Anda di halaman 1dari 53

13

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli,

namun pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Wiknjosastro (2009),

mendefinisikan kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara

perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu dihitung dari

haid pertama haid terakhir (HPHT). Menurut BKKBN (Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) kehamilan adalah

proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur

yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu

membentuk sel yang akan tumbuh.

Manuaba, dkk (2012) memberikan definisi kehamilan secara

berbeda. Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan

yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur)

dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot

kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta

dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm)

(Manuaba, dkk., 2012). Berdasarkan beberapa definisi kehamilan tersebut

dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan

sperma yang telah matang sehingga terjadilah nidasi dan tumbuh

berkembang sampai aterm.


14

2. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda

kehamilan dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai berikut:

a. Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)

1) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam

masa wanita tersebut masih mampu hamil.

2) Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi

hari dan diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.

3) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang

disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus

dan duktus berproliferasi karena pengaruh progesterone dan

estrogen.

4) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya

disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

5) kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan sering kencing

malam disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan

tarikan oleh uterus ke kranial.

6) Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau

dapat juga karena perubahan pola makan.

7) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan

sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan

menurun dan muntah-muntah.

8) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3


15

minggu biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.

9) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada

dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.

10) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara

mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu,

11) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena

pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi

organ rongga perut.

12) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien

mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

13) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam

cairan.

b. Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2009) menyebutkan tanda

pasti kehamilan adalah sebagai berikut:

1) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop

laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).

2) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian

janin.

3) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang

janin.

4) Ultrasonografi (USG).

5) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan

untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.


16

Manuaba (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda kehamilan

dibagi menjadi tiga, yaitu tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan

hamil, dan tanda pasti kehamilan. Terjadinya pembesaran rahim dan

perut, terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar,

chadwick, dan reaksi kehamilan positif merupakan tanda

kemungkinan hamil.

3. Klasifikasi Masa Kehamilan

Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam

3 trimester, yaitu:

a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12

minggu).

b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).

c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

B. Konsep Dasar Kehamilan Trimester III

1. Pengertian Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari

minggu ke – 28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ

tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40 pertumbuhan

dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010).

Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-

40 mingu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua , seperti terpusatnya perhatian pada

kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian,

2011).
17

2. Perubahan Fisiologis Trimester III

Menurut Vivian (2011) Perubahan fisiologi pada masa

kehamilan Trimester III adalah :

a. Minggu ke-28/bulan ke-7

Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus.

Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan

pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa panas perut

mungkin terasa.

b.Minggu ke-32/ bulan ke-8

Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan

nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu,

mungkin juga terjadi dispnea.

c. Minggu ke-38/ bulan ke-9

Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (lightening).

Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan

beratnya 0,5- 0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK meningkat.

Braxton Hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim

disiapkan untuk persalinan.

3. Perubahan Psikologis Trimester III

Menurut Sulistyawati (2013) Perubahan psikologis pada masa

kehamilan Trimester III , yaitu:

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
18

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

f. Merasa kehilangan perhatian

g. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

4. Ketidaknyamanan Trimester III

Menurut Romauli (2011) Ketidaknyamanan ibu hamil pada

Trimester III, adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan Frekuensi berkemih

Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering

dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning

yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan

menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.

Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan

uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih

tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan mengakibatkan

frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010).

Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan

fisiologis dimana terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih

dan pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada


19

kandung kemih. Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan

keluar dari panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang

sampai 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti

panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih

dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung

kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih

dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih

sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama pembesaran uterus

menekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih

meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering

buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria.

Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya tersebut yaitu

dengan minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga

kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara

membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan

kebelakang setiap kali selesai berkemih dan harus menggunakan

tissue atau handuk yang bersih serta selalu mengganti celana dalam

apabila terasa basah (Manuaba, 2010)..

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil

trimester III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang

penyebab sering kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada

dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di

malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh
20

sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan

diuresis dan tidak perlu menggunakan obat farmakologis (Hani,

2011) .

b. Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap

badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah

kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan

lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus

(Tarwaka, 2004)..

c. Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan

meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan

karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena

pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma

mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.

d. Edema Dependen

Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan

tekanan vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus

membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena

cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki yang

menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan

dengan edema karena preeklamsi.

e. Nyeri ulu hati


21

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir

trimester II dan bertahan hingga trimester III.

Penyebab :

1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh

yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat

relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan

peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat

perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang

membesar.

f. Kram tungkai

Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau

ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang

membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga

mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen

doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.

g. Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi.

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus

bagian bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat

karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar

progesterone (Romauli, 2011).

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi


22

progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun, termasuk

pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan menjadi

lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat menyebabkan

absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses menjadi keras

(Pantiawati, 2010).

h. Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil

postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga

menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang

akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.

i. Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus

yang membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran

dan kecemasan.

5. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan,

kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus

terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan

sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk

ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat

hamil hingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan


23

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandung. Konsul dokter bila ada kelainan atau gangguan

pernapasan seperti asma dan lain-lain.

2) Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu

seimbang).

a) Kalori

Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak.

Bahan makanan yang banyak banyak mengandung hidrat

arang adalah golongan padi-padian (misalnya beras dan

jagung), golongan umbi- umbian (misalnya ubi dan

singkong), dan sagu.

b) Protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan

bagian tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu

hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari

normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah

susu. Sumber lain meliputi sumber protein hewani

(misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang) dan

sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti

kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).

c) Mineral
24

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan

sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.

Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan

sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan

suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, forofumarat atau

feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar atau

pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100

mg/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan

minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9

gram kalsium.

d) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan

sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra

vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah

kecacatan pada bayi.

3) Kebutuhan Personal Higiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi

dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil

cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah

dada, daerah genetalia). Kebersihan gigi dan mulut, perlu

mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi

berlubang, terutama pada ibu kekurangan kalsium.

4) Kebutuhan Eliminasi
25

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air

putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.

Meminum air putih hangat ketika dalam keadaan kosong dapat

merangsang gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami

dorongan, maka segeralah untuk buang air besar agar tidak

terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan

utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama trimester I dan

III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

5) Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus

diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa

ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama

14 hri menjelang kelahiran. Koitus tidak diperkenankan bila

terdapat perdararahan pervaginan,riwayat abortus berulang,

abortus/ partus prematurus imminens, ketuban pecah

sebelumnya waktunya.

6) Kebutuhan Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas

fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat

dianjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan dan

secara berirama dengan menghindari gerakan menyentak,


26

sehinggga mengurangi ketegangan padatubuh dan menghindari

kelelahan.

7) Istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan

istirahat yang teratur karena dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembanagan dan

pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selma kurang lebih

8 jam dan istirahat dalam keadaan rilaks pada siang hari

selama 1 jam.

8) Persiapan persalinan

a) Membuat rencana persalinan

b) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi

kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama

tidak ada.

c) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi

kegawatdaruratan

d) Membuat rencana atau pola menabung

e) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk

persalinan

9) Memantau kesejahteraan janin

Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama

12 jam, dan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10

kali gerakan janin yang dirasakan oleh ibu hamil.


27

b. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

1. Support Keluarga

Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari

konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk

kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu

dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai kepala rumah

tangga. Disini motivasi suami dan keluarga untuk membantu

meringankan ketidaknyamanan dan terhindar dari stress

psikologi.

2. Support dari Tenaga Kesehatan

Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis adalah

dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien,

meyakinkan klien dapat menghadapi kehamilannua dan

perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal yaitu

a) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai,

kebutuhan kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan

pasangannya terhadap sang anak

b) Persiapan menjadi orang tua

Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan

kelas pendidikan kelahiran/ kelas antenatal.

c) Sibling

Dilakukan kepada ibu yang sudah memiliki anak untuk

menghindari penolakan dari anak sebelumnya. Biasanya


28

terjadi pada anak usia 2-3 tahun. Pencegah terjadinya

sibling ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, di

antaranya sebagai berikut:

1) Jelaskan pada anak tentang posisinya (meskipun ada

adiknya, ia tetap disayangi oleh ayah ibu)

2) Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran

adiknya

3) Ajak anak untuk berkomunikasi denagn bayi sejak

masih dalam kandungannya

4) Ajak anak untuk melihat benda-benda yang

berhubungan dengan kelahiran bayi.

6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Menurut Romauli (2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada

ibu hamil trimester III, yaitu:

1. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi

dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau

perdarahan antepartum.

2. Solusio Plasenta

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal

pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada

trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam

kehamilan. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio

plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta


29

parsialis atau bisa juga hanya sebagian kecil pinggir plasenta yang

lepas disebut rupture sinus marginalis.

3. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada

segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya

pembukaanjalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada

bagian atas uterus.

4. Keluar cairan pervaginam

Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan

kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran

berupa mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules,

kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran

berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini

(KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan

yang keluar tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan

dengan menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan,

kemudian pemeriksaan reaksi Ph basa.

5. Gerakan janin tidak terasa

Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia

kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada

terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin

dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat

terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.

6. Nyeri perut yang hebat


30

Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri,

solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri

disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam,

kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.

7. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22

minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada

kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun

kehamilan aterm.

C. Konsep Kecemasan

1. Defenisi

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak

nyaman atau takut, namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut

terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang dapat

diidentifikasi. (Videbeck, 2012).

Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman

subjektif yang dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang

tidak pasti dan tidak berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012).

Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai

dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami

dan dalam tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009).

2. Etiologi Kecemasan
31

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis

munculnya kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori

psikologis terdiri atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori

perilaku dan teori eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem

saraf otonom, neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan teori genetik.

(Sadock, 2015).

a. Teori Psikoanalitik

Kecemasan di definisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada

ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik

psikik antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau

agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas

eksternal. Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi

mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang

tidak dapat diterima agar tidak muncul ke kesadaran. (Sadock, 2015)

Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan secara

berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan.

(Videbeck, 2012).

b. Teori Pelaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari

terhadap stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak

yang dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas ketika

melihat ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak tersebut

kemungkinan tidak mempercayai semua laki-laki. Sebagai

kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki respon internal


32

kecemasan dengan meniru respon kecemasan orangtua mereka.

(Sadock, 2015) Kecemasan dapat dipelajari oleh individu melalui

pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru. (Videbeck,

2012).

c. Teori esternsal

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa

adanya stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab

perasaan cemas kronisnya. Konsep utama teori eksistensial adalah

individu merasa hidup tanpa tujuan. Kecemasan adalah respon

terhadap perasaan tersebut dan maknanya. (Sadock, 2015).

d. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala

tertentu seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh:

sakit kepala), gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh:

takipneu). Sistem saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan

cemas, terutama dengan gangguan cemas sangat berat menunjukkan

peningkatan tonus simpatik, adaptasi lambat terhadap stimulus

berulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang.

(Sadock, 2015).

e. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi

obat, terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan

kecemasan, yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan

norepinefrin. (Sadock, 2015).


33

Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter yang

berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan mengurangi

eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron.

(Videbeck, 2012) Peran GABA pada gangguan cemas didukung oleh

efektifitas benzodiazepin yang meningkatkan aktivitas GABA di

reseptor GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan

cemas. Beberapa peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan

gangguan cemas memiliki fungsi abnormal reseptor GABA, walaupun

hubungan ini belum terlihat langsung. (Sadock, 2015)

Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama seperti GABA

dan membantu reseptor pascasinaps untuk lebih reseptif terhadap

efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi bangkitan sel dan

mengurangi kecemasan. (Videbeck, 2012).

Serotonin (5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe

5-HT1A berperan pada terjadinya gangguan cemas, juga

mempengaruhi agresi dan mood. (Videbeck, 2012) Peningkatan

pergantian atau siklus serotonin di korteks prefrontal, nukleus

akumben, amigdala, dan hipothalamus lateral menyebabkan tipe stres

akut yang berbeda. (Sadock, 2015).

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada

gangguan panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres

pascatrauma. (Videbeck, 2012) Teori mengenai peran norepinefrin

pada gangguan kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan


34

dapat memiliki sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan

ledakan aktifitas yang sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik

utamanya dibawa ke locus cereleus (nukleus) di pons dan

memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan tulang

belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015).

f. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu

dilakukan pada gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa

kemungkinan petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi

struktural, seperti CT dan MRI, yang dilakukan menunjukkan

peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal tersebut pada suatu

studi dihubungkan dengan lama penggunaan benzodiazepin

pada pasien. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien dengan

gangguan cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan hal

ini dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami

pasien. (Sadock, 2015).

g. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa

komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas.

Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya

gangguan cemas. Hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan

panik setidaknya memiliki satu kerabat yang juga mengalami

gangguan tersebut. Gambaran untuk gangguan cemas lainnya,

walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan adanya frekuensi


35

penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat pertama pasien yang

mengalaminya daripada kerabat orang yang tidak mengalami

gangguan cemas. (Sadock, 2015).

3. Tingkat Kecemasan

Terdapat empat tingkat kecemasan, yaitu:

1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu

yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensoris

meningkat dan dapat membantu memusatkan perhatian untuk belajar

menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan dan

melindungi diri sendiri.

2. Ansietas sedang, merupakan perasaan yang menganggu bahwa ada

sesuatu yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi

atau gugup. Hal ini memungkinkan individu untuk memusatkan

perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain.

Kecemasan tingkat ini mempersempit lahan persepsi.

3. Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu

yang berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus

pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang

lainnya.
36

4. Ansietas sangat berat, merupakan tingkat tertinggi ansietas dimana

semua pemikiran rasional berhenti yang mengakibatkan respon fight,

flight, atau freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di

tempat dan berjuang atau tidak dapat melakukan apapun. Ansietas

sangat berat berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.

(Videbeck, 2012; Stuart, 2007).

4. Faktor yang mempengaruhi kecemasan

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan

pada ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

dibagi menjadi dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan

perasaan menjelang persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga

dibagi menjadi dua jenis, yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan

dukungan suami. (Shodiqoh, 2014).

Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya

atau tidak percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang

didengar dari orang lain atau yang berkembang di daerah asal atau

tempat tinggalnya. Sedangkan, perasaan menjelang persalinan berkaitan

dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami oleh ibu menjelang

persalinan. (Shodiqoh, 2014).

Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang

penting bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat

mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan. Menurut Natoatmodjo (2005), kelengkapan informasi yang

diperoleh mengenai keadaan lebih laanjut mengenai kehamilannya,


37

termasuk adanya penyakit penyerta dalam kehamilan, membuat ibu hamil

lebih siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan

dan ibu tidak terbebani dengan perasaan takut dan cemas. Selain

informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami juga merupakan faktor

eksternal yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami dapat mengurangi

kecemasan sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa tenang dan

memiliki mental yang kuat dalam menghadapi persalinan. (Shodiqoh,

2014).

Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor

biologis dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil. Faktor biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan

serta kelancaran dalam melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis

seperti kesiapan mental ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran

dimana terdapat perasaan cemas, tegang, bahagia, dan berbagai macam

perasaan lain, serta masalah-masalah seperti keguguran, penampilan dan

kemampuan melahirkan. (Maimunah, 2009).

Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan

kesiapan keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran

sebelumnya. (Maimumah, 2009).

5. Gejala Kecemasan

Gejala kecemasan dapat berupa:


38

a. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang

menunjukkan perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,

dan mudah tersinggung.

b. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat

dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.

c. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut

ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu

lintas, dan takut pada kerumunan orang banyak.

d. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari,

tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi

buruk, dan mimpi yang menakutkan.

e. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.

f. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah

sepanjang hari.

g. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan

otot, gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.

h. Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung),

penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan

ditusuk-tusuk.

i. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut

nadi mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak

jantung seperti menghilang/berhenti sekejap.


39

j. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan

tercekik, sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.

k. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di

perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek,

kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar (konstipasi).

l. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air

seni, amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid),

ejakulasi praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

m. Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,

pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.

n. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari

gemetar, kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas

pendek dan cepat, dan muka merah. (Sadock, 2015).

Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran,

persepsi, dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan

kebingungan dan distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang

dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu proses pembelajaran

dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya ingat, dan

menggangu kemampuan menghubungkan satu hal.

6. Pengukuran Tingkat Kecemasan

Pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan berbagai

skala penelitian, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale For Anxiety

(HARS). HARS digunakan untuk melihat tingkat keparahan terhadap


40

gangguan kecemasan, terdiri dari 14 item penelitian sesuai dengan gejala

kecemasan yang ada. (Sadock, 2015).

Masing-masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka

antara 0-4, yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama

sekali, 1= gejala ringan (apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada), 2=

gejala sedang (jika terdapat separuh dari gejala yang ada), 3= gejala berat

(jika terdapat lebih dari separuh dari gejala yang ada), dan 4= gejala berat

sekali (jika terdapat semua gejala yang ada). (Shodiqoh, 2014).

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan

dinilai derajat kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada kecemasan; 14-20:

kecemasan ringan; 21-27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan

42-56: kecemasan berat sekali. (Shodiqoh, 2014).

D. Konsep Senam Yoga

1. Definisi Senam Yoga

Senam yoga adalah upaya praktis dalam menyelaraskan tubuh,

pikiran, dan jiwa. Konsep ini bisa dilihat dengan kata dalam bahasa

sanskerta yang menjadi induknya, ’yug’ yang berarti yang

menggabungkan atau ‘mengharmonikan. Dengan kata lain, pengertian

secara garis besar kata yoga adalah usaha mengharmonisasikan elemen

ekspritual dan fisikal seseorang manusia untuk mencapai kondisi ideal.

Fase penyatuan ini akan memudahkan terjadinya harmoni dengan

lingkungan sekitar (sesama makhluk serta alam) dan Sang Maha

Pencipta. Dalam senam yoga tubuh manusia terhubung erat dengan pola
41

gerak, nafas, dan pikiran yang memungkinkan terjadinya keseimbangan,

relaksasi, serta harmoni dalam hidup (Lebang. 2015).

2. Tingkatan Dalam Senam Yoga

a. Yama (Disiplin Sosial Kemasyarakatan)

Memiliki 5 primsip universal : Kejujuran, anti kekerasan, tidak

mencuri, tidak mengumbar nafsu birahi, dan penguasa hasrat.

1) Niyama (Disiplin Individu)

Juga memiliki 5 persyaratan : Bersih diri, rasa syukur, tidak

berlebihan, mawas diri dan menyembah pada Sang Maha

Pencipta.

2) Asana (Postur Tubuh)

Menurut Patanjali : “Postur yang baik membawa stabilitas dalam

tubuh dan keagungan pikiran”. Dengan asana manusia dapat

mencapai keseimbangan antara tubuh dan pikiran.

3) Pranayama (Pengaturan nafas)

Memiliki tubuh yang terlatih baik sehingga olah pernafasan dapat

maksimal sehingga mampu melepas jiwa dari tekanan,

mengendorkan sistem syaraf, dan menenangkan pikiran.

4) Pratyahara (Pengaturan Indera)

Kemampuan melakukan kontrol terhadap pikiran dan segenap

panca inderanya sehingga mampu berkoordinasi dengan baik, lalu

mampu membuang semua elemen negatif.

5) Dharana (Konsentrasi)
42

Tercapainya kemampuan menguasai konsentrasi dan

mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan selama mungkin

6) Dhyana (Meditasi)

Saat pikiran telah mampu fokus pada satu titik tanpa terganggu

dalam jangka waktu panjang, sementara tubuh dan nafas telah

bergabung dan menjelma menjadi satu kesatuan.

7) Samadhi

Inilah titik kulminasi dari pencapaian yoga. Sebuah pencapaian

spiritual dan rasa damai yang hakiki (Lebang, 2015).

3. Manfaat Senam Yoga Secara Umum

a. Menambah Kelenturan Tubuh

Senam yoga akan menambah kelenturan tubuh secara aman, karena

latihannya ringan sehingga membuat tubuh terhindar dari kekauan,

tekanan, nyeri, dan kelelahan.

b. Membangun Kekuatan

Beberapa posisi yoga, seperti Adho Mukha Svanasana dan Urdhva

Mukha Svanasana akan membangun kekuatan dari bagian atas tubuh

anda.

c. Memperbaiki Postur Mekanisme Tubuh

Seiring dengan bertambahnya kelenturan dan kekuatan, maka postur

dan mekanisme tubuh pun jadi membaik.

d. Menambah Kepadatan Tulang


43

Dalam beberapa hari, posisi tulang dilatih adalah segitiga, bentuk

setengah bulan, dan sudut yang dipanjangkan.

e. Meningkatkan Kapasitas Paru-Paru

Karena latihan yoga juga mengikutsertakan latihan pernafasan yang

dalam, teratur, dan tepat, maka kapasitas paru-paru pun akan

meningkat dan pernafasan pun terasa segar.

f. Mengendalikan Emosi

Latihan senam yoga menekankan pengendalian pernafasan yang

mendalam dan panjang, yang akan membantu kita untuk rileks dan

memudahkan dalam pengendalian emosi

g. Antistres

Latihan relaksasi dan meditasi juga sangat berguna agar tubuh dan

pikiran terasa lebih sehat.

h. Jantung Sehat

Senam yoga dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol,

memperlambat detak jantung dan meningkatkan fungsi sistem

kekebalan tubuh, maka senam yoga juga bermanfaat untuk kesehatan

jantung.

i. Perbaikan Sistem Tubuh

Berbagai posisi senam yoga terbalik akan membawa perbaikan

sirkulasi darah dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh.

j. Alat Terapi
44

Latihan senam yoga yang teratur dapat dijadikan sebagai alat terapi,

termasuk antidepresi, dan menghilangkan berbagai penyakit kronis,

seperti atritis, osteoporosis, obesitas, asma, sakit punggung, dan

insomnia.

k. Anti Penuaan

Berbagai gerakan antigravitasi di dalam yoga dapat mengurangi

pengriputan organ atau otot yang ditimbulkan oleh proses penuaan

dan pengaruh proses gravitasi terus-menerus.

l. Peningkatan Kehidupan Seksual

Senam yoga dapat meningkatkan kehidupan seksual karena gerakan-

gerakan fisik dari yoga merangsang, melenturkan, dan menguatkan

tubuh, juga meningkatkan sirkulasi darah.

m. Meningkatkan Daya Konsentrasi

Senam yoga dapat meningkatkan daya konsentrasi dan kemampuan

fokus serta meningkatkan perasaan bahagia dan puas terhadap diri

sendiri, ini semua karena menambah kapasitas oksigen ke otak

ketika bernafas dalam latihan senam yoga.

n. Peka Tehadap Diri Sendiri

Senam yoga juga membangun kesadaran akan diri sendiri karena

akan memperhatikan dan merasakan kemana tubuh bergerak selama

latihan senam yoga.

o. Penerimaan Terhadap Diri – Sendiri


45

Senam yoga dapat menambah rasa penerimaan seseorang terhadap

dirinya sendiri yang akan menambah rasa percaya diri, menambah

tingkat kekuatan, meningkatkan kesadaran diri secara spiritual,

memperbaiki hubungan kita terhadap pasangan, rekan kerja, teman-

teman, dan sebagainya (Lebang, 2015).

4. Definisi Senam Yoga pada Kehamilan

Prenatal yoga (senam yoga pada kehamilan) adalah salah satu jenis

modifikasi dari hatha yoga disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Tujuan

prenatal senam yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik,

mental, dan spiritual untuk proses persalinan. Dengan persiapan matang,

sang ibu akan lebih percaya diri dan memperoleh keyakinan menjalani

persalinan dengan lancar dan nyaman.

5. Prinsip Prenatal Yoga

a. Nafas dengan penuh kesadaran

Nafas yang dalam dan teratur bersifat menyembuhkan dan

menenangkan.

b. Gerakan yang lembut dan perlahan

Gerakan yang lembut dan mengalir akan membuat tubuh ibu lebih

luas sekaligus kuat. Gerakan prenatal senam yoga fokus pada otot-

otot dasar panggul, otot panggul, pinggul, paha, dan punggung.

c. Relaksasi dan meditasi

Dengan relaksasi dan meditasi, seluruh tubuh dan pikiran ibu dalam

kondisi yang rileks, tenang, dan damai.


46

d. Ibu dan bayi

Prenatal senam yoga meluangkan waktu spesial dan meningkatkan

bounding antara ibu dan calon bayi. Jika ibu bahagia dan rileks,

bayi pun akan merasakan hal yang sama.

6. Manfaat Prenatal Senam Yoga

a. Fisik

1) Meningkatkan energi, vitalitas, dan daya tahan tubuh.

2) Melepaskan stres dan cemas.

3) Meningkatkan kualitas tidur.

4) Menghilangkan ketegangan otot.

5) Menghilangin keluhan fisik secara umum semasa kehamilan,

seperti nyeri punggung, nyeri panggul, hingga pembekakan

bagian tubuh.

b. Mental dan emosi.

1) Menstabilkan emosi ibu hamil yang cenderung flugtuatif.

2) Menguatkan tekat dan keberanian.

3) Meningkatkan rasa percaya diri dan focus

4) Membangun afirmasi positif dan kekuatan pikiran pada saat

melahirkan.

c. Spiritual

1) Menenangkan dan mengheningkan pikiran melalui relaksasi dan

meditasi.

2) Memberikan waktu yang tenang untuk menciptakan ikatan batin

antara ibu dengan bayi.


47

7. Persiapan Prenatal Yoga

a. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.

b. Berlatih tanpa alas kaki diatas senam yoga.

c. Jaga agar perut tidak terlalu kenyang dan tidak terlalu lapar.

d. Berlatih di pagi hari atau sore hari ketika perut kosong. Lakukan

yoga 1-2 jam setelah makan.

e. Gunakan bantal, guling, atau kursi sebagai alat bantu melakukan

postur senam yoga.

f. Minum air yang banyak sesudah berlatih.

8. Kesadaran Nafas Senam Yoga

Nafas ibu merupakan sumber kehidupan, energi, kenyamanan, dan

perlindungan bagi anak. Apabila ibu merasa emosi bergejolak, pikiran

kacau, dan nafas tidak terkendali, bayi dapat merasakan ketegangan itu

sehingga bayi merasakan nafas pendek, dan cepat atau merasakan nafas

ibu secara perlahan, lembut, dan teratur. Melalui pernafasan, ikatan batin

ibu dengan anak sudah tercipta sejak dalam kandungan. Tujuan

pernafasan secara perlahan :

a. Meningkatkan jumlah oksigen untuk bayi.

b. Meningkatkan fungsi setiap sel dalam tubuh.

c. Irama nafas ibu selama kehamilan menciptakan kedekatan dan

keintiman terdalam dengan bayi.

d. Mmebantu ibu untuk melewati masa kontraksi dengan fokus dan

penuh kesadaran.
48

e. Membersihkan sel-sel tubuh melancarkan aliran darah.

Dalam senam yoga ibu hamil ada 5 jenis pernafasan yang dapat

dilakukan yaitu nafas alami, perut, nafas penuh, nafas kontraksi, dan

nafas melahirkan.

1) Nafas alami

Menyadari nafas alami adalah langkah pertama melatih kesadaran

dan fokus pikiran. Praktik ini membuat ibu bisa menghayati dan

mendengar irama nafas. Instruksi :

a) Duduk bersila dengan nyaman dan pejamkan mata.

b) Perlahan, mulai amati dan rasakan nafas dari dalam tubuh.

c) Perhatikan lubang hidung dan rasakan udara mengalir

masuk keluar melalui lubang hidung.

d) Perhatikan tenggorokan dan rasakan udara mengalir di

dalam tenggorokan.

e) Perhatikan daerah dada dan rasakan udara dalam paru-

paru. Rasakan dada mengembang dan mengempis.

f) Perhatikan perut dan bawah perut. Rasakan perut

mengembang dan perut mengempis.

g) Amati dan hayati seluruh proses nafas alami mulai dari

lubang hidung sampai ke perut. Biarkan nafas mengalir apa

adanya.

h) Ketika selesai, perlahan buka mata.


49

Gambar 2.1 Nafas alami

2) Nafas perut

Nafas perut adalah nafas alami yang paling efektif memberi

manfaat bagi tubuh. Nmaun kebiasaan bernafas yang tidak tepat,

ditambah dengan stres dan ketegangan lain, kita cendenrung lupa

untuk bernafas alami menggunakan perut. Instruksi :

a) Duduk bersila dengan nyaman dan pejamkan mata.

b) Perlahan, mulai amati dan rasakan nafas dari dalam tubuh.

c) Letakkan ke dua tangan didepan perut dan rasakan kehadiran

bayi didalam rahim.

d) Saat menghirup nafas, rasakan perut mengembang,

mendorong tangan ke arah luar. Hanya perut yang

mengembang, dada dan pundak tetap rileks dan diam.

e) Saat menghembuskan nafas, rasakan perut kembali

mengempis dan rileks.

f) Ulangi nafas perut ini beberapa kali.


50

Gambar 2.2 Nafas perut

3) Nafas Penuh

Nafas penuh mengoptimalkan kapasitas paru-paru untuk bernafas,

meningkatkan jumlah oksigen yang diserap oleh tubuh, memberi

asupan oksigen maksimal ke bayi dan meredakan ketegangan

tubuh secara menyeluruh. Instruksi :

a) Duduk bersila dengan nyaman dan pejamkan mata.

b) Perlahan, mulai amati dan rasakan nafas dari dalam tubuh.

c) Rentangkan ke dua tangan ke atas. Tark nafas, rasakan perut

mengembang kemudian dada mengembang dan terakhir

kedua bahu sedikit terangkat.

d) Buang nafas, rasakan bahu rileks, dada mengempis, dan

terakhir perut perlahan mengempis.

e) Ulangi nafas penuh 5-8 X.

Gambar 2.3 Nafas Penuh


51

9. Pemanasan Penuh Kesadaran

Pemanasan yang dilakukan dengan kesadaran nafas akan membuat tubuh

relaksasi dan aktif sehingga tubuh akan siap melakukan gerakan senam

yoga.

a. Pemanasan leher Manfaat :

1) Meredakan ketegangan di daerah leher.

2) Melancarkan energi didaerah leher dan kepala.

Instruksi Gerakan 1 :

a) Duduk bersila dengan nyaman dan luruskan tulang punggung

b) Letakkan kedua tangan diatas lutut.

c) Tengok kepala ke arah kanan. Tahan posisi dan bernafas rileks

3-5 kali.

d) Tengok kepala kearah kiri. Tahan posisi dan bernafas rileks 3-5

kali.

Gambar 2.4 Pemanasan leher gerakan 1

Gerakan 2

a) Rebahkan kepala ke samping kanan. Tahan posisi dan

bernafas rileks 3-5 kali.


52

b) Rebahkan kepala ke samping kiri. Tahan posisi dan

bernafas rileks 3-5 kali.

Gambar 2.5 Pemanasan leher gerakan 2

Gerakan 3

a) Tundukkan kepala seluruhnya kebawah dan rasakan

peregangan leher bagian belakang.

b) Perlahan putar pergelangan leher dan kepala ke kiri,

belakang kanan, dan kembali ke depan. Lakukan sebanyak

3-4 kali.

c) Putar leher dan kepala ke arah sebaliknya. Lakukan

sebanyak 3- 4 kali.

d) Tundukan kepala seluruhnya ke bawah dan bernafas normal.

e) Angkat kepala kembali ke tengah dan rileks.


53

Gambar 2.6 Pemanasan leher gerakan 3

b. Peregangan dan pemuntiran samping tubuh Manfaat :

1) Meredakan ketegangan tubuh di daerah tulang belakang,

pinggang dan panggul.

2) Melancarkan energi tubuh dan merperdalam kapasitas nafas.

Instruksi Gerakan 1 :

a) Duduk bersila dengan nyaman.

b) Buang nafas, regangkan tubuh ke smaping, dan pandang ke atas.

Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal 3-5 kali.

Ulangi sisi lainnya.

Gambar 2.7 Peregangan dan pemuntiran

samping tubuh gerakan1

Gerakan 2 :

a. Kembali duduk bersila menghadap depan.

b. Buang nafas, perlahan memuntir tubuh ke samping

kanan.

c. Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal 3-5 kali.

Ulangi sisi lainnya.


54

Gambar 2.8 Peregangan dan pemuntiran samping tubuh

10. Gerakan Inti Senam Yoga Prenatal

a. Postur anak

Instruksi

1) Duduk di atas tumit dan regangkan lutut melebar kesamping.

2) Bungkukkan badan ke depan, tekuk kedua lengan, dan rebahkan

kepala ke lengan atau alas.

3) Pejamkan mata dan perdalam nafas.

4) Bernafas perlahan dan teratur sebanyak 5-8 kali.

Gambar 2.9 Postur anak

b. Postur peregangan kucing Instruksi


55

1) Letakkan kedua telapak tangan dan lutut di alas. Posisi lutut

sejajar panggul dan telapak tangan sejajar nahu. Regangkan jari-

jari tangan.

2) Tarik nafas, lihat ke depan, serta naikkan tulang ekor dan

panggul ke atas. Kedua tangan tetap lurus.

3) Hembuskan nafas, tundukkan kepala, dan pandangan ke arah

perut. Posisi punggung melengkung ke arah dalam.

4) Ulangi latihan 5-8 kali secara perlahan dan lembut.

5) Setelah selesai, istirahat sejenak dengan posisi postur anak.

Bernafas dalam beberapa kali sebelum lanjut ke postur

berikutnya.

Gambar 2.10 Postur peregangan kucing

c. Postur peregangan kucing mengalir

Instruksi

1) Letakkan kedua telapak tangan dan lutut di alas. Posisi lutut

sejajar panggul dan telapak tangan.

2) Turunkan kedua siku ke alas, tarik nafas, dan dorong/julurkan

badan perlahan ke depan.

3) Buang nafas, lekukkan punggung dan panggul ke dalam, dan

tundukkan kepala. Arahkan pandangan ke perut.


56

4) Perlahan mundur ke belakang, pantat ke arah tumit dan kedua

siku kembali diletakkan di atas.

5) Ulangi gerakan 1,2, dan 3 sebanyak 5-8 kali.

Gambar 2.11 Postur peregangan kucing mengalir

d. Postur harimau

Instruksi

1) Letakkan telapak tangan di alas dan sejajar bahu, sedangkan

lutut sejajar panggul. Regangkan jari-jari tangan.

2) Tarik nafas, rentangkan kaki kiri ke belakang sejajar panggul.

Arahkan pandangan ke depan.

3) Hembuskan nafas dan tekuk lutut. Lekukkan tubuh ke arah

dalam.

4) Tarik nafas, kembali rentangkan kaki, dan buang nafas. Tekuk

lutut ke arah dalam.

5) Ulangi gerakan selama 5-8 kali.

6) Lakukan dengan sisi kanan. Ulangi gerakan 5-8 kali.


57

Gambar 2.12 Postur harimau

e. Postur berdiri

Instruksi

1) Regangkan kedua kaki sejajar panggul sehingga tubuh stabil dan

seimbang. Berat badan bertmpu secara seimbang pada seluruh

kaki.

2) Luruskan tulang punggung dengan posisi bahu relaks. Kedua

tangan lurus disamping tubuh dengan telapak tangan menghadap

ke dalam.

3) Bernafas perlahan, dalam, dan teratur. Rasakan sensasi pada

seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Gambar 2.13 Postur berdiri

f. Postur segitiga

Instruksi

1) Regangkan kedua tangan ke samping lebih lebar daripada bahu.


58

2) Arahkan kaki kanan 90 derajat ke arah kanan. Rentangkan

kedua lengan sejajar dengan bahu.

3) Hembuskan nafas, condongkan tubuh ke samping kanan. Jaga

agar lutut kanan tidak tertekuk dan bernafas normal perlahan.

4) Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal perlahan 5-8 kali.

5) Perlahan tegakkan tubuh kembali.

6) Lakukan dengan sisi lainnya.

Gambar 2.14 Postur segitiga

g. Postur berdiri merentang tubuh bagian samping Instruksi

1) Regangkan kedua kaki ke samping lebih lebar daripada bahu.

2) Arahkan telapak kaki kanan dan tekuk lutut.

3) Letakkan tangan kanan di atas paha.

4) Luruskan tangan kiri ke atas.

5) Arahkan pandangan ke atas atau ke depan.

6) Tahan lembut posisi ini den bernafas normal perlahan 5-8 kali.

7) Ulangi sisi lainnya.


59

Gambar 2.15 Postur berdiri merentang tubuh bagian samping

h. Postur pejuang I

Instruksi

1) Berdiri tegak lurus. Perlahan letakkan kaki kiri ke

belakang.

2) Tarik nafas dan rentangkan kedua tangan ke atas. Kedua

telapak tangan menghadap satu sama lain.

3) Buang nafas, tekuk lutut kanan sejajar tumit. Pandangan

melihat ke depan atau atas.

4) Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal 3-5 kali.

5) Tarik nafas, luruskan kaki kanan.

6) Buang nafas dan posisikan kedua tangan ke bawah di

samping tubuh.

7) Lakukan dengan sisi lainnya.


60

Gambar 2.16 Postur pejuang I

i. Postur pejuang II

Instruksi

1) Berdiri tegak lurus. Perlahan letakkan kaki kiri ke

belakang.

2) Rentangkan kedua tangan ke samping sejajar dengan

bahu. Kedua telapak tangan mengghadao ke bawah.

3) Buang nafas dan tekuk lutut kanan sejajar dengan

tumit. Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal 3-5

kali.

4) Tarik nafas dan luruskan kaki kanan kembali. Buang

nafas, kedua tangan kembali ke samping tubuh.

5) Lakukan dengan sisi lainnya.


61

Gambar 2.17 Postur pejuang II

j. Postur kupu-kupu

Instruksi

Duduk dengan menyatukan kedua telapak kaki. Ayunkan

kedua paha ke atas dan ke bawah. Lakukan 10-20 kali.

Gambar 2.18 Postur kupu-kupu


62

k. Postur jongkok

Instruksi

Berjongkok dengan nyaman. Kedua telapak kaki menempel

pada alas. Satukan kedua tangan dan kedua siku di dalam

lutut mendorong ke arah luar.

Gambar 2.19 Postur jongkok

l. Postur bersandar dinding

Instruksi

1) Letakkan kedua telapak tangan di dinding dan tarik

kedua kaki ke belakang.

2) Perlahan, tundukkan bahu dan punggung ke bawah

sejajar dengan kedua lengan. Telapak tangan menekan

dinding dan pandangan melihat ke bawah.

3) Tahan lembut posisi ini dan bernafas normal 3-5 kali.


63

Gambar 2.20 Postur bersandar dinding

m. Postur memutar panggul pada dinding Instruksi

Memutar panggul dengan perlahan ke arah depan, kanan,

belakang, dan kiri. Lakukan 3-5 kali putaran. Ulangi arah

sebaliknya.

Gambar 2.21 Postur memutar panggul pada dinding

E. Kerangka Konsep

Ibu Hamil
64

1. Trimester I

2. Trimester II

3. Trimester III Kecemasan SENAM YOGA

- Tidak asda
kecemasanC
emas
- Kecemasan
Ringan
- Kecemasan
Sedang
- Kecemasan
Berat

2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian adalah suatu jawaban sementara dari

pertanyaan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Hipotesis penelitian (Ha)

merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang


65

menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

(Setiadi, 2012). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah ada Pengaruh Senam Yoga terhadap penurunan Kecemasan

pada Ibu hamil Trismester III di Polindes Sukaraja Wilayah Kerja Puskesmas

Mujur.

Anda mungkin juga menyukai