TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan
matur berlangsung 40 minggu dan tidak boleh lebih dari 42 minggu
(Wiknjosastro, 1996).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan
keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2008)
Pada wanita hamil trimester III akan mengalami perubahan Fisiologis
dan psikologis yang disebut sebagai periode penantian. Menanti kehadiran
bayinya sebagai bagian dari dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera
melihat bayinya. Saat ini juga merupakan waktu untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian
pada kelahiran bayi. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ke tiga,
wanita mungkin merasa cemas terhadap kehidupan bayi dan kehidupannya
sendiri. Seperti : apakah nanti bayinya lahir abnormal, membayangkan
nyeri, kehilangan kendali saat persalinan, apakah dapat bersalin normal,
apakah akan mengalami cedera pada vagina saat persalinan. Ibu juga
mengalami proses duka lain ketika ibu mengantisipasi hilangnya perhatian
dan hak istimewa khusus yang dirasakan selama hamil, perpisahan terhadap
janin dalam kandungan yang tidak dapat dihindari, perasaan kehilangan
karena uterusnya akan menjadi kosong secara tiba-tiba.
Menjelang akhir kehamilan ibu akan semakin mengalami ketidak
nyamanan fisik seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan
dukungan yang kuat dan konsisten dari suami dan keluarga. Dan pada
pertengahan trimester ke tiga, hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya
komunikasi jujur yang dengan suaminya terutama dalam menentukan posisi
dan kenyamanan dalam hubungan seksual.
4
5
Oleh karena itu sangat penting juga untuk mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan
dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
b) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan
progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama pagi
hari yang sering disebut juga morning sickness. Umumya terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dalam batas-batas tertentu
keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum (Wiknjosastro, 2008).
c) Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada
bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
d) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali
kandung kencing (Wiknjosastro, 2008).
e) Pingsan
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke darah kepala (sentral) yang
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope
utau pingsan. Sinkope atau pingsan sering terjadi pada awal kehamilan
dan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai. Biasanya
akan hilang setelah kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2008).
f) Mammae menjadi tegang dan membesar
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan
7
kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan. Baik dari segi
anatomis maupun fisiologis, perubahan yang ditimbulkan terjadi secara
menyeluruh pada organ tubuh ibu berjalan seiring dengan usia kehamilan
dalam trimester. Perubahan-perubahan tersebut meliputi :
1. Sistem Reproduksi
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan
untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.
Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot
polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi
vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.
Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin mempengaruhi
penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada
trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi
sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu
terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas
antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut
lingkaran retraksi fisiologis.
2. Payudara/mamae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada
trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi
semakin besar.
3. Kulit
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang
kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan
warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada wanita
multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya.
10
5. Perubahan Hematologis
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun
selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.
Perlu diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir
kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap
abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
7. Perubahan Kardiovaskular dalam kehamilan
8. Sistem pernafasan
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen
per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%.
Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi
progesteron.
9. Sistem Urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul
menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering
berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan
sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga
timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam
amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
10. Sistem Muskuloskeletal
Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita hamil
memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca,
sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan
karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan
perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada bagian bawah punggung.
11. Sistem Persarafan
12
Rasa tidak nyaman akan kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu
mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya, jenis kelaminnya dll. Mungkin juga
mana bagi yang akan dilahirkan sudah dipilih. Pada trimester ini saatnya
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua.
f. Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Terjadi Perubahan Psikologi Masa
Kehamilan
Menurut Asrinah (2010) perubahan pada ibu yang bisa membuat
terjadinya gejolak perasaan bisa disebabkan oleh faktor ketidaknyamanan
fisik maupun mental sehingga membuat para ibu menjadi stress. Ada
beberapa hal yang memberikan tekanan psikologis pada ibu hamil yaitu:
1. Kondisi finansial
Bagi pasangan yang mampu, maka kondisi finansial bukanlah masalah.
Namun bagi pasangan kebanyakan masalah finansial ini merupakan
masalah besar dan menimbulkan stres. Apalagi jika sejak awal diketahui
bahwa kehamilan ibu bermasalah sehingga memerlukan penanganan
persalinan khusus yang jelas membutuhkan biaya tambahan.
2. Dukungan pasangan
Dukungan pasangan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Namun masih
banyak suatu yang enggan ikut serta menanggung resiko yang dihadapi
istrinya saat mengandung. Dengan berbagai alasan mereka mengelak
untuk ikut ambil bagian, dengan alasan sibuk bekerja, ada yang
menganggap itu memang tugas wanita dan sebagainya. Kondisi seperti
ini akan membuat ibu hamil menjadi semakin stres menjelang hari-hari
persalinan.
3. Dukungan keluarga
Karena berbagai faktor banyak pasangan suami istri yang memiliki
hubungan yang kurang baik dengan keluarga masing-masing. Dalam
14
situasi normal hal ini bukan menjadi masalah, tetapi dalam kondisi hamil
pengaruhnya akan terasa. Kehadiran orang-orang terdekat saat menjelang
persalinan jelas berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan pasangan suami
istri.
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah
keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium
uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan
plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin
lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. (SDTKI, 2007)
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan
sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan
yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
c. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi
tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan
yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia
merupakan tanda tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang
mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan
peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam
retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).
d. Bengkak di muka atau tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal
pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang
22
buruk pada janin dari pada mal nutrisi akut. Dari hasil penelitan Tri Hardiani
(2011), factor resiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah IMT,
pertambahan berat badan, paritas, status anemia, dan Lingkar Lengan Atas.
Ukuran LILA <23,5 cm menunjukan bahwa ibu hamil tersebut menderita
KEK atau kurang gizi kondisi ini menggambarkan bahwa tidak terpenuhinya
kebutuhan energi, sedangkan masa kehamilan memerlukan tambahan energi
dan zat lain karena meningkatnya metabolism energi. Peneliatan Merzalia
(2012) menunjukan bahwa ibu hamil dengan LILA <23,5 cm beresiko
melahirkan bayi dengan BBLR 7018 kali lebih besar dibandingkan dengan
ibu yang mempunyai LILA >23,5 cm.
Akibat lain dari KEK adalah kerusakan struktur system Saraf Pusat
terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak (Hiperplasia) yang terjadi
selama di dalam kandungan dikatakan bahwa masa rawan pertumbuhan sel
sel saraf adalah pada Trimester II kehamilan sampai sekitar 2 tahun setelah
lahir. Kekurangan gizi pada masa dini menyebabkan perkembangan otak akan
menghentingkan sintesis protein dan DNA. Akibatnya adalah berkurangnya
pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel sel otak yang berukuran
normal. Dampak nya akan terlihat pada struktur dan fungsi otak pada masa
kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian supelementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi
kematian perinatal dan kenaikan berat badan. Sedangkan mekanisme
terjadinya BBLR pada ibu hamil yang menderita KEK terlihat pada bagan
berikut.
25
Ibu Malnutrisi
dengan berat lahir 3.3 kg serta menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada
ibu dan bayi, menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Penelitian
tersebut menunjukkan kecenderungan ibu hamil dengan umur< 20 tahun dan
>35 tahun melahirkan bayi yang lebih kecil (rata-rata 2995 gram) dibanding
berat lahir bayi pada ibu yang berumur 21-35 tahun (rata- rata 3024 gram).
Proporsi bayi lahir dengan berat badan 2500-2999 gram adalah 47.8%. Rata-
rata berat lahir adalah 3015 gram. Proporsi ibu dengan pertambahan berat
badan selama kehamilan <9 kg adalah 48,9 % Rata-rata pertambahan berat
badan selama kehamilan sebesar 9.098 kg. Faktor yang berhubungan dengan
berat lahir bayi adalah pertambahan berat badan dan Asupan energy yang
berinteraksi dengan pertambahan berat badan selama kehamilan. Ibu dengan
asupan energi < 70% AKG dan dengan pertambahan berat badan selama
hamil < 9 kg berisiko lebih besar melahirkan bayi dengan berat 2500-2999
gram daripada ibu dengan asupan energi 70% AKG dan memiliki
pertambahan berat badan selama kehamilan > 9 kg. Ibu yang melahirkan bayi
dengan berat 3000 gram memiliki rata-rata konsumsi energi lebih besar dari
pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat 2500-2999 gram, yaitu sebesar
1718 kkal. Ibu yang melahirkan bayi dengan berat lahir bayi 2500-2999 gram
memiliki rata-rata konsumsi energi lebih kecil dari pada ibu yang melahirkan
bayi dengan berat 3000 gr, yaitu 1266 sebesar kkal. (Turhayati Elmy
Rindang, 2006)
bahwa status gizi ibu hamil belum pulih sebelum 2 tahun pasca persalinan
sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk kehamilan berikutnya.
Selain itu kesehatan fisik dan rahim ibu yang masih menyusui sehingga
dapat mempengaruhi KEK pada ibu hamil. Ibu hamil dengan persalinan
terakhir 10 tahun yang lalu seolah-olah menghadapi kehamilan atau
persalinan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih bertambah tua.
Apabila asupan gizi ibu tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi KEK
pada ibu hamil. Kriteria jarak kelahiran dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Resiko rendah ( 2 tahun sampai < 10 tahun).
b. Resiko tinggi (< 2 tahun atau 10 tahun)
5. Faktor paritas
Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Paritas merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap hasil konsepsi. Perlu diwaspadai karena
ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka
kemungkinan banyak akan ditemui keadaan:
a. Kesehatan terganggu: anemia, kurang gizi.
b. Kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim.
c. Dampak yang ditimbulkan
1) Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan
meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).
2) Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya,
perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi
caesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).
30
3) Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan
berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
d. Cara pencegahan KEK
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan
protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari
dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang-
kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa
atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan
pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara bertahap dengan
mencegah cacingan, infeksi, dan muntaber melalui sanitasi yang baik dan
perawatan kesehatan, terutama mencegah cacingan. Pemberian makanan
tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan berasal
dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar
peningkatannya tidak sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik. Pada ibu
hamil yang menderita KEK dan dari Gakin kemungkinan masih
membutuhkan intervensi tambahan agar dapat menurunkan prevalensi
anemia sampai ke tingkat yang paling rendah.
2) Ogunranti
Pengukuran tinggi fundus uteri dalam sentimeter yang dicantumkan
dalam gravidogram dapat meramalkan kejadian bayi-bayi small for
date dan large for date
3) Quaranta et al
Badan lahir rendah dengan pengukuran jarak simfisis-fundus,
didapatkan sensitifitas 17% pada kehamilan 20-30 minggu
(Sastrawinata US, 2009)
b. Tujuan Gravidogram
1) Dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simfisis pubis. Dapat
dimonitor pertumbuhan janin dalam rahim (intra uterin)
2) Apakah tinggi fundus uteri ( TFU ) sesuai dengan umur kehamilan
3) Bila TFU tidak sesuai, kemungkinan (bila > besar kemungkinan bayi
kembar, hidramnion, bila > kecil, karena pertumbuhan janin terhambat
4) Kesejahteraan janin dapat dimonitor dengan DJJ.
5) Untuk ibu, bisa di periksa faktor-faktor fisik dan laboratorium
sehingga dapat diketahui bila ada faktor resiko atau perkembangan
kehamilan kearah patologik.
c. Pengukuran Tinggi Fundus Uterus dengan Mc Donald
Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simfisis pubis digunakan
sebagai salah satu indikator untuk menentukan kemajuan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dijadikan perkiraan usia
kehamilan. Tinggi fundus yang stabil/tetap atau turun merupakan indikasi
adanya retardasi pertumbuhan janin, sebaliknya tinggi fundus yang
meningkat secara berlebihan mengidentifikasi adanya jumlah janin lebih
dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion.
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
22-28 minggu 24-25 cm di atas simfisis
28 minggu 26,7 cm di atas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm di atas simfisis
34 minggu 31 cm di atas simfisis
32
Kelainan kongenital
Kehamilan ganda (5%)
Infeksi Intrauterine
Cytomegalovirus
Malaria
Parvovirus
Rubella
Toxoplasmosis
Herpes virus
HIV/AIDS (Hasibuan dkk, 2009)
d. Diagnosis
Diagnosis pasti IUGR baru dapat diketahui setelah janin dilahirkan.
Syarat utama utama untuk mengetahui apakah pertumnuhan janin
berjalan normal atau tidak, adalah keharusan utnuk mnegetahui usia
kehamilan secara tepat. Tanpa diketahui usia kehamilan, ketepatan
pertumbuhan janin tidak dapat ditentukan dan kekeliruan yang serius
dalam penatalaksanaan pasien bisa saja terjadi.
Usia kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) pada wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum
USG berkembang, IUGR di diagnosa dengan berkurangnya
penambahan berat badan ibu dimana pertambahan berat badan kurang
dari 5 kg pada usia kehamilan 24 minggu atau kurang dari 8 kg pada
kehamilan 32 minggu ( untuk ibu dengan BMI kurang dari 30) ;
pemeriksaan palapsi (leopold), dimana akurasinya terbatas dalam
mendeteksi janin kecil masa kehamilan (KMK) sebesar 30 %, sehingga
perlu pemeriksaan tambahan biometri janin; dan pengukuran tinggi
fundus uteri (TFU) yang sampai saat ini masih bayak digunakan.
(Saifuddin, 2010)
TFU akan sesuai dengan jumlah minggu usia kehamilan 22 minggu
sampai 32 minggu dengan syarat kandung kemih dalam keadaan
kososng. Jika diperoleh hasil pengukuran tinggi fundus uteri 3 cm
lebih rendah dari yang diharapkan pada usia kehamilan lebih dari 34
37