Anda di halaman 1dari 86

PATOLOGI SEL

(Adaptasi, Injury & Kematian Sel)

Def Primal, M.Biomed, PA


Departemen Anatomi, Fisiologi &
Patologi
(Ilmu Kedokteran Dasar)
Pathology  studi tentang
penyakit
Etiology / penyebab  infeksi, genetic
 biasanya multifactorial

Pathogenesis  progresi suatu


penyakit
(Perubahan Molecular and Morphologi)

Manifestasi klinis  tanda dan gejala


 Patologi  studi ilmiah tentang Penyakit.

 Patologi  disiplin ilmu yang


menjembatani praktik klinik dengan ilmu
dasar kedokteran/kesehatan

 Patologi mencakup pengetahuan dan


pemahaman tentang perubahan
fungsional dan struktural penyakit,
mulai dari tingkat molekular sampai tingkat
efek terhadap tubuh manusia.
Mekanisme adaptasi,
kerusakan dan kematian sel
Sel melakukan adaptasi terhadap
stressor dari luar diantaranya dengan
melakukan respon:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- Atrophy dan
- Metaplasia
Jika usaha adaptasi tersebut tidak
berhasil maka dapat menyebabkan
kerusakan sel
Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka
sel itu dapat kembali berfungsi seperti sedia
kala,namun bagi sel yang mengalami
kerusakan secara irreversibel, maka sel itu
akan mengalami kematian sel

Kematian sel dapat disebabkan oleh


beberapa kejadian, diantaranya ischemia,
infeksi, toksin, reaksi imun dan apoptosis.
Kematian sel juga merupakan salah satu
proses yang normal terjadi pada fase
embriogenesis, perkembangan organ dan
pengaturan homeostasis.
Sel Sehat

1.Jumlah & komposisi cairan sekitar yg


sesuai
2.Seluruh sistem tubuh berkontribusi dlm
mempertahankan homeostasis.

Terancam oleh perubahan atau rangsangan


yang menyebabkan gangguan homeostatis

Stress
Sumber Stress
1. Cedera mekanik  cedera oleh suatu kekuatan atau
penekanan yang menyebabkab fraktur,abrasi,
kontusio dan laserasi
2. Cedera oleh agen fisik  cedera oleh suatu
lingkungan abnormal seperti fluktuasi panas-dingin,
tekanan yang berlebih, sengatan listrik dan radiasi.
3. Cedera oleh agen kimia  alkohol, obat-obatan dan
racun.
4. Defisit neurologi  yang ditimbulkan oleh insufisiensi
suplai zat zat esensial seperti oksigen, nutsien.
5. Infeksi  invasi mikroorganisme patogen yang
kehidupannya bergantung pada host, berkembang
biak didalam host dan menimbulkan tanda dan
gejala.
Adaptasi sel
Hypertrophy
Hyperplasia
Atrophy
Metaplasia
Dysplasia
Respon sel
terhadap
rangsangan
fisiologik dan
patologik
Respon Sel Terhadap Stress
1. Respon non-adaptive
2. Respon adaptive.

  1. Respon Non-Adaptive :
Stress Sel tak mampu mengatasi  respon sel
non-fungsional degenerasi.

Pola dan Karakteristik Respon non fungsional


 
a. Akumulasi cairan didalam sel (Edema Sel)

Sitoplasma menjadi keruh dan sel membengkak.


b. Akumulasi lemak netral didalam sel
 
Akumulasi globul lemak abnormal di sitoplasma 
mendesak intisel ke tepi.
 
Kerusakan sel pada a dan b bersifat reversible 
jika berlanjut / muncul secara akut  irreversible 
kematian sel.
 
Sel mati
Siklus kreb terhenti tetapi glikolisis anaerob masih
berlangsung beberapa waktu  pembentukan
asam laktat  keasaman CIS & CI 
 perubahan/kematian struktur sel (nekrosis)
1. HYPERTROPHY
Peningkatan ukuran
sel yang diikuti
meningkatnya
ukuran organ
Penyebab
Hypertrophy
1. Meningkatnya
kebutuhan fisiologis
2. Stimulasi Hormonal
Hypertroph
y Uterus
Selama
Kehamilan
Hypertrophy Uterus Selama
Kehamilan

No new cells Cells just bigger


Hypertrophy  bisa
menjadi fisiologis
atau patologis
Cardiac Muscle Hypertrophy and Infarction
2. HYPERPLASIA
Peningkatan dalam jumlah
sel penyusun organ 
memperbesar ukuran organ.

Physiologis atau
Pathologis
PHYSIOLOGIC HYPERPLASIA

1. Hyperplasia Hormonal 
hiperplasia mammae saat
puberitas/ saat hamil

2. Hyperplasia Compensatory
 reggenerasi hepar
setelah reseksi partial
Female Breast Tissue after
Puberty
Lactating breast during pregnancy
Penyebab Hyperplasia
Patologis
1. Pengaruh hormone  hyperplasia
endometrium karena estrogen
2. Hyperplasia bukan proses
neoplasma  tetapi dapat
menjadi tempat utama dari
keganasan
 “Atypical Hyperplasia” 
endometrium memiliki carier risiko
meningkatnya perkembangan
adenocarcinoma endometrium.
Endometrium Hyperplasia
Proliferative Normal Endometrium Endometrial Hyperplasia
Benign Prostatic Hypertrophy
3. ATROPHY
Penurunan ukuran dari
suatu sel atau organ 
karena kehilangan
substansi sel tersebut
(penurunan ukuran dan
jumlah sel)
Physiologi Atrophy
Perkembangan normal
Notochord (masa pembentukan
embrio)
Duktus Thyroglossal
Uterus yang diikuti kelahiran
Penyebab Pathologis
Atrophy
1. Penurunan kerja jaringan
2. Hilangnya persarafan
3. Penurunan suplai darah
4. Nutrisi yang tidak bagus
5. Hilangnya stimulasi endokrine
6. Tekanan
* *

**Central skeletal muscle bundle is atrophic


Atrophic Brain Normal Brain
Atrophy dihasilkan
dari.....
Penurunan sintesis protein
Peningkatan degradasi
protein
Degradasi Protein penting pada
atrophy

1. Lysosom dengan enzym


hydrolytic

2. Melalui jalur ubiquitin-


proteasome
4. HYPOPLASIA
Ketidaksempurnaan
perkembangan
organ  organ gagal
mencapai ukuran
normal
Contoh Hypoplasia

Hypoplastic Ventricle sinistra

Hypoplastic Renal
5. METAPLASIA
Perubahan reversible
(dapat diperbaiki) 
salah satu sel dewasa
dapat digantikan dengan
sel dewasa lainnya
Metaplasia
Disebabkan oleh:
Iritasi kronis (cigarette smoke; calculi in ducts)
Defisiensi Vitamin A

Cervix  epithelium squamous pada endocervix


menggantikan sel columnar  ( memungkinkan
terjadinya dysplasia and squamous CA)

Barrett esophagus  reflux gaster yang


membentuk sel epithel columnar yang
menggantikan sel epithel squamous di
esophagus  ( dapat menyebabkan dysplasia
dan adenocarcinoma)
Squamous cells replace columnar cells
Esophagus: glandular epithelium (R) is metaplastic
Hyperplasia dan Metaplasia
bukan merupakan perubahan
premalignant  tetapi merupakan
media terjadinya Dysplasia 
sebagai perubahan menjadi
premalignant
6. DYSPLASIA
Perubahan Proliferasi
karena adanya iritasi
kronis atau inflammasi;
Dapat berubah
menjadi Premalignant
DYSPLASIA PADA CERVIX

Mild dysplasia Moderate Marked


dysplasia dysplasia
Pengaruh terjadinya
injury
Prinsip injury sel
1. Sel berespon terhadap stimulus injury
bergantung pada tipe injury, durasi, dan
tingkat berat ringannya.
2. Konsekuensi dari sel yang terkena
injury tergantung pada jenis, lokasi, dan
kemampuan adaptasi sel yang cedera
tersebut.
3. Injury sel berasal dari aktivitas
mekanisme biokimia yang berbeda dari
beberapa komponen sel.
1. Sel berespon terhadap stimulus injury bergantung
pada tipe injury, durasi, dan tingkat berat ringannya.
Perubahan sekunder sel
menjadi Injury
IRREVERSIBLE
REVERSIBLE (Tidak bisa diperbaiki)
(Diperbaiki) Ruptur (pecah) Lysosomes
Pembengkakan selPemadatan mitochondria
Membran sel Ruptur membrane sel
pecah minor Karyolysis (pemisahan
Terbelahnya kromatin karena degradasi
ribosom enzim), karyorrhexis
(pembelahan nucleus dengan
Penggumpalan
kromatin bergerak irreguler),
Chromatin sel pyknosis (pencairan kromatin
dalam nukleus karena proses
necrosis)
Marker pencetus Myocardial Infarct
(MCI)
Enzym spesifik cardiac dan protein
ditemukan pada serum dalam 2 jam post-
infarc

Normal Myocardium Penggumpalan Necrosis


pada 24-48 jam post MI
A. Renal Normal

B. Perubahan Reversible

C. Sel mati
Renal Normal
Normal Tubulus ginjal

Tubulus terakumulasi air (bengkak)


2. Konsekuensi dari sel yang terkena injury
tergantung pada jenis, lokasi, dan kemampuan
adaptasi sel yangsel
Proliferasi cedera tersebut.
bervariasi:
Sel Labil  tetap membelah
(epithelium, bone marrow)

Sel Stabil  sel diam (hepatocyt, sel


otot polos, lymphocyt)

Sel Permanen  sel yang tidak


membelah (tahap perkembangan
G0)  (neuron, otot rangka dan otot
jantung/ cardium)
Kerentanan Sel menjadi Ischemic
Necrosis

Tinggi Neuron (3-4 menit)

Sedang Myocardium, hepatocyt, epithel


renal (30 menit -2 jam)

Rendah Fibroblas, epidermis, otot


rangka/skeletal (berjam-jam)
3. Injury sel berasal dari aktivitas mekanisme biokimia
yang berbeda dari beberapa komponen sel.
Kehabisan
ATP
 Pompa Na+ gagal
Na+ dan air masuk sel
 K+ hilang
 Glycolysis kehabisan
glycogen  pH
menurun (hilangnya
aktivitas enzyme)
 Pompa Ca++ gagal 
Ca++ masuk sel 
(toxic)
 Penurunan synthesis
protein (pelepasan
ribosomes)
Penyebab injury sel
Hilangnya Oxygen
Agen Physical
Agen Chemical dan obat2an
Agen infeksius
Reaksi Immunologis
Kekacauan Genetic
Ketidakseimbangan nutrisi
Hypoxia dan
Ischemia
Hypoxia  defisiensi oxygen 
disebabkan kegagalan cardio-respiratory,
anemia, keracunan CO

Ischemia  kehilangan suplai darah


(oxygen dan nutrien)  more rapidly
and severely injures tissues than does
hypoxia alone
NECROSIS vs
APOPTOSIS

Necrosis  kematian sejumlah kumpulan


sel setelah injury, biasanya diikuti inflammasi

Apoptosis  kematian sel yang dikontrol


secara genetik, kematian ATP dan enzyme-
dependent pada sel individual biasanya
tanpa inflamasi
1. Apoptosis
Pada manusia ~ 100,000 cells
diproduksi/ detik (mitosis) 
jumlah yang sama akan mati
melalui apoptosis.
Tahap perkembangan dan
morphogenesis:
Selama pembentukan alat gerak janin
(pada pemisahan digiti yang
tergabung)
Pembuangan cell yang tidak
fungsional lagi (tadpole)
Homeostasis
Immune system
>95% sel T and B akan mati selama
maturasi (pematangan)  negative
Mechanisme Apoptosis
Apoptosis diinduksi oleh beberapa
factor  kondisi fisiologis dan/atau
patologis.
Merupakan  energy-dependent
cascade (ekspresi) molecular yang
terdiri dari : pemecahan protein oleh
beberapa enzym (caspase), protein
cross-linking, pemecahan DNA.
Apoptosis diatur (diregulasi) oleh
peranan beberapa gen, yaitu:
Inhibitory gen (bcl-2), dan
Beberapa stimulatory gen (bax).
2. NECROSIS
Perubahan morfologi sekelompok sel yang
diikuti kematian jaringan hidup tersebut
(kematian sel, dan PMN mengeluarkan
enzim lytic )

CYTOPLASMA  eosinophilia, vacuoles,


calcification, myelin
NUCLEUS  pyknosis, karyorrhexis,
karyolysis
Patogenesis Necrosis
Trauma (toxic chemicals, mechanical injury, heat, hypoxia)
Hilangnya kemampuan dalam meregulasi lingkungan internal sel
arus Ca2+ diikuti swelling (pembengkakan sel)
perubahan aktivitas protein
calpain
cathepsin
caspase
Terbentuknya senyawa toxin
(aktivasi  cyclooxygenesis)
asam arachadonic
prostaglandin
eicosanoid

Inflamasi
Pola terjadinya
Necrosis
Coagulasi  kematian hypoxic (except brain)
Liquef-active  infeksi bacterial, kematian
hypoxic di jaringan otak (infarction)
Caseous  tuberculosis
Lemak  enzymatic atau kerusakan trauma
menjadi jaringan lemak; contoh:Pancreatitis
(enzymatic)
Gangren  biasanya melibatkan extremitas
bawah dan kadang2 berupa necrosis coagulasi
Fibrinoid  kompleks immune di arteri
Tipe-tipe morfologik
nekrosis jaringan
Secara makroskopik dan dengan
pemeriksaan mikroskop dapat dikenali
beberapa bentuk nekrosis.
Bentuk-bentuk tersebut:
1. Nekrosis koagulasi
2. Nekrosis liquefaktif (mencair)
3. Nekrosis lemak
4. Nekrosis kaseosa (perkejuan)
1. Nekrosis koagulasi
Terjadi denaturasi protein dan juga terjadi
hambatan enzim-enzim litik
Arsitektur sel tidak berubah tetapi sel menjadi
padat, dan menyerupai putih telur yang
dimasak.
Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian
kerangka luar sel relatif utuh.
Terjadi akibat penghambatan kegiatan enzim
intra sel yang disebabkan oleh terhentinya aliran
darah sehingga sel mengalami anoksia.
Nukleus menghilang dan sitoplasma yang
mengalami asidifikasi menjadi eosinofilik
Nekrosis koagulasi-infrak ginjal
2. Nekrosis liquefaktif
Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis
enzimatik sel-sel yang mati.
Jaringan nekrosis mencair oleh aktivitas enzim
intrasel sehingga terbentuk lubang yang berisi
cairan yang biasanya disertai dengan
pembentukan pus.
Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu
terjadi pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari
sel-sel yang mati.
Nekrosis likuefaktif  juga terjadi pada
peradangan purulen akibat efek heterolitik
leukosit polimorfonuklear pada pus.
Nekrosis liquefaktif-infark otak
.
Abses otak dengan Liquef-
active Necrosis
3. Nekrosis lemak
Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada
jaringan lemak.
Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis
pankreatik akut dan merupakan konsekuensi
pelepasan lipase pankreas ke jaringan
peripankreas.
Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel
lemak.
Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel
lemak mengalami saponifikasi (pembentukan
sabun dari asam lemak) dengan mengikat
natrium, kalium dan kalsium.
NEKROSIS LEMAK-PANKREATITIS AKUT
Necrosis Lemak (kiri) dan Pancreas Normal (kanan)
4. Nekrosis kaseosa
(perkejuan)
Memiliki 2 gambaran nekrosis koagulasi maupun
likuefaktif.
Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian tengah
granuloma tuberkolusa, yang mengandung
bahan seperti keju yang putih atau
kekuningandan merupakan asal nama nekrosis
tipe ini.
Secara histologis, rangka luar sel tidak lagi utuh,
tetapi sebaliknya jaringan juga belum mencair.
Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf (tidak
berbentuk) bergranula halus.
NEKROSIS KASEOSA-
TUBERCULOSIS PARU
Gangren Necrosis
DONE...!

Anda mungkin juga menyukai