Kel 12B
Name
Date
Kelompok 12B
30 jam setelah fertilisasi, zigot mencapai tahap 2 sel dan mengalami serangkaian
pembelahan mitosis yang meningkatkan jumlah sel. Sel ini menjadi lebih kecil pada
setiap pembelahan yang disebut blastomer.
40 jam: mencapai tahap 4 sel. Tahap 8 sel balstomer akan membentuk gumpalan
longgar dan memadat saat pembelahan ketiga
DORSOLATERAL
Bagian myotome akan berdiferensiasi menjadi
myoblast dan bagian dermatom akan berdiferensiasi
menjadi dermis
VENTROMEDIAL
Pada akhir minggu ke – 4 akan menjadi sel – sel
mesenkim kemudian berpindah dan berdiferensiasi
menjadi fibroblast, kondroblast, dan osteoblast
1. TULANG DAN KARTILAGO
KARTILAGO
oMuncul ketika embrio berumur 5 minggu
oPertumbuhan dimulai dari sel – sel mesenkim yang
mengalami kondensasi, berprolerasi, dan berdiferensiasi
menjadi condroblast. Condroblast mensekresikan serat-
serat kolagen dan substansi dasar matric sehingga
terbentuk condrosit. Selanjutnya Condrosit akan terus –
menerus mengeluarkan matriks sehingga condrosit yang
berdekatan akan saling mendorong sehinga kartilago
bertambah panjang
oSel – sel mesenkim yang letaknya di perifer akan
berdiferensiasi menjadi fibroblast. Fibroblast akan
membentuk suatu jaringan ikat kolagen, yaitu perichondrium
TULANG
Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan
kedua atau awal bulan ketiga pada waktu
perkembangan embrio. Pertumbuhan tulang
berlangsung dengan 2 cara
oOsifikasi Intramembranosa
Umumnya pada tulang pipih. Sel – sel mesenkim
berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai
mensekresikan matriks dan substansi interseluler
membentuk osteosit. Osteoblast yang terdapat di perifer
tulang membentuk lapisan – lapisan yang membuat tulang
lebih tebal di bagian perifernya, ditambah lagi dengan
aktivitas osteoklas sehingga bagian tengah tulang
berongga dan pada rongga ini sel –sel mesenkim
berdiferensiasi menjadi sumsum tulang.
oOsifikasi Interkartilago
Umumnya pada tulang panjang.
Diawali dengan terbentuknya tulang rawan. Pada
tingkat selular, sel – sel kartilago akan berubah
menjadi osteoblast lalu osteosit. Osifikasi pertama
kali terjadi di diafisis pada akhir masa embrionik.
Pada diafisis, sel – sel kartilago mengalami 3 hal,
yaitu hipertropi, klasifikasi matriks, serta kematian sel
– selnya. Selain itu perikondrium akan mengalami
vaskularisasi sehingga sel – sel kartilago berubah
menjadi osteoblas. Pada waktu lahir, sebagian besar
diafisis telah mengalami osifikasi, sedangkan epifisis
masih berupa kartilago. Osifikasi sekunder pada
epifisis baru berlangsung pada tahun – tahun
pertama usia bayi.
TULANG TENGKORAK
o Neurokranium
• Sel – sel krista neuralis membentuk atap dan
sebagian besar tulang tengkorak
• Mesoderm paraksial membentuk daerah
oksipital dan posterior rongga mata
• Kondrokranium membentuk tulang –tulang
dasar tengkorak
o Viserokranium
• Bagian dorsal (prosesus maxilaris )
• Bagian ventral ( Prosesus mandibularis ) melindungi kartilago
meckel
• Mesenkim sekitar kartilagomeckel memadat dan mengalami
osifikasi membranosa membentuk mandibula. Mesenkim untuk
pembentukan wajah berasal dari sel – sel krista neuralis.
ANGGOTA BADAN
oTunas anggota badan mulai tampak sebagai kantung –
kantung pada akhir minggu ke – 4
oTunas anggota badan terdiri dari inti mesenkim yang berasal
dari lapisan mesoderm lempeng lateral yang dibungkus oleh
selapis ektoderm kuboid. Intimesenkim memberi signal kepada
ektoderm dinujung badan untuk menebal dan membentuk rigi
ektodermal apeks. Proses ini berlangsung pada minggu ke – 5.
oMinggu ke – 6 ujung tunas anggota badan menjadi pipih
membentuk lempeng tangan dan kaki.
oJari – jari tangan dan kaki terbentuk ketika kematian
sel di rigi ektodermal apeks memisahkannya menjadi 5
bagian.
oSementara itu mesenkim dalam tunas mulai memadat
membentuk model kartilago hialin yang pertama yang
merupakan bakal tulang anggota badan.
oOsifikasi intrakartilago dimulai menjelang akhir
masa mudigah
oPada minggu ke – 12 kehamilan. Dari pusat
osifikasi primer di diafisis, osifikasi intrakartilago
berangsur – angsur meluas ke arah ujung
model kartilago
oKetika lahir, diafisis tulang telah menjadi tulang
seluruhnya, tapi bagian epifisis tetap berupa
kartilago pusat osifikasi sekunder untuk proses
pemanjangan tulang
oApabila tulang telah mencapai panjangnya
yang penuh, lempeng epifisis menghilang dan
epifisis bersatu dengan tulang
KOLUMNA VERTEBRALIS
oBerasal dari sel – sel sklerotom yang
berpindah posisi mengelilingi medula spinalis
dan notokord
oBagian kaudal masing – masing sklerotom
mengalami proliferasi and memadat serta
meluas ke jaringan antara segmen di
bawahnya, terjadi perlekatan setengah kaudal
skleretom dengan setengah sefalik skleretom di
bawahnya.
o sel – sel diantara bagian sefalik dan kaudal
membentuk diskus invertebralis ( cakram
antarruas )
OTOT
Minggu ketujuh- pematangan lebih lanjut dari Minggu kedelapan- pematangan lebih lanjut
perikardium (memperluas rongga pleura) dari perikardium (memperluas rongga pleura)
Pemisahan Abdomen dan Torak
Perkembangan Septum Transversum dan Diafragma:
Dibentuk oleh:
–Tunas pancreas dorsal dari epitel
–Tunas pancreas ventral endoderm duodenum
TALI TESTIS
RETE
TESTIS
rete testis dipisahkan
dari epitel
permukaan
SEL PRIMORDIAL oleh
tunika albuginea PUBER TUBULI
SEL SERTOLI
TALI TESTIS: SEMINIFE
RI
TUBULI SEMINIFERI
RETE TESTIS
DUCTULI EFERENTES
SALURAN WOLFF
DUCTUS DEFERENS
TAHAP INDIFEREN
JANTAN
:
TAHAP
DIFERENSIA
SI
BETINA:
TALI KELAMIN INDIFEREN SUMSUM OVARIUM
TAHAP INDIFEREN
BETINA:
TAHAP
DIFERENSIA
SI
SALURAN KELAMIN:
FASE INDIFEREN:
- SALURAN MESONEFROS
- SALURAN PARAMESONEFROS
SAL. PARAMESONEFROS:
BETINA:
ESTROGEN:
PERKEMB. SAL. PARAMESONEFROS RAHIM
PERKEMB. LABIA MAJOR & MINOR
PERKEMB. CLITORIS
PERKEMB. VAGINA
SAL. PARAMESONEFROS:
SAL. TELUR = OVIDUCT
SAL. RAHIM = UTERUS,
CERVIX,
SEBAGIAN
VAGIN
VAGINA
:
ASAL:
JAR. PARAMESONEFROS (1/3 ATAS)
JAR. BULBUS SINOVAGINALIS (2/3 BAWAH)
BETINA:
LIPATAN URETRA TIDAK BERSATU LABIA MINOR
TONJOLAN KELAMIN LABIA
ALUR UROGENITALIS TERBUKA MAJOR
VESTIBULUM
ALAT KELAMIN LUAR JANTAN:
ALAT KELAMIN LUAR BETINA:
Gonad Indiferen
(Mesoderm
Intermediet)
Kromosom Y Penen t
u
Testis
Testis Ovari
Duktus Wolf
Breast
Testosteron Tissue
Estrogen
Epididymis, An ti- Mullerian
Vas Deferens, Duct
Seminal Vesicle Hormone Glandula
(AMH)
Mamaria
Dihydro
testosteron
Berasal dari :
1. Prominensia frontonasalis, yang
berbentuk jembatan hidung
2. Prominensia nasalis mediana, yang
berbentuk lengkung dan ujung hidung
3. Prominensia nasalis lateralis, yang
membentuk cuping hidung
ORGANOGENESIS
MATA
BAGIAN-BAGIAN MATA
DIANTARANYA;
• Retina
• Iris
• Korpus Siliare
• Lensa
• Kornea
• Stroma Kornea
• Khoroid
• Sklera
• Korpus Viterium
• Otot Penggerak
PERKEMBANGAN MATA
• PEMBENTUKAN MATA
merupakan proses yang
sangat kompleks
dimana setiap tahap
memerlukan koordinasi
antar jaringan yang
berkontribusi (Moshiri :
2006)
1. Mata mulai tampak pada
mudigah 22 hari sebagai
sepasang alur dangkal
disamping otak depan.
2.Vesikel melekat ke ectoderm permukaan dan memicu
perubahan di ectoderm yang diperlukan untuk membentuk
lensa.
3.Vesikula optika mulai mengalami invaginasi dan membentuk
cawan optic berdinding ganda.
4.Lapisan dalam dan luar dari cawan ini mula-mula dipisahkan
oleh suatu lumen, ruang intraretina.
5.Lumen ini segera lenyap dan kedua lapisan tersebut
berhadapan satu sama lain.
6.Invaginasi tidak terbatas pada bagian tengah cawan optic
tetapi juga melibatkan sebagian dari permukaan inferior yang
membentuk fisura koroidea.
7. Pembentukan fisura ini memungkinkan arteri hialoidea mencapai
ruang dalam mata.
8. Sel-sel ectoderm permukaan yang pada awalnya menempel dengan
vesikula optika, mulai memanjang dan membentuk plakoda lentis
(lempeng lensa).
9. Vesikula lentis terlepas dari ectoderm permukaan dan berada di
mulut cawan optic.
10.Melalui suatu alur dibagian inferior vesikula optika, fisura koroidea,
arteri hialoidea (kemudian arteri sentralis retinae) masuk ke mata.
11.Serabut saraf mata juga menempati alur ini untuk mencapai area
optic di otak.
12.Kornea dibentuk oleh suatu lapisan ectoderm permukaan.
PERKEMBANGAN PERBAGIAN
dan ektoderm
• Perkembangan
otot dan jaringan KORPUS SILIARE
penyambung OTOT PENGGERAK
MATA
dari mesoderm.
Organogenesis Telinga
a. Telinga Dalam
Perkembangan telinga dimulai pada minggu ke-4, dimana terjadi penebalan pada surface
ektoderm yang diinduksi oleh sinyal dari paraksial mesoderm dan notochord. Kemudian
setelah menebal, terbentuklah otic placode. Otic placode ini kemudian berinvaginasi dan
terbenam ke surface ektoderm dan menembus jaringan mesenkim dan membentuk otic pit.
Kedua ujung dari otic pit kemudian bersatu dan membentuk otic vesikel dan pada otik vesikel
ini terjadi pertumbuhan divertuculum dan pemanjangan.
Vesikel yang terus berkembang pada bagian ventralnya akan membentuk secculus yang
kemudian menggulung dan membentuk cochlear duct. Cochlear duct ini yang menggulung
sekitar 2,5 putaran akan membentuk membran cochlear dan terdapat penghubung dengan
sacculus yaitu ductus reuniens. Sedangkan pada bagian dorsal terjadi pembentukandari
endolymphatic duct, utricle, dan semicircular duct dengan ampulla pada salah satu ujungnya.
Stimulasi dari otic vesikel akan membuat mesenchyme disekitarnya berkondensasi dan
berdiferensiasi membentuk cartilagoneus otic capsule. Karena pembesaran dari
membranous labirynth, vakuola muncul di cartilagoneus otic capsule dan segara
membentuk perilymphatic space. Perilymphatic space yang berhubungan dengan
cochlear duct berkembang menjadi 2 bagian yaitu scala tympani dan scala vestibuli.
Cartilagoneus otic capsule kemudian berosifikasi dan membentuk bony labyrinth di
telinga dalam.
b. Telinga Tengah
Bagian telinga tengah berkembang dari tubotympanic recess dari firstpharingeal pouch.
Bagian proksimalnya akan membentuk pharyngothympanic tube (audotory tube).
Sedangkan bagian distalnya akan membentuk tympani cavity yang nantinya akan
meluas dan menyelimuti tulang kecil tengah (malleus, incus, dan stapes), tendon dan
ligamen serta chorda thympani nerve.
c. Telinga Luar
Eksternal acoustic meatus terbentuk dari perkembangan first pharingeal groove bagian
dorsal. Pada awal bulan ke-3, terjadi poliferasi sel-sel epitel dibawah meatus yang
nantinya akan membentuk sumbat meatud. Lalu pada bulan ke-7, sumbat meluruh dan
lapisan epitel di lantai meatus berkembang menjadi gendang telinga definitif. Gendang
telinga tersebut dibentuk dari lapisan epitel ektoderm di dasar acoustic meatus, lapisan
epitel endoderm di tympani cavity dan lapisan intermediate jaringan ikat yang
membentuk stratum fibrosum. Sedangkan aurikula terbentuk dari hasil proliferasi
mesenkim di ujung dorsal first and secondary pharyngeal arch yang mengelilingi first
pharyngeal groove dan membentuk auricular hillock yang berjumlah 3 di masing-
masing sisi eksternal acoustic meatus dan kemudian auricullar hillock akan bersatu lalu
membentuk auricula definitif
Pada awalnya telinga luarberada di regio leher bawah namun setelah terbentukmandibula,
telinga luar naik ke samping kepala setinggi dengan mata
Sistem Integumen (Kulit)
Kulit memiiki 2 asal: