Anda di halaman 1dari 6

MASALAH PSIKOLOGI PADA REMAJA

Dosen Matakuliah :Dwi Hartati, SST.,M.Keb

Disusun Oleh ;
Kelompok 6

Sella Lestari Sukardi 21041070


Rosi Etika Sari 21041069
Melisa Pratama Putri 21041063
Besse Nurmiyati 21041046
Fenna Ariyantie 21041054

PRODI S1 KEBIDANAN
INSTUTI TEGNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikankesehatan dan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengansebaik-baiknya. Makalah tentang Masalah
Psikologi pada Remaja ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas Mata Kuliah psikologi .Demikian pula kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami
tetap berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh
karena itu, kritik dansaran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan
dengan harapan sebagai masukan dalamperbaikan dan penyempurnaan pada
makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Samarinda,08 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stress merupakan salah satu respon maladaptif yang timbul akibat adanya
stressor. Manajemen koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan
penyimpangan kepada perilaku maladaptif mulai dari pencederaan diri sampai
pada tindakan bunuh diri (Azizah, Zainuri, & Akbar, 2016).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2017) melaporkan bahwa 10-20% anak-
anak dan remaja di seluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental.
Diperkirakan 50% dari semua gangguan mental terjadi pada usia 14 tahun dan
75% pada usia 18 tahun (Kessler et al.,2007; Kim-Cohen dkk.,2003). Gangguan
yang paling umum pada anak-anak dan remaja masing-masing adalah gangguan
kecemasan umum dan depresi (Yayasan Kesehatan Mental,2018; Stansfeld
dkk.,2016). Menurut Royal Society for Public Health, & Young Health Movement
(2017), prevalensi kecemasan dan depresi telah meningkat 70% dalam 25 tahun
terakhir pada orang muda. Depresi dan kecemasan memiliki konsekuensi buruk
pada perkembangan remaja, termasuk pencapaian pendidikan yang lebih rendah,
putus sekolah, gangguan hubungan sosial, dan peningkatan risiko penyalahgunaan
zat, masalah kesehatan mental dan bunuh diri (Copeland, Angold, Shanahan, &
Costello,2014; Gore dkk.,2011; Hetrick, Cox, Witt, Bir, & Selamat,2016).
Morgan dkk. (2017) melaporkan bahwa tingkat melukai diri sendiri di Inggris
telah meningkat sebesar 68% pada anak perempuan berusia 13–16 tahun selama
10 tahun terakhir.
WHO (2016) menyatakan Indonesia berada di peringkat ke empat pelaku
bunuh diri terbanyak di Asia. Di Indonesia diketahui bahwa setiap satu jam satu
orang meninggal akibat bunuh diri pada kelompok usia 15-29 tahun (Valentina &
Helma, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Woelandari (2017) menemukan
bahwa kasus unuh diri merupakan pnyebab kematian kedua pada kelompok usia
15-19 tahun.
Alasan untuk morbiditas psikologis tampaknya tumbuh pada orang muda
tidak diketahui secara meyakinkan. McCrae (2018) menunjukkan bahwa aktivitas
diagnostik telah dipengaruhi oleh inisiatif pendidikan untuk meningkatkan
kesadaran kesehatan mental. Tidak terpengaruh oleh stigma, banyak anak muda
merasa bebas untuk mendiskusikan kesulitan psikologis mereka dan mencari
bantuan profesional. Faktor penting lainnya adalah kemudahan berbagi
pengalaman pribadi di era informasi digital (Reid-Chassiakos, Radesky,
Christakis, &Moreno,2016). Jika di masa lalu masalah kesehatan mental diderita
dalam isolasi, sekarang orang muda yang berjuang dapat dengan mudah
menemukan orang lain dengan masalah serupa, baik melalui interaksi sosial atau
kelompok pendukung. Di samping meningkatkan kesadaran dan perilaku mencari
bantuan, dokter mungkin lebih cenderung untuk mendiagnosis dan mengobati
masalah kesehatan mental, mungkin dengan efek menurunkan ambang diagnostik.
Berdasarkan data di atas penulis tertarik membahas tentang masalah psikologi
pada remaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa remaja?
2. Bagaimana ciri-ciri remaja ?
3. Apa sajakah konflik remaja?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa paham ap aitu masa remaja.
2. Agar mahasiswa paham dan mengerti apa saja ciri-ciri remaja.
3. Agar mahasiswa paham dan mengerti apa saja konflik yang ada pada remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengerian Remaja
Kata remaja berasal dari bahasa latin “adolescence” (kata bendanya adalah
adolescentia yang berarti remaja) yang memiliki arti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilah kata adolescence mempunyai artian yang lebih luas mencakup
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa remaja merupakan masa transisi
dari masa anak-anak menuju dewasa yang akan diikuti oleh berbagai masalah yang ada
dikarenakan perubahan fisik, psikis, dan sosial. Masa peralihat tersebut banyak
menimbulkan kesulitan dalam penyesuaian dalam dirinya maupun lingkungan sosial. Hal
ini disebabkan karena remaja merasa bukan termasuk anakanak lagi tetapi juga belum
termasuk orang dewasa dan remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa. (B.
Hurlock, n.d.).
Menurut Soekanto masa remaja terbagi menjadi empat bagian yaitu pra remaja (10-
12 tahun), masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun),
dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Sementara menurut Hurlock masa remaja dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu masa remaja awal pada rentang usia 13 atau 14 tahun
sampai 17 tahun, dan masa remaja akhir yaitu pada rentang usia 17 sampai 21 tahun.
Sedangkan menurut Andi Mappiare masa remaja berlangsung pada usia 12-21 tahun
bagi perempuan dan usia 13-22 tahun bagi laki-laki. Pada rentang usia yang disebutkan
diatas dapat dibagi menjadi dua yaitu remaja awal ketika usia 12/13 tahun sampai
dengan 17/18 tahun dan remaja akhir ketika usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22
tahun. (Albanjari, 2018)

Anda mungkin juga menyukai