Anda di halaman 1dari 22

ANTENATAL CARE (PEMERIKSAAN KEHAMILAN)

A. Pengertian
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).
Menurut Walyani 2015, Ante Natal Care (ANC) ialah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman dan
memuaskan.
Kehamilan adalah proses pertumbuhan janin dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari). Kehamilan adalah suatu proses alami dan fisiologis yang terjadi pada wanita
yang di dahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk zigot dan akhirnya
menjadi janin yang mengalami proses perkembangan di dalam uterus sampai
proses perkembangan di dalam uterus sampai proses persalinan (Netti Herlina
2006).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan proses
persalinan.

B. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
1. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatunukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiata.
2. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan
ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
3. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba
fallopi
4. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium.
5. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukaran zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya. ( Mochtar, 1998).

C. Perubahan Fisik Dan Psikologi


1. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3) Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru
meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam.
Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yangmembesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah, keletihan dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini :
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali memberitahukan
orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan. Pada
wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan suatu
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami.
4) Bagi calon suami sebagai calon ayah akan timbul kebanggan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk mencari nafkah bagi
keluarga.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah mulai
berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan pada ibu. Seringkali
ibu  merasa khawatir  atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat persiapan
aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga mulai
menduga-duga apakah bayi mereka laki-laki atau perempuan dan akan mirip
siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka (Marjati dkk,
2010).

D. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


Jadwal pemeriksaan Antenatal Care Menurut Walyani 2015, jadwal
pemeriksaan ANC adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama : Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui
terlambat haid
2. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan
b. Seetiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

E. Manifestasi Klinis
1. Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu diketahui hari
pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya kehamilan dan tafsiran
persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan
saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang setelah umur
kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua
umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar rongga
panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
1) Pipi                      : Cloasma gravidarum
2) Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
3) Perut                    : Striae livide
4) Striae albican
5) Linea alba makin menghitam
6) Payyudara            : hiper pigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta
payudara.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
a. Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda Hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.
c. Tanda Goodel : Pelunakan serviks
d. Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piskacek
Pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum berimplantasi
pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin didalam
otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri, biasanya
timbul pada kehamilan 8 minggu.
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya HCG yang diproduksi
oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi diperedaran
darah ibu (pada plasma darah), dan diekskresi pada urine ibu.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya doppler)
c. Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan
dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
akhir)
d. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG (Marjati
dkk, 2010).

F. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta
juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran
telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilitas). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-
bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan
cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di
tuba pallofi. Terjadi pada 1/3 distal tuba. Mengalami pembelahan: zigot-
morula- balstula.
4. Nidasi (implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Terjadi hari ke 4-7 hari setelah konsepsi.
5. Plasentasi
Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan plasenta. Pada akhir
bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap

G. Pathways
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil
yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah
endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus
adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu
hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium
dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan
calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawatdaruratan.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh
kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu
hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi.
c. Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada trimester
II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah satu indikator
terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester
I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.
e. Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil
di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila
ada indikasi.
f. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan
sedini mungkin pada kehamilan.
g. Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu hamil
secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya didaerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah
penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil
dengan IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated Testing
And Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayan
Kesehatan (TIPK).
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin.
2. Konseling
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi :
a. Kesehatan Ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang
cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat.
b. Perilaku Hidup Sehat Dan Bersih
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta olahraga ringan.
c. Peran Suami/Keluarga dalam Kehamilan dan Perencanaan Persalinan
Suami, keluarga atau masyarakatat perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon pendonor darah. Hal ini
penting apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas
agar segera dibawah ke fasilitas kesehatan.
d. Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Serta Kesiapan
Menghadapi Komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda
maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dan
sebagainya.
e. Asupan Gizi Seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hai ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia
pada kehamilannya.
f. Gejala Penyakit Menular Dan Tidak Menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan koseling di daerah Epidemi meluas
dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan Tuberkulosis di daerah
Epidemi rendah.
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk melakukan tes HIV dan segera
diberikan informasi mengenai risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya.
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan konseling pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA). Bagi ibu hamil yang negatif
diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV negatif Selama hamil,
menyusui dan seterusnya.
h. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Pemberian ASI Ekslusif
Setiap ibu hamil danjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
ASI dilanjukan sampai bayi berusia 6 bulan.
i. KB Pasca Bersalin
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu untuk
merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.
j. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih
memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus
neonaturum. Setiap ibu hamil minimal mempunyai mempunyai status
imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi.

I. Penatalaksanaan
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), menyatakan dalam melakukan
pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Berat badan dihitung setiap ibu datang untuk mengetahui kenaikan BB dan
penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16
kg. (prawirohardjo, 2010)).
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
menapis adanya faktor pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145
cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
2. Tentukan tekanan darah
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan
tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau
rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala
kearah hipertensi dan preeklampsia. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan
kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/diastole : 110/80 -
120/80. (Walyani 2015).
3. Tentukan status gizi (ukur LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronis
(KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA kurang dari 23,5
cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (Walyani
2015).
4. Tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter,
letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri
(fundus tidak boleh ditekan).
Tabel Pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita ukuran
Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamian dalam bulan
20 5 bulan
23 6 bulan
26 7 bulan
30 8 bulan
33 9 bulan
Sumber : wirakusumah dkk (2012)
Tabel Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Menggunakan Jari
Tinggi fundus Usia kehamilan
1/3 diatas simfisis atau 3 jari diatas simfisis 12 minggu
½ simfisis - pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis 3 jari dibawah pusat 20 minggu
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 diatas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu
½ pusat – procesus xipoideus 34 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
2 jari dibawah procesus xipoideus 40 minggu
Sumber : walyani (2015)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mngetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit, atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6. Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerahmerahan dan
bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan. Ini akan sembuh tanpa
pengobatan.
Tabel Imunisasi TT
Imunisasi TT Selang waktu minimal Lama perlindungan
pemberian imunisasi
TT 1 Langkah awal pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 25 tahun/seumur hidup
Sumber : kusmiyati (2010)
7. Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)
Tablet ini mengandung 200mg Sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat
dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan
Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya
meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
Cara pemberian adalah satu tablet Fe per hari, sesudah makan, selama masa
kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan pada ibu hamil bahwa normal bila
warna tinja mungkin hitam setelah minum obat ini. Dosis tersebut tidak
mencukupi pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama anemia berat (8 gr
% atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah sebanyak 1-2 kali 100 mg/hari
selama 2 bulan sampai dengan melahirkan.

J. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesa identitas istri dan suami
2. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual, muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
3. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
4. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan  panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya
ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan
panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak
simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu
hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan
sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu.
Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil
muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5
kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila
terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
2) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini
kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
4) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
1) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sclera
3) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
1) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
2) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4) Retraksi akibat adanya lesi
5) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
1) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan
>12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan >22 minggu
3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : 
a) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
b) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
c) Konsistensi uterus
Leopold II :
a) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
b) Menentukan letak punggung janin
c) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III : 
a) Menentukan bagian terbawah janin
b) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV  :
a) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
b) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah
masuk PAP
i. Tangan dan kaki
1) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
2) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper
j. Pemeriksaan panggul
1) Panggul : genital luar
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau).
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
2) Panggul : menggunakan speculum
a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi,
apakah serviks sudah membuka atau belum
b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
3) Panggul : pemeriksaan bimanual
a) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
b) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi,
mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
4) Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
a) Dari Janin : 
 Djj pada bulan ke 4-5
 Bising tali pusat
 Gerakan dan tendangan janin
b) Dari ibu :
 Bising rahim
 Bising aorta
 Peristaltik usus
5) Pemeriksaan Dalam
a) Vaginal Toucher (VT)
b) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
 Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
 Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
 Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

K. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual  dan muntah.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar
estrogen dan progesterone
6. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi

L. Perencanaan Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual  dan muntah.
Kriteria hasil :
a. Meningkatkan masukan oral
b. Menjelaskan factor-faktor penyebab bila diketahui
Intervensi :
a. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat
b. Timbang BB setiap hari
c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
d. Beri dorongan individu makan makanan yang kering
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
dan asupan cairan yang tidak adequat
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang
terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan
stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit, serum, hemoglobin,
hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal
b. Klien tidak akan muntah lagi
c. Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya : Ulkus)
c. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan
d. Berat jenis urine. Timbang BB klien setiap hari.
e. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering
mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering
sebelum bangun dari tidur.
f. Berikan obat sesuai indikasi misalnya vitamin dan suplemen mineral
misalnya siano kobalamin (vit.B12), asam folat (flovite), asam askorbat
(vitamin C).
3. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
Kriteria hasil :
a. Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya
b. Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologis
c. Menggambarkan mekanisme kopinh yang efektif
Intervensi :
a. Gali ketakutan dan kekhawatiran selama hamil
b. Bantu pasangannya mengenali harapan yang tidak realistis
c. Terima ansietasnya dan kenormalan dari proses tersebut
d. Diskusikan kekhawatiran inin dengan klien dan pasangannya
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi factor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas
b. Menurunkan penurunan gejala-gejala intoleransi aktivitas
Intervensi :
a. Jelaskan penyebab keletihan dan dispnea pada pertnegahan kehamilan dan
masa akhir kehamilan
b. Perubahan pada pusat gravitasi
c. Peningkatan berat badan
d. Tekanan pembesaran uterus pada diafragma
e. Ajarkan metode penghematan energy
5. Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan membrane
mukosa oral berhubungan dengan gusi hiperemik sekunder akibat kadar
estrogen dan progesterone.
Kriteria hasil :
a. Memperlihatkan integritas rongga mulut
b. Bebas dan rasa tidak nyaman saat makan dan minum
Intervensi :
a. Diskusikan pentingnya hygiene oral setiap hari dan pemeriksaan gigi secara
periodic
b. Ingatkan untuk memberi tahu dokter gigi tentang kehamilan
c. Jelaskan bahwa hipertropi dan nyeri tekan guzi adalah normal pada
kehamilan.
6. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit
halus, kenyal, utuh.
Intervensi :
a. Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi
b. Dorong mandi tiap 2 hari satu kali, pengganti mandi tiap hari.
c. Gunakan krim kulit dua kali sehari dan setelah mandi.
d. Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan
aktivitas.
e. Tekankan pentingnya masukan nutrisi/cairan adequat.
7. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan informasi
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normal
dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
a. Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan
dengan kehamilan trimester pertama.
b. Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan
kesehatan.
c. Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi :
a. Jelaskan tentang Hiperemesis Grvidarum dan kaji pengetahuan pasien.
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang hiperemesis gravidarum.
c. Buat hubungan perawat-klien yang mendukung dan terus menerus.
d. Evaluasi pengetahuan dan keyakinan budaya saat ini berkenaan dengan
perubahan fisiologis/psikologis yang normal pada kehamilan, serta keyakinan
tentang aktivitas, perawatan diri dan sebagainya.
e. Klarifikasi kesalahpahaman.
f. Tentukan derajad motivasi untuk belajar
g. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.
h. Jawab pertanyaan tentang perawatan dan pemberian makan bayi
i. Identifikasi tanda bahaya kehamilan, seperti perdarahan, kram, nyeri
abdomen akut, sakit punggung, edema, gangguan penglihatan, sakit kepala
dan tekanan pelvis.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2011. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan Kb.
Jakarta: EGC.
Wilkison, judith M. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC
Dan NOC Di Terjemahkan Oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai