Anda di halaman 1dari 25

ORGANOGENESIS

DASAR
KELOMPOK 7
1. Nurul Rohimah
DEFINISI

• Proses pembentukan organ tubuh dari ectoderm, mesoderm, dan entoderm


Embrio : bentuk primitif

Fetus : bentuk definitif

Mempunyai bentuk dan rupa spesifik bagi keluarga hewan dalam satu
spesies
PERIODE ORGANOGENESIS

Pertumbuhan Antara Pertumbuhan Akhir

Terjadi transformasi dan Penyelesaian bentuk definitif


diferensiasi bagian-bagian menjadi bentuk individu
tubuh embrio dari bentuk (pertumbuhan jenis kelamin,
primitif menjadi bentuk definitif roman/wajah khas bagi suatu
yang khas spesies  bentuk individu)
ayam, sapi = tingkat
berudu/larva
ORGANOGENESIS

• Organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi, berupa:


• Pemisahan tubuh menjadi bagian kepala dan badan
• Pemisahan tubuh embrio dari selaput ekstra embryonal
• Perpanjangan tubuh
• Perkembangan alat gerak
• Pembentukan ekor

• Ada ketergantungan antara satu organ tubuh dengan organ tubuh lain
dalam proses perkembangan suatu organ
• Misal: bagian A tidak dapat berkembang tanpa adanya B, demikian pula
ketergantungan antara bagian B dengan C dan sebaliknya
Indra Penglihatan

Indra
Pendengaran

Sistem Indra Indra Pembau


R
DASA Sistem Saraf Indra Pengecap
NESIS
NOGE
ORGA Sistem Sirkulasi Indra Peraba

Sistem
Pernapasan
INDRA PENGLIHATAN
• Tahap awal adalah induksi dari bagian calon otak yaitu diencephalon  tumbuh sepasang
tonjolan (evaginasi) ke lateral yang semakin mendekati epidermal. Induksi evaginasi 
epidermal menebal membentuk placoda lensa  antara evaginasi dan placoda lensa saling
berinteraksi
• Ujung evaginasi  pendataran  pelekukan  pembentukan cawan (optic cup)
• Placoda lensa mengalami invaginasi  masuk ke dalam mesoderm  membentuk bola lensa
dan melepaskan diri dari epidermal  bola lensa menempatkan diri tepat diantara bibir
cawan optik.
• Hubungan antara cawan optik dengan diencephalon makin menyempit membentuk alur
sebagai fisura choroidea  nantinya berkembang menjadi nervus opticus.
• Perkembangan calon lensa menjadi lensa yang tembus cahaya merupakan proses yang
penting. Sel-sel epitel calon lensa berkemampuan mensintesis protein kristalin sebagai bahan
dasar lensa mata. Dalam perkembangan lebih lanjut sel epitel sendiri mengalami kematian,
hanya meninggalkan protein kristalin sebagai lensa mata yang berfungsi meneruskan cahaya
masuk diterima oleh retina.
Proses Pembentukan Mata
INDRA PENDENGARAN

• Berasal dari lapisan epidermal ectoderm


• Pembentukan organ indera ditandai dengan adanya penebalan (plakoda)
pada ektoderm yang berhadapan dengan otak
• Plakoda nasal (olfaktorius), plakoda optik, dan plakoda otik (auditorius)
masing-masing berhadapan dengan telensefalon, diensefalon, dan
mielensefalon.
• Bakal telinga yang mulai dibentuk adalah bakal telinga dalam yang berasal
dari plakoda otik, baru kemudian bakal telinga tengah, dan terakhir bakal
telinga luar (bagi hewan yang memiliki daun telinga atau pina).
INDRA PENDENGARAN (2)

• Plakoda telinga berasal dari invaginasi ectoderm yang menjulur ke dalam


dermis sekitar rombosenfalon  menghasilkan gelembung bakal telinga 
lepas dari epidermis kulit. Plakoda telinga tengah  menjadi telinga tengah
dan telinga dalam
• Telinga luar (daun telinga)  ada titik tumbuh epidermis di sekitar tempat
plakoda telinga dalam  berkembang menjadi dentik-dentik epidermis
INDRA PEMBAU
• Perkembangan embrional bagian kepala pada usia kehamilan 4-8 minggu 
terbentuk dua bagian rongga hidung yang terpisah (daerah frontonasal dan
bagian pertautan prosesus maksilaris)
• Daerah frontonasal  berkembang hingga otak bagian depan dan
mendukung pembentukan olfaktori
• Bagian medial dan lateral  berkembang menjadi nares (lubang hidung)
• Pertumbuhan garis tengah posterior frontonasal dan perluasan garis tengah
mesoderm dari daerah maksilaris  membentuk septum nasal
INDRA PEMBAU (2)

• Terjadi invaginasi dinding lateral hidung  membentuk kompleks padat


atau konka (turbinate) dan rongga (sinus)
• Usia kehamilan 6 minggu  terbentuk jaringan mesenkim yang tampak
sebagai dinding lateral hidung dengan struktur yang masih sederhana
• Usia kehamilan 7 minggu  bersatunya tiga garis aksial (berbentuk lekukan)
menjadi 3 buah konka
• Usia kehamilan 9 minggu  terjadi invaginasi meatus media  terbentuk
sinus maksilaris dan secara bersamaan terbentuk prosesus unsinatus dan
bula ethmoidalis yang membentuk suatu daerah lebar (hiatus emilunaris)
INDRA PEMBAU (3)

• Usia kehamilan 14 minggu  pembentukan sel ethmoidalis anterior dari


invaginasi bagian atap meatus media dan sel ethmoidalis posterior dari
bagian dasar meatus superior
• Usia kehamilan 36 minggu  dinding lateral hidung terbentuk dengan baik
dan tampak jelas proporsi konka
• Seluruh daerah sinus paranasal muncul dengan tingkatan yang berbeda
sejak anak baru lahir, melalui tahapan spesifik.
• Tahapan perkembangan sinus paranasal  sinus etmoid, dinus maksilaris,
sfenoid , sinus frontal
INDRA PENGECAP

• Berasal dari proses tubulasi (pembumbungan)  pertumbuhan yang


mengiringi pembentukan gastrula
• Terdapat tiga lapisan sebagai bakal pembentuk alat (organ) bentuk definitif
yang menyusun diri menjadi bumbung berongga  bakal lapisan ectoderm,
mesoderm dan endoderm
• Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi diferensiasi awal pada
daerah-daerah bumbung epidermis dan bumbung neural, bagian depan
tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla
spinalis bagi bumbung neural (saraf).
INDRA PENGECAP (2)

• Bumbung epidermis menumbuhkan:


• Lapisan epidermis kulit
• Kelenjar-kelenjar kulit
• Lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau dan indra peraba
• Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan
enamel (email) gigi, kelenjar ludah, dan indra pengecap
• Proctodeum
INDRA PERABA (2)

• Proses pembentukan kulit terdiri atas suatu lapisan luar yang disebut
epidermis, berupa suatu epitel dan berasal dari lapisan lembaga ectoderm
• Kulit juga dibangun oleh suatu lapisan jaringan ikat yang disebut dermis dan
berasal dari lapisan lembaga mesoderm
Epidermis
• Tahap permulaan  selapis tunggal sel ectoderm
• Bulan kedua  epitel membelah dan terbentuk lapisan sel gepeng, periderm
atau epitrikium
• Di lapisan basal terbentuk zona ketiga (zona intermediet)
• Akhir bulan keempat  epidermis terdiri dari 4 lapisan (stratum): stratum basale,
stratum spinosum, stratum granulosum, stratum korneum
• Stratum basale (germinativum)  berperan menghasilkan sel baru
• Stratum spinosum  terdiri dari sel-sel polyhedral besar, mengandung tonofibril
halus
• Stratum granulosum  mengandung granula keratohialin kecil pada selnya
• Stratum korneum  terdiri dari sel mati yang rapat, mengandung keratin
Dermis Kuku
• Berasal dari mesoderm lempeng • Terbentuk pada minggu ke-10
lateral dan dermatom dari somit
• Berasal dari rigi epitelium yang menebal,
• Selama bulan ketiga dan keempat  disebut dasar kuku pada tiap puncak dari
korium membentuk struktur papilar jari
ireguler (papilla dermis)
• Dasar kuku  dibungkus lipatan
• Sebagian besar papilla mengandung epidermis (lipatan kuku)
kapiler halus atau ujung saraf
sensorik
• Bagian proksimal tumbuh melewati
dasar kuku dan mengalami keratinisasi
• Subkorium mengandung banyak • Jari tangan  terbentuk pada minggu
jaringan lemak ke-32
• Jari kaki  terbentuk pada minggu ke-36
Rambut
• Folikel rambut terbentuk pada minggu ke 9-12
• Muncul sebagai proliferasi epidermis solid yang
menembus dermis di bawahnya
• Invaginasi tunas rambut, papilla rambut, berisi
mesoderm tempat terbentuknya pembuluh darah dan
ujung saraf
• Sel-sel bagian tengah rambut berubah bentuk menjadi
gelendong dan mengalami keratinisasi  membentuk
batang rambut
• Sel perifer berubah menjadi kuboid dan menghasilkan
epitel selubung rambut
• Akhir bulan ketiga  muncul rambut pertama (lanugo)
di permukaan sekitar alis dan bibir atas  akan rontok
ketika lahir dan digantikan rambut yang lebih kasar dari
folikel baru
Kelenjar Keringat

• Berasal dari stratum basale epidermis, tetapi mulai tumbuh pd dermis


• Muncul pada minggu ke-20  pada tangan dan kaki, lalu daerah lainnya
• Sel-sel dari kelenjar berdegenerasi  membentuk bahan mirip lemak yang
disekresikan ke dalam folikel rambut
• Sebum dihasilkan selama periode fetal
• Sebum bercampur dengan sel yang dilepas dari periderm untuk membentuk
vernix caseosa
SISTEM SARAF

• Pembentukan sepasang lipatan dataran neural  lipatan meninggi 


puncak lipatan melebur di garis tengah  membentuk bumbung neural
(canalis neuralis). Di kanan-kiri saluran terdapat sel-sel yang tidak ikut
membentuk saluran (crista neural).
• Diferensiasi canalis neuralis menjadi otak, diferensiasi crista neural menjadi
ganglion spinale
• Perkembangan selanjutnya tergantung tingkat Vertebrata
• Vertebrata rendah  telencephalon menjadi pusat indra pembau
• Vertebrata tinggi  telencephalon menjadi cerebrum, metencephalon menjadi
cerebellum, myelencephalon menjadi medulla oblongata
SISTEM SIRKULASI

• Berasal dari mesoderm


• Butir darah dibuat di lapisan entoderm saccus vitellinus  terbentuk dari sel-
sel yang kehilangan afinitasnya
• Saluran peredaran terbentuk dari penggabungan sinusoid (pulau darah)
• Pembentukan sepasang pembuluh di ventral calon usus depan (fore gut) 
keduanya berhimpit  melebur rongganya di tempat perhimpitan 
gabungan pembuluh berkembang  tumbuh membentuk huruf S
• Ventrikel  berasal dari ujung belokan dari pertumbuhan huruf S yang semakin
membelok karena tidak simetris
• Atrium  terbentuk dari pangkal pembuluh yang membesar
SISTEM SIRKULASI (2)

• Jantung mulai dapat berdenyut bila sudah terbentuk protein kontraktil


(aktin dan miosin) dalam serabut otot jantung.
• Embrio ayam  terjadi denyut jantung pertama kali pada umur
pengeraman 30 jam
• Jantung embrio katak  mulai berdenyut pada stadium 19
• Jantung embrio manusia  mulai berdenyut pada kehamilan minggu ke-3
SISTEM PERNAPASAN
• Berasal dari lapisan entoderm yaitu tonjolan bagian belakang faring.
Pneumatocyst homolog dengan sistem pernafasan yang berasal dari
tonjolan faring di bagian belakang di sebelah dorsal.
• Pada awalnya paru-paru sebagai tonjolan padat dari dasar faring sebelah
belakang  tonjolan memanjang ke arah ventro-caudal membentuk
saluran sebagai calon trachea  ujung tonjolan bercabang 2 sebagai calon
bronchus. Kedua ujung tonjolan bercabang-cabang terus membentuk
bronchus respiratorius.
• Pada ujung-ujung cabang kecil terbentuk alveolus, akhirnya terbentuk
struktur paru-paru.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai