosis) adalah proses katabolik seluler
yang menyebabkan degradasi komponen sel itu sendiri
menggunakan lisosom.
• Autofagi (autophagy) adalah proses alami tubuh untuk membuang
sel-sel yang rusak dan tidak berfungsi, sekaligus menggantinya
dengan sel-sel baru yang sehat.
• Mekanisme ini meningkatkan kemampuan sel tubuh untuk
melawan racun penyebab penyakit dan menjaga organ tubuh tetap
berfungsi dengan baik.
Akumulasi Sel
Akumulasi lemak
Kalsifikasi Patologik
 Deposisi abnormal garam kalsium, bersama sejumlah kecil
zat besi, magnesium, & mineral lain

 Kalsifikasi distrofik: deposisi pada jaringan yg telah mati /


akan mati, terjadi saat kadar kalsium tubuh normal
 Contoh: kalsifikasi paru post-TB, stenosis jantung
pada penuaan

 Kalsifikasi metastatik: dapat terjadi pada jaringan normal,


terjd saat kadar kalsium tubuh tinggi
 Contoh: batu kalsium ginjal
Mekanisme Jejas
Reversibel &
Irreversibel
Apoptosis vs Nekrosis

Nekrosis: kematian sel abnormal, patologis


Ex. Luka gangren pada ulcus diabetik

Apoptosis: kematian sel terprogram, program “bunuh


diri” sel,
pada kondisi patologis bisa meningkat
Ex. peluruhan endometrium saat menstruasi
Apoptosis:
 Apoptosis adalah kematian sel secara terprogram yang terjadi secara normal selama
proses perkembangan dan penuaan semua jaringan tubuh.
 Apoptosis merupakan mekanisme homeostatis sel untuk memelihara populasi sel
dalam jaringan tubuh dan dalam mekanisme pertahanan tubuh.

 Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang


penting dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan nekrosis,
yang merupakan bentuk kematian sel sebagai akibat sel yang
terluka akut, apoptosis terjadi dalam proses yang diatur
sedemikian rupa yang secara umum memberi keuntungan selama
siklus kehidupan suatu organisme.
 Contohnya adalah pada diferensiasi jari manusia selama
perkembangan embrio membutuhkan sel-sel di antara jari-jari
untuk apoptosis sehingga jari-jari dapat terpisah.
Perbedaan Nekrosis Apoptosis
Rangsangan Hipoksia, toksin Faktor fisiologik/patologik

Gambaran Pembengkakan sel Sel tunggal, pengerutan sel


histologis Nekrosis koagulasi Kondensasi kromatin
G3 organela Badan apoptotik

Pemecahan DNA Acak, difus Internukleosomal

Membran plasma Rusak Intak/utuh, badan apoptotik

Mekanisme Deplesi ATP Aktivasi gen


Jejas membran Endonuklease
Radikal bebas Protease
Reaksi jaringan Sering menyebabkan Tidak ada inflamasi
inflamasi Fagositosis badan apoptotik
Contoh Nekrosis:

 Contoh: ada 3 Jenis


1. Nekrosis koagulatif:
infark ginjal (Jaringan
ginjal yang Tidak berfungsi
akibat tersumbatnya arteri
renalis)

2. Nekrosis liquefactive
pada sel otak akibat
stroke iskemik
3. Nekrosis caseous
(perkejuan) pd
paru2 TBC
THANK YOU...

Anda mungkin juga menyukai