Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan
matur berlangsung 40 minggu dan tidak boleh lebih dari 42 minggu
(Wiknjosastro, 1996).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan
keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2008)
Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis
dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian. Menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera
melihat bayinya. Saat ini juga merupakan waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian
pada kelahiran bayi. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ke tiga,
wanita mungkin merasa cemas terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya
sendiri. Seperti : apakah nanti bayinya lahir abnormal, membayangkan
nyeri, kehilangan kendali saat persalinan, apakah dapat bersalin normal,
apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan. Ibu juga
mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi hilangnya perhatian
dan hak istimewa khusus yang dirasakan selama hamil, perpisahan terhadap
janin dalam kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan
karena uterusnya akan menjadi kosong secara tiba-tiba.
Menjelang akhir kehamilan ibu akan semakin mengalami ketidak
nyamanan fisik seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang kuat dan konsisten dari suami dan keluarga. Dan pada
pertengahan trimester ke tiga, hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya
komunikasi jujur yang dengan suaminya terutama dalam menentukan posisi
dan kenyamanan dalam hubungan seksual.

4
5

b. Tanda Gejala Kehamilan


Untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala hamil, antara lain :
1. Kemungkinan
Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah rahim
membesar : sesuai dengan usia kehamilan
Pada pemeriksaan dijumpai :
a) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri
sedemikian lunaknya, sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam forniks
posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas symphyse, maka
isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah
dari cerviks
b) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
c) Tanda Chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah muda
d) Kontraksi Braxton hicks
Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba
menjadi keras karena berkontraksi.
e) Teraba Ballottement
Mendekati pertengahan kehamilan, Volume janin masih kecil
dibandingkan dengan volume cairan amnionnya. Akibatnya, tekanan
mendadak yang dikenakan pada uterus dapat menyebabkan janinnya
tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian kembali keposisi
semula.
2. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Sebagian kemungkinan positif palsu.
a) Amenore (tidak adanya menstruasi)
Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraff dan ovulasi.
6

Oleh karena itu sangat penting juga untuk mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan
dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
b) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan
progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama pagi
hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dalam batas-batas tertentu
keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum (Wiknjosastro, 2008).
c) Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada
bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
d) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali
kandung kencing (Wiknjosastro, 2008).
e) Pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope
utau pingsan. Sinkope atau pingsan sering terjadi pada awal kehamilan
dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Biasanya
akan hilang setelah kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2008).
f) Mammae menjadi tegang dan membesar
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan
7

alveoli di mamae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas


(Wiknjosastro, 2008).
g) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Tetapi setelah
itu nafsu makan timbul kembali. Hendaknya dijaga jangan sampai
salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan tidak
sesuai dengan usia kehamilan (Wiknjosastro, 2008 ).
h) Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat pengaruh
peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air besar
(Wiknjosastro, 2008).
i) Pigmentasi
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi,
hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mamae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di
garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi
ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2008 ).
j) Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester
satu (Wiknjosastro, 2008 ).
k) Varises
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron
mengakibatkan terjadinya penampakan pembuluh darah vena. Varises
sering terjadi pada trimester terakhir dan kadang-kadang merupakan
gejala pertama kehamilan muda, pada multigravida di dapat pada
daerah genitalia eksterna Fossa poplitea, kaki dan betis. Penampakan
pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan
(Wiknjosastro, 2008 ).
8

c. Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin


1. Minggu ke 28
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. surfactan
terbentuk didalam paru-paru. Mata mulai membuka dan menutup.
Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
Perubahan maternal, fundus berada di pertengahan antara pusat dan
xipoid. Hemmoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut. Garis berbentuk janin dapat di palpasi. Rasa panas
dalam perut mungkin mulai terasa.
2. Minggu ke 32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi stelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-34 cm. Mulai
menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
Perubahan maternal, fundus mencapai processus xipoid. Payudara
terasa penuh dan nada nyeri tekan. Sering kencing mungkin kembali
terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi, mungkin juga
mengalami dyspensia.
3. Minggu ke 38 40
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/
berputar banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan
memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai dengan
system kekebalan bayi bekerja sendiri.
Perubahan Maternal. Penurunan bayi kedalam pelvik / panggul ibu
(lightening). Plasenta setebal hamper 4 kali waktu usia kehamilan 18
minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. Ibu ingin sekali melahirkan bayi,
mungkin memiliki energi final yang meluap sakit punggung dan
sering kencing meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks
dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
d. Perubahan Fisik Selama Kehamilan
Seiring berkembangnya janin, tubuh sang ibu juga mengalami
perubahan-perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan
kembang sang bayi. Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan
9

kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan. Baik dari segi
anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara
menyeluruh pada organ tubuh ibu berjalan seiring dengan usia kehamilan
dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Sistem Reproduksi
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu
terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas
antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut
lingkaran retraksi fisiologis.
2. Payudara/mamae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar.
3. Kulit
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya.
10

4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan


Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai 2 kali
lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pitting
edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat
akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan
oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih rendah dari
uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan tekanan osmotik
koloid interstisial juga cenderung menimbulkan edema pada akhir
kehamilan.

Jaringan dan cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu


Cairan ekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500

Tabel 2.1 Penambahan berat badan selama kehamilan

5. Perubahan Hematologis
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
7. Perubahan Kardiovaskular dalam kehamilan

Parameter Jumlah perubahan Penentuan waktu


Tekanan darah arteri
Sistolik 4-6 mmHg Semua dasar pada 20-24
minggu, kemudian berangsur-
Diastolik 8-15 mmHg angsur naik ke nilai-nilai
prakehamilan pada masanya.
11

Rata-rata 6-10 mmHg


Frekuensi denyut 12-18 BPM Trimester dua awal kemudian
jantung stabil
Volume stroke 10-30% Trimester dua awal, kemudian
stabil
Curah jantung 33-45% Mencapai puncak pada
trimester dua, kemudian stabil
sampai masanya

8. Sistem pernafasan
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen
per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%.
Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron.
9. Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga
timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam
amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
10. Sistem Muskuloskeletal
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada bagian bawah punggung.
11. Sistem Persarafan
12

Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan


memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga.12
Penurunan ini disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau
perubahan fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan
memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah
kelahiran.
12. Sistem Pencernaan
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas otot
polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung.
Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan
dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga
menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus
juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat
terjadi akibat penurunan asam lambung.
e. Perubahan psikologis pada masa kehamilan
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan
emosional. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan
perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan
memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan
pertanyaannya.
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan
ibu akan bayinya. Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan
lahir sewaktu waktu yang meningkatkan kewaspadaan ibuakan timbulnya
gejala dan tanda tanda persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut
kalau kalau bayinya akan dilahirkan tidak normal. Kebanyakan ibu juga
bersikap melindungi bayi nya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin akan
merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan,
13

Rasa tidak nyaman akan kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya, jenis kelaminnya dll. Mungkin juga
mana bagi yang akan dilahirkan sudah dipilih. Pada trimester ini saatnya
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
f. Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Terjadi Perubahan Psikologi Masa
Kehamilan
Menurut Asrinah (2010) perubahan pada ibu yang bisa membuat
terjadinya gejolak perasaan bisa disebabkan oleh faktor ketidaknyamanan
fisik maupun mental sehingga membuat para ibu menjadi stress. Ada
beberapa hal yang memberikan tekanan psikologis pada ibu hamil yaitu:
1. Kondisi finansial
Bagi pasangan yang mampu, maka kondisi finansial bukanlah masalah.
Namun bagi pasangan kebanyakan masalah finansial ini merupakan
masalah besar dan menimbulkan stres. Apalagi jika sejak awal diketahui
bahwa kehamilan ibu bermasalah sehingga memerlukan penanganan
persalinan khusus yang jelas membutuhkan biaya tambahan.
2. Dukungan pasangan
Dukungan pasangan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Namun masih
banyak suatu yang enggan ikut serta menanggung resiko yang dihadapi
istrinya saat mengandung. Dengan berbagai alasan mereka mengelak
untuk ikut ambil bagian, dengan alasan sibuk bekerja, ada yang
menganggap itu memang tugas wanita dan sebagainya. Kondisi seperti
ini akan membuat ibu hamil menjadi semakin stres menjelang hari-hari
persalinan.
3. Dukungan keluarga
Karena berbagai faktor banyak pasangan suami istri yang memiliki
hubungan yang kurang baik dengan keluarga masing-masing. Dalam
14

situasi normal hal ini bukan menjadi masalah, tetapi dalam kondisi hamil
pengaruhnya akan terasa. Kehadiran orang-orang terdekat saat menjelang
persalinan jelas berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan pasangan suami
istri.

B. Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk menyiapkan
diri sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka masa
postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental
(Sarwono, 2010).
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum lahir untuk ibu adalah
mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, mengobati
secara dini komplikasi ibu yang dapat mempengaruhi kehamilan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil
serta meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan, pemberian ASI,
pemakaian metode KB dan berusaha menetapkan penggolongan kehamilan ke
dalam berbagai resiko (Manuaba, 2009).
Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13
kali selama hamil. Dinegara berkembang pemeriksaan antenatal care
dilakukan sebanyak empat kali cukup sebagai kasus tercatat. Keuntungan
antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui berbagai risiko dan
komplikasi hamil sehinnga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan
rujukan kerumah sakit. Untuk evaluasi keadaan dan kemajuan inpartu
dipergunakan angka kematian ibu dan perinatal yang sebagian terjadi pada
saat pertolongan persalinan pertama dapat diturunkan secara bermakna
(Prawirohardjo, 2009).
a. Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
15

3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan/komplikasi yang


mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perinatal.
(Prawirohardjo, 2009).
b. Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil meliputi :
1. K1 atau kunjungan pertama adalah kontak ibu hamil yang pertama
dengan tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya dengan
standart 10T.
2. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai dengan standart selama satu periode kehamilan berlangsung
(FKUI, 2001).
3. Dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan hamil
yang keempat ( K4 ) Adalah kontak ibu hamil yang keempat atau
lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan.
Antenatal Care (ANC) Adalah Pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. (Prawirohardjo, 2009).
c. Standar Asuhan Kebidanan
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
dikenal dengan 10 T.
16

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut


(Depkes RI, 2009).
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
d. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care
1. Trimester I : 1 kali pemeriksaan
2. Trimester II : 1 kali pemeriksaan
3. Trimester III : 2 kali pemeriksaan
4. Atau apabila ibu merasakan keluhan yang tidak nyaman segera
lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
a) Trimester Pertama (0-12 Minggu)
Periode menstruasi terakhir sebelum kehamilan. Terjadi
perdarahan menstruasi dan hormon-hormon di tubuh akan
mempersiapkan sel telur baru untuk dilepaskan. Sehingga
pada akhir trimester pertama, organ-organ tubuh bayi sudah
terbentuk. Rasa mual dan lelah biasanya sudah berkurang atau
hilang. Perkembangan selanjutnya akan terlihat pertumbuhan
bayi (dan juga pada ibu hamil) yang semakin membesar.
1) Waktu memeriksakannya sebelum minggu ke 12
2) Informasi penting
3) Membangun hubungan saling percaya antara petugas
kesehatan dan ibu hamil.
17

4) Mendeteksi masalah dan menanganinya


5) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan
praktek tradisional yang merugikan.
6) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
7) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat,
dan sebagainya).
b) Trimester Kedua (13-28 Minggu)
Memasuki trimester kedua ini karena perut sudah terlihat
membesar, bersamaan dengan rasa mual dan lemas yang
menghilang pada akhir trimester pertama, bayi akan terus
mengalami pertumbuhan.
1) Waktu memeriksakannya sebelum minggu ke-28
2) Informasi penting : Sama seperti trimester pertama
ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklamsia
(Tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa ibu untuk
mengetahui proteinuria).
c) Trimester Ketiga (29-40 Minggu)
Memasuki trimester terakhir ini ibu hamil akan mulai
mengunjungi dokter spesialis kandungan dua minggu sekali,
pada saat ini ibu akan bertambah senang dan bahagia bayi
yang terus berkembang dalam rahim dan ibu sudah dapat
merasakan gerakan bayinya. Dan hingga menunggu bayi lahir.
1) Waktu memeriksakannya antara minggu ke 28-36
2) Informasi penting : Sama dengan diatas, ditambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
( prawirohardjo, 2009).
Jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai
13 kali selama hamil. Dinegara berkembang pemeriksaan antenatal care
dilakukan sebanyak empat kali cukup sebagai kasus tercatat.
18

Keuntungan antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui


berbagai risiko dan komplikasi hamil sehinnga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. Untuk evaluasi
keadaan dan kemajuan inpartu dipergunakan angka kematian ibu dan
perinatal yang sebagian terjadi pada saat pertolongan persalinan
pertama dapat diturunkan secara bermakna Sementara untuk bayi,
pemeriksaan itu bisa meningkatkan kesehatan janin dan mencegah janin
lahir prematur, berat bayi lahir rendah, lahir mati, ataupun mengalami
kematian saat baru lahir (Prawirohardjo, 2009).
e. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
Dilaksanakan Seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu
minggu setelah koitus). Upayakan urine yang digunakan adalah
urine pagi hari.
2. Palpasi abdomen
Menggunakan cara Leopold.
3. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan.
Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong
kehamilan.
4. Pemeriksaan Rontgen
Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis
pasti kehamilan. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu
tengkorak dan tulang belakang.

C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Varney


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
bertahap dan sistematis, melalui suatu proses yang disebut manajemen
kebidanan. Manajemen Kebidanan menurut Varney (1997) merupakan suatu
proses pemecahan masalah, digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
19

penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis, dan


berfokus pada klien.
Langkah-langkah dari asuhan kebidanan yaitu.
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan.
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan
nifas, biopsikologi spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokunentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium da test diagnostic lain yang
dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik
yang sesui dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), Pemeriksaan
penunjang (laboratorium, cacatan baru dan sebelumnya).
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi ang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
20

4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,


kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasakan
kondisi klien.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah- langkah
sebelumnya.
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efesien dan aman.
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini
bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak
efektif.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakh benar-
benar akan terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Recana tersebut dianggap
efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya (Varney, 2007)

D. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (28 40 minggu)


a. Perdarahan Pervaginam
Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan
perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal
21

adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin
lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. (SDTKI, 2007)
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan
sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan
yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
c. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi
tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang
mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).
d. Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
22

setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat


menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka
dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.
(Pusdiknakes, 2003)
e. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu
mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi
tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death).
IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam
kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau 25 beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
f. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah
pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda
persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda
persalinan ini disebut ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam
rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten
(waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar
kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim
(Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).
g. Kejang
Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi
(24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212).
23

h. Selaput kelopak mata pucat


Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia
pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan
dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram)
(Saifuddin, 2002).
i. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian
ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh
wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala
gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan
fungsi 27 organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan
dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).

E. Hubungan KEK dengan BBLR


Kenaikan berat badan ibu, selama kehamilan trimester I mempunyai
peranan yang sangat penting, karena periode ini janin dan placenta di bentuk.
Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan
meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan karena adanya KEK yang
mengakibatkan ukuran placenta kecil dan kurang nya suplai zat zat
makanan ke janin. Bayi BBLR mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari
pada bayi cukup bulan. Kekurangan zat gizi pada ibu lebih cenderung
mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat umum dari pada
menyebabkan kelainan anatomic yang spesifik. Kekurangan zat gizi pada ibu
yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih
24

buruk pada janin dari pada mal nutrisi akut. Dari hasil penelitan Tri Hardiani
(2011), factor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah IMT,
pertambahan berat badan, paritas, status anemia, dan Lingkar Lengan Atas.
Ukuran LILA <23,5 cm menunjukan bahwa ibu hamil tersebut menderita
KEK atau kurang gizi kondisi ini menggambarkan bahwa tidak terpenuhinya
kebutuhan energi, sedangkan masa kehamilan memerlukan tambahan energi
dan zat lain karena meningkatnya metabolism energi. Peneliatan Merzalia
(2012) menunjukan bahwa ibu hamil dengan LILA <23,5 cm beresiko
melahirkan bayi dengan BBLR 7018 kali lebih besar dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai LILA >23,5 cm.
Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur system Saraf Pusat
terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak (Hiperplasia) yang terjadi
selama di dalam kandungan dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel
sel saraf adalah pada Trimester II kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah
lahir. Kekurangan gizi pada masa dini menyebabkan perkembangan otak akan
menghentingkan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya
pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel sel otak yang berukuran
normal. Dampak nya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada masa
kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian supelementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi
kematian perinatal dan kenaikan berat badan. Sedangkan mekanisme
terjadinya BBLR pada ibu hamil yang menderita KEK terlihat pada bagan
berikut.
25

Ibu Malnutrisi

Volume darah menurun

Cardiac ouput tidak adekuat

Menurunnya aliran darah ke plasenta

Plasenta Lebih kecil Berkurang nya transfer zat


zat maknanan

Retardasi pertumbuhan janin

F. Hubungan Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan Dengan Berat


Lahir Bayi
Kejadian bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) (<2,5 kg)
mengindikasikan gangguan kesehatan dan gizi ibu ketika mengandung.
BBLR berisiko mengalami kematian pada bulan pertama kehidupannya lebih
tinggi daripada bayi dengan berat badan normal. Selain itu, BBLR dapat
berpengaruh pada gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak. Meskipun
demikian, berat lahir bayi 2500-2999 gram (bayi berat lahir kurang = BBLK)
juga berisiko tinggi untuk mengalami sakit ISPA, diare, terlambat tumbuh
dan berkembang. Studi kolaborasi oleh WHO yang melibatkan penelitian dari
22 negara mengumpulkan data antropometri wanita hamil dan outcome
kehamilan, menemukan prevalensi BBLR (4,2%-28,2%), kelahiran prematur
(4,6% -56%) dan kegagalan pertumbuhan dalam uterus atau Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR) (5,8% - 54,2%).
Rekomendasi WHO untuk pertambahan berat bagi ibu yang sehat dan
status gizi baik adalah 10 14 kg selama kehamilan, dengan rata-rata 12 kg
supaya dapat meningkatkan kemungkinan untuk melahirkan bayi genap bulan
26

dengan berat lahir 3.3 kg serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada
ibu dan bayi, menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Penelitian
tersebut menunjukkan kecenderungan ibu hamil dengan umur< 20 tahun dan
>35 tahun melahirkan bayi yang lebih kecil (rata-rata 2995 gram) dibanding
berat lahir bayi pada ibu yang berumur 21-35 tahun (rata- rata 3024 gram).
Proporsi bayi lahir dengan berat badan 2500-2999 gram adalah 47.8%. Rata-
rata berat lahir adalah 3015 gram. Proporsi ibu dengan pertambahan berat
badan selama kehamilan <9 kg adalah 48,9 % Rata-rata pertambahan berat
badan selama kehamilan sebesar 9.098 kg. Faktor yang berhubungan dengan
berat lahir bayi adalah pertambahan berat badan dan Asupan energy yang
berinteraksi dengan pertambahan berat badan selama kehamilan. Ibu dengan
asupan energi < 70% AKG dan dengan pertambahan berat badan selama
hamil < 9 kg berisiko lebih besar melahirkan bayi dengan berat 2500-2999
gram daripada ibu dengan asupan energi 70% AKG dan memiliki
pertambahan berat badan selama kehamilan > 9 kg. Ibu yang melahirkan bayi
dengan berat 3000 gram memiliki rata-rata konsumsi energi lebih besar dari
pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat 2500-2999 gram, yaitu sebesar
1718 kkal. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir bayi 2500-2999 gram
memiliki rata-rata konsumsi energi lebih kecil dari pada ibu yang melahirkan
bayi dengan berat 3000 gr, yaitu 1266 sebesar kkal. (Turhayati Elmy
Rindang, 2006)

G. Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil


a. Definisi kekurangan energi kronik
Kurang energi kronis merupakan keadaan di mana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI
2002). Kekurangan energi kronik dapat terjadi pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Kurang gizi akut disebabkan oleh
tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan
yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
27

mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan


karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk
mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup, atau juga
disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekurangan energi kronis pada
ibu hamil
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat sosial ekonomi. Ekonomi seseorang
mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-
harinya. Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka
kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhan tercukupi ditambah lagi
adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil semakin terpantau
(Weni,2010). Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan
seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan,
pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
1. Pendidikan
Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan
diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah
kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Umar, 2005). Faktor
pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi
yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya.
2. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan (Kamus Besar
Indonesia, 2008). Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja
yang terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik
terhadap kehamilannya. Kemampuan bekerja selama hamil dapat
dipengaruhi oleh peningkatan berat badan dan perubahan sikap. Resiko-
28

resiko yang berhubungan dengan pekerjaan selama kehamilan termasuk


:
a. Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
b. Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran atau
membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
c. Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat, mendorong
dan membersihkan.
3. Pendapatan
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain
tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan
makanan itu sendiri, serta tingkat penggelolaan sumber daya lahan dan
pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar
akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan makanannya terutama untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Tingkat pendapatan dapat
menentukan pola makan. Pendapatan merupakan faktor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai
uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh dengan kata lain
semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari
penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis
bahan makanan lainnya.
4. Faktor jarak kelahiran
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2
tahun. Penelitian menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur
jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki
probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding
anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan yang
terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga
akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk
memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya). Dengan mengandung
kembali maka akan menimbulkan masalah gizi ibu dan janin/bayi berikut
yang dikandung (Baliwati, 2006). Berbagai penelitian membuktikan
29

bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan
sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya.
Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga
dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan
terakhir 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau
persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua.
Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK
pada ibu hamil. Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Resiko rendah ( 2 tahun sampai < 10 tahun).
b. Resiko tinggi (< 2 tahun atau 10 tahun)
5. Faktor paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena
ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan:
a. Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi.
b. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
c. Dampak yang ditimbulkan
1) Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan
meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).
2) Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya,
perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi
caesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
30

3) Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan
berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
d. Cara pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan
protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari
dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa
atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan
pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan
mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan
perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan. Pemberian makanan
tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan berasal
dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar
peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Pada ibu
hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih
membutuhkan intervensi tambahan agar dapat menurunkan prevalensi
anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.

H. Pengukuran TBJ (Taksiran Berat Janin)


a. Pengertian Gravidogram
Gravidodram adalah suatu rekam grafik/ monogram untuk memantau
pertumbuhan janin secara klinis, dan keadaan ibu dalam kehamilan.
Suatu rekam grafik (normogram) untuk menilai pertumbuhan janin
secara klinis sederhana untuk mengenali gangguan pertumbuhan janin
intrauterine (Protap UNPAD, 2005). Sedangkan menurut para ahli
1) Belizan et al
Meramalkan berat badan janin melalui pengukuran tinggi fundus uteri
mempunyai sensitifitas sampai 86% (untuk berat badan lebih kecil
dari normal) dan untuk berat badan normal spesifitasnya sampai 90%.
31

2) Ogunranti
Pengukuran tinggi fundus uteri dalam sentimeter yang dicantumkan
dalam gravidogram dapat meramalkan kejadian bayi-bayi small for
date dan large for date
3) Quaranta et al
Badan lahir rendah dengan pengukuran jarak simfisis-fundus,
didapatkan sensitifitas 17% pada kehamilan 20-30 minggu
(Sastrawinata US, 2009)
b. Tujuan Gravidogram
1) Dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis pubis. Dapat
dimonitor pertumbuhan janin dalam rahim (intra uterin)
2) Apakah tinggi fundus uteri ( TFU ) sesuai dengan umur kehamilan
3) Bila TFU tidak sesuai, kemungkinan (bila > besar kemungkinan bayi
kembar, hidramnion, bila > kecil, karena pertumbuhan janin terhambat
4) Kesejahteraan janin dapat dimonitor dengan DJJ.
5) Untuk ibu, bisa di periksa faktor-faktor fisik dan laboratorium
sehingga dapat diketahui bila ada faktor resiko atau perkembangan
kehamilan kearah patologik.
c. Pengukuran Tinggi Fundus Uterus dengan Mc Donald
Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis digunakan
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dijadikan perkiraan usia
kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau turun merupakan indikasi
adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang
meningkat secara berlebihan mengidentifikasi adanya jumlah janin lebih
dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion.
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm di atas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
32

36 minggu 32 cm di atas simfisis


38 minggu 33 cm di atas simfisis
40 minggu 37,7 cm di atas simfisis

d. Tujuan Pemeriksaan Tinggi Fundus Uterus dengan teknik Mc


Donald
Dari usia kehamilan 22 minggu sampai dengan 35 minggu,
menentukan usia kehamilan berdasarkan perhitungan minggu, dan
hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin dapat dirasakan. Tinggi fundus
uteri dapat dicatat dalam centimeter (CM), yang harus sama dengan umur
kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan HPHT. Misalnya,
jika usia kehamilannya 33 minggu, tinggi fundu uteri harus 33 cm. jika
pengukuran berbeda 1-2 cm, masih bisa ditoleransi, tetapi jika deviasi
lebih kecil 2 cm dari usia kehamilan, kemungknan ada gangguan
pertumbuhan janin, sedangkan bila deviasi lebih besar dan 2 cm
kemungkinan terjadi bayi kembar, polihidramnion, janin besar.
e. Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Dikonversikan dengan Usia
Kehamilan (UK)
1) Sebelum minggu 11 fundus belum teraba dari luar.
2) Minggu 12, 1-2 jari diatas sympisis.
3) Minggu 16, pertengahan antara sym-pst
4) Minggu 20, tiga jari dibawah pusat
5) Minggu 24, setinggi pusat
6) minggu 28, tiga jari diatas pusat
7) Minggu 32, pertengahan proc xymphoideus pusat
8) Minggu 36, tiga jari dibawah proc.xypoideus
9) Minggu 40 pertengahan antara proc xyphoideus-pusat.
Menghitung dengan cara Mac Donald : adalah modifikasi Spegelberg,
yaitu jarak fundus-simfisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya
kehamilan dalam bulan
Dengan Rumus Tinggi Fundus Uteri.
33

Rumus disini maksudnya yaitu dengan mengukur tinggi fundus


uteri(cm). Adapun rumusnya: Tinggi fundus (cm) : 3,5 = usia kehamilan.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, 1983)

I. IUGR (Intra Uterine Growth Restriction)


a. Definisi
Pertumbuhan janin terhambat merupakan suati bentuk deviasi atau
reduksi pola pertumbuhan janin. Yang terjadi pada IUGR adalah proses
patologi yang menghambat janin mencapai potensi pertumbuhannya.
Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan
dimana janin tidak mampu berkembang sesuai dengan ukuran normal
akibat adanya gangguan nutrisi dan oksigenase, atau dengan kata lain
suatu keadaan yang dialami bayi dengan berat badan lahir dibawah
batasan tertentu dari umur kehamilannya.(Saifuddin, 2010)
Definisi IUGR yang sering digunakan adalah bayi yang mempunyai berat
badan lahir dibawah persentil ke-10 dari kurva berat badan normal yang
disesuaikan dengan usia kehamilan. (Karsono, 2002)
b. Klasifikasi
Terjadinya IUGR dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok :
1. IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
Pada IUGR tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan
berukuran kecil akibat berkurangnya potensi pertumbuhan janin dan
berkurangnya proliferasi seluler semua organ janin. IUGR tipe-1
ditandai dengan berat badan, lingkar kepala dan panjang badan
berada dibawah persentil 10. IUGR simetris ini terjadi selama
kehamilan trimester ke-1 dan trimester ke-2 dan angka kejadian kira
kira 20 30 % dari seluruh bari IUGR.
2. IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional)
IUGR tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi,
sehingga sebagian besar energi digunakan langsung untuk
mempertahankan pertumbuhan organ vital (seperti otak dan jantung).
Hal ini umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta. IUGR asimetris
34

mempunyai ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kecil. IUGR


tipe-2 memiliki berat badan yang kurang dari persentil ke-10,
sedangkan ukuran kepala dan panjang badan normal. IUGR asimetris
terjadi pada trimester terakhir, yang disebabkan karena terjadinya
penurunan kecepatan pertumbuhan.
3. IUGR Kombinasi
Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal, sedikit pengurangan
jaringan lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan
parah, janin mungkin akan mengalami kemampuan untuk
kompensasi sehingga terjadi peralihan dari IUGR kombinasi menjadi
IUGR tipe simetris. (Hasibuan dkk, 2009)
Lin dan santolaya Forgas (1998), melaporkan proses pertumbuhan sel
sel secara mitosis cepat pada organ organ janin dan plasenta, dapat
dibagi kedalam 3 fase, yakni:
1) Fase hiperplasia atau proliferasi (penambahan jumlah sel)
Terjadi penggandaan sel sel secara mitosis cepat pada organ
organ janin dan peningkatan kandungan DNA. Hal ini terjadi sejal
permulaan perkembangan janin sampai usia kehamilan 16 minggu.
2) Fase Hiperplasia dan Hipertropi
Terjadi penurunan mitosis sel dan peningkatan ukuran sel. Hal ini
berlangsung sampai usia 32 minggu.
3) Fase Hipertropi
Terjadi peningkatan kecepatan pertambahan ukuran sel, akumulasi
jaringan lemak, otot, dan jaringan ikat, dimana puncak kecepatan
pertambahan ukuran sel terjadi pada usia kehamilan 33 minggu.
Fase hiperplasia dimulai pada awal perkembangan janin, kemudian
secara bertahap terjadi pergeseran ke fase hipertopi. Gangguan
pertumbuhan pada malnutrisi yang terjadi selama fase hiperplasia akan
menyebabkan berkurangnya jumlah sel yang sifatnya permanen (IUGR
simetris). Malnutrisi yang terjadi selama fase hipertropi akan
menyebabkan berkurangnya ukuran sel, yang sifatnya reversibel (IUGR
asimetris). Apabila malnutrisi terjadi pada fase hiperplasia dan hipetropi
35

akan menyebabkan berkurangnya jumlah dan ukuran sel (IUGR


kombinasi). (POGI, 2008)
c. Faktor resiko dan etiologi etiologi
1. Faktor Resiko
Lingkungan sosio-ekonomi rendah
Riwayat IUGR dalam keluarga
Riwayat obstetri yang buruk
Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah
Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
Komplikasi medik dalam kehamilan . .(Saifuddin, 2010)
2) Etiologi
Maternal Plasental Fetal
Gangguan Vaskular (25-30%)
Hipertensi
Diabetes Melitus
Penyakit Ginjal
Gangguan Hiperkoagulasi
Thrombophilia
Sindroma Antibodi
Antiphospholipid
Hipoksia Persisten (Penyakit Paru Atau Jantung, Anemia Yang
Berat)
Malnutrisi, Toksin (Alkohol, Rokok, Obat-Obatan, Dll)
Malformasi Uterus Atau Adanya Massa Invasi Trofoblast
Abnormal
Infark Plasenta
Plasenta Previa
Plasenta sirkumvallate
Anomali vaskular umbilikal plasental
Insersi tali pusat velamentosa Genetik (20%)
Kelainan kromososm
36

Kelainan kongenital
Kehamilan ganda (5%)
Infeksi Intrauterine
Cytomegalovirus
Malaria
Parvovirus
Rubella
Toxoplasmosis
Herpes virus
HIV/AIDS (Hasibuan dkk, 2009)
d. Diagnosis
Diagnosis pasti IUGR baru dapat diketahui setelah janin dilahirkan.
Syarat utama utama untuk mengetahui apakah pertumnuhan janin
berjalan normal atau tidak, adalah keharusan utnuk mnegetahui usia
kehamilan secara tepat. Tanpa diketahui usia kehamilan, ketepatan
pertumbuhan janin tidak dapat ditentukan dan kekeliruan yang serius
dalam penatalaksanaan pasien bisa saja terjadi.
Usia kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) pada wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum
USG berkembang, IUGR di diagnosa dengan berkurangnya
penambahan berat badan ibu dimana pertambahan berat badan kurang
dari 5 kg pada usia kehamilan 24 minggu atau kurang dari 8 kg pada
kehamilan 32 minggu ( untuk ibu dengan BMI kurang dari 30) ;
pemeriksaan palapsi (leopold), dimana akurasinya terbatas dalam
mendeteksi janin kecil masa kehamilan (KMK) sebesar 30 %, sehingga
perlu pemeriksaan tambahan biometri janin; dan pengukuran tinggi
fundus uteri (TFU) yang sampai saat ini masih bayak digunakan.
(Saifuddin, 2010)
TFU akan sesuai dengan jumlah minggu usia kehamilan 22 minggu
sampai 32 minggu dengan syarat kandung kemih dalam keadaan
kososng. Jika diperoleh hasil pengukuran tinggi fundus uteri 3 cm
lebih rendah dari yang diharapkan pada usia kehamilan lebih dari 34
37

minggu, maka perlu dicurigai adanya IUGR. Namun pengukuran ini


tidak dapat dilakukan bila usia kehamilan lebih dari 35 minggu. Hasil
pengukuran ini tidak bisa diterapkan pada kehamilan multipel,
hidramnion atau janin dnegan letak lintung, obesitas dan ukuran
plasenta yang besar. (Hasibuan dkk, 2009)
e. Tatalaksana umum:
1. Istirahat
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering
direkomendasikan. Secara teori istirahat akan menurunkan aliran
darah ke perifer dan meningkatkan aliran darah ke sirkulasi
uteroplasenta, yang diduga dapat memperbaiki pertumbuhan janin.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Laurin Dkk, menunjukkan
bahwa rawat inap di rumah sakit tidak bermanfaat, tidak terdapat
perbedaan berat badan lahir antara pasien yang dirawat inap dengan
rawat jalan. (Saifuddin, 2010)
2. Suplementasi Nutrisi Ibu
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu
memilki sedikit efek pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat
hingga lebih kecil 1500 kalori per hari dihubungkan dengan
penurunan berat bayi lahir rata-rata hampir 300 gram. Terdapat
data yang menunjukkan bahwa suplementasi nutrisi dalam bentuk
asupan kalori oral dan atau suplemen protein memilki sedikit efek
dalam meningkatkan berat badan lahir. (Saifuddin, 2010)
Defisiensi beberapa logam pada asupan makanan ibu juga
dihubungkan dengan IUGR. Walles Dkk. membuktikan bahwa
kadar seng pada leukosit perifer, yang merupakan indikator sensitif
keadaan seng jaringan, menurun pada ibu dengan janin dengan
IUGR. (Hasibuan dkk, 2009)
Asam eikosapentanoid yang terdapat pada minyak ikan, diduga
dapat meningkatkan berat lahir dan dapat digunakan dalam
pencegahan dan terapi IUGR. Asam ini bekerja secara kompetisi
dengan asam arakhidonat yang merupakan substrat dari enzim
38

siklooksigenase. Zat vasoaktif, tromboksan A2 (TxA2) dan


prostasiklin I2 (PGI2) telah diteliti sebagai mediator yang dapat
menurunkan aliran uteroplasenta pada IUGR idiopatik. Prostasiklin
merupakan vasodilator, dan tromboksan merupakan
vasokonstriktor yang kuat. Keseimbangan antara dua zat ini
menghasilkan tonus vaskuler pada uteroplasenta. Konsumsi minyak
ikan diduga menghasilkan penurunan sintesis tromboksan dan
meningkatkan konsentrasi prostasiklin. Perubahan rasio ini akan
menghasilkan vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan aliran
darah utreroplasenta dan meningkatkan berat lahir, sehingga
berguna dalam pencegahan dan terapi IUGR. (Saifuddin, 2010)

Anda mungkin juga menyukai