Anda di halaman 1dari 23

ADAPTASI, JEJAS DAN

PENUAAN SEL

VERA YULANDASARI, S.KEP., M.SI


ADAPTASI SEL

 Sel mampu mengatur dirinya dengan cara mengubah struktur dan


fungsinya sebagai respon terhadap berbagai kondisi fisologis maupun
patologis. Kemampuan ini disebut dengan adaptasi selular.
 Adalah : penyesuaian sel atau jaringan yang bersifat reversibel akibat
adanya suatu jejas ( injury )
 Meliputi : perubahan fungsi atau anatomi sel atau jaringan
TIPE ADAPTASI SELULAR

1. Atropi

2. Hipertropi

3. Hiperplasia

4. Metaplasia

5. Dilasia
ATROFI
 Atrofi merupakan pengurangan ukuran yang disebabkan oleh mengecilnya ukuran sel atau
mengecilnya/berkurangnya (kadang-kadang dan biasa disebut atrofi numerik) sel parenkim dalam organ
tubuh 

a. Atrofi Fisiologik (Involusi)

mengecil hingga menghilangnya kelenjar timus pada usia pubertas atau mengecilnya uterus setelah melahirkan dan
kecilnya payudarah setelah usai menyusukan anak, adalah bentuk involusi pula.

b. Atrofi patologik

terjadi karena kurang makan


contoh,…
usia tua => otak pria usia 82 th < otak pria 35 th ( fisiologi )

Atrofi otot lurik :

 Serat – serat otot lurik tampak menipis

 Lebih pucat daripada normal

 Lebih sedikit miofilamen

 Kadang ditemukan Brown atrophy


HIPERTROPI
 Hipertrofi adalah Pertambahan besar organ akibat adanya

pertambahan ukuran sel pada organ.

 Hipertrofi adalah suatu respons adaptif yang terjadi apabila

terdapat peningkatan beban kerja suatu sel.

 Kebutuhan sel akan oksigen dan zat gizi meningkat, menyebabkan

pertumbuhan sebagian besar struktur dalam sel.

 Hipertrofi sering terjadi pada :

Otot skelet Otot jantung


HIPERPLASIA

 Hiperplasia merupakan suatu kondisi


membesarnya alat tubuh/organ tubuh karena
pembentukan atau tumbuhnya sel-sel baru
Hiperplasia dibagi 2 :

1. Hiperplasia hormonal :
 Proliferasi kelenjar payudara wanita => selama pubertas

 Kehamilan dan laktasi

 Sel otot polos uterus hamil (hiperplasia + hipertrofi) => meningkatnya kadar steroid ovarium dalam darah

2. Hiperplasia terkompensasi

Pada ginjal yang tersisa, bila ginjal sebelah diangkat atau rusak karena penyakit pembesaran ginjal :

Bertambah ukuran tiap – tiap nefron :


 hiperplasia sel epitel tubulus

 pembesaran glomerulus ( tidak terbentuk nefron baru / glomerulus baru) = > disebabkan beban kerja pada
ginjal yang tertinggal
Metaplasia
Ditandai :

 Berubahnya suatu tipe sel dewasa menjadi tipe sel dewasa yang lain dan bersifat
reversibel sehingga fungsi sel juga ikut berubah

 pertumbuha abnormal sel yang terkendali

 Terjadi pada :

 jaringan mesebkimal / penyangga ( otot, lemak, tulang )

 jaringan epitel penutup

 Jaringan epitel kelenjar


Contoh…
1. Transformasi Epitel Kolumnar / silindris => epitel skuamus

Pola metaplasia ini dapat dilihat pada :

 Kantung empedu, trakea, bronkus, bronkiolus, kenjar endoserviks dan duktus ekskretorius kelenjar
dalam tubuh

 bila tempat tersebut terjadi radang atau iritasi kronis

 Misal : metaplasia cervix uteri

 Epitel silindris pada kelenjar endoserviks yang normal diganti dengan epitel skuamus berlapis

 Dikarenakan adanya peradangan (injury) kronis (Cervicitis Chronica)


 Terlalu banyak anak

 Terlalu banyak berhubungan seksual


2. Transformasi epitel skuamus => epitel silindris intestinal

 Misalnya : metaplasia oesophagus

 Epitel skuamus normal pada oesophagus diganti epitel usus (selapis silindris / intestinal)
=> refluks getah lambung kronis ( Esophagus Barrett )

3. Transformasi otot serat lintang => Tulang

 Misalnya : metaplasia otot lurik

 Otot serat lintang diganti jaringan fibrosa yang mengandung trabekula tulang ( Miositis
Ossifikans )

 jejas traumatik otot yang menimbulkan lesi


Displasia

 DISPLASIA Bukan merupakan suatu proses adaptasi


tetapi erat hubungannya dengan metaplasia Metaplasia
atipik
 Displasia : Hilangnya keseragaman sel secara individu dan
juga hilangnya orientasi susunan sel – sel tersebut
 Perubahan sifat sel sehingga bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan susunannya

 Mempunyai inti sel berwarna gelap, ukurannya lebih besar dan abnormal

 Mitosis lebih banyak dijumpai pada tempat abnoral diantara sel – sel epitel

 Displasia = pertumbuhan yang kacau

 Berhubungan erat dengan iritasi / radang kronik yang berkepanjangan Proses yang
reversibel

 Permulaan dari timbulnya keganasan ( pendahulu kanker )


 Displasia dapat dijumpai pada :

 Serviks

 Saluran pernafasan

Þbronkitis kronik dan bronkiektasis

 Rongga mulut
 Kantung empedu
DEFINISI JEJAS SEL

 Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau
sebaliknya, sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal.
PENYEBAB JEJAS SEL
3.Jejas kimiawi
1. Hipoksia
 a. Glukosa dan garam-garam dalam larutan hipertonis yang dapat me
a. Daya angkut oksigen berkurang: anemia, keracunan
gangguan homeostasis cairan dan elektrolit
CO  b. Oksigen dalam konsentrasi tinggi
b. Gangguan pada sistem respirasi  c. Zat kimia, alkohol, dan narkotika
c. Gangguan pada arteri: aterosklerosis 4. Agen biologik: virus, bakteri, fungi, dan parasit

2. Jejas fisik 5. Reaksi imunologik

a. Trauma mekanis: ruptura sel, dislokasi intraseluler  a. Anafilaktik

b. Perubahan temperatur: vasodilatasi, reaksi inflamasi  b. Autoimun

c. Perubahan tekanan atmosfer 6. Faktor genetik: sindroma Down, anemia sel sabit

d. Radiasi 7. Gangguan nutrisi: defisiensi protein, avitaminosis


Jenis-jenis jejas
1. Jejas Reversible 

Contoh: degenerasi hidropik.

Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraselular, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan

kandungan air pada mitokondria dan retikulum endoplasma. Pada mola hidatidosa telihat banyak sekaligross (gerombolan) mole yang berisi

cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotik.

2. Jejas Irreversible

Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan nekrosis. Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram. Sedangkan

nekrosis merupakan kematian sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar dari kendali. Sel yang mati pada nekrosis akan membesar dan kemudian

hancur dan lisis pada suatu daerah yang merupakan respons terhadap inflamasi (Lumongga, 2008). Jadi, perbedaan apoptosis dan nekrosis terletak

pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut.


KEMATIAN SEL

Terdapat 2 jenis kematian sel :

1. Apoptosis

2. Nekrosis
APOPTOSIS

 apoptosis : kematian sel periodik yang telah dipersiapkan

penggantinya, atau terprogram

 Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang

sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh


NEKROSIS
 Nekrosis merupakan kematian sel jaringan akibat jejas saat individu masih hidup, juga merupakan
kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut atau trauma. 

 Nekrosis merupakan jejas sel irreversible akibat proses enzimatik dari kematian elemen-elemen sel,
denaturasi protein, dan autolisis.

 Nekrosis disebabkan oleh faktor-faktor eksternal sel atau jaringan, seperti infeksi, racun, atau
trauma yang mengakibatkan pencernaan tidak teratur komponen-komponen sel.
NEKROSIS
1. Nekrosis koagulatif

terjadi koagulasi (penggumpalan) unsur protein intrasel yang umumnya terjadi pada daerah infark dengan
disertai ekstravasi eritrosit.

2. Nekrosis liquefactive :

terjadi pada otak yang disebabkan enzim proteolitik sel leukosit sehingga nekrosis neuron yang kaya litik
ini mudah mencairkan substansi sekitarnya.

 Nekrosis koagulativa terjadi pada organ jantung tetapi bentuk dan warnanya berubah sedangkan nekrosis
liquefactive mengakibatkan sel pada organ jantung menjadi memiliki cairan, sel gosong dan kemudian
menghilang.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai