Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan berlangsung sejak pembuahan sampai bayi lahir. Kehamilan
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dari hari pertama haid
terakhir Anda. Masa kehamilan dibagi menjadi 3, trimester pertama dimulai dari
konsepsi pada 3 bulan, trimester kedua dimulai dari bulan keempat pada 6 bulan,
trimester ketiga dimulai pada bulan ke-5, tujuh pada 9 bulan (Lina fitriani 2018).
Perubahan fisik dan psikologis yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan
pada masa kehamilan terutama di trimester III seperti :
dispnea,insomnia,gingivitis dan epuls,sering berkemih,adanya tekanan pada
perineum,nyeri punggung bawah atau low back pain,konstipasi,varises,mudah
Lelah,kontraksi Braxton hicks,kram kaki,odema pergelangan dan perubahan mood
serta peningkatan kecemasan ( Aisyah Sukma Kurnia Wardhani, 2017).

b. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Nugroho dalam Dina Aprila (2018) menyatakan tanda gejala

kehamilan terbagi menjadi 3 bagian yaitu :

1) Tanda Tidak Pasti (Presumtif)


a) Amenorrhea
Amenorhea menandakan kemungkinan kehamilan pada wanita dengan haid
(menstruasi) teratur. Pada umumnya wanita yang hamil tidak mengalami haid.
Amenorhea dapat disebabkan oleh penyakit lain.

b) Nause (enek) dan Emesis ( muntah)


Nausea dapat terjadi pada awal bulan hingga akhir triwulan pertama dan
disertai dengan emesis. Nausea sering terjadi di saat pagi hari, keadaan ini sangat
normal dan fisiologis pada masa kehamilan disebut morning sickness. Namun jika
mengakibatkan gangguan kesehatan dapat dapat disebut Hiperemesis
gravidarum.
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Mengidam proses dimana seorang wanita hamil pasti merasakan keinginan
yang sangat ibu inginkan, dan biasaya seorang suami atau pasangannya akan
memberikannya. Mengidam biasa terjadi pada bulan pertama masa kehamilan dan
dengan bertambahnya usia kehamilan biasanya akan hilang.
d) Payudara menjadi tegang dan membesar
Adanya pengaruh hormone progesterone dan estrogen pada masa kehamilan
yang akan merangsang duktus dan alveoli pada payudara (mamae), sehingga
glandula montglomery terlihat jelas, menyebabkan payudara menjadi tegang dan
membesar.

e) Anoreksia
Tidak nafsu makan pada kehamilan biasa terjadi pada awal bulan pertama
hingga beberapa bulan, namun dengan bertambahnya usia kehamilan maka nafsu
makan akan kembali seperti keadaan semula dan terjadi peningkatan pola makan
sampai usia kehamilan pada trimester III.
f) Poliuria
Sering buang air kecil terjadi pada awal bulan pertama kehamilan, karena
uterus mulai membesar. Pada triwulan kedua keadaan akan kembali seperti
semula, karena uterus yang membesar dan janin masuk ke rongga panggul. Pada
akhir triwulan gejala ini akan timbul kembali karena janin mulai masuk ke
rongga panggul dan akan menekan kandung kencing.
g) Obstipasi
Obstipasi merupakan bentuk konstipasi disebabkan terhalangnya pergerakan
feses di dalam usus (obstruksi usus), yang disebabkan terjadi penurunan tonus
otot adanya pengaruh hormone steroid.

h) Epulis Gravidarum
Epulis adanya reaksi jaringan granulomatik yang berkembang pada gusi
selama awal masa kehamilan. Hal ini disebabkan karena terjadi hipertrofi papilla
ginggivae yang biasa timbul padatriwulan pertama.

i) Varises
Adanya penekanan pembuluh darah vena biasanya terjadi pada kehamilan
multigravida yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama
kehamilan. Varises dapat menjadi tanda dan gejala pertama kehamilan muda.
2) Tanda Kemungkinan Kehamilan
Biasanya di observasi oleh pemeriksa (bersifat objektif), jika semakin banyak
tanda kehamilan yang didapatkan, maka semakin besar kemungkinan hamil.
Tanda kemungkinan hamil yaitu :
a) Uterus membesar
Uterus membesar biasanya seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Pada keadaan ini biasanya pemeriksaan dalam teraba bahwa adanya uterus yang
membesar dan semakin lama perubahan bentuk akan semakin bundar.
b) Tanda Hegar
Terdapat perubahan konsistensi rahim menjadi lunak, terutama pada daerah
ismus. Pada minggu pertama ismus uteri akan mengalami hipertrofi sehingga pada
triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak sehingga
saat diletakkan 2 jari dalam fornix posterior maka tangan satunya berada di diding
perut di atas simpisis maka ismus tidak teraba dan terasa seperti korpus uteri yang
terpisah dengan uterus.

c) Tanda Chadwik
Pengaruh hormone estrogen pada masa kehamilan dapat menyebabkan
terjadinya hipervaskularisasisehingga mengakibatkan vagina dan vulva terlihat
lebih kemerahan dan kebiruan (livide).

d) Tanda Piscaseck
Terjadi pembesaran uterus tidak rata namun di daerah telur bernidasi
(tertanam) dapat mengalami pertumbuhan lebih cepat, menyebabkan uterus
membesar ke salah satu sisi dan uterus terlihat lebih miring ke arah tersebut.
e) Tanda Braxton Hicks
Apabila terjadi rangsangan uterus pada masa kehamilan, menyebabkan
terjadinya kontraksi. Sehingga saat pemeriksaan palpasi ataupun pemeriksaan
dalam uterus akan teraba lunak kemudian menjadi keras saat kontraksi terjadi. Hal
ini merupakan tanda khas pada uterus saat masa kehamilan.
f) Goodell Sign
Biasa terjadi pada masa kehamilan dan pada kondisi tidak hamil konsistensi
serviks teraba keras seperti ujung hidung, sedangkan pada masa kehamilan akan
teraba lunak seperti bibir ataupun ujung bawah daun telinga, tentu saja itu menjadi
ciri khas terjadinya kehamilan.
g) Reaksi kehamilan positif
Test air seni pada pagi hari dilakukan untuk menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda, pada test ini dapat menentukan
diagnosa awal kehamilan sedini mungkin.
3) Tanda Pasti Kehamilan
Tanda objektif dari pemeriksaan menentukan atau menegakkan diagnosa
kehamilan, yaitu :
a) Terasa gerakan janin
Pergerakan janin pada primigravida dirasakan ibu pada usia kehamilan 18
minggu. Pada multigarvida dapat dirasakan pada usia kehamilan 26 minggu
karena pada multigravida lebih berpengalaman pada kehamilan sebelumnya. Pada
triwulan kedua janin akan lebih kecil jika dibandingkan dengan air ketuban,
sehingga saat dilakukan pemeriksaan akan teraba seperti melenting di dalam
rahim.
b) Teraba bagian tubuh janin
Saat pemeriksan dilakukan pemeriksaan palpasi oleh tenaga kesehatan
dengan menggunakan teknik leopod maka akan teraba bagian janin yang
dikandungnya, namun di dalam pemeriksaan leopod lebih baik jika dilakukan
pada triwulan kedua pada masa kehamilan.
c) Denyut jantung janin
Dapat diketahui oleh pemeriksa secara objektif dengan menggunakan
pemeriksaan :
1) Fetal Electrocardiograph pada usia kehamilan 12 minggu.
2) System Doopler pada usia kehamilan 12 minggu.
3) Stetoskop Laenec pada usia kehamilan 18 – 20 minggu .
d) Terlihat adanya kerangka janin pada pemeriksaan rontgen

Pemeriksaan pada kehamilam dapat dilakukan menggunakan rontgen untuk

mengetahui adanya kerangka janin, namun pemeriksaan rontgen sangat tidak


dianjurkan, jika tidak terlalu mendesak, karena adanya sinar rontgen juga dapat

menyebabkan terganggunya pertumbuhan janin.

e) Pemeriksaan menggunakan USG

Pemeriksaan USG berfungsi untuk melihat adanya gambaran janin, ukuran


kantong dan panjang janin, serta dapat mengetahui diameter bipateralis yang
digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan.
c. Usia Kehamilan
Kehamilan dapat dibagi menjadi tiga golongan sesuai dengan usia janin

yang dikandungnya (Prawirohardo dalam Dina Aprilia (2018)).

1) Kehamilan trimester I (pertama) yaitu usia kehamilan 0 sampai 12 minggu.

2) Kehamilan trimester II (kedua) yaitu usia kehamilan 13 sampai 27 minggu.

3) Kehamilan trimester III (ketiga) yaitu usia kehamilan 28 sampai 40 minggu.

d. Perubahan Fisiologis
Federasi Obstetri Ginekologi International dalam Dina Aprilia (2018) di
dalam buku kebidanan menjelaskan kehamilan adalah proses fertilisasi atau
penyatuan spermatozoa dengan ovum yang kemudian dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi sampai bayi lahir, pada kehamilan normal akan berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40).
Dan dalam proses kehamilan terjadi proses perubahan fisiologis, antara lain :

1) System Reproduksi
a) Uterus
Ukuran uterus akan membesar sesuai dengan usia kehamilan, karena
pengaruh dari hormone estrogen dan progesterone yang meningkat. Dimana
uterus akan membesar disebabkan karena otot polos uterus menjadi hipertrofi.
Berat uterus normal kurang lebih 30 gram dan pada akhir kehamilan menjadi
1000 gram dengan panjang kurang lebih 20 cm dan ketebalan dinding sekitar 2,5
cm. Ukuran uterus pada wanita yang tidak hamil berukuran seperti telur ayam,
jika pada usia kehamilan 8 minggu ukuran uterus akan membesar seperti ukuran
telur bebek, usia kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa, usia kehamilan 16
minggu berukuran seperti kepala bayi atau gengaman tangan orang dewasa, pada
usia kehamilan 20 minggu fundus uteri berada tepat di pinggir atas pusat, usia
kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak 3 jari di atas pusat atau sepertiga jarak
antara pusat ke prosessus xipodeus, dan pada usia kehamilan 32 minggu fundus
uteri terletak diantara setengah jarak pusat dan prosessus xipodeous dan pada usia
kehamilan 36 minggu fundus uteri terletak 1 jari di bawah prosessus xipodeous.
b) Serviks Uteri
Serviks uteri menjadi lunak karena terjadi vaskularisasi disebut Goodell.
Dimana kelenjar endoservikal akan membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mucus menyebabkan terjadinya pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
sehingga warnanya menjadi livid disebut tanda Chadwick.

c) Vulva dan Vagina


Hormone estrogen menyebabkan terjadinya perubahan vulva dan vagina, karena
hipervaskularisasi mengakibatkan vulva dan vagina berwarna merah dan kebiruan
disebut tanda Chadwick.

d) Ovarium
Corpus luteum graviditasi terdapat pada awal kehamilan sampai terbentuknya
plasenta pada usia kehamilan 16 minggu, dalam hal ini proses ovulasi berhenti.
Dan pada awal kehamilan sintesis hormone relaxin terjadi di corpus luteum
sehingga dapat mengeluarkan hormone estrogen dan progesterone.

2) Sirkulasi Darah ( Vaskularisasi)


Pada kehamilan sirkulasi darah dipengaruhi oleh sirkulasi ke dalam plasenta,
sehingga dengan bertambah usia kehamilan maka uterus akan membesar dan di
ikuti dengan pembesaran pembuluh darah, sehingga volume darah bertambah 25%
pada usia kehamilan 32 minggu dan cardiac output meningkat hingga 30%,
trombosit dan leukosit meningkat sampai 10.000/ml.
3) Sistem Respirasi
Usia kehamilan dapat mempengaruhi pernafasan,karena bertambahnya usia
kehamilan menyebabkan bernafas lebih dalam, dapat meningkatkan volume tidal
dan menambah kecepatan volume ventilasi sehingga kebutuhan oksigen
meningkat 20%, yang diakibatkan adanya sekresi hormone progesterone, terjadi
pernafasan berlebihan dan PO2 arteri lebih rendah. Hal tersebut menjadi salah
satu faktor pada ibu hamil mengalami sesak nafas.
4) Sistem Urinaria
Awal kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus mulai bertambah besar,
sehingga mengalami poliuria. Dan selama kehamilan organ ginjal mengalami
perubahan ukuran dengan bertambah panjang 1-1,5 cm dan volume meningkat
menjadi 60 ml dari keadaan normal hanya 10ml dan terjadi dilatasi ureter,
Sehingga dapat mempengaruhi fungsi kerja ginjal pada kehamilan disebabkan
adanya hormone maternal dan plasenta ACTH (Adeno Cortico Tropik Hormon),
ADH (Anti diuretika Hormon) HCS (Hormon Chorionic somatotropin) dan
Hormon tiroid yang dapat mempengaruhi system sekresi.
5) Sistem Entegumen
Perubahan warna kulit terjadi karena deposit pigmentasi ataupun
hiperpigmentasi disebabkan adanya Melanophore stimulating hormone (MSH)
yang mempengaruhi lobus hipofisis anterior dan kelenjar suprarenalis.
Hiperpigmentasi pada kehamilan biasa terjadi pada striae gravidarum lividae atau
alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra dan chloasma gravidarum,
namun perubahan warna tersebut akan kembali normal setelah persalinan.

6) System musculoskeletal
Hormone estrogen dan progesterone dapat meningkatkan keadaan rileks
pada ligament dan otot pada bagian pelvik, sehingga terjadi peningkatan mobilitas
dan elastisitas. Dengan bertambah besarnya ukuran uterus menyebabkan
perubahan pada tulang belakang sehingga menyebabkan timbulnya rasa
ketidaknyamanan dan rasa sakit pada bagian tulang belakang.

Hormone progesterone dan estrogen dapat menyebabkan terjadinya relaksasi


pada jaringan ikat dan otot, dapat terjadi perubahan pada postur tubuh secara
bertahap karena dengan bertambahnya usia kehamilan maka janin akan membesar
di dalam abdomen, maka terjadi kompensasi penambahan berat badan,
menyebabkan badan tertarik kebelakang dan tulang akan lebih melengkung dan
sendi tulang belakang menjadi lebih lentur dan dapat menimbulkan nyeri
punggung pada wanita hamil. Sehingga dapat terjadi lordosis progresif dapat
mengambarkan karakteristik pada kehamilan normal, cara untuk mengkompensasi
posisi anterior uterus semakin membesar maka lordosis menggeser pusat gravitas
ke belakang pada tungkai bawah dan semakin lama akan menyebabkan
ligamentum rotundum untuk menghalangi terjadinya hipertropi dan mendapatkan
tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri ligamen pada bagian tulang
belakang.

7) System pencernaan
Trimester pertama akan menimbulkan keluhan mual dan muntah. Sehingga
terjadi peningkatan salivasi, dan tonus otot saluran pencernaan menjadi melemah
yang dapat menyebabkan motilitas usus menurun dan makanan akan lebih lama
berada dalam saluran makanan jika dibandingkan dengan keadaan normalnya
yaitu 6 jam setelah makanan masuk dan sampai di dalam usus.
8) Sistem Metabolisme
Wanita hamil basal metabolic rate (BMR) akan meningkat hingga 15-20% pada
trimester ke III, terjadi gangguan keseimbangan asam basa, kebutuhan protein dan kalori
meningkat yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa sering haus, nafsu makan
bertambah dengan bertambahnya usia kehamilan sehingga berat badan bertambah dan
dapat mempengaruhi pada system musculoskeletal.
2. Nyeri Pungung

a. Definisi
Menurut lina fitriani Dalam Bahasa kedokteran inggris low back pain yaitu
nyeri punggung bawah atau nyeri pinggang daerah umbosakral dan
sakroliaka( Dalam Sumirda Rahareng,2022 Hal.08)

Low back pain (sakit punggung) adalah nyeri punggung bawah yang terjadi
di daerah lumbosakral. Nyeri punggung biasanya meningkat intensitasnya
dengan bertambahnya usia kehamilan. Ini karena rasa sakit ini adalah akibat dari
perubahan pusat gravitasi dan postur wanita. Perubahan ini disebabkan oleh berat
rahim yang tumbuh. Sakit punggung juga bisa disebabkan oleh membungkuk
berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban. Hal ini diperparah saat ibu
hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat
penting untuk mencegah otot jenis ini meregang (Lina Fitriani, 2018).
b. Nyeri Punggung Bawah pada Masa Kehamilan
Menurut Larasati Utami (2018) The International Association for the study of
pain (IASP) Asosiasi Internasional untuk Studi Nyeri (IASP) mendefinisikan
nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional hal-hal yang tidak
menyenangkan terkait dengan kerusakan dapat menyebabkan kerusakan jaringan
atau jaringan, Nyeri adalah fenomena multidimensi yang memperumitnya untuk
mempertahankan ambang nyeri tertentu.

Nyeri yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas keseharian. Nyeri dapat


berdampak pada kualitas hidup atau terhadap hal-hal yang lebih spesifik seperti
pengaruhnya terhadap pola tidur, selera makan, energi, aktivitas keseharian
(activities of the daily living), hubungan dengan semua manusia (lebih
tersinggung dan sebagainya) atau bahkan terhadap mood (sering menangis,
marah, atau bahkan berupaya bunuh diri) kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan
atau pembicaraan dan sebagainya (Larasati Utami, 2018).
Nyeri punggung adalah nyeri pada punggung bagian bawah, punggung atau
leher rahim. Nyeri punggung disebabkan oleh ketegangan otot atau tekanan pada
akar saraf dan sering dirasakan sebagai nyeri, sesak atau kaku pada punggung
(Larasati Utami, 2018).
Ibu hamil sering mengeluh sakit punggung, terutama punggung bagian
bawah. Nyeri punggung pada ibu hamil disebabkan oleh tekanan dari rahim yang
membesar menyebabkan banyak ketidaknyamanan yang menyebabkan rasa sakit
di punggung bagian bawah, bokong dan kaki. Lengkungan punggung yang
normal seharusnya lebih melengkung dan pada daerah pergelangan kaki harus
melengkung (berlebihan ke depan/membungkuk seperti busur) untuk menjaga
keseimbangan, karena pada ibu hamil pusat gravitasi bergeser ke depan (Larasati
Utami, 2018).
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal selama
masa hamil, disebabkan karena adanya elastisitas perlunakan berlebihan jaringan
kolagen dan jaringan ikat dan juga adanya peningkatan hormon seks steroid yang
bersirkulasi. Derajat relaksasi bervariasi, namun pemisahan simfisispubis dan
ketidakstabilan sendi sakroiliaka yang besar dapat menimbulkan nyeri dan
kesulitan berjalan (Larasati Utami, 2018).
Peningkatan mobilitas sakrum, sakrum, dan sendi kemaluan selama
kehamilan, mungkin karena perubahan hormonal. Gerakan tersebut dapat
menyebabkan perubahan posisi ibu, dan selanjutnya ketidaknyamanan di
punggung bawah, terutama menjelang akhir kehamilan. Peningkatan distensi
perut menyebabkan panggul miring ke depan, mengurangi tonus perut dan
meningkatkan berat badan, yang memerlukan penataan ulang tubuh. Pusat
gravitasi bergeser ke depan, kelengkungan visual yang normal secara bertahap
menjadi lebih melengkung, dan daerah pergelangan kaki harus membentuk
kelengkungan (tekuk kepala yang berlebihan ke depan) untuk menjaga
keseimbangan. Gerakan menjadi lebih sulit, ligamen dan otot tulang belakang
tengah dan bawah mengalami tekanan yang besar (Larasati Utami, 2018).
Perubahan ini dan lainnya membuat kondisi tidak nyaman pada tingkat
muskuloskeletal. Akibat kehamilan, pusat gravitasi ibu secara bertahap akan
berubah seiring dengan bertambahnya ukuran dan berat rahim. Tubuh akan
mengkompensasi dengan meningkatkan kelengkungan tulang belakang, yang
sering menyebabkan sakit punggung dan dapat menyebabkan perubahan posisi
ibu.

Gambar 2.1. Perubahan tulang belakang (a) tidak hamil (b) bulan ke lima
(c) bulan ke-9

Nyeri yang dirasakan ibu juga bervariasi. Wanita muda yang cukup berotot
dapat menoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi, wanita yang lebih
tua, yakni wanita yang mengalami gangguan punggung atau wanita yang memiliki
sensasi keseimbangan yang buruk, dapat mengalami nyeri punggung yang cukup
berat selama dan setelah hamil. Selain usia, nyeri yang dirasakan juga dapat
dipengaruhi oleh bertambahnya berat badan ibu. Pertambahan berat badan normal
ibu sekitar 10-12 kg.. Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka dan
sakrokoksi geal yang berperan dalam perubahan postur ibu yang dapat
menyebabkan nyeri punggung bagian bawah di akhir kehamilan, terutama pada
wanita multipara. Masalah myeri punggung bawah akan memburuk jika otot-otot
abdomen wanita tersebut lemah sehingga gagal menopang uterus yang membesar
(Larasati Utami, 2018).
c. Gejala dan faktor yang mempengaruhi nyeri punggung
Menurut Alfian Adnan Abidin Amphalaza (2019) respon seseorang terhadap
nyeri berbeda-beda disebabkan oleh kemampuan sendiri untuk menekan sebarapa
besarnya sinyal nyeri yang masuk ke dalam syaraf,yaitu dengan mengaktifkan
sistem pengatur nyeri, disebut sistem analgesia atau penurunan rasa sakit.
Endorphin dipercaya dapat sebagai fungsi uatam untuk menenmpel pada reseptor
apioid otak,meredakan rasa nyeri fisikal dan di saat bersamaan endhotphin juga
meningkatkan rasa nyaman. Stimulus tertentu memicu pelepasan dari β-
endorphin termasuk dengan pemberian kompres hangat atau gosok punggung.
Ibu hamil dapat mencegah ketidaknyamanan berupa nyeri punggung melalui
postur dan mekanik yang baik serta menghindari kelelahan. Mengenakan sepatu
yang sesuai selama aktivitas dan korset yang mendukung dapat membantu.
Olahraga sehari-hari, seperti jalan kaki, berenang, dan peregangan merupakan
cara yang efektif untuk mencegah sakit punggung. Saat Anda mengalami sakit
punggung, Anda bisa meredakan rasa sakitnya dengan cara bersantai dengan
kompres panas atau dengan memberikan botol air panas dan meletakkannya di
punggung bagian bawah, menggosok punggung, atau mandi air hangat. Faktor
predisposisi nyeri punggung bawah selama kehamilan meliputi:
1) Kenaikan berat badan
2) Perubahan posisi tubuh
3) Sakit punggung sebelumnya
4) Aktivitas kehamilan
5) Stres
6) Perubahan hormonal (Alfian Adnan Abidin Amphalaza, 2019).
Postur tubuh yang buruk menambah beban pada tubuh wanita hamil, terutama di
tulang belakang, panggul (panggul) dan sendi penahan beban, yang dapat
menyebabkan rasa sakit di area ini. Nyeri punggung bawah terkadang akan
meluas ke tulang paha dan ke bawah kaki, terkadang akan meningkatkan sensasi
nyeri di atas tulang kemaluan (Alfian Adnan Abidin Amphalaza, 2019).
d. Fisiologi Nyeri
Mekanisme nyeri didasarkan pada beberapa proses, yaitu persepsi sensorik,
sensitisasi perifer, perubahan fenotipik, sensitisasi sentral, stimulasi ektopik,
reorganisasi struktural, dan inhibisi yang berkurang. Antara stimulus kerusakan
jaringan dan pengalaman subjektif nyeri, ada empat proses yang berbeda:
konduksi, konduksi, modulasi, dan persepsi (Bahrudin, 2018).
Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen menerjemahkan
stimulus (misalnya tusukan jarum) ke dalam impuls nosiseptif. Ada tiga tipe
serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu serabut A-beta, A-delta, dan C.
Serabut yang berespon secara maksimal terhadap stimulasi non noksius
dikelompokkan sebagai serabut penghantar nyeri, atau nosiseptor. Serabut ini
adalah A-delta dan C. Silent nociceptor, juga terlibat dalam proses transduksi,
merupakan serabut saraf aferen yang tidak bersepon terhadap stimulasi eksternal
tanpa adanya mediator inflamasi (Bahrudin, 2018).
Transmisi adalah suatu proses dimana impuls disalurkan menuju kornu
dorsalis medula spinalis, kemudian sepanjang traktus sensorik menuju otak.
Neuron aferen primer merupakan pengirim dan penerima aktif dari sinyal elektrik
dan kimiawi. Aksonnya berakhir di kornu dorsalis medula spinalis dan
selanjutnya berhubungan dengan banyak neuron spinal (Bahrudin, 2018).
Modulasi adalah proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri (pain related
neural signals). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan
mungkin juga terjadi di level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu,
kappa,dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga
mempunyai jalur desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area
otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya
menuju medula spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah
penguatan, atau bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di kornu dorsalis
(Bahrudin, 2018).
Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan
hasil dari interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi
untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor
nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secaara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga
Nociseptor. Secara anatomis, reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin dan
ada juga yang tidak bermiyelin dari syaraf aferen.
e. Penanganan Nyeri Punggung Bawah pada Masa Kehamilan
Untuk meringankan nyeri punggung bawah yang sering dirasakan oleh ibu
hamil dapat dilakukan beberapa hal antara lain:

1) Praktek postur tubuh yang baik


Saat janin semakin membesar, pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Hal
ini akan menarik otot-otot di punggung bawah yang dapat menyebabkan sakit
punggung. Mencobalah busungkan pantat ke belakang, tarik bahu, berdiri lurus
dan tinggi.
2) Berolahraga
Olahraga secara rutin akan membuat tubuh lentur dan nyaman, selain
menunjang sirkulasi darah. Hal ini tentu sangat berguna bagi ibu hamil yang
sering dilanda stres. Sedang untuk latihan yang dapat dilakukan umumnya
berkisar pelemasan punggung, otot leher, dan kekuatan kaki.
3) Pijat
Pijat bagian tubuh belakang bawah sering dapat membantu menghilangkan
lelah dan sakit otot. Mencondongkan tubuh ke depan di sandaran kursi atau
berbaring menyamping. Pasangan / suami bisa dengan lembut memijat otot-otot
sisi tulang belakang atau berkonsentrasi pada punggung bawah.
4) Mandi air hangat
Mandi air hangat, menempelkan paket bungkusan berisi air panas atau
pancuran air hangat yang diarahkan pada punggung bisa membantu dengan nyeri
punggung.
5) Tidur menyamping
Saat perut semakin membesar, tidur menyamping dengan salah satu atau
kedua lutut ditekuk.

6) Mengunakan bantal di bawah perut saat tidur

Tidur menyamping dengan bantal ditempatkan di bawah perut telah terbukti


mengurangi nyeri punggung.
7) Duduk dan berdiri dengan hati-hati
Duduk dengan kaki sedikit ditinggikan. Memilih kursi yang mendukung
punggung atau tempatkan bantal kecil di belakang punggung bawah. Sering-
sering mengubah posisi dan menghindari berdiri untuk jangka waktu yang lama.
Bila berdiri, istirahatkan satu kaki di bangku yang lebih rendah.
8) Lakukan latihan kekuatan dan stabilitas
Latihan panggul dan perut bagian bawah dapat membantu untuk mengurangi
ketegangan dari kehamilan di punggung. Caranya dengan luruskan tangan, lutut
dan punggung hingga sejajar. Menarik napas dalam dan kemudian ketika bernapas
keluar melalui mulut, lakukan latihan dasar panggul dan pada saat yang sama tarik
atau kontraksikan pusar dan lepaskan. Menahan kontraksi ini selama 5-10 detik
tanpa menahan napas dan tanpa menggerakkan punggung. Mengendurkan otot
perlahan-lahan pada akhir latihan. Latihan in telah di ajakan pada teknik senam
hamil.
9) Akupuntur dan akupresure
Meski merupakan pengobatan alternatif, tetapi ibu hamil biasanya cukup
terbantu dengan terapi suntik jarum ini, karena dapat melancarkan peredaran
darah di seluruh tubuh. Para terapis akupuntur sendiri kabarnya dapat
menghilangkan rasa sakit di punggung dengan cara tersebut. Teknik akupresur
merupakan teknik menekan titik tubuh dengan menggunakan jari. Memiliki teknik
dan titik yang sama dengan teknik akupuntur, sehingga untuk mempermudah
dalam penanganan keluhan ibu hamil (Alfian Adnan Abidin Amphalaza, 2019).
f. Skala Nyeri
1) Skala Nyeri Numerik
Gunakan garis lurus di mana garis pertama mewakili "tidak ada rasa sakit",
garis tengah mewakili "sakit sedang", dan garis terakhir mewakili rasa sakit yang
parah. Jelaskan kepada pasien bahwa angka 0 di akhir baris berarti tidak ada rasa
sakit dan angka 10 mewakili rasa sakit yang parah. Minta pasien untuk memilih
angka yang mewakili rasa sakitnya.

Keterangan :
0-1 : tidak nyeri
2-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-8 : nyeri berat
9-10 nyeri hebat
2) Skala Nyeri FACES
Skala nyeri ini dari enam kartun wajah mulai dari wajah tersenyum yang
mengidentifikasikan bahwa wajah tersebut tidak merasakan nyeri sampai dengan
wajah menangis yang menunjukan bahwa wajah tersebut merasakan nyeri hebat.
Jelaskan kepada anak bahwa masing-masing wajah tersebut menggambarkan
makna tersendiri. Skala FACES ini mempunyai tiga skala sehingga yang ekspresi
wajah, angka, dan kata-kata penggunaan intruksi sinkat sangatlah dianjurkan.
0: tidak merasa nyeri sama sekali ekspresi wajah
1: nyeri hanya sedikit/ringan ekspresi wajah
2: sedikit lebih nyeri ekspresi wajah jauh
3: lebih nyeri/nyeri yang hebat ekspresi wajah
4: nyeri yang sangat hebat tetapi bisa di kontrol ekspersi wajah
5: sangat nyeri luar biasa hingga penderita menangis
3) Skala Nyeri Perilaku FLACC
Digunakan pada anak usia 4 tahun atau dibawhnya, pada pasien usia lanjut,
gangguan kognitif, pada pasien yang tidak bisa berbicara dimana tidak bisa
menggunakan jenis skala nyeri yang lain. Lakukan pengkajian pada
masingmasing kategori dan jumlahkan skor pada lima kategori untuk
mendapatkan skor keseluruhan.

Sumber : setiobudi, Tony (2016)

g. Pengukuran Skala Nyeri


Skala Angka nyeri 0-10 (Comparative Pain Scale)
0 = tidak ada rasa nyeri / norma
1 = nyeri seperti gatal gigitan nyamuk
2 = terasa nyeri seperti dicubit/melilit
3= nyeri sangat terasa seperti ditonjok bagian wajah atau disuntik
4= nyeri yang kuat seperti sakit gigi dan nyeri disengat tawon
5= nyeri yang tertekan seperti terkilir, keseleo
6= nyeri yang seperti tertusuk-tusuk menyebabkan tidak fokus dan komunikasi
terganggu.
7= nyeri yang menusuk begitu kuat menyebabkan tidak bisa berkomunikasi
dengan baik dan tidak mampu melakukan perawatan sendiri.
8 = nyeri yang begitu kuat sehingga menyebabkan tidak dapat berfikir jernih.
9 = nyeri yang menyiksa tak tertahankan sehingga ingin segera menghilangkan
nyerinya.
10 = nyeri yang tidak terbayangkan dan tidak dapat diungkapkan sampai tidak
sadarkan diri .
h. Dampak Nyeri
Nyeri menimbulkan perasaan yang tidak nyama pada pasien. Apabila nyeri
tidak segera diatasi secara adekuat akan memberikan efek yang membahayakan
seperti kardovaskuler, gastroenteritis, endokrin, dan immunologic rileks,
menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, mempelancar aliran darah
(solehati,2015)
3. Massage Efflurage
a. Definisi Masaage Efflurage
Massage adalah terapi yang digunakan untuk melakukan pelepasan endorphin
yang merupakan penghilang rasa sakit alami. Selain itu, pijat akan mengurangi
ketegangan otot dan rasa sakit, meningkatkan mobilitas serta melancarkan
peredaran darah. Pijatdilakukan untuk membantu dalam mengatasi fisik,
emosional, transformasi psikologis (Fatimah Nur Rahma, 2017).
Massage Efflurage adalah teknik memijat punggung atau sakrum dengan
teknik palmistri berupa gerakan lembut, lambat dan berkepanjangan atau tanpa
terputus. Teknik ini memiliki efek relaksasi. Selama bekerja, pelepasan uap
dilakukan dengan ujung jari ditekan dengan lembut dan ringan. Lakukan gerakan
lembut tanpa tekanan yang kuat, namun usahakan ujung jari tidak menyentuh
permukaan kulit (Iin Setiawati, 2019).
b. Manfaat Massage Efflurage
Teknik Efflurage melibatkan penekanan lembut, pemijatan, atau berlutut
dengan tangan Anda untuk meningkatkan sirkulasi darah. Dengan teknik pijat dan
pijat berirama, berikan tekanan dari jarak jauh atau ringan. Rangsang kulit perut
dengan menggosokkan ujung jari searah gerakan sehingga tercipta gerakan seperti
kupu-kupu bernafas melalui perut. Kedua teknik tersebut bertujuan untuk
meningkatkan sirkulasi darah, menciptakan tekanan, menghangatkan otot perut
dan meningkatkan relaksasi (Ellysusilawati, 2017).
c. Prosedur Taknik Massage Efflurage
1) Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentag rileks dengan
menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10 cm
dengan kedua lutut refleksi membentuk 45 derajat.
2) Pada waktu timbul kontraksi
a) Letakkan kedua ujung-ujung jari diatas simfisisis pubis
b) Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari tangan dengan
tekanan yang ringan, tegas dan konstan kesamping
c) Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan- pelan usapkan
kedua ujung-ujung jari tangan tersebuut menuju perut bagian bawah
diatas simfisis pubis melalui umbilikus
d) Lakukan berulang- ulang selama ada kotraksi (Intan Gumilang Pratiwi &
Maruni Wiwin Diarti, 2019).
d. Mekanisme Peranan Massage Efflurage
Merangsang efek pijatan pada kulit merangsang tubuh untuk melepaskan
endorphin penghilang rasa sakit alami, yang merangsang serabut saraf yang
menutup gerbang sinaptik, menghalangi transmisi impuls nyeri ke sumsum tulang
belakang dan otak. Selain itu, teori kontrol gerbang menyatakan bahwa aliran
pijatan mengaktifkan transmisi serabut saraf A-beta sensorik yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini mengurangi transmisi nyeri melalui serat A berdiameter
kecil dan otot deltoid.
Merangsang efek pijatan pada kulit merangsang tubuh untuk melepaskan
endorphin penghilang rasa sakit alami, yang merangsang serabut saraf yang
menutup gerbang sinaptik, menghalangi transmisi impuls nyeri ke sumsum tulang
belakang dan otak. Selain itu, teori kontrol gerbang menyatakan bahwa aliran
pijatan mengaktifkan transmisi serabut saraf A-beta sensorik yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini mengurangi transmisi nyeri melalui serat A berdiameter
kecil dan otot deltoid.
Hal ini sejalan dengan teori gate control yang dikemukakan oleh (Melzack
dan Waal, 1965). Teori ini menjelaskan dua jenis serabut saraf berdiameter kecil
dan serabut saraf berdiameter besar dengan fungsi yang berbeda. Impuls nyeri di
bawah saraf kecil membuka gerbang sumsum tulang belakang, dan impuls
diteruskan ke korteks serebral, menyebabkan rasa sakit. Namun, dorongan rasa
sakit ini dapat diblokir dengan memberikan stimulus rasa sakit yang tidak dapat
ditransmisikan ke korteks serebral. Pada dasarnya rangsangan berupa benturan
pada saraf diameter besar yang banyak terdapat di kulit harus diberikan pada awal
nyeri, atau sebelum impuls nyeri mencapai korteks serebri melalui saraf diameter
kecil bawah. Erupsi pijatan secara teratur dengan teknik pernapasan dapat
mengalihkan rasa sakit ibu hamil. Demikian pula, adanya pijatan yang
mengganggu dapat meningkatkan produksi endorfin dalam sistem kontrol
keturunan. Pijat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot
(Intan Gumilang Pratiwi & Maruni Wiwin Diarti, 2019).
e. Standar Opresional Prosedur (SOP)
1) Pengerian
Effleurage Massage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu
mempercepat proses pemulihan nyeri punggung dengan menggunakan sentuhan
tangan pada punggung klien secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek
relaksasi.
2) Tujuan
a) Melancarkan sirkulasi darah
b) Menurunkan respon nyeri punggung
c) Menurunkan ketegangan otot
3) Indikasi
a) Klien dengan keluhan kekakuan dan ketegangan otot di punggung.
b) Klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung pada ibu hamil.
4) Kontra Indikasi
a) Luka pada daerah yang akan dimassage.
b) Gangguan atau penyakit kulit.
c) Jangan melakukan pemijatan langsung pada daerah tumor.
d) Jangan melakukan massage pada daerah yang mengalami ekimosis atau
lebam.
e) Hindari melakukan massage pada daerah yang mengalami inflamasi.
f) Hindari melakukan massage pada daerah yang mengalami trombopleblitis.
g) Hati-hati saat melakuan massage pada daerah yang mengalami gangguan
sensasi seperti penurunan sensasi maupun hiperanastesia (Tappan &
Benjamin, 2014).
5) Persiapa Klien
a) Berikan salam, perkenalkan diri anda, dam identifikasi klien dengan
memeriksa identitas klien dengan cermat.
b) Jelaskan tentang prosesur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya dan menjawab seluruh pertanyaan klien.
c) Siapkan peralatan yang diperlukan.
d) Atur ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.
e) Atur posisi klien sehingga merasa aman dan nyaman.
6) Persiapan Alat
a) Baby oil.
b) Tisu
c) Handuk mandi yang besar
d) Handuk kecil 5. Bantal dan guling kecil serta selimut
7) Cara Kerja
a) Prosedur
1) Beri tahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai.
2) Periksa vital sign klien sebelum memulai effleurage massage pada punggung.
3) Posisikan klien dengan posisi miring ke kiri atau duduk untuk mencegah
terjadinya hipoksia janin.
4) Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan
mengelurkan lewat mulut secara perlahan sampai klien merasa rileks. 5. Cuci
tangan.
5) Tuangkan baby oil pada telapak tangan kemudian gosokan kedua tangan
hingga hangat.
6) Letakan kedua tangan pada punggung klien, mulai dengan gerakan mengusap
dan bergerak dari bagian bahu menuju sacrum. 8. Buat gerakan seperti kupu-
kupu dengan menggunakan telapak tangan dan melingkar kecil dengan
menggunakan ibu jari menuruni area tulang belakang, gerakan secara
perlahan berikan penekanan arahkan penekanan kebawah sehingga tidak
mendorong klien kedepan.
7) Usap bagian lumbal.
8) Bersihkan sisa minyak pada punggung klien dengan handuk.
9) Rapikan klien ke posisi semula.
10) Beritahu bahwa tindakan telah selesai.
11) Bereskan alat-alat yang telah digunakan.
7. Evaluasi
a) Evaluasi hasil yang dicapai (penurunan skala nyeri)
b) Beri reinforcement positif pada ibu hamil
c) Kontrak pertemuan selanjutnya
d) Mengakhiri pertemuan dengan baik.
4. Massage Endorphin
a. Pengertian
Endorphin merupakan polipeptida-polipeptida yang terdiri atas 30 unit asam
amino. Opioid dan hormon penghilang stress seperti kortikotrofin, kortisol,
dan katekolamin (adrenalin non adrenaline) yang dihasilkan tubuh berfungsi
untuk mengurangi stres dan menghilangkan rasa nyeri (Rr. Catur Leny, 2017).
Pijat endorphin merupakan sebuah terapi sentuhan atau pijatan ringan yang
diberikan pada wanita hamil menjelang persalinan (Antik, 2017). Pijat
endorphin atau pijat endorphine adalah pijatan atau sentuhan yang aplikasikan
ke kulit sehingga merangsang system saraf pusat dan kelenjar hipofisis
memproduksi hormon endorphin. Pijat endorphin merupakan sentuhan ringan
untuk relaksasi dan pengurangan rasa sakit, oleh karena itu pijat endorphin ini
bisa dilakukan pada ibu bersalin yang mengalami nyeri berat, sedang melalui
sentuhan pendamping persalinan sehingga menimbulkan perasaan tenang dan
rileks pada akhirnya denyut jantung dan tekanan darah menjadi normal
(Mander, dalam Nurun 2020).
b. Efek Pijat Endorphin Terhadap Nyeri
Dikutip dari jurnal (Artika, 2020) efek yang dirasakan oleh ibu, inu menjadi
lebih rileks dan nyaman serta merangsang pengeluaran hormon oksitosin
yang dapat menstimulasi kontraksi uterus. Terdapat informasi bahwa pijatan
yang diberikan pada ibu yang memasuki fase persalinan selama 20 menit/jam,
akan mengurangi rasa nyeri. Pijat memiliki efek positif pada ibu bersalin
mengalami nyeri dengan mengurangi hormon stress dan aktivitas janin yang
rendah, sakit kaki, punggung dan komplikasi kebidanan yang lebih sedikit,
sedangkan yang baru lahir dalam keadaan baik. Terapi pijat meningkatkan
serotonin dan pada gilirannya menurunkan kortisol dan depresi. Selain itu,
serotinin tercatat mengurangi nyeri kaki dan punggung dan meningkatkan
dopamin dan akhirnya mengurangi norepinefrin dan kecemasan (Supliyani,
2017)
c. Manfaat Pijat Endorphin
Dari hasil penelitian Dewie dan Kaparang (2020), yang menyatakan
bahwa pada saat dilakukan pijat endorphin saat dalam tahap
persalinan, ibu akan merasa lebih nyaman dan rasa sakit yang tidak
terlalu hebat, hal ini terjadi karena pijatan yang dilakukan akan
merangsang tubuh mengeluarkan senyawa endorphin. Rasa nyeri serta
rasa sakit, pengendalian stress, mengatur produksi hormon
pertumbuhan, dan hormon seks serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Rasa nyaman yang timbul dalam proses bersalin juga dapat
dirasakan dengan adanya hormon endorphin.
d. Patofisiologi pijat endorphin dalam menurunkan nyeri
Pemberian pijat endorphin pada ibu bersalin merupakan tehnik
relaksasi untuk menurunkan rasa sakit, endorphin terdiri dari 30 unit
asam amino seperti ketokolamin, kortikotrofin, kortisol yang diproduksi
oleh tubuh berfungsi menghilangkan rasa sakit dan menurunkan
stress. Proses tersebut dapat memperkuatan ikatan suami dan istri
dalam proses persiapan persalinan. Sentuhan atau pijatan yang
dilakukan juga dapat membantu meningkatkan pelepasan hormon
oksitosin dan melalui peningkatan endorphin tranmisi sinyal antara sel
saraf sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan (Arifah
dalam Khasanah 2020).
Terdapat dua macam transniter impuls nyeri berfungsi mengatur rasa
sakit yaitu serabut A dan serabut C (reseptor berdiameter kecil) serta
transmiter yang berdiameter besar (A-Beta), ketika terjadi rangsangan
serabut membawa menuju medulla spinalis. Pengaruh fisiologis
mempengaruhi pijat endoprhin pada sirkulasi darah dibagian terdalam
jaringan dan di otot. Selain itu saat dilakukan pijat, tubuh
mengeluarkan senyawa endorphin sebagai pereda nyeri tubuh secara
alami dan membuat perasaan nyaman. Teori nyeri menyatakan
bahwa pijat endorphin mencegah sensasi rasa sakit dari berjalan ke
sistem saraf pusat (Yudianta dalam Khasanah 2020).
e. Penatalaksanaan Pijat Endorphin
Nyeri pada ibu bersalin perlu mendapat perhatian dari penolong agar
ibu terhindar dari trauma persalinan yang bisa menyebabkan
terjadinya post partum blues. Salah satu cara penatalaksanaan
nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan dengan pijat
endorphin (Mander, dalam Nurun 2020).
Menurut (Kaparang dan Handayani, 2020), Tata cara pijat endorpine
meliputi:
1) Pasien dalam posisi tidur miring atau duduk

2) Pasien dianjurkan untuk menarik nafas secara berlahan

3) Pasangan melakukan pijatan lembut dan ringan dari lengan sampai ke


punggung membentuk huruf V kearah tulang rusuk
Dari hasil penelitian Khasanah (2020), terapi pijat endorphin mengurangi
konsentrasi rangsangan pasien, mengurangi kecemasan, dan rasa sakit.
Pijatan diberikan selama 10 menit. Sentuhan yang dilakukan untuk
membantu meningkatkan pelepasan hormon oksitosin dan melalui
peningkatan endorphin tranmisi sinyal antara sel saraf sehingga dapat
menurunkan intensitas nyeri pada ibu bersalin.
Dari hasil penelitian Fitriana dan Putri (2017), pijat endorphin yang dilakukan
selama 20 menit. Pijat endorphin merupakan sentuhan atau pemijatan ringan
yang dapat membuat ibu lebih nyaman dan meningkatkan kondisi relaks dari
dalam tubuh ibu. Tehnik pijat endorphin dapat meningkatkan pelepasan zat
oksitosin, sebuah hormon yang memfasilitasi persalinan. Pijat endorphin
disarankan bagi suami atau bidan yang berhubungan langsung dengan ibu.
Pijat endorphin tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan, pijat
endorphin juga dapat menurunkan kecemasan sehingga nyeri yang
ditimbulkan menjadi berkurang. Dari hasil penelitian Tanjung dan Antoni
(2019), pijat endorphin yang dilakukan selama 3-10 menit dapat menurunkan
tekanan darah, menormalkan denyut jantung, meningkatkan pernafasan dan
merangsang produksi hormon endorphin yang dapat menghilangkan sakit
secara alamiah.
B. Kerangka Teori
Terapi Farmakologi : Analgesic NSAID
Kehamilan (Non Steroid Anti Inflamsi Drug

Perubahan Trimester III Terapi non Farmakologi :


1. Mengurangi gerakan membungkuk
1) Kenaikan berat badan dan mengangkat beban berat.
2) Perubahan posisi tubuh 2. Istirahat yang cukup dengan posisi

3) Sakit punggung sebelumnya tidur menyamping.


3. Menggunakan kompres hangat.
4) Aktivitas kehamilan
4. Metode relaksasi.
5) Stres
5. Metode akupresure.
6) Perubahan hormonal
6. Metode masase.

Nyeri Punggung Bawah 7. Metode Masse Effleurage

Tingkat Skala Nyeri

Skala 0 (Tidak Nyeri) Skala


1-3 (Nyeri Ringan) Skala 4-
6 (Nyeri Sedang) Skala 7-
10 ( Nyeri Berat)

C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dalil sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan melalui penelitian. Hipotesis ditarik dari serangkaian fakta yang
muncul sehubungan dengan masalah yang diteliti.
Adapun Hipotesis pada penelitian ini adalah :
Hipotesis alternatif (Ha) :
Adanya Pengaruh yang signifikan dalam skala nyeri punggung pada ibu hamil
trimester III dengan Massage Efflurage dan Massage Endorphin..

Anda mungkin juga menyukai