A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,
dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah
tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa
tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan
penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang
( Tandra, 2009).
B. KLASIFIKASI
Menurut (Junaidi, 2007), osteoporosis diklasifikasikan sebagai berikut:
C. Etiologi
Determinan massa tulang
1. Faktor genetic
2. Faktor Mekanis
3. Faktor makanan dan hormone
Determinan penurunan massa tulang
1. Faktor genetic
2. Faktor mekanis
3. Kalsium
4. Protein
5. Esterogen
6. Rokok dan kopi
7. Alkohol
D. Stadium Osteoporosis
Pada stadium 1, tulang bertumbuh cepat, yang dibentuk masih lebih
banyak dan lebih cepat daripada tulang yang dihancurkan. Ini
biasanya terjadi pada usia 30-35 tahun.
Pada stadium 2, umumnya pada usia 35-45 tahun, kepadatan tulang
mulai turun (osteopenia).
Pada stadium 3, usia 45-55 tahun, fraktur bisa timbul sekalipun
hanya dengan sentuhan atau benturan ringan.
Pada stadium 4, biasanya diatas 55 tahun, rasa nyeri yang hebat
akan timbul akibat patah tulang. Anda tidak bisa bekerja, bergerak ,
bahkan mengalami stres dan depresi (Waluyo, 2009).
E. Gejala Osteoporosis
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan
sampai puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat
berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri
dan perubahan bentuk tulang. Jadi, seseorang dengan osteoporosis biasanya
akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Ras
4. Pigmentasi dan tempat tinggal
5. Riwayat keluaga
6. Sosok tubuh
7. Menopause
G. Patofisiologi
I. Manifestasi Klinis
Manifestasi osteoporosis :
b) Radioisotope
K. Penatalaksanaan
Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan
seimbang sepanjang hidup, dengan pengingkatan asupan kalsium pada
permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap
demineralisasi skeletal.
L. Komplikasi
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi
panas, rapuh dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan
fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis,
fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles
pada pergelangan tangan
M. Pencegahan
a. Mengurangi asupan protein hewani: Protein hewani meningkatkan
kehilangan kalsium.
A. Pengkajian
2. Riwayat keperawatan
3. Pemeriksaan Fisik
4. Riwayat psikososial
5. Aktivitas/ Istirahat
6. Kardiovaskuler
7. Integritas Ego
8. Makanan / cairan
9. Higiene
10. Neurosensori
12. Keamanan
2. Analisa Data
Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan
daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan
pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan
analisis data, diperlukan kemampuan mengaitkan data dan menghubungkan
data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2016) diagnosa keperawatan yang muncul pada klien
Osteoporosis adalah :