Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk
selalu berbuat baik. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran
dan melaksanakan ajarannya, mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal
yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama,
ketika manusia jauh dari agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya.
Walaupun mungkin kebutuhan material mereka terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan
batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit hati.
Sebagaimana fungsi dari agama ada dua, yakni sebagai fungsi psikologi dan
fungsi sosial. Dimana secara psikologis, agama dapat mengurangi kegelisahan
manusia dengan memberikan penerangan tentang hal-hal yang tidak diketahui dan
tidak dimengerti dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah memahami.
Secara sosial, agama mempunyai sanksi untuk seluruh perilaku manusia yang
bermacam-macam bentuknya (Sare, 2006).
Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa
menghantui mereka sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu,
orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan
mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau
tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran agama. Agama dapat
memberikan ketenangan pada manusia karena agama dapat memberikan sebuah
harapan bahwa ada sebuah kekuatan supernatural yang dapat menolong manusia
pada saat mereka sedang menghadapi bahaya dan tertimpa musibah (Haviland,
1988: 193, dalam Sare, 2006).
Banyak penyakit karena emosi-emosi buruk, yang tidak mungkin dapat
disembuhkan oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit
psikosomatik. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada
tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan
yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif. Jadi, religi bukan
obat bius atau racun. Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagi

1
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif. Pada zaman
dahulu penyakit yang diderita oleh manusia sering dihubungkan dengan gejala-
gejala spiritual. Ketika ada salah seorang dari mereka ada yang sakit, maka secara
spontanitas mereka akan mengaitkan penyakit tersebut karena adanya gangguan
dari makhluk halus. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan lebih lanjut
mengenai hubungan tradisi agama yang berakitan dengan kesehatan yang lebih
modern dan memiliki penjelasan secara ilmiah.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan tradisi?
2. Apakah yang dimaksud dengan agama atau keagamaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan kepercayaan?
4. Bagaimanakah kaitan tradisi agama Islam (puasa) dengan peningkatan
kesehatan penderita penyakit maag?
5. Bagaimanakah tips makanan dan minuman selama puasa bagi penderita maag?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengerti apa yang dimaksud dengan tradisi.
2. Mahasiswa mampu memahami apa yang di maksud dengan keagamaan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang kepercayaan.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kaitan tradisi agama yang berhubungan
dengan peningkatan kesehatan.
5. Mahasiswa mampu mengerti makanan dan minuman selama bulan puasa bagi
penderita maag.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tradisi
2.1.1. Pengertian Tradisi
Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah adat
kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di
masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan
yang paling baik dan benar.
Tradisi menurut terminologi, tradisi merupakan produk sosial dan hasil
dari pertarungan sosial politik yang keberadaannya terkait dengan manusia.
Tradisi merupakan segala sesuatu yang berupa adat, kepercayaan, dan kebiasaan.
Kemudian adat, kepercayaan, dan kebiasaan itu menjadi ajaran-ajaran atau
paham-paham yang turun-temurun dari para pendahulu kepada generasi-generasi
pasca mereka. Tradisi merupakan segala warisan masa lampau yang masuk
kedalam kebudayaan yang sekarang berlaku. Berarti, tidak hanya peninggalan
sejarah, tetapi juga sekaligus merupakan persoalan zaman kini dengan berbagai
tingkatannya (Hakim, 2003: 29).

2.2. Agama atau Keagamaan


2.2.1. Pengertian Agama
Tidak mudah memahami pengertian agama dari satu atau dua definisi saja.
Setiap agama dan kepercayaan mempunyai pengertiannya masing-masing.
Berbagai perbedaan pengertian agama dan kepercayaan harus dihargai. Agama
berasal dari bahasa sansekerta artinya menunjukkan kepercayaan manusia
berdasarkan wahyu dari Tuhan. Secara etimologis berasal dari kata A-Gam-A
berarti tidak pergi atau tetap atau kekal. Jadi, agama dapat diartikan sebagai
sesuatu yang kekal (Arenesia, 2012).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama adalah ajaran
atau sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan YME
serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.

3
Dalam Antropologi, agama dilihat sebagai kepercayaan dan pola perilaku
yang dimiliki oleh manusia untuk menangani masalaha-masalah penting dan
aspek-aspek alam semesta yang tidak dapat dikendalikan dengan teknologi
maupun sistem organisasi sosial yang dikenalnya (Haviland, 1988: 195-197,
dalam Sare, 2006). Anthony F.C. Wallace, seorang antropolog, bahkan
mendefiniskan agama sebagai seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi lewat
mitos dan menggerakkan kekuatan-kekuatan supernatural dengan maksud untuk
mencapai atau justru menghindari terjadinya perubahan keadaan pada manusia
atau alam semesta (Haviland, 1988: 195, dalam Sare, 2006).
Jika dilihat hanya sekilas, sebuah agama tampak berbeda dengan agama
lainnya, bahkan berlawanan satu sama lain. Namun, jika dilihat lebih dalam,
semua agama pada dasarnya mempercayai, meyakini, dan berpegang pada “Hal”
yang sama, yaitu “Realita”, “Zat”, atau “Sesuatu” yang paling tinggi, lebih tinggi
dari kedudukan manusia di alam semesta (Sare, 2006).
Dalam kamus An English Reader’s Dictionary, A.S. Homby dan Panwell
(1989), dalam Wahyuddin (2009), mengartikan religi sebagai berikut:
 Belief in God as creator and control, of the universe (Percaya kepada
Tuhan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta).
 System of faith and worship based on such belief (Sistem iman dan
penyembahan didasarkan atas kepercayaan tertentu).
Kata agama dalam bahasa Arab dan dalam Al Qur’an disebut Din’ yang
diulang sebanyak 92 kali, yang secara etimologi berarti menguasai, ketaatan, dan
balasan. Sedangkan secara terminologi, Din’ diartikan sebagai sekumpulan
keyakinan, hukum, dan norma yang akan mengantarkan manusia kepada
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Dari rumusan dan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
agama mengandung tiga sistem penting, yaitu (Wahyuddin, 2009):
1) Suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan
2) Suatu sistem penyembahan kepada Tuhan
3) Suatu sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
(hubungan vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia (hubungan
horizontal)

4
2.2.2. Fungsi Agama
Melalui definisi Haviland dan Wallace, menurut sudut pandang
Antropologi, agama mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi
psikologis.
Secara psikologis, agama mengurangi kegelisahan manusia dengan
memberikan penerangan tentang hal-hal yang tidak diketahui dan tidak dimengerti
dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah dipahami, misalnya saja soal
kematian (Sare, 2006). Agama juga memberikan ketenangan pada manusia karena
dapat memberikan sebuah harapan bahwa ada sebuah kekuatan supernatural yang
dapat menolong manusia pada saat menghadapi bahaya dan tertimpa musibah
(Haviland, 1988: 193, dalam Sare, 2006).
Secara sosial, agama mempunyai sanksi untuk seluruh perilaku manusia
yang bermacam-macam bentuknya. Agama juga menanamkan pengertian tentang
kebaikan dan kejahatan dengan memberikan semacam pedoman tentang perilaku
hidup dan berinteraksi bagi manusia. Dalam hal ini agama bisa dikatakan sebagai
pemelihara ketertiban sosial. Melalui ritual-ritual (upacara-upacara yang
dilaksanakannya), agama juga adalah alat yang paling efektif untuk meneruskan
tradisi lisan dalam masyarakat (Havilan, 1988: 193, dalam Sare, 2006).

2.2.3. Unsur Agama


Prof. Dr. Harun Nasution (1999), dalam Wahyuddin (2009), agama dapat
disebut sebagai agama jika memenuhi minimal empat unsur penting yang harus
ada dalam agama.
a. Unsur keyakinan atau kepercayaan (credial).
Adanya keyakinan manusia terhadap sesuatu yang gaib yang memiliki
kekuatan untuk menciptakan dan mengatur alam semesta ini, dan
keyakinan tentang adanya Tuhan.
b. Unsur penyembahan atau peribadatan (ritual).
Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada Tuhan sebagai
tempat minta tolong. Oleh karena itu, manusia harus mengadakan
hubungan baik atau menyembah kepada Tuhan yang telah mereka

5
yakini tersebut. Hubungan baik ini dapat diwujudkan dengan
mematuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
c. Unsur aturan atau tata cara dalam peribadatan (ritus).
Adanya aturan hukum yang berupa Kitab Suci yang mengandung
ajaran agama-agama tersebut dan sekaligus mengatur tata cara
penyembahan kepada Tuhan yang mereka yakini. Jadi, bukan hanya
diyakini dan disembah. Akan tetapi, tata cara dalam penyembahan
terhadap yang diyakini tersebut juga diatur dalam sebuah kitab suci.
d. Respon yang berupa emosionil dari manusia.
Respon itu bisa berupa perasaan takut atau perasaan cinta yang sangat
mendalam terhadap agama yang telah dipeluknya (fanatik beragama)
yang kadang kala sampai ekstrim membela agamanya dengan
berlebihan jika agamanya dihina oleh agama atau golongan lain.

2.2.4. Macam-Macam Agama


Ditinjau dari sumbernya agama dibagi menjadi dua macam, yaitu Agama
Samawi dan Agama Ardli.
a. Agama Samawi/agama wahyu ialah agama yang diterima oleh manusia
dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Contohnya: Islam,
Yahudi, dan Nasrani (Wahyuddin, 2009).
Tuhan dipercaya dan diyakini sebagai asal, penyelenggara, dan tujuan
hidup. Manusia percaya kepada-Nya dan mengakui keberadaan-Nya.
Manusia menyerahkan diri dan hidupnya kepada Tuhan. Tuhan diakui
sebagai asal dan pencipta segala yang ada di dunia manusia, makhluk
hidup, tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Seluruh penciptaan
ini mencerminkan kebesaran-Nya. Agama seperti ini disebut agama
wahyu. Agama ini biasanya tumbuh dan berkembang di luar
kelompok, suku, atau masyarakat tertentu, lewat usaha penyebaran
atau usaha pemaksaan. Penyebaran dilakukan oleh para penyebar
agama, penjelajah, dan pedagang. Pemaksaan dilakukan oleh para
penjajah bangsa. Agama yang disebarluaskan diluar kelompok, suku,

6
atau masyarakat penganut agama alam/bumi biasanya merupakan
agama universal. Berbagai ajaran agama wahyu biasanya secara jelas
menyebutkan bahwa ajaran agama tersebut tidak hanya ditujukan
kepada suatu kelompok masyarakat awal yang menganutnya saja tetapi
juga bagi seluruh umat manusia di seluruh dunia. Inilah yang menjadi
alasan utama mengapa agama itu disebarluaskan di seluruh penjuru
dunia (Sare, 2006).
b. Agama Ardli/agama alam/bumi. Isi kepercayaan agama ini berasal dari
pemujaan terhadap alam dan bumi. Agama yang berasal dari bumi
lahir dan berkembang dalam suatu kelompok, suku, atau masayarakat
tertentu. Agama tersebut disebut agama asli/agama pribumi. Agama
pribumi tak terpisahkan dari adat kebiasaan, budaya, dan cara hidup
masyarakat yang menganutnya. Kebanyakan agama pribumi hanya
dikenal di dalam lingkungan para penganutnya, dan tidak diluarnya.
Kebanyakan agama itu menjadi agam keluarga, suku, atau bangsa.
Agama ini bisa menganut keyakinan bahwa Yang Suci berbentuk
aneka dewa-dewi, atau roh leluhur, atau arwah binatang atau pohon,
maupun kekuatan lain yang berada jauh diluar kemampuan manusia
(Sare, 2006).

2.2.5. Agama Islam


Islam adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Dengan lebih dari satu seperempat miliar orang pengikut di seluruh dunia,
menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.
Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah
SWT. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti
“seseorang yang tunduk kepada Allah”, atau lebih lengkapnya “Muslimin”
sebutan bagi muslim laki-laki, dan “Muslimat” bagi muslim perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah SWT menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui
nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bhwa
Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT
(Hutami, 2013).

7
Dalam agama Islam diajarkan rukun iman dan rukun islam. Rukun iman
ada 6 (enam), yaitu:
1) Percaya kepada Allah SWT
2) Percaya kepada para Malaikat-Malaikat Allah SWT
3) Percaya kepada Kitab-Kitab Allah SWT
4) Percaya kepada Rasul-Rasul Allah SWT
5) Percaya kepada Hari Akhir (Kiamat)
6) Percaya kepada Qada’ dan Qadar (takdir yang baik atau buruk).
Rukun Islam terdiri dari 5 perkara:
1) Mengucap kedua kalimat syahadat, bahwa Allah itu Maha Esa dan
Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
2) Menunaikan shalat lima kali sehari.
3) Mengeluarkan zakat.
4) Berpuasa pada bulan ramadhan.
5) Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

2.2.6. Pengertian Kepercayaan


Definisi kepercayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yg dipercayai itu benar atau nyata.
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan merupakan kondisi
mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika
seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat dipercaya daripada yang
kurang di percayai (Moorman, 1993, dalam Anwar, 2013).
Kepercayaan merupakan suatu pengakuan batin mengenai adanya sesuatu,
baik itu zat maupun roh yang melampaui manusia (Renny, 2010).

2.3. Kaitan Tradisi dan Kepercayaan Agama Islam (Puasa) dengan


Peningkatan Kesehatan Penderita Penyakit Maag

8
(Sumber: Mikail, Bramius. 2012. Kenapa Puasa Sehatkan Perut Anda.
[Online] Pada laman http://health.kompas.com/read/2012/07/27/18015492/
Kenapa.Puasa.Sehatkan.Perut.Anda. Diakses pada 15 Oktober 2014).

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak penelitian telah membuktikan manfaat


puasa bagi kesehatan. Salah satu yang nyata dan perlu difahami adalah puasa
memberi manfaat besar kesehatan perut atau sistem pencernaan Anda.
Seperti diungkapkan ahli gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr.
Fiastuti Witjaksono SpGK, puasa adalah kondisi dimana tubuh tidak boleh
mengonsumsi makanan atau minum sama sekali selama 14 jam. Meski efek puasa
dapat membuat seseorang menjadi lemas dan pusing, hal ini dianggap sebagai
suatu yang wajar. Karena saat orang berpuasa, kandungan glikogen, glukosa,
lemak dan protein turun.
"Cadangan energi yang ada pada tubuh hanya bisa digunakan untuk sekitar 8-
10 jam. Sisanya, kita harus menggunakan lemak sebagai cadangan energi,"
katanya, Selasa, (24/7/2012) lalu.
Menurut Fiastuti, manusia dapat bertahan hidup selama dua minggu tanpa
makan sama sekali asal tetap minum. Namun bila tidak minum sama sekali orang
hanya hanya dapat bertahan selama seminggu.

Perbaiki saluran cerna


Saluran cerna adalah organ terbesar dan terberat yang ada di dalam tubuh
kita, yang bekerja 24 jam tanpa berhenti. Tidak seperti organ lain seperti misalnya
tulang, yang bisa berhenti bekerja ketika manusia sedang beristirahat.
Puasa, kata Fiastuti, dapat memberikan sejumlah manfaat menyehatkan bagi
saluran cerna manusia. Apa saja itu? Berpuasa memberi kesempatan kepada alat
pencernaan untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran
cerna, serta mengurangi beban kerja pencernaan.
"Pada kondisi tidak berpuasa kita makan 3 kali plus snack berkali-kali,
sehingga lambung tidak bisa istirahat. Ketika puasa, saluran cerna kita justru
senang karena diberi waktu istirahat yang cukup," terangnya.

9
Mengingat saluran cerna adalah tempat masuknya segala penyakit. Pola
makan dan higienitas selama puasa tetap perlu diperhatikan agar kita tetap dapat
menjaga saluran cerna tetap kuat. Dengan begitu, daya tahan tubuh juga akan
kuat.
Puasa, lanjut Fiastuti, juga memberikan efek positif terhadap metabolisme
tubuh. Puasa dapat membantu menurunkan tingkat kolesterol, risiko diabetes, dan
mengurangi penyakit lambung fungsional (maag). Pada orang yang asam
lambungnya berlebihan, dengan berpuasa kondisi lambungnya justru bisa lebih
membaik.
Mengenai pola makan selama puasa, sesungguhnya tidak ada perbedaan
antara orang yang berpuasa dan tidak berpuasa (baik dari segi total kalori dan
komposisi). Hanya saja jumlah, jenis, dan waktu makan pada orang yang berpuasa
harus diatur.
Agar kebutuhan energi terpenuhi, pola makan saat sahur harus mencakup 40
persen makanan besar, 30 persen makanan kecil (sebelum imsak), dan jangan lupa
minum 3 gelas air. Ketika sahur usahakan makan dengan komposisi lengkap, yang
terdiri dari karbohidrat, protein hewani/nabati, sayur dan susu.
Sementara saat berbuka, mulailah dengan mengonsumsi makanan atau
minuman yang manis. Tujuannya agar cepat mengganti kadar gula darah yang
sudah turun seperti teh manis, koktail, kurma. Setelah itu, baru makan lengkap
setelah sholat magrib.
Fiastuti tidak menganjurkan seseorang untuk melakukan aktivitas fisik atau
olahraga setelah sahur, karena dapat berisiko dehidrasi. Pasalnya jarak waktu dari
waktu makan dan minum cukup jauh. Jika ingin melakukan olahraga, sebaiknya
dilakukan sebelum waktu buka puasa. "Bisa lakukan olahraga ringan seperti jalan
santai atau aerobik," katanya.

2.3.1. Pembahasan Terkait Tradisi dan Kepercayaan Agama Islam (Puasa)


dengan Peningkatan Kesehatan bagi Penderita Maag

Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan


jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan

10
miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa
berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari
dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah
rusak dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan
kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai
kemampuan terapi alamiah.
Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri.
Karena, setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa
perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial
dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan
pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.
Manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan
energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-
waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari
luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh
dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel
penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Dengan meremajakan sel-
sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh
serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat
lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam
tubuhnya berjalan dengan baik.
Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa penelitian tentang puasa
diantaranya secara ringkas dibawah ini:
1. Allan Cott, M.D.,
Seorang ahli dari Amerika, telah menghimpun hasil pengamatan dan
penelitian para ilmuwan berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam sebuah
buku Why Fast membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain:
a. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan
mental).
b. To look and feel younger (melihat dan merasa lebih muda).
c. To clean out the body (membersihkan badan)

11
d. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah
dan kadar lemak.
e. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan seks).
f. To let the body health itself (membuat badan sehat dengan sendirinya).
g. To relieve tension (mengendorkan ketegangan jiwa).
h. To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi).
i. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri
sendiri).
j. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan).

2. Dr. Yuri Nikolayev


Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow menilai kemampuan
untuk berpuasa yang mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi awet
muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar abad ini.

3. Muzam MG, Ali M.N dan Husain


Berpendapat bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai
gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N
dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam
lambung.

4. Elson M. Haas M.D.


Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) mengatakan dalam puasa
(cleansing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy nutrisi, balancing,
building( toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang “missing
link” dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat over eating atau terlalu
banyak makan, makan dengan protein yang berlebihan, lemak yang berlebihan
pula. Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai mengatur makanannya agar
lebih seimbang dan mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi,
peremajaan, istirahat pada organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi,
mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan
kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih

12
terkontrol, meningkatkan imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam
pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis,
diare, konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental,
angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas dan insomnia.

5. Dr. Muhammad Munib


Dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan sebuah penelitian terhadap
seratus responden muslim, Sampel darah mereka diambil sebelum dan diakhir
bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan pengukuran terhadap kandungan
protein, total lemak (total lipid), lemak fosfat, asam lemak bebas, kolesterol,
albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur pembentuk darah
lainnya, dan didapat, antara lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar gula
(glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa, terjadinya penurunan parsial
dan ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya aseton dalam urin, baik dalam
awal maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan, kenyataan ini
menegaskan tidak adanya pembentukan zat-zat keton yang berbahaya bagi tubuh
selama bulan puasa islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh
mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak yang tersimpan, sehingga
menghasilkan energi yang lebih meningkat.

Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti
kata Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan mental. Philippus
Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the greatest remedy the physician
within!” Puasa merupakan ibadah utama dari rangkaian Ibadah Ramadhan
tersebut. Puasa menahan lapar dan haus sejak matahari terbit sampai terbenam.
Satu hal yang selalu menjadi pertanyaan apakah lambung kita tahan tidak makan
dan minum selama 13-14 jam tersebut. Penyakit maag itu sendiri adalah sebuah
keadaaan lambung yang memproduksi asam yang berlenihan sehingga
menyebabkan gangguan pencernaan. Sebenarnya hikmah dari puasa Ramadhan
yaitu berpuasalah agar kamu sehat. Jadi bagi orang yang sakit maag apalagi yang
tidak mempunyai sakit maag diwajibkan berpuasa agar menjadi sehat. Pertanyaan

13
berikutnya apakah ini berlaku bagi semua yang sakit maag? Tentu kalau
seseorang sedang mengalami sakit maag yang akut sedang mual dan muntah
bahkan muntah darah atau buang air besar hitam mereka jelas tidak boleh
berpuasa.
Secara umum sakit maag dengan istilah medis yang sering digunakan
Dispepsia dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu sakit maag fungsional dan sakit
maag organik. Kepastian pembagian ini tentu selelah dilakukan peneropongan
dengan alat yang disebut endoskopi. Dispepsia fungsional terjadi apabila pada
pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas)
tidak didapatkan kelainan secara anatomi. Adapun dispepsia organik adalah secara
pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi didapatkan kelainan secara anatomi,
misalnya luka dalam atau luka lecet pada kerongkongan, lambung atau usus dua
belas jari, polip pada kerongkongan, lambung atau usus dua belas jari serta kanker
pada organ pencernaan tersebut.
Pada saat berpuasa, terutama setelah 6-8 jam perut kosong akan terjadi
peningkatan asam lambung yang dapat menyebabkan gejala sakit maag. Keadaan
ini biasanya berlangsung hanya pada 1 pekan puasa pertama dan gejala ini Insya
Allah tidak dirasakan lagi pada minggu-minggu berikutnya. Pada orang yang
sehat, keadaan ini dapat diatasi dengan pilihan makan yang tepat saat berbuka dan
sahur, serta kegiatan yang tidak menyebabkan terjadinya peningkatan udara di
dalam lambung, serta peningkatan asam lambung. Adapun pada orang yang
memang terdapat kelainan organik, puasa akan memperberat kondisi sakit
lambungnya jika tidak diobati dengan tepat. Namun, jika sakit lambungnya
diobati, mereka yang mempunyai sakit lambung tadi dapat melakukan ibadah
puasa seperti orang normal umumnya. Karena itu, saya sampaikan bahwa saat ini
adalah waktu yang tepat bagi para penderita sakit maag untuk pergi ke dokter
mengevaluasi apakah sakit maag yang diderita, termasuk yang mempunyai
kelainan organik atau fungsional. Dengan begitu, pada saat di bulan Ramadhan
nanti sudah siap lahir batin untuk melaksanakan ibadah puasa.
Berbagai pertanyaan timbul dalam praktik sehari-sehari dari pasien yang
mempunyai masalah dengan lambung dan ingin melaksanakan ibadah puasa di
bulan suci Ramadhan. Prevalensi terjadinya sakit maag pada masyarakat Amerika

14
hampir mencapai 26%, sedangkan di Inggris hampir 41%. Penelitian terakhir pada
masyarakat Jakarta mendapatkan angka bahwa hampir 50% masyarakat Jakarta
menderita sakit maag. Data penelitian kami di RSCM pada sekitar 100 pasien
dengan keluhan dispepsia, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan endoskopi, didapat 20% yang mengalami kelainan organik.
Suatu penelitian dengan jumlah pasien yang cukup besar dan melibatkan pusat
endoskopi pada beberapa kota di Indonesia juga menunjukkan bahwa dispepsia
fungsional terdapat pada 86,41% dari 7.092 kasus dispepsia yang dilakukan
endoskopi. Data-data di luar negeri juga mempunyai angka yang tidak terlalu
berbeda. Pada penderita dengan gangguan dispepsia, terutama jika dispepsia
sudah berlangsung kronis dan sudah berbagai macam obat diberikan,tetapi dengan
hasil belum memuaskan, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dengan pemeriksaan teropong (endoskopi) saluran cerna bagian atas.
Melalui pemeriksaan ini dapat diketahui secara struktur kelainan yang didapat.
Pada umumnya, penderita sakit maag dapat berpuasa terutama jika sakit maagnya
hanya gangguan fungsional.
Adapun pada kelainan organik khususnya pada penderita tukak atau luka
yang dalam dan cenderung terjadi perdarahan atau kanker lambung yang juga
selalu berdarah tidak dapat melaksanakan puasa. Untuk penderita tukak, baik di
usus dua belas jari maupun di lambung selama pengobatan dapat melaksanakan
ibadah puasa. Hasil penelitian di RSCM membuktikan bahwa pada pasien yang
sudah mempunyai sakit maag yang kronis perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut terlebih dahulu, sebelum melaksanakan ibadah puasa.Apabila sakit
maagnya bisa diobati terlebih dahulu atau melaksanakan puasa dengan tetap
minum obat sehingga akibat yang tidak diharapkan tidak terjadi.
Bagaimana dengan sakit maag karena gangguan fungsional saja, biasanya
dengan berpuasa keluhan sakit maagnya berkurang dan merasa lebih sehat pada
saat berpuasa. Hal ini terjadi karena keluhan sakit maag yang timbul pada pasien
akibat ketidak teraturan makan, konsumsi makanan camilan,seperti makanan yang
berlemak, asam, dan pedas sepanjang hari, konsumsi minuman bersoda dan
minum kopi,merokok dan juga faktor stres. Selama berpuasa, pasien-pasien ini

15
pasti makan lebih teratur karena hanya dua kali dengan waktu yang lebih kurang
sama setiap harinya selama puasa Ramadhan, yaitu saat sahur dan berbuka.
Selama berpuasa, kebiasaan makan camilan dan minum soda pasti tidak
dilakukan selama pagi siang maupun sore hari karena sedang berpuasa. Umumnya
orang yang berpuasa akan lebih banyak bersabar dan mengendalikan stres. Hal-hal
inilah yang menyebabkan pasien dengan gangguan fungsional tersebut dapat
berpuasa dengan baik dan keluhan sakit maagnya akan berkurang. Adapun pasien
yang tidak mempunyai masalah dengan lambung, sebelumnya tidak perlu takut
akan mengalami sakit maag saat berpuasa. Bahkan, puasa akan membuat
pencernaan lebih sehat. Obat-obatan untuk sakit maag tidak diperlukan untuk
pasien yang tidak ada masalah dengan maag, selama melaksanakan puasa
Ramadhan.

2.4. Tips Makanan dan Minuman Selama Puasa untuk Penderita Maag
(Sumber: Website Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia,
oleh Dr. dr. Ari F. Syam SpPD, K-GEH, MMB, FINASIM, FACP, Konsultan
Penyakit Lambung dan Pencernaan).

Selama berpuasa, asupan makanan dan minuman harus menjadi perhatian


terutama pada penderita sakit maag. Kita sebaiknya menghindarkan diri dari
makanan yang menyebabkan atau memperberat gejala sakit maag, antara lain:
1. Hindari makanan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak
serat, antara lain sayuran tertentu (sawi, kol), buah-buahan tertentu (nangka,
pisang ambon), makanan berserat tertentu (kedondong, buah yang
dikeringkan), minuman yang mengandung gas (seperti minuman bersoda).
2. Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain:
kopi, minuman beralkohol 5%-20%, anggur putih, sari buah sitrus atau susu
full cream.
3. Hindari makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan
lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di
lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung, antara lain
makanan berlemak, kue tar, cokelat,dan keju.

16
4. Hindari makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, yaitu
makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica, dan bumbu yang
merangsang. Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga
menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan, antara lain alkohol,
cokelat, makanan tinggi lemak, dan gorengan. Selain makanan minuman di
atas, ada beberapa sumber karbohidrat yang harus dihindarkan bagi penderita
sakit maag, antara lain beras ketan, mie, bihun, bulgur, jagung, ubi singkong,
tales, dan dodol. Kegiatan yang meningkatkan gas di dalam lambung juga
harus dihindarkan, antara lain makan permen khususnya permen karet dan
merokok.

Akhirnya dengan keyakinan bahwa puasa akan membuat kita sehat, Insya
Allah kita dapat melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya tanpa gangguan
kesehatan. Hal ini bisa terwujud kita bisa memperhatikan makanan dan minuman
kita serta segera berkonsultasi dengan dokter jika mempunyai permasalahan
kesehatan.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah adat
kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di
masyarakat. Tradisi merupakan segala warisan masa lampau yang masuk
kedalam kebudayaan yang sekarang berlaku. Berarti, tidak hanya
peninggalan sejarah, tetapi juga sekaligus merupakan persoalan zaman kini
dengan berbagai tingkatannya (Hakim, 2003: 29). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa tradisi merupakan kebiasaan turun-temurun yang menjadi suatu
budaya di suatu masyarakat.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama adalah ajaran atau
sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan YME
serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta
lingkungannya. Dalam Antropologi, agama dilihat sebagai kepercayaan dan
pola perilaku yang dimiliki oleh manusia untuk menangani masalah-
masalah penting dan aspek-aspek alam semesta yang tidak dapat
dikendalikan dengan teknologi maupun sistem organisasi sosial yang
dikenalnya (Haviland, 1988: 195-197, dalam Sare, 2006). Melalui definisi
Haviland dan Wallace, menurut sudut pandang Antropologi, agama
mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sosial dan fungsi psikologis. Secara
psikologis, agama mengurangi kegelisahan manusia dengan memberikan
penerangan tentang hal-hal yang tidak diketahui dan tidak dimengerti dalam
kehidupan sehari-hari sehingga lebih mudah dipahami. Secara sosial, agama
mempunyai sanksi untuk seluruh perilaku manusia yang bermacam-macam
bentuknya (Sare, 2006). Prof. Dr. Harun Nasution (1999), dalam
Wahyuddin (2009), agama dapat disebut sebagai agama jika memenuhi
minimal empat unsur penting yang harus ada dalam agama, yaitu unsur
keyakinan atau kepercayaan (credial); unsur penyembahan atau peribadatan

18
(ritual); unsur aturan atau tata cara dalam peribadatan (ritus), dan respon
yang berupa emosionil dari manusia. Ditinjau dari sumbernya agam dibagi
menjadi dua macam, yaitu Agama Samawi dan Agama Ardli.
3. Definisi kepercayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yg dipercayai itu benar atau nyata.
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain
dimana kita memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan merupakan suatu
pengakuan batin mengenai adanya sesuatu, baik itu zat maupun roh yang
melampaui manusia (Renny, 2010).
4. Salah satu manfaat puasa yang nyata dan perlu difahami adalah puasa
memberi manfaat besar kesehatan perut atau sistem pencernaan. Pendapat
salah satu ahli bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai
gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali
M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap
asam lambung. Berpuasa memberi kesempatan kepada alat pencernaan
untuk beristirahat, memperbaiki proses regenerasi sel-sel saluran cerna,
serta mengurangi beban kerja pencernaan Seperti diungkapkan ahli gizi dari
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dr. Fiastuti Witjaksono SpGK puasa
adalah kondisi dimana tubuh tidak boleh mengonsumsi makanan atau
minum sama sekali selama 14 jam. Meski efek puasa dapat membuat
seseorang menjadi lemas dan pusing, hal ini dianggap sebagi suatu yang
wajar. Karena saat orang berpuasa, kandungan glikogen, glukosa, lemak dan
protein turun.
5. Selama berpuasa, asupan makanan dan minuman harus menjadi perhatian
terutama pada penderita sakit maag. Kita sebaiknya menghindarkan diri dari
makanan yang menyebabkan atau memperberat gejala sakit maag, antara
lain: hindari makanan minuman yang banyak mengandung gas dan terlalu
banyak serat; hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam
lambung antara lain kopi; hindari makanan yang sulit dicerna yang dapat
memperlambat pengosongan lambung; hindari makanan yang secara
langsung merusak dinding lambung.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Munir. 2013. Agama dan Kepercayaan. [Online] Pada laman


http://www.slideshare.net/munnianwar/agama-dan-kepercayaan. Diakses
pada 15 Oktober 2014.

Arenesia. 2012. Pengertian Agama dan Kepercayaan. [Online] Pada laman


https://www.scribd.com/doc/93985519/Pengertian-Agama-Dan-
Kepercayaan-pengenalan. Diakses pada 15 Oktober 2014.

Hakim, M.Nur. 2003. Islam Tradisional dan Reformasi Pragmantisme. Malang:


Bayu Media Publishing

Hutami, R.A. 2013. Nilai-Nilai Keagamaan dan Kepercayaan Masyarakat.


[Online] Pada laman http://www.slideshare.net/rizkaahutami/nila-nilai-
keagamaan-dan-kepercayaan-masyarakatppkn-kelas-x. Diakses pada 15
Oktober 2014.

KBBI. Tanpa Tahun. Definisi Tradisi. [Online] Pada laman


http://kbbi.web.id/tradisi. Diakses pada 15 Oktober 2014.

Renny. 2010. Bahan Ajar XII: Agama dan Kepercayaan. [Online] Pada laman
http://www.slideshare.net/rennymansampit/bahan-ajar-xii-b-agama-dan-
kepercayaan. Diakses pada 15 Oktober 2014.

Riyadi, Slamet. Teori Sebab Akibat dan Aplikasinya pada Bidang Kajian Agama
dan Kesehatan. [Online] Pada laman
http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Artikel-Aplikasi-Teori-Sebab-
Akibat-Bidang-Agama-dan-Kesehatan.pdf. Diakses pada 28 September
2014.

20
Sare, Yuni, 2006. Antropologi: SMA/MA XII. Jakarta: Grasindo. [e-book] Pada
laman http://books.google.co.id. Diakses pada 15 Oktober 2014.

Syam, Ari F. 2014. Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan
Pencernaan RSUPN Cipto Mangunkusumo. [Online] Pada laman
http://www.pbpapdi.org/papdi. Diakses pada 12 Oktober 2014.

Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: Grasindo. [e-book] Pada laman http://books.google.co.id. Diakses
pada 15 Oktober 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai