DISUSUN OLEH :
NURUL ROHIMAH
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan tugas makalah
Genetik dan Biologi Reproduksi ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada rasul yang mulia, Muhammad shallaullahu
‘alaihiwasallam.
Dalam pembuatan Asuhan Kebidanan ini dilakukan dengan mengambil
referensi dari berbagai sumber, saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh
dari sempuruna, karena keterbatasan referensi baik dari buku, maupun dari
(internet).
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk
hasil yang lebih baik. Harapan saya semoga makalah Genetik dan Biologi
Reproduksi dapat bermanfaat terutama bagi saya dan untuk semua orang yang
membaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang
ditemukan oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan
gabus (terdapat ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut).
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-
masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang
membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk jaringan otot jantung pada organ
jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran darah pada tubuh
manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang
disebut organel. Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma
dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang
bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan
tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm)
sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang
sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan
mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan
menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang
pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian,
teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sel
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular),
misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang juga
dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
membentuk organisme.
Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis). Selain
itu sel juga mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat mahluk
hidup, maka sifat mahluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya. Setiap
sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA sebagai materi yang
dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua sel
memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein
yang akan digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel
tersebut.
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang
terjadi dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat
(ADN) yang umum disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat
protein enzim sitoplasma, dan dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.
ribonukleat (ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor
kedalam sitoplasma tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting
dalam sintesis protein yakni ARN kurir (mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan
ARN ribosom (rRNA). ARN kurir memindahkan molekul asam amino kemollekul
protein waktu protein disentesis, dan ARN ribosom membawa asam amino yang
dibituhkan untuk sintesis protein tertentu. Sintesis protein, baik protein structural
maupun enzim sangat berpengaruh terhadap inti sel, antara lain mempengaruhi
disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya sel. Selain akibat
sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh pembelahan
mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung jumlah
kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin,
sel yang diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini
menyebabkan sela anak hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.
2. Sitoplasma
glukosa, dan dalam jumlah sedikit fospolipid, kolesterol dan asam lemak
ribosom, granula sekresi dan dua organel yang penting, mitokondria dan lisosom.
Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada membrane inti sel adalah
3. Membran Sel
Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang
terutama terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti,
yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein
hidrofilix, yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan
permukaan dalam sel berbeda dengan permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang
zat-zat yang tidak larut dalam lipid. Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat
yang tidak larut dalam lipid seperti air dan urea dapat melewati membran sel.
Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya molekul protein besar yang
merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari satu sisi membrane
ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi perrmiabel terhadap
impermeabel.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran