Anda di halaman 1dari 41

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses yang fisiologis, tetapi keadaan ini dapat
berubah menjadi patologis apabila tidak dilakukan asuhan secara berkualitas.
Asuhan kehamilan minimal dilakukan sebanyak 4 kali. Asuhan kehamilan
yang tidak teratur, yaitu pemeriksaan tidak dilakukan secara terus-menerus,
hal tersebut dapat menyebabkan ibu hamil lepas dari pengawasan petugas.
Kondisi demikian memberi dampak buruk yang berkelanjutan pada saat
bersalin.
Dari uraian di atas maka penulis ingin memberikan asuhan kebidanan
kehamilan pada trimester III agar kehamilan ibu bisa terpantau dan tidak
berdampak pada proses selanjutnya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan kehamilan trimester III secara
komprehensif kepada Ny. ‘’A ’’ di Poli KIA Puskesmas Ngrambe.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mengumpulkan data subyektif pada asuhan kebidanan kehamilan
trimester III
2. Mengumpulkan data obyektif pada asuhan kebidanan kehamilan
trimester III
3. Melakukan analisa data pada asuhan kebidanan kehamilan trimester III
4. Merencanakan planning pada asuhan kebidanan kehamilan trimester
III
1.3 Pelaksanaan
Asuhan kebidanan kehamilan trimester III ini dilaksanakan di Poli KIA
Puskesmas Ngrambe, Ngawi pada tanggal 10 Januari 2019.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Patofisiologi
2.2 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
2.2.1 Pengkajian Data
2.2.2 Diagnosa Kebidanan
2.2.3 Perencanaan Tindakan
2.2.4 Pelaksanaan
2.2.5 Evaluasi
2.2.6 Dokumentasi
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Subyektif
3.2 Obyektif
3.3 Assasment
3.4 Penatalaksanaan
BAB 4 SIMPULAN
Daftar Pustaka

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9
bulan menurut kalender Internasional (Prawirohardjo, 2010).
2.1.2 Patofisiologi
1) Klasifikasi Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2010), klasifikasi kehamilan meliputi:
a. Kehamilan trimester pertama : berlangsung dalam 12 minggu
(0 sampai 12 minggu)
b. Kehamilan trimester kedua : berlangsung selama 15 minggu
(minggu ke 13 sampai minggu ke 27)
c. Kehamilan trimester tiga : berlangsung selama 13 minggu
(minggu ke 28 sampai minggu ke 40).
2) Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2014), proses kehamilan merupakan matarantai
yang berkesinambungan yang terdiri dari :
a. Ovulasi
Ovulasi merupakan proses pelepasan ovum yang dipengaruhi
oleh sistem hormonal yang kompleks. Proses pertumbuhan
ovum (oogenesis) asalnya epitel germinaloogonium folikel
primer  proses pematangan pertama.
b. Spermatozoa
Pembentukan ini merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium yang berasal dari sel primitif tubulus 
spermatosit pertama  spermatosit kedua  spermatid
spermatozoa.

3
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal
kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel
interstitial Ley-dig sehingga spermatogonium dapat mengalami
proses mitosis. Hanya spermatozoa yang dapat mencapai tuba
fallopii dan hidup selama tiga hari untuk mengadakan
konsepsi.
c. Konsepsi
Konsepsi merupakan pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa untuk membentuk zigot.
d. Proses nidasi atau implantasi
e. Pembentukan plasenta
3) Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda Dugaan Kehamilan
Tanda dugaan kehamilan menurut Manuaba (2014), antara
lain:
a) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf
serta ovulasi.
b) Mual dan muntah (emesis). Hormon estrogen dan
progesteron mengakibatkan pengeluaran asam lambung
yang berlebih, hal ini bila dalam batas fisiologis masih
dapat diatasi.
c) Sinkope atau pingsan. Keadaan ini terjadi karena adanya
gangguan sirkulasi kedaerah kepala sehingga terjadi
iskemia susunan saraf pusat yang menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini akan menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu.
d) Payudara tegang. Pengaruh estrogen-estrogen dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan
garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.

4
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama.
e) Sering buang air kecil (BAK), karena rahim kedepan
mendesak kandung kemih yang menyebabkan cepat terasa
penuh dan sering BAK. Pada trimester kedua keadaan ini
akan menghilang.
f) Sembelit. Hormon progesteron dapat menghambat
peristaltik usus dan menyebabkan kesulitan buang air
besar (BAB).
g) Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating
hormone hipofisis anterior yang menyebabkan pigmentasi
kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum), dinding perut
(striae dan linea), sekitar payudara (hiperpigmentasi
areola dan puting).
h) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi
bila hamil.
i) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Pengaruh
hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi yang mempunyai
bakat.
b. Tanda tidak pasti kehamilan
a) Rahim yang semakin membesar sesuai dengan usia
kehamilan.
b) Ditemui tanda Hegar, Chadwicks, Piscaseck, kontraksi
Braxton Hicks serta teraba ballottement pada pemeriksaan
kehamilan.
c) Pemeriksaan tes biologis pada kehamilan positif, namun
sebagian kemungkinan tes tersebut palsu.
c. Tanda pasti kehamilan
a) Gerakan janin dalam rahim ibu.

5
b) Terlihat atau teraba gerakan janin serta bagian-bagian
pada janin.
c) Terdengar denyut jantung janin melalui Leanec, Doppler
maupun Ultrasonografi (USG).
d. Diagnosis Banding Kehamilan
Menurut Manuaba (2014) pembesaran perut yang terjadi pada
wanita tidak selamanya merupakan kehamilan, untuk itu
diperlukan diagnosis banding diantaranya :
a) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria.
b) Tumor kandungan atau mioma uteri.
c) Kista ovarium.
d) Hematometra.
e) Kandung kemih yang penuh.
4) Perubahan Fisiologi pada Masa Kehamilan
Perubahan fisiologi masa kehamilan menurut Manuaba (2014)
yaitu :
a. Uterus, awalnya sebesar jempol (30 gram) menjadi 1000 gram
saat akhir kehamilan.
b. Vagina, mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh hormon estrogen sehingga tampak warna merah
kebiru-biruan.
c. Ovarium, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuk
plasenta diusia 16 minggu.
d. Payudara, mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk
persiapan air susu ibu (ASI) saat laktasi. Perkembangan
payudara saat kehamilan dipengaruhi oleh hormon estrogen,
pogesteron dan somatomamotrofin.
e. Sirkulasi darah ibu. Sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh
peningkatan kebutuhan sirkulasi darah, terjadi hubungan
langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.

6
f. Plasenta dan air ketuban, plasenta terbentuk sempurna pada
minggu ke-16. Jumlah air ketuban antara 1000-1500 ml saat
kehamilan aterm.
5) Perubahan Psikologis Masa Kehamilan
Menurut Varney (2007), perubahan psikologis yang terjadi pada
masa kehamilan sebagai berikut :
a. Trimester I
Trimester I sering dianggap periode penyesuaian. Sebagian
besar ibu merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, depresi dan kesedihan. Ibu juga akan merasa
cemas dengan kemampuan untuk menjadi ibu atau masalah
keuangan rumah tangga. Hasrat seksual pada trimester I sangat
bervariasi antara wanita satu dengan yang lainnya.
b. Trimester II
Trimester II sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik karena merasa nyaman dan bebas dari berbagai
ketidaknyamanan. Ibu akan mengalami konflik berupa
kompetisi dengan ibunya agar terlihat sebagai ibu yang baik.
Ibu pada trimester II mengalami kemajuan yang nyata dalam
hubungan seksual dibanding trimester I atau sebelum hamil.
c. Trimester III
Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Periode ini wanita menyadari kehadiran bayi
dan tidak sabar menanti kehadiran bayi. Sejumlah ketakutan
juga muncul pada trimester ini seperti: apakah bayinya lahir
normal dan proses-proses yang akan terjadi pada
persalinannya. Wanita juga akan merasakan kembali
ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilannya. Ibu
akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan perlu dukungan
yang besar.

7
6) Ketidaknyamanan umum selama kehamilan
Ketidaknyamanan umum yang terjadi selama masa kehamilan dan
tindakan mengatasinya menurut Varney (2007) adalah :
a. Mual
Mual pada masa kehamilan terjadi pada pagi hari karena pada
saat perut kosong yang sering disebut morning
sicxzsawaadxczkness, hal ini terjadi karena perubahan hormon
selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah, lambung
yang terlalu penuh, peristaltik yang lambat dan faktor emosi
lainnya.
b. Salivasi berlebih (ptialisme)
Kondisi yang tidak lazim yang disebabkan oleh peningkatan
keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat pati
sehingga msekresi berlebih.
c. Peningkatan frekuensi berkemih
Frekuensi berkemih pada trimester III paling sering dialami
oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek
lightening adalah bagian presentasi akan masuk dalam panggul
dan menimbulkan tekanan kandung kemih.
d. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati adalah regurgitasi atau refluks isi lambung yang
asam menuju esofagus bagian bawah akibat peristaltis balikan
yang biasanya mulai timbul menjelang akhir TM II-TM III.
e. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan diduga
mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan
kadar karbondioksida dan kadar oksigen.
f. Kencang-kencang pada trimester III
Kencang-kencang yang dilalami ibu disebut dengan braxton
hicks atau his palsu. Braxton Hicks meningkat pada satu atau
dua minggu sebelum persalinan, hal ini erat kaitannya dengan

8
meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction
diantara sel-sel miometrium yang akan menyebabkan rasa
tidak nyaman dan dianggap sebagai persalinan palsu
(Prawiroharjo,2010).
7) Tanda-tanda bahaya pada masa kehamilan
Tanda-tanda bahaya masa kehamilan menurut Saifuddin (2014)
sebagai berikut :
a. Perdarahan
Perdarahan pada masa kehamilan dapat terjadi baik di usia
kehamilan muda maupun pada kehamilan lanjut. Perdarahan
pada usia kehamilan dibawah 20 minggu umumnya disebabkan
oleh keguguran. Namun jika terjadi perdarahan diusia
kehamilan muda dengan ukuran uterus yang diatas normal
umunya disebabkan oleh mola hidatidosa. Kehamilan ektopik
juga dapat menimbulkan perdarahan paada kehamilan muda
dengan uji kehamilan yang tidak jelas, uterus yang lebih kecil
dari usia kehamilan dan adanya masa adneksa.
Perdarahan pada masa kehamilan lanjut dapat disebabkan
oleh plasenta previa yang merupakan penyebab dari 25%
perdarahan antepartum. Bila perdarahan mendekati masa
persalinan maka dapat disebabkan karena solusio plasenta
(40%).

b. Pre eklamsia
Peningkatan tekanan darah diatas normal pada usia
kehamilan >20 minggu sering diasosiasikan dengan pre
eklampsia.
Tanda dan gejala pre eklampsia lainnya adalah iritabilitas
susunan saraf pusat (hiperrefleksia), sakit kepala yang tidak
membaik dengan pengobatan umum, pandangan mata kabur,

9
nyeri epigastrik dan oliguria ( buang air kecil <500 ml/24
jam).
Preeklampsia dan eklampsi merupakan kumpulan gejala
yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang
terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema yang
kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma (Mochtar,2011).
c. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum
Bila nyeri hebat terjadi pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga disertai tanda-tanda dibawah ini maka diagnosisnya
mengarah pada solusio plasenta, yaitu :
a) Trauma abdomen
b) Pre eklampsia
c) TFU lebih besar dari umur kehamilan
d) Bagian-bagian janin sulit teraba
e) Uterus tegang dan nyeri
2.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan
2.2.1 Pengkajian Data
1. Data subyektif
a. Biodata
1) Nama
Nama digunakan untuk mengenal dan memanggil serta mencegah
kekeliruan bila ada yang sama (Romauli 2011: 162).
2) Umur
Kehamilan pada usia lebih dari kurun waktu reproduksi sehat
akan mengalami gangguan pada proses pembuahan, karena
kualitas sel telur perempuan telah menurun, maka kemungkinan
dapat terjadi IUGR dan BBLR Marmi (2011: 108). Menurut
Manuaba et al (2014: 235) kurun waktu reproduksi sehat antara
usia 20‒30 tahun.
3) Pendidikan

10
Menurut Romauli (2011: 124) tingkat pendidikan ibu hamil
digunakan dalam pemberian informasi tentang kualitas perawatan
bayinya.
4) Pekerjaan
Ibu hamil dapat mengerjakan pekerjaan rutin (pekerjaan rumah
tangga), semakin tua kehamilan maka pekerjaan sebaiknya
dikurangi karena membahayakan kelangsungan kehamilan dan
segera memeriksakan diri jika menemui tanda bahaya dan
mendapat cuti (Manuaba et al (2014: 117,120).
5) Penghasilan
Menurut Marmi (2011: 116) semakin baik tingkat sosial semakin
baik pula kesejahteraan fisik dan psikologis yaitu kebutuhan
nutrisi terpenuhi, serta ibu tidak akan terbebani mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya
lahir.
6) Agama
Menanyakan keyakinan pasien untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdo’a (Ambarwati, 2010: 132).
7) Lama pernikahan
Tanyakan ke klien berapa lama sudah menikah dengan suami
sekarang, apabila klien mengatakan bahwa lama menikah dan
baru saja bisa mempunyai keturunan, maka kemungkinan
kehamilannya ini adalah kehamilan yang sangat diharapkan
(Walyani, 2015: 128).
8) Umur kawin
Menurut Manuaba et al (2014: 235) kehamilan di bawah 20 tahun
alat reproduksi belum matang untuk hamil, sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan
pertumbuhan janin.
9) Alamat

11
Menurut Marmi (2011: 155) keadaan lingkungan dan
keamanannya dapat mempengaruhi kesehatan ibu.
b. Keluhan utama
Keluhan psikologis pada ibu hamil trimester III antara lain merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri, mengalami proses
duka karena hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus selama
hamil, jelek dan berantakan menjelang akhir kehamilan (Marmi, 2011:
139‒140). Menurut Romauli (2011: 149-151) antara lain sering buang
air kecil, hemoroid, keputihan, sembelit, napas sesak, nyeri
ligamentum rotundum, perut kembung, pusing, sakit punggung dan
varises pada kaki.
c. Riwayat kesehatan
Keadaan kesehatan ibu hamil mempengaruhi kehidupan janin. Ibu
harus mempunyai kesehatan prima, sehingga dapat melahirkan bayi
yang sehat jasmani dan rohani. Kehamilan yang disertai penyakit
sebaiknya dikonsulkan ke dokter kandungan sehingga kesehatannya
dapat dipelihara untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang
optimal (Manuaba et al, 2014: 123). Kondisi medis tertentu berpotensi
mempengaruhi ibu atau bayi atau keduanya. Berikut ini adalah
beberapa kondisi medis pada kategori ini:
1) Anemia
Bahaya anemia selama kehamilan yaitu terjadi abortus, persalinan
prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis Haemoglobin (Hb)
<6 g%, molahidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan
antepartum dan ketuban pecah dini (KPD) (Manuaba et al, 2014:
240).
2) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
gangguan pertukaran O2 dan CO2 (Manuaba et al, 2014: 336).

12
3) Pneumonia
Pneumonia saat kehamilan memiliki gejala suhu tubuh tinggi dan
gangguan pernapasan yang menggangu pertukaran CO2 dan O2
sehingga membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, sampai dapat terjadi keguguran dan persalinan
prematur (Manuaba et al, 2014: 337).
4) Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan
curah jantung wanita hingga 40 % melebihi curah jantungnya
ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan istirahat.
Peningkatan ini terjadi pada awal kehamilan dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 20‒24 minggu. Peningkatan
curah jantung selama kehamilan akan meningkatkan risiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat
penyakit jantung (Varney & Jan, 2007: 628).
5) Hipertensi
Menurut Manuaba et al (2014: 335) pembagian hipertensi pada
kehamilan, antara lain:
(1) Hipertensi esensial
Ditandai dengan tekanan darah antara 140/90 mmHg dan
160/100 mmHg. Kehamilan dengan hipertensi esensial
dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala menjadi
preeklampsia tidak murni (Manuaba et al, 2014: 335).
(2) Hipertensi karena penyakit ginjal
Gejala penyakit ginjal pada kehamilan disertai hipertensi
adalah suhu badan yang meningkat dan gangguan miksi
(Manuaba et al, 2014: 335).
6) Hepatitis
Penularan yang terjadi pada janinnya dapat berlangsung secara
vertical (langsung tejadi intrauterine, melaluicairan air ketuban

13
karena cairan tubuh ibunya telah terkontaminasi) atau melalui
persalinan (Manuaba et al: 2014: 343).
7) Tuberculosis (TBC)
Wanita yang diduga terinfeksi tuberkulosis harus menjalani
pengobatan yang adekuat dan obat-obatan yang dipilih
disesuaikan agar tidak membahayakan bagi janin (Varney & Jan,
2007: 613).
8) Infeksi Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, Herpes
Simpleks (TORCH)
Semula infeksi TORCH dapat menimbulkan kelainan kongenital
dalam bentuk hampir sama yaitu mikrosefali, ketulian dan
kebutaan, kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan prematur
dan pertumbuhan janin terlambat (Manuaba et al, 2014: 340).
9) Diabetes Melitus (DM)
Pengaruh penyakit diabetes terhadap janin adalah terjadi bayi bsar
(makrosomia), IUGR, keguguran dan kemtian janin dalam rahim
(Manuaba et al, 2014: 595‒596).
10) Epilepsi
Wanita epilepsi yang sedang hamil sering terjadi serangan kejang,
mulut berbuih, dan selanjutnya koma di luar kehamilan dan
bersifat menurun. Kejang-kejang yang terjadi pada epilepsi tidak
disertai hipertensi, proteinuria atau edema, dan dapat terjadi pada
saat hamil muda (Manuaba et al, 2014: 354).
11) Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Identifikasi dan terapi infeksi saluran kemih sangat diperlukan
selama kehamilan karena kedua hal ini berhubungan dengan
persalinan preterm, bayi berat lahir rendah, hipertensi,
preeklamsia, dan anemia pada ibu (Varney & Jan, 2007: 621).
12) Sifilis
Pengaruh sifilis terhadap kehamilan adalah persalinan
prematuritas atau kematian dalam rahim dan infeksi bayi dalam

14
bentuk plak kongenital (pemfigus sifilitus, deskuamasi kulit
telapak tangan dan kaki, terdapat kelainan pada mulut dan gigi).
Oleh karena itu, ada baiknya melakukan pemeriksaan serologis
sebelum hamil sehingga pengobatan dapat diterapkan sampai
sembuh (Manuaba et al, 2014: 338).
13) Human Immuno Deficiency Virus (HIV)/ Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS)
Identifikasi ibu hamil yang terinfeksi HIV perlu dilakukan sedini
mungkin, pemberian konseling yang tepat dan perawatan dokter.
Tranmisi HIV dari ibu ke janin yang dikandungnya lewat
plasenta. Tingkat tranmisi HIV dapat dikurangi dari 25‒30%
menjadi kurang dari 2% dengan pemberian obat antiretrovirus
(ARV) pada kehamilan trimester terakhir kahamilan (Irianto,
2014: 475‒476).
14) Tiroid
Kelenjar tiroid pada masa kehamilan bekerja lebih berat karena
kebutuhan metabolisme yang meningkat sekitar 15 sampai 25%
(Manuaba et al, 2014: 347).
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengidentifikasi
penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu
(Manuaba et al, 2014: 242). Diabetes meskipun tidak diturunkan
secara genetik, memiliki kecenderungan terjadi pada anggota keluarga
lain, terutama jika mereka hamil atau obesitas. Hipertensi juga
memiliki komponen familial, dan kehamilan kembar juga memiliki
insiden yang lebih tinggi pada keluarga tertentu. Beberapa kondisi,
seperti anemia sel sabit dan talasemia, lebih banyak terjadi pada ras
tertentu (Fraser & Cooper, 2009: 254). Asma merupakan penyakit
inflamasi kronis saluran pernafasan dengan komponen herediter
mayor. Ibu hamil yang menderita asma berat dapat terjadi hipoksia
pada janin (Saifuddin, 2014: 810‒811).

15
e. Riwayat kebidanan
1) Mentruasi
Menurut Mochtar (2015: 35) wanita harus mengetahui tanggal
hari pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir umur
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP), yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegele: TTP = (hari HT+7)
dan (bulan HT-3) dan (tahun HT+1).
2) Riwayat hamil, nifas, dan persalinan yang lalu
a) Hamil
Keadaan kehamilan yang lalu dijumpai kehamilan dengan
komplikasi atau penyakit, pernah mengalami keguguran,
persalinan prematur, kehamilan mati dalam rahim, persalinan
dengan tindakan operasi, persalinan berlangsung lama
(melebihi 24 jam), atau kehamilan lewat waktu (Manuaba et
al, 2014: 111‒125).
b) Persalinan
Pada multigravida, diajukan pertanyaan tentang
persalinannya yang lampau, sebagai gambaran koordinasi
antara 3P, yaitu power (kekuatan his dan mengejan),
passanger (besar dan beratnya janin dan plasenta), passage
(jalan lahir tulang dan lunak). Bila pada persalinan yang
lampau, persalinan spontan, bayi hidup, dan aterm, ini berarti
menunjukkan koordinasi 3P berjalan baik. Hal ini berarti
tidak terdapat kesempitan panggul, bila besar dan beratnya
janin pada kehamilan ini sama dengan keadaan normal
(Manuaba et al, 2014: 125).
c) Nifas
Keadaan umum ibu saat nifas lalu. Apakah involusi uterus
baik, pengeluaran lokhea normal, serta pengeluaran Air Susu
Ibu (ASI) lancar. Adakah penyulit pada masa nifas seperti
abses pada payudara (Saifuddin, 2014: 125). Segera setelah

16
persalinan dapat terjadi peningkatan suhu tubuh, tetapi tidak
lebih dari 380C, bila terjadi peningkatan terus menerus
selama 2 hari, kemungkinan infeksi (Manuaba et al, 2014:
201).
3) Riwayat kehamilan sekarang
Anamnesis riwayat kehamilan antara lain: perdarahan
pervaginam, mual dan muntah, masalah/ kelainan pada kehamilan
sekarang. Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan
mencapai 12 minggu, tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada
usia kehamilan 16–20 minggu karena di usia kehamilan tersebut,
dinding uterus mulai menipis dan gerakan janin menjadi lebih
kuat (Saifuddin, 2014: 91‒92, 219).
4) Riwayat kontrasepsi
Umumnya klien pascasalin ingin menunda kehamilan berikutnya
paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi.
Pada klien pascasalin yang tidak menyusui, masa infertilitas rata-
rata berlangsung sekitar 6 minggu, sedangkan pada klien yang
menyusui masa infertiltas lebih lama. Namun kembalinya
kesuburan tidak dapat diperkirakan (Saifuddin, 2014: U-51).
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pada trimester III, janin mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, umumnya nafsu makan ibu
akan sangat baik dan ibu merasa cepat lapar (Romauli, 2011:
135). Hendaknya ibu hamil selalu makan sayur-sayuran dan buah-
buahan yang berwarna karena nilai gizinya tinggi untuk
kesehatan. Kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 6,5
sampai 16 kg (10‒12 kg) (Marmi, 2011:119).
2) Eliminasi

17
Pada akhir kehamilan, ibu akan sering berkemih karena kandung
kemih akan tertekan oleh uterus akibat kepala janin sudah mulai
turun ke pintu atas panggul) (Saifuddin, 2014: 185).
3) Istirahat
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan
pertumbuhan janin (Manuaba et al, 2014: 122).
4) Personal hygiene
Menurut Marmi (2011: 120‒122) Kebersihan yang perlu
diperhatikan selama kehamilan meliputi:
a) Pakaian yang baik untuk wanita hamil ialah pakaian yang
enak dipakai tidak boleh menekan badan. Penggunaan bra
yang dapat menopang payudara agar mengurangi rasa tidak
nyaman karena pembesaran payudara.
b) Sepatu atau sandal hak tinggi, akan menambah lordosis
sehingga sakit pinggang akan bertambah.
c) Dianjurkan untuk menyikat gigi dengan teratur, membilas
mulut dengan air setelah makan atau minum apapun
d) Pemeliharaan payudara
Mempersiapkan payudara untuk proses laktasi dapat
dilakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan 2
kali sehari selama kehamilan. Apabila puting susu masih
tenggelam dilakukan pengurutan pada daerah areola
mengarah menjauhi puting susu untuk menonjolkan puting
susu menggunakan perasat Hoffman.
e) Kebersihan genetalia
Kebersihan vulva harus dijaga betul-betul dengan lebih sering
membersihkannya serta memakai celana yang selalu bersih.
5) Aktivitas

18
Olahraga mutlak dikurangi bila dijumpai sering mengalami
keguguran, persalinan belum cukup bulan, pada mereka yang
mempunyai riwayat persalinan sulit, pada kasus infertilitas, usia
saat hamil relatif tua (primi tua), hamil dengan perdarahan dan
mengeluarkan cairan (Manuaba et al, 2014: 120‒121). Senam
hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam
persalinan normal. Senam hamil dimulai pada usia kehamilan
sekitar 24‒28 minggu (Manuaba et al, 2014: 132).
6) Kehidupan seksual
Koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan (Romauli, 2011:
139), tetapi menurut Manuaba et al (2014: 120) hubungan seksual
dihentikan bila terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri atau panas, terjadi perdarahan saat berhubungan
seksual, terdapat pengeluaran yang mendadak, sering mengalami
keguguran, persalinan preterm, kematian dalam kandungan.
g. Riwayat ketergantungan
Bayi yang lahir dari ibu perokok aktif atau ibu yang terpapar asap
rokok dapat menyebabkan berat badan lahir rendah (Mochtar, 2015:
47). Pengobatan saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin (Manuaba
et al, 2014: 122).
h. Psikososial
Menurut Marmi (2011: 143, 156) seorang ibu akan merasa tenang dan
nyaman dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat.
Dukungan serta peran serta suami meningkatkan kesiapan ibu hamil
dalam menghadapi kehamilan, persalinan bahkan memicu produksi
ASI. Faktor penyebab ibu hamil stress adalah keuangan keluarga,
pemukiman, masalah dukungan suami dan keluarga. Menurut Mochtar
(2015: 48) rasa khawatir pada ibu hamil akan mempengaruhi jalannya
proses persalinan, ibu akan menjadi lelah serta kekuatan meghilang.

19
i. Latar belakang sosial budaya
Hal penting yang biasanya berkaitan dengan masa hamil yaitu menu
untuk ibu hamil, misalnya ibu hamil harus pantang terhadap makanan
yang berasal dari daging, ikan, telur karena kepercayaan akan
menyebabkan kelainan pada janin. Dengan banyaknya jenis makanan
yang harus pantangi, maka akan mengurangi nafsu makan, sehingga
asupan makanan dan produksi ASI semakin berkurang, juga
bertumbuhan janin tidak optimal (Romauli, 2011: 169‒170).
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum ibu baik, keadaan emosional stabil, kesadaran
komposmentis. Pada saat ini diperhatikan pula bagaimana sikap
tubuh, keadaan punggung, dan cara berjalan. Ibu cenderung
bersikap lordosis. Apabila ibu berjalan dengan sikap kifosis,
skoliosis atau pincang maka kemungkinan ada kelainan panggul
(Romauli, 2011: 172). Akibat kompensasi dari pembesaran uterus
ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke
belakang ke arah 2 tungkai (Saifuddin, 2014: 186).
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Wanita yang tekanan darahnya meningkat di awal
pertengahan kehamilan mungkin mengalami hipertensi kronis
atau wanita nulipara dengan sistolik >120 mmHg, berisiko
mengalami preeklamsia (Marmi, 2011: 163).
b) Pernafasan
Untuk mengetahui sistem pernapasan, normalnya 16–24
x/menit (Romauli, 2011: 173).
c) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi
jarang melebihi 100 denyut per menit (dpm). Perlu dicurigai

20
adanya hipotiroidisme jika denyut nadi >100 dpm (Marmi,
2011: 163).
d) Suhu
Suhu tubuh yang normal adalah 36‒37,5 oC. Bila suhu tubuh
lebih dari 37,5 oC perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli,
2011: 173).
3) Pemeriksaan antropometri
a) Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm tergolong
risiko tinggi (Romauli, 2011: 173).
b) Berat badan
Ditimbang setiap kali kunjungan untuk mengetahui
penambahan berat badan ibu. Normalnya penambahan BB
ibu dari awal sampai akhir kehamilan adalah 6,5–16,5 kg
(Romauli, 2011: 173). Menurut Depkes RI dalam blog dr.
Pamella Arteliana, IMT <17,0 (sangat kurus), 17,0-18,5
(kurus), 18,5-25,0 (normal), 25,0-27,0 (gemuk), >27,0
(sangat gemuk).
c) Lingkar lengan atas (LILA)
Bila LILA kurang dari 23,5 cm menunjukkan ibu hamil
menderita KEK. Ibu hamil dengan KEK akan dapat
melahirkan BBLR (Kemenkes RI, 2018: 1).
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak.
Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada
kelainan tertentu (Romauli, 2011: 174).
2) Wajah
Edema pada wajah merupakan salah satu gejala preeklampsia
(Manuaba et al, 2014: 261). Menurut Marmi (2011: 135), cloasma
gravidarum terjadi pada trimester ke-II.

21
3) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal berwarna merah muda, bila
pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila
kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah
kemungkinan ada konjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak
kemungkinan adanya preeklampsia (Romauli, 2011: 174).
4) Mulut dan gigi
Ibu Hamil sering mengalami stomatitis dan ginggivitis yang
mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah. Adanya karies
gigi atau keropos menandakan ibu kekurangan kalsium. Adanya
kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi (Romauli, 2011:
174).
5) Leher
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama hamil akibat hiperplasia
kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun perubahan anatomi
ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap
pembesaran yang signifikan perlu diteliti (Marmi, 2011: 164).
6) Dada
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe pada ketiak, bentuk dada
simetris, puting susu menonjol dan bersih, kolostrum sudah
keluar, pernafasan teratur, tidak ada retraksi intercostae, tidak ada
wheezing dan ronchi (Marmi, 2011: 207).
7) Payudara
Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat.
Kalau diperah keluar susu jolong (kolostrum) yang berwarna kuning
(Mochtar, 2015: 32). Pada kehamilan setelah 12 minggu, dari
puting susu dapat mengeluarkan cairan berwarna putih agak
jernih yang disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari asinus
yang mulai bersekresi, pada kehamilan 32 minggu sampai anak
lahir kolostrum yang keluar lebih kental, berwarna kuning, dan
banyak mengandung lemak (Romauli, 2011: 77‒78).

22
8) Abdomen
Menurut Mochtar (2015: 37) perbedaan abdomen pada nulipara
dan multipara di antaranya yaitu pada nulipara perut tegang,
pusat menonjol, dan rahim tegang, sedangkan pada multipara
perut longgar, perut gantung, banyak striae, pusat tidak begitu
menonjol dan perut agak lunak.
9) Genetalia
Pemeriksaan genetalia dilakukan dengan mencari adanya lesi,
eritema, perubahan warna, pembengkakan dan memar. Adanya
lesi kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes. Tidak ada
bekas luka pada perineum, tidak ada edema dan varises, tidak ada
condilomata, tidak ada flour albus. Leukorea (keputihan)
merupakan sekresi vagina dalam jumlah besar dengan konsistensi
kental atau cair yang dimulai dari trimester I, sebagai bentuk dari
hiperplasi mukosa vagina (Marmi, 2011: 170, 167, 133).
10) Anus
Normal tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus
(Romauli, 2011: 175).
11) Ekstremitas
Hamil trimester III sering terjadi edema dependen, yang
disebabkan kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah,
peningkatan kadar permeabilitas kapiler, tekanan dari
pembesaran uterus pada vena pelvik ketika duduk/ pada vena
kava inferior ketika berbaring. Jika edema muncul pada muka,
tangan, serta proteinuria serta hipertensi perlu diwaspadai adanya
preeklampsia (Marmi, 2011: 136).
c. Pemeriksaan khusus
1) TFU Mc. Donald
Menurut Kuswanti (2014: 75) rumus Mc. Donald yaitu mengukur
fundus dengan pita, yang diukur dari superior simpisis pubis dan
menarik pita pengukur secara longitidual sepanjang aspek tengah

23
uterus ke ujung atas fundus, sehingga dapat ditentukan TFU
dalam cm.
2) Tafsiran berat janin (TBJ)
Menurut Mochtar (2015: 41) rumus Johnson-Tausak menghitung
TBJ dengan cara: BB = (Md-12) x 155, BB = berat badan, mD=
jarak simfisis‒fundus uteri.
3) Usia Kehamilan
Menurut Saifuddin (2014: 93) penentuan usia kehamilan
menggunakan TFU dalam centimeter sebagai berikut :

Tinggi Fundus
Usia Kehamilan
Dalam cm Menggunakan penunjuk-
penunjuk badan

12 minggu - Teraba di atas simpisis


pubis

16 minggu - Di tengah, antara simpisis


pubis dan umbilicus

20 minggu 20 cm (± 2 cm) Pada umbilicus

22–27 minggu Usia kehamilan dalam -


minggu = cm (± 2 cm)

28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara umbilikus


dan prosesus sifoideus

29–35 minggu Usia kehamilan dalam -


minggu = cm (± 2 cm)

36 minggu 36 cm (± 2 cm) Pada prosesus sifoideus

Sumber : Saifuddin. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan


Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta, halaman 93.

24
4) Palpasi
a) Leopold
Menurut Romauli (2011: 175‒176), palpasi adalah
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meraba, meliputi:
(1) Leopold I
Untuk mengetahui TFU dan bagian yang berada di
fundus uteri.
(2) Leopold II
untuk mengetahui batas kiri/kanan pada uterus ibu, yaitu
punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang.
(3) Leopold III
Tujuannya untuk mengetahui presentasi/bagian terbawah
janin yang ada di simfisis ibu.
(4) Leopold IV
Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh masuknya
bagian terendah janin ke dalam PAP. Posisi tangan masih
bisa bertemu dan belum masuk PAP (konvergen), posisi
tangan tidak bertemu dan sudah masuk PAP (divergen).
Pada primigravida, posisi tangan masih bisa bertemu
pada usia kehamilan <36 minggu, sedangkan pada
multigravida sebelum persalinan.
5) Auskultasi
Menurut Marmi (2011: 169) bunyi jantung anak dapat
didengarkan pada akhir bulan kelima walaupun dengan
ultrasound (dopton) sudah didengar pada akhir bulan ketiga.
Menurut Manuaba et al (2014: 116) tempat mendengarkan detak
jantung janin adalah di bawah umbilikus (umumnya pada letak
kepala), setinggi umbilikus (sebagian besar pada letak lintang),
dan di atas umbilikus (pada letak sungsang).
6) Perkusi

25
Menurut Romauli (2011: 176) apabila gerakannya berlebihan dan
cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda preeklamsia, serta
apabila reflek patella negatif kemungkinan pasien mengalami
kekurangan B1.
7) Pemeriksaan panggul
a) Panggul luar, ukuran normal:
Menurut Manuaba et al (2007: 171), pemeriksaan panggul
terutama bagi primigravida sangat penting. Karena untuk
memperkirakan kemungkinan kesempitan panggul. Menurut
Saifuddin (2014: 198) pemeriksaan panggul luar meliputi:
(1) Distantia spinarum (± 24cm–26cm) jarak antara spina
iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.
(2) Distantia kristarum (± 28cm–30cm) jarak jarak yang
terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista
illiaka sinistra dan dekstra.
(3) Konjugata eksterna (Boudeloque) ± 18cm: jarak antara
bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal 5.
d. Pemeriksaan penunjang
Menurut Romauli (2011: 187–188) yang dilakukan, antara lain:
1) Pemeriksaan haemoglobin
Menurut Saifuddin (2014: 183) eritropoetin ginjal akan
meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20‒30 %, tetapi
tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi
hemoglobin dari 15g/dl menjadi 12,5g/dl bahkan di bawah 11
g/dl.
2) Pemeriksaan golongan darah
Diambil dari darah perifer atau darah vena, bertujuan untuk
mengetahui golongan darah, dilakukan pada kunjungan pertama
kehamilan.
3) Protein urin

26
Menurut Romauli, (2011: 187‒188) pemeriksaan urin dilakukan
pada kunjungan pertama dan setiap kunjungan trimester III.
4) Pemeriksaan HbSAg
Diambil dari darah vena, dilakukan pada pemeriksaan hamil yang
pertama, bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya virus hepatitis
di dalam darah baik dalam kondisi aktif maupun sebagai carier
(Romauli, 2011: 187).
5) Pemeriksaan reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin, dilakukan pada
kunjungan pertama kehamilan (Romauli, 2011: 188).
Menurut Poedji Rochjati dalam Depkes RI (2016: 22), skrining pada
ibu hamil menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati dapat digunakan
untuk mengetahui kehamilan termasuk risiko rendah, risiko tinggi atau
risiko sangat tinggi. Kartu Skor Poedji Rochjati dapat dilihat pada
lampiran.
2.2.2 Diagnosa Kebidanan
G1/>1, usia kehamilan 28-40 minggu,tunggal, hidup, intrauterine, situs
bujur, habitus fleksi, punggung kiri dan kanan, presentasi kepala, kesan
panggul normal, KU ibu dan janin baik dengan kemungkinan masalah
edema dependen, sering kencing, haemorroid, nyeri pinggang,varices,
konstipasi, mudah kram, sesak nafas, pusing, nyeri punggung, oedema,
kecemasan menghadapi persalinan, prognosa baik ( Marmi, 2011: 181 ).
2.2.3 Perencanaan Tindakan
a. Diagnosa
G1/>1, usia kehamilan 28-40 minggu,tunggal, hidup, intrauterine,
situs bujur, habitus fleksi, punggung kiri dan kanan, presentasi kepala,
kesan panggul normal, KU ibu dan janin baik (Marmi,2011 : 181 ).
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan
Kriteria :
1) Keadaan ibu
a) Keadaan umum baik

27
b) Kesadaran composmentis
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal:
TD : 100/70 – 130/90 mmHg
N : 76-88 x/menit
S : 365 – 3750C
R : 16-24 x/menit
(Marmi,2011 : 181)
d) Tinggi Fundus Uteri Sesuai Usia Kehamilan
Tinggi Fundus
Dalam cm Menggunakan
Usia Kehamilan penunjuk-penunjuk
badan
12 minggu - Teraba di atas
simpisis pubis
16 minggu - Di tengah, antara
simpisis pubis dan
umbilicus
20 minggu 20 cm (± 2 cm) Pada umbilicus
22–27 minggu Usia kehamilan -
dalam minggu =
cm (± 2 cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara
umbilikus dan
prosesus sifoideus
29–35 minggu Usia kehamilan -
dalam minggu =
cm (± 2 cm)
36 minggu 36 cm (± 2 cm) Pada prosesus
sifoideus
Sumber : Saifuddin. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta, halaman 93.

28
2) Keadaan Janin
DJJ (+), frekuensi 120-160x/menit, intensitas kuat, irama teratur,
janin tetap hidup, bergerak aktif.
Bergerak aktif yaitu 4 kali atau lebih dalam penelusuran 20 menit
(Morgan, 2009: 378).
b. Jelaskan tentang ketidaknyamanan dan masalah yang mungkin timbul
pada ibu hamil trimester III.
Rasional: Semakin dini masalah ketidaknyamanan dapat dikaji maka
semakin cepat masalah teratasi dan tidak terjadi komplikasi.
c. Diskusikan tentang kebutuhan dasar ibu hamil meliputi nutrisi,
eliminasi, istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas, hubungan
seksual, perawatan payudara, dan senam hamil.
Rasional: Dengan memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil, maka
kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan lancar (Marmi, 2011:
117).
d. Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III (perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada
muka dan jari tangan, keluar cairan pervaginam, dan gerakan janin
tidak terasa yang mengindikasikan pentingnya menghubungi tenaga
kesehatan dengan segera
Rasional: Mengidentifikasi tanda bahaya dalam kehamilan, supaya ibu
mengetahui kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk menghadapi
kemungkinan keadaan darurat.
e. Jelaskan tentang persiapan kelahiran bayi, antara lain:
1) Membuat rencana persalinan meliputi: memilih tempat
persalinan, tenaga terlatih, bagaimana menghubungi tenaga
kesehatan tersebut, transportasi ke tempat persalinan, siapa yang
akan menemani pada saat persalinan, berapa banyak biaya yang
dibutuhkan dan menentukan calon pendonor darah.
2) Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi
kegawatdaruratan.

29
3) Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan.
4) Membuat rencana atau pola menabung.
5) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
(Romauli, 2011: 146–148).
Rasional: Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan serta meningkatkan
kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat
waktu (Marmi, 2011: 128).
f. Jelaskan tentang tanda-tanda persalinan.
Tanda-tanda persalinan menurut Manuaba et al (2014: 173) adalah
terjadi his persalinan, pengeluaran lendir dan darah, pengeluaran
cairan.
Rasional: Mengidentifikasi kebutuhan yang harus dipersiapkan untuk
mempersiapkan persalinan dan kemungkinan keadaan darurat.
g. Pesankan untuk kontrol ulang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu bila
ada keluhan.
Menurut Varney & Jan (2007: 531), kunjungan ulang bagi wanita
yang mengalami perkembangan normal selama kehamilan biasanya
dijadwalkan sebagai berikut:
1) Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap
empat minggu sekali.
2) Antara minggu ke-28 hingga 36, setiap dua minggu.
3) Antara minggu ke-36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu.
Rasional: Riwayat kunjungan ulang mendasar dirancang untuk
mendeteksi setiap gejala atau hal subyektif tertentu yang
mengindikasikan komplikasi atau rasa tidak nyaman yang dialami
setiap wanita sejak kunjungan terakhir.
2.2.4 Pelaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011: 6) tentang Standar Asuhan Kebidanan,
bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien

30
dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.
2.2.5 Evaluasi
Menurut Kemenkes RI (2011: 7) tentang Standar Asuhan Kebidanan,
bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi
segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil
evaluasi harus ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.
2.2.6 Dokumentasi
S : Adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.
O : Adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.
A : Adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.
P : Adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/ follow up, dan rujukan.

Ttd Nama Terang

Petugas

31
BAB 3
TINJAUAN KASUS

Pengkajian:
Tanggal Pengkajian : 8 Januari 2019
Tempat Pengkajian : Poli KIA Puskesmas Ngrambe
Pukul : 08.30 WIB
Oleh : Titin Mukibati

3.1 Data Subyektif


3.1.1 Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. A Tn. N
Umur : 27 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan :- Rp 3.200.000,-
Lama/berapa kali kawin : 1 tahun/1 kali 1 tahun/1 kali
Alamat : Ds. S, Kec.Ng Ds. S Kec. Ng
3.1.2 Keluhan
Ibu ingin memeriksakan kehamilannya yang sudah berusia 9 bulan dan
tidak ada keluhan.
3.1.3 Riwayat Kesehatan Ibu
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit hipertensi, diabetes, asma,
jantung, epilepsi, anemia, TBC, PMS, ISK dan HIV/AIDS. Ibu tidak
pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah menjalani operasi
apapun di daerah perut.

32
2. Riwayat kesehatan sekarang
Selama hamil ibu tidak pernah sakit dan dirawat di rumah sakit.

3. Pengobatan yang sedang/pernah dilakukan


Saat ini ibu tidak sedang dan tidak pernah menjalani pengobatan
untuk penyakit tertentu. Selama hamil ibu hanya minum vitamin
yang diberikan oleh bidan dan dokter.
3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada keturunan kembar, tidak ada riwayat cacat
bawaan maupun kelainan mental, diabetes, jantung, TBC, PMS, ISK
dan HIV/AIDS.
3.1.5 Riwayat Kebidanan
1. Haid
Ibu haid siklus teratur 28–30 hari, lama haid 5‒7 hari, warna merah
segar, tidak bergumpal. Ibu tidak pernah mengalami nyeri haid.
HPHT: 19-05-2018, HPL: 26-02-2019.
2. Kehamilan sekarang
Ibu hamil anak pertama, kehamilan ini merupakan kehamilan yang
direncanakan, usia kehamilan sekitar 9 bulan. Saat ini status
imunisasi TT ibu adalah T5. Ibu pertama periksa saat usia kehamilan
5 minggu. Ibu rutin periksa ke bidan dan 2 kali USG ke dokter
SpOG. Saat kehamilan usia 24 minggu ibu periksa ANC terpadu di
Puskesmas.
3. Keluarga berencana (KB)
Setelah menikah ibu maupun suami belum pernah memakai alat KB
dan sampai saat ini ibu belum memiliki rencana untuk KB.
3.1.6 Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x/hari, porsi 1 piring habis, terdiri dari
nasi, lauk, sayur. Kadang-kadang makan buah , minum air putih 7–8
gelas/hari.

33
Selama hamil : Saat awal kehamilan nafsu makan ibu menurun
sampai usia kehamilan 4 bulan. Ibu lebih sering makan roti, jus dan
air putih. Setelah kehamilan lebih dari 5 bulan pola makan ibu sudah
biasa yaitu makan 3 x/hari, porsi 1 piring habis, terdiri dari nasi 1
centong, lauk, sayur. Ibu juga makan buah (pisang, jeruk, pepaya),
minum air putih 10 gelas/hari, ditambah minum susu ibu hamil 1x
sehari setiap pagi.
2. Eliminasi
Sebelum hamil : BAK 5–6 x/hari, warna kuning jerami, bau khas
amoniak, tidak ada keluhan. BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.
Selama hamil : BAK 6–7 x/hari, warna kuning jerami, bau khas
amoniak, tidak ada keluhan. BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna
kuning tengguli, tidak ada keluhan.
3. Istirahat dan tidur
Sebelum hamil : Ibu tidak pernah tidur siang, tidur malam  7 jam,
pukul 21.00–04.00 WIB.
Selama hamil : Kadang-kadang ibu tidur siang + 1 jam, pukul
14.00–15.00 WIB, tidur malam + 8 jam, pukul 20.00–04.00 WIB.
4. Aktivitas
Sebelum hamil : Sehari-hari ibu melakukan pekerjaan rumah
tangga.
Selama hamil : Sehari-hari ibu tetap melakukan pekerjaan rumah
tangga yang ringan. Setiap pagi ibu berjalan-jalan di sekitar rumah,
ibu ikut senam hamil saat kelas ibu hamil.
5. Personal hygiene
Sebelum hamil : Cuci tangan sebelum makan, setelah BAB dan saat
tangan kotor, mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari saat mandi,
keramas 3 hari sekali, ganti baju, BH dan celana dalam minimal 2
x/hari setelah mandi, cebok dengan air dari arah depan ke belakang
setiap selesai BAK/BAB.

34
Selama hamil : Cuci tangan sebelum makan, setelah BAB dan saat
tangan kotor, mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari saat mandi,
keramas 2–3 hari sekali, ganti baju, BH dan celana dalam minimal 2
x/hari setelah mandi, cebok dengan air dari arah depan ke belakang
setiap selesai BAK/BAB.
6. Hubungan seksual
Sebelum hamil : Ibu melakukan hubungan seksual 3 hari sekali dan
tidak ada keluhan.
Selama hamil : Ibu melakukan hubungan seksual setelah usia
kehamilan 5 bulan secara hati-hati, tidak ada keluhan.
3.1.7 Riwayat Ketergantungan
Sebelum dan selama hamil ibu tidak mempunyai kebiasaan minum-
minuman beralkohol, mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter. Ibu,
suami dan keluarga tidak merokok.
3.1.8 Latar Belakang Sosial Budaya
Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada kebiasaan pijat perut ke
dukun, minum jamu-jamuan tradisional, tidak ada pantangan makan
selama hamil.
3.1.9 Riwayat Psikososial dan Spiritual
Ibu mengatakan ibu, suami dan keluarga senang dengan kehamilannya.
Ibu rutin periksa ke bidan dan sudah 2 kali periksa ke dokter.
3.2 Data Obyektif
3.2.1 Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, sikap tubuh
lordosis, cara berjalan normal tidak pincang.
2. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg S : 36,5 °C
N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
3. Pemeriksaan antropometri
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 49 kg

35
BB terakhir periksa (26-12-2018) : 58,5 kg
BB sekarang (8-01-2019) : 59 kg
IMT = 59 : (1,55 x 1,55) = 24,5 : normal
LILA : 27 cm
Distantia spinarum : 25 cm
Distantia kristarum : 28cm
Boudeloque : 19 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Rambut hitam, penyebaran merata, tidak
mudah rontok, kulit kepala bersih, tidak ada
luka.
b. Muka : Tidak pucat, tidak ada odema
c. Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva palpebra
merah muda, kelopak mata tidak odema, tidak
sembab.
d. Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
ada epulis, lidah bersih, tidak ada karies gigi,
tidak ada pembesaran tonsil.
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis.
f. Dada : Simetris, gerakan pernapasan teratur, tidak ada
retraksi interkosta, tidak ada ronchi dan
wheezing, bunyi jantung normal dan teratur,
payudara simetris, tidak ada benjolan
abnormal, puting menonjol dan bersih,
kolostrum sudah keluar, pada aksila tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
g. Abdomen : Membesar sesuai dengan usia kehamilan, arah
pembesaran membujur, tidak mengkilat, tidak
ada bekas luka operasi, teraba pergerakan

36
janin, tidak ada rasa nyeri saat diraba.
h. Genetalia : Bersih, tidak ada kondiloma akuminata dan
kondilomata lata, tidak ada odema dan varises
pada vulva, tidak ada fluor albus, tidak ada
pembesaran kelenjar skene dan bartholini.
i. Anus : Tidak ada hemoroid.
j. Ekstremitas
1) Atas : kuku bersih, telapak tangan tidak pucat, tidak
ada odema.
2) Bawah : Kuku bersih, tidak ada odema dan varises.

5. Pemeriksaan khusus
a. TFU Mc. Donald : 30 cm
b. TBJ Johnson Tausak = (TFU-12) x 155 = (29-12) x 155 = 2790
gram
c. Palpasi Leopold
Leopold I :TFU pertengahan px dan pusat, pada fundus teraba
bagian yang lunak, kurang bulat, dan tidak
melenting.
Leopold II : Pada perut sebelah kanan teraba bagian yang keras,
datar, memanjang seperti papan, pada perut sebelah
kiri teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Pada perut bagian bawah teraba bagian yang keras,
bulat, tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Divergen (sudah masuk panggul).
d. Auskultasi
DJJ  136 x/menit, kuat, keras dan teratur, punctum maximum 2
jari kanan bawah pusat.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
5 November 2018

37
Kadar Haemoglobin : 12,1 g%
Golongan Darah :O
Protein Urin : Negatif
HBSAg : Non reaktif
HIV : Non reaktif
b. Perkusi: Refleks patella kaki kanan dan kaki kiri baik (+/+)
c. Kartu Skor Poedji Rochyati
Skor awal ibu hamil :2
Total :2
Kesimpulan : Kehamilan risiko rendah
3.3 Assesment
G1P00000, usia kehamilan 33 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, situs
bujur, habitus fleksi, posisi puka, presentasi kepala sudah masuk PAP, kesan
jalan lahir normal, keadaan umum ibu dan janin baik, prognosa baik.
3.4 Penatalaksanaan Tanggal 8 Januari 2019 pukul 08.50 WIB
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik
dan janin baik.
E/ Ibu mengerti dan berharap kehamilan berjalan normal sampai
persalinan.
2. Mendiskusikan kebutuhan dasar ibu hamil, meliputi nutrisi, eliminasi,
istirahat/tidur, personal hygiene, aktivitas, hubungan seksual, perawatan
payudara, senam hamil.
E/ Ibu bersedia menjaga kebutuhannya dan mempraktekkan perawatan
payudara sendiri di rumah saat usia kehamilan 9 bulan.
3. Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III dan cara
mengatasinya. Perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, demam tinggi, gerakan janin terasa berkurang atau
menghilang, keluar cairan pervaginam, jika mengalami hal-hal tersebut,
ibu harus segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan.
E/ Ibu mengerti dan bersedia mengikuti nasehat yang diberikan.
4. Mendiskusikan dengan ibu mengenai tanda-tanda persalinan, yaitu:

38
a. His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang
menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek, kekuatannya
makin besar, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.
b. Pengeluaran lendir darah dari jalan lahir
c. Kadang keluar cairan (air ketuban) dari jalan lahir oleh karena pecahnya
selaput ketuban.
E/ Ibu mengerti dan dapat menyebutkan tanda-tanda persalinan.
5. Mendiskusikan dengan ibu persiapan persalinan dan P4K.
E/ Ibu berencana ingin bersalin di Poned Puskesmas Ngrambe karena
dekat. Di rumah terdapat mobil, ibu sudah menabung sejak awal
kehamilan untuk persiapan biaya persalinan, dalam keluarga yang
mengambil keputusan adalah suami, saat bersalin ingin didampingi suami,
keperluan ibu dan bayi sudah dipersiapkan. Untuk persiapan donor darah
dari keluarga.
6. Memberikan informasi pada ibu mengenai penggunaan KB pascasalin dan
yang mana untuk ibu menyusui.
E/ Ibu berencana menggunakan KB tapi belum mempunyai pilihan dan
akan berunding dengan suami terlebih dahulu.
7. Memberikan terapi sesuai kondisi ibu. Menganjurkan ibu untuk
melanjutkan terapi yang telah diberikan : Roboransia 1x1
E/ Ibu bersedia meminumnya dan akan membeli lagi jika vitamin habis.
8. Jadwal kontrol ulang 1 minggu lagi, yaitu tanggal 15 Januari 2019 atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan.
E/ Ibu bersedia untuk kontrol ulang.
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Petugas

Titin Mukibati.

39
BAB 4
SIMPULAN

Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny. A yang dilakukan pada
tanggal 8 Januari 2019 di Poli KIA Puskesmas Ngrambe dengan keadaaan ibu
baik dan tidak ada masalah. Asuhan dilakukan dengan cara pengumpulan data
subyektif dan data obyektif, kemudian dilakukan analisa data sehingga dapat
menyusun planning yang akan dilaksanakan dalam pemberian asuhan. Selama
pemberian asuhan, Ny. A sangat kooperatif sehingga asuhan dapat dilakukan
dengan baik dan ibu dapat menerima semua konseling informasi dan edukasi
dengan baik.

40
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha.


Medika.

Helen, Varney. 2007. Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC

Kepmenkes 2007, tentang Standar Asuhan Kebidanan. Dirgen Bina Upaya


Kesehatan Kemenkes RI 2011

Kemenkes RI. 2018. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Marmi, A. M..2011.Asuhan Kebidanan Patologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Mochtar, Rustam. 2015. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prawiroharjdo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono prawirohardjo
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I: Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru Pres.

https://pamellaarteliana.wordpress.com/2017/01/13/body-mass-index-indeks-
massa-tubuh/ diakses 13 Februari 2019 pukul 11.41 WIB

41

Anda mungkin juga menyukai