Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,
triwulan ketiga dari bulan tujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2006).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Hanafiah,2009).Kehamilan adalah masa ketika seorang
wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Astuti,2010).
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah
sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu
rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan
gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan
implantasi embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka proses
perkembangan embrio dan janin dapat dimulai (Bobak, 2005)
2. Tanda- Tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan, diterapkan dengan menggunakan
penilaian terhadap tanda-tanda dan gejala hamil.
a. Tanda Tidak Pasti Hamil (Presumtif)
1) Amenorea (tidak adanya menstruasi)
Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak
mendapat haid. Namun initidak bisa dijadikan acuan untuk mendeteksi
adanya kehamilan, bisa juga akibat dari keletihan, stres, atau menyusui.
2) Mual di pagi hari (tanpa muntah)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam
lambung berlebihan. Akibat mual dan muntah akan membuatnafsu makan
berkurang.
3) Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
seiring semakin tuanya kehamilan.Perubahan terjadi pada indera pengecap,
tidak menyukai rasa dari makanan yang biasanya disukai atau
menginginkan makanan yang beraroma lebih tajam.
4) Sering buang air kecil
Pada awal kehamilan karena adnya desakan rahim ke depan, kandung
kemih terasa cepat penuh dan sering miksi. Pada trimester III gejala ini bisa
timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali
kandung kencing.
5) Pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
adanya iskesia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.
6) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang duktuli dan alveoli pada glandula montgomeri.
7) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Hendaknya nafsu
makan tetap dijaga agar kenaikan berat badan sesuai usia kehamilan.
8) Konstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
9) Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan usia 12 minggu keatas.
10) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae / hipertrofi gusi.
11) Varises
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
b. Tanda Mungkin Hamil
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.
2) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama dalam
ismus. Pada mingu – mingu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi
seperti korpus uteri
3) Tanda chadwiks
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru – biruan (livide). Warna porsio pun tampak livide. Hal
ini disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen.
4) Tanda piscasek
5) Uterus mengalami pembesaran. Kadang – kadang pembesaran tidak rata
tetapi didaerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.hal ini menyebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran.
6) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau
pemeriksa dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras karena
berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalm masa kehamilan.
7) Goodle sign
Diluar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita merasa
ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada perabaaan
selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.
8) Reaksi kehamilan positif
Ciri khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air kencing pertama pada pagi
hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada minggu ke
4-6 sesudah pembuahan.
2) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu dapt didengar
dengan stetoscope leanec, alat kardiotokografi,alat dopler, atau dilihat
dengan ultrasonografi.
3) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (Asrinah, 2010).
3. Kehamilan Trimester III
Menurut Novaria dan Budi (2007) trimester III merupakan masakehamilan
yang dimulai dari usia kehamilan 7 bulan atau 28 minggu sampai 9 bulan atau 40
minggu.Dalam kurun waktu tersebut terjadi beberapa pertumbuhan janin yang
meliputi :
Tabel 2.1 Perubahan Pada Kehamilan Trimester III

Usia Kehamilan Perubahan Yang Terjadi

Pada minggu ini tejadi perkembangan janin sebagai berikut :


1. Janin masih leluasa berputar didalam rahim
2. Berat janin mencapai 1000 gram
3. Janin dapat menghisap jari
4. Kulit tipis merah yang ditutupi lemak disebut vernik
Minggu ke 28-31
5. Pertumbuhan kepala mulai lambat, ukurannya sebanding
ukuran tubuh
6. Organ dalam sudah lengkap
7. Panjang janin mencapai 35 cm

1. Janin mulai memasuki posisi siap lahir yaitu bokong diatas


dan kepala dibawah
2. Janin masih mempunyai cukup ruang berenang bebas
Minggu ke 32-33 menendang dan jungkir balik dalam air ketuban.
3. Kulit janin merah dan keriput
4. Panjang janin 40-45 cm

Perkembangan pada saat ini adalah tersaringnya cahaya yang


Minggu ke 34-35 akan masuk ke dalam rongga rahim. Mata berkembang
sepenuhnya dan janin lebih banyak bergerak.
Pada minggu ini kepala janin masuk dalam rongga panggul
Minggu ke 38- 39 disertai dengan berkurangnya tendangan keras janin

1. Merupakan periode siap lahir


2. Perkembangan janin telah sempurna
3. Kondisi siap siaga untuk persalinan karena tanggal
kelahiran sudah dekat
Minggu ke 40 –
4. Varniks masih ada sampai bayi lahir namun secara umum
seterusnya
sebagian lanugo sudah hilang
5. Panjang bayi mencapai 48-50 cm
6. Berat badan bayi sekitar 2750-3000 gram

(Sumber : Novaria & Budi, 2007)


Pada saat memasuki tahap kelahiran biasanya didahului dengan rasa sakit. Rasa
sakit disebabkan karena kontraksi rahim yang membuka serviks untuk jalan bayi,
plasenta dan membranus.
a. Perubahan Pada Trimester III
1) Perubahan Fisik
Payudara bertambah besar dan mulaikeluar cairan kental berwarna
kekuning-kuningan (kolostrum). Areola mamae menjadi lebih lebar dan
berpigmen lebih gelap. Terlihat benjolan-benjolan kecil tersebar di seluruh areola
yang disebut kelenjar montgomery. Pada akhir bualn ketujuh atau minggu ke –
28, ibu biasanya merasa sehat. Namun kadang-kadang ia mengalami kesulitan
pencernaan Pada akhir bulan sembilan atau minggu ke-36, rahim ibu mulai
mencapai daerah tulang rusuk dan ibu mungkin merasa tidak nyaman, khususnya
ia makan dalam jumlah banyak pada malam hari. Karena beban di tubuh semakin
berat, tulang belakang semakin ke arah depan sehingga ibu mengalami kesulitan
ketika memiringkan tubuhnya saat berbaring dan duduk lama (Astuti, 2010).
2) Perubahan Psikologis
Pada tahap ini, ibu akan menyadari bahwa sebentar lagi janinnya akan segera
lahir ke dunia dan hadir secara nyata di hadapan ibu. Seiring itu, biasanya timbul juga
perasaan cemas, ketakutan, dan adanya masalah rumah tangga, akan membuat ibu
semakin stres dan mungkin merasa belum siap menghadapi proses persalinan (Astuti,
2010)
b. Ketidaknyamanan Pada Trimester III
1) Sering buang air kecil, terjadi akibat tekanan uterus/rahim pada kandung kemih.
2) Konstipasi, terjadi akibat peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan
peristaltik usus melambat.
3) Perut kembung, terjadi akibat penekanan dari uterus yang membesar terhadap
usus besar.
4) Susah tidur, terjadi akibat ketidaknyamanan pembesaran rahim, berkemih di
malam hari, sesak napas, rasa panas di perut, kongesti hidung, sakit otot, kram,
stres dan cemas.
5) Napas sesak, terjadi akibat peninkatan aktivitas metabolisme tubuh menyebabkan
jumlah zat sisa pembakaran CO2 menjadi banyak, serta pembesaran uterus yang
menekan diafragma.
6) Sakit punggung bawah, terjadi akibat bentuk tulang punggung cenderung ke
depan karena pembesaran rahim serta kadar hormon yang meningkat
menyebabkan kartilago di dalam sendi-sendi besar menjadi lembek (Astuti,2010).
B. Konsep Kecemasan Ibu Hamil

a. Pengertian kecemasan

Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.

Menurut Freud dalam Supratiknya kecemasan adalah suatu keadaan tegangan, ia merupakan

suatu dorongan seperti lapar, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam

tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar. Kecemasan mengandung

arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak

berdaya. Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat subjektif, yang sering

bermanifestasi sebagai perilaku yang disfungsional yang diartikan sebagai perasaan kesulitan

dan kesusahan terhadap kejadian yang tidak diketahui dengan pasti.

Menurut Caplan dalam Donsu, ansietas adalah sebagai kesulitan atau kesusahan dan

merupakan konsekuensi yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru,

penemuan identitas dan makna hidup. Jadi, kecemasan adalah rasa khawatir atau takut yang

dapat disebabkan karena adanya perubahan atau pengalaman baru.

b. Faktor Yang Mempengaruhi

Menurut Aktas, Songul & Kiymet, faktor sosiodemografi dapat mempengaruhi

depresi dan kecemasan selama kehamilan. Hal ini ditekankan dalam beberapa penelitian,

terdapat beberapa faktor yaitu :

1) Usia

Usia mempengaruhi psikologis seseorang, semakin bertambah usia semakin baik tingkat

kematangan emosi seseorang. Kehamilan dan persalinan yang aman adalah pada usia

resproduksi sehat, yaitu 20- 30 tahun. Usia ibu hamil dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun

merupakan usia hamil resiko tinggi, sehingga dapat menimbulkan kecemasan


2) Pekerjaan

Ibu hamil yang bekerja mencemaskan kehilangan pekerjaan apabila pekerjaannya tidak dapat

diselesaikan karena kehamilannya, sebaliknya apabila pekerjaan ibu hamil tidak terlalu berat

dan tidak terlalu banyak tenaga, dimana ibu bisa menjalaninya selama kehamilan,

pekerjaannya bisa membawa dampak positif.

3) Status pendidikan

Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir, pola tingkah laku dan pola

pengambilan keputusan. Tingkat Pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun luar. Orang yang mempunyai

pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan yang

berpendidikan lebih rendah. Dalam hal ini adalah kehamilan, mereka yang berpendidikan

yang lebih tinggi akan menggunakan rasio dalam perubahan fisiologis maupun psikologis

selama kehamilannya.Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa jenjang pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu dasar (SD/MI &

SMP/MTs), menengah (SMA/SMK/MA/MAK) dan tinggi (diploma, sarjana, magister,

spesialis dan doktor).

4) Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun lahir mati.

Kecemasan yang dialami oleh ibu primipara tentu berbeda dengan multipara, karena pada ibu

multipara sudah memiliki pengalaman persalinan sebelumnya.

5) Riwayat kehamilan lalu

Adanya pengalaman yang traumatis saat kehamilan lalu dapat

mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil seperti abortus

c. Gejala Klinis kecemasan


Hawari menyebutkan bahwa keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh

orang yang mengalami kecemasan antara lain sebagai berikut:

1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

2) mudah tersinggung.

3) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

4) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

5) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

6) Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

7) Keluhan-keluhan somatik misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, ganguan perkemihan,

sakit kepala dan lain sebagainya.

d. Jenis Kecemasan

Menurut Freud dalam Supratiknya terdapat tiga macam kecemasan, yaitu:

1) Kecemasan realitas

Kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar.

2) Kecemasan neurotik

Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting akan lepas dari

kendali dan menyebabkan pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum.

Kecemasan neurotik merupakan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu

insting dipuaskan. Kecemasan neurotik mempunyai dasar dalam kenyataan, sebab dunia

sebagaimana diwakili oleh orangtua dan berbagai autoritas lain akan menghukum anak bila ia

melakukan tindakan-tindakan impulsif.

3) Kecemasan moral

Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang orang yang super

egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka melaukan bahkan
berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral. Mereka juga

disebut mendengarkan bisikan suara hati. Menurut Spielerger menyebutkan bahwa terdapat

dua jenis

kecemasan, yaitu :

1) State Anxiety

State Anxiety atau kecemasan sesaat dapat didefinisikan sebagai ketakutan,

kegelisahan, ketidaknyamanan, dan gairah sistem saraf otonom yang diinduksi untuk

sementara oleh situasi yang dianggap berbahaya (misalnya, bagaimana perasaan seseorang

pada saat

ancaman yang dirasakan).

2) Trait Anxiety

Trait Anxiety atau kecemasan dasar dapat didefinisikan sebagai disposisi yang relatif bertahan

untuk merasakan stres, khawatir, dan ketidaknyamanan.

e. Tingkat Kecemasan

Donsu menyebutkan bahwa terdapat empat tingkat kecemasan, yaitu :

1) Kecemasan ringan (Mild Anxiety)

Kecemasan ringan masih mampu memotivasi individu untuk belajar dan memecahkan

masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2) Kecemasan sedang (Moderate Anxiety)

Perhatian seseorang menjadi selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah

melalui arahan dari orang lain.

3) Kecemasan berat (Severe Anxiety)

Kecemasan berat ditandai dengan sempitnya persepsi seseorang, memiliki perhatian terpusat

pada hal yang spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain.

4) Panik
Kepanikan muncul disebabkan karena kehilangan kendali diri dan detail perhatian kurang.

Ketidakmampuan melakukan apapun meskipun dengan perintah menambah tingkat

kepanikan seserang.

e. Dampak Kecemasan pada ibu hamil

1) Bagi ibu

Qiao, et al dalam Deklava, et al menyebutkan bahwa dampak pada ibu dikaitkan

dengan lebih pendeknya masa gestasi, gangguan tidur (insomnia), meningkatnya mual dan

muntah, persalinan seksio sesaria dan penggunaan anastesi epidural.

2) Bagi bayi

Glover, et al dalam Shahhosseini, et al menyebutkan dampak pada bayi dikaitkan

dengan lahir prematur, berat lahir rendah dan pertumbuhan janin yang kurang. Tingginya

tingkat kecemasan ibu juga berhubungan dengan gangguan mental, masalah emosional,

hiperakif, dan gangguan kognitif anak-anak. Dampak medis yang dapat di alami pada masa

anak-anak dan masa dewasa menurut Teyhan A, et al dalam Shahhosseini, et al seperti sesak

nafas, ruam, asma dan penyakit koroner di usia dewasa.

f. Alat Ukur Kecemasan

Bush menyebutkan bahwa alat ukur kecemasan yang umum digunakan dalam

mengukur kecemasan adalah STAI (State Trait Anxiety Inventory) yang dikembangkan oleh

Charles D. Spielberger. STAI mencakup 40 item dan dua alat ukur untuk menilai kecemasan

yang dialami saat ini dan pada umumnya yang masing-masing terdiri dari 20 item. Kedua

skala STAI telah menunjukkan konsistensi internal yang sangat baik dan validitas konvergen

dan diskriminan yang memadai. Selain itu, skala trait dari STAI telah menunjukkan

reliabilitas test-recest exellent.

Skala respon pada A-State meliputi :

1 : sama sekali tidak merasakan


2 : sedikit merasakan

3: cukup merasakan

4 : sangat merasakan

Sedangkan skala responden pada A-Trait meliputi :

1 : hampir tidak pernah

2 : kadang-kadang

3 : sering

4 : hampir selalu

Penentuan derajat kecemasan, dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai pernyataan 1

hingga 20 dengan hasil, yaitu :

1) Skor < 40 = kecemasan ringan/rendah

2) Skor 40-60 = kecemasan sedang

3) Skor > 60 = kecemasan tinggi

h. Cara Mengatasi Kecemasan

1) Suporrted

Bantuan mandiri yang didukung dengan melibatkan pertemuan rutin dengan seorang

profesional kesehatan yang memberikan dukungan dan pengelolaan diri.25 Terdapat

beberapa contoh suporrted selfhelp, yaitu:

a) Senam hamil

Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dimanfaatkan untuk

berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Manfaat gerak badan selama hamil adalah

sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan meningkat dan tidur lebih nyenyak.

b) Prenatal yoga
Prenatal yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga klasik yang telah

disesuaikan dengan kondisi fisik wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih

lembut dan perlahan.

2) CBT (Cognitive Behavioral Therapy)

CBT adalah bentuk perawatan psikologi yang terbukti efektif untuk perawatan gangguan

kecemasan oleh penelitian. Salah satu kekuatan CBT adalah fokus membangun kemampuan

untuk membantu seseorang berperan aktif dalam mengurangi gejala kecemasan mereka. Hal

ini dapat membantu mencegah kecemasan masa depan.

3) Pengobatan

Mengobati gejala kecemasan pada tingkat kimia. Pengobatan dapat membantu mengurangi

kecemasan untuk lebih mudah ditangani. Pengobatan kecemasan selama kehamilan dan

setelah kelahiran paling baik dikombinasikan dengan perawatan diri dan keterampilan CBT

lainnya.

B. Konsep Prenatal Yoga

a. Pengertian Prenatal Yoga

Yoga dibangun atas tiga struktur utama, yaitu olahraga, pernapasan dan meditasi.Yoga adalah

sebuah ilmu yang menjelaskan kaitan antara fisik, mental dan spiritual manusia untuk

mencapai kesehatan yang menyeluruh. Yoga merupakan sebuah aktivitas fisik yang meditatif

dan intuitif, dilakukan dengan penuh kesadaran yang tidak hanya membina tubuh secara fisik,

tetapi juga akan memperhalus rasa dan memperluas kesadaran. Prenatal yoga (yoga bagi

kehamilan) merupakan modifikasi dari yoga klasik yang telah disesuaikan dengan kondisi

fisik wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan perlahan.

b. Manfaat yoga bagi kehamilan

Perubahan-perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi kenyamanan

ibu hamil baik secara fisik maupun psikis. Berlatih yoga merupakan salah satu solusi yang
bermanfaat sebagai media self help yang akan mengurangi ketidaknyamanan selama masa

hamil. Sindhu menyebutkan ada beberapa manfaat berlatih yoga bagi kehamilan, yaitu:

1) Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil

2) Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin

3) Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi, saluran urine yang lemah,

pegal dan bengkak pada sendi

4) Melatih otot perineum untuk lebih kuat dan elastis sehingga mempermudah proses

kelahiran.

5) Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu untuk

6) Mempermudah proses kelahiran

7) Menjalin komunikasi antara ibu dan anak sejak masih berada di dalam kandungan

8) Mempercepat pemulihan fisik dan mengatasi depresi pasca melahirkan.

Berdasarkan penelitian Beddoe AE, et al dalam Tiffany Field, et al menyebutkan bahwa efek

positif yoga untuk ibu hamil adalah mengurangi stress, kecemasan, rasa sakit saat kehamilan,

ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri persalinan. Kyle Davis, et al menyebutkan bahwa

yoga prenatal adalah intervensi yang layak dan dapat diterima oleh ibu hamil yang memiliki

gejala cemas dan depresi.

Berdasarkan penelitian Beddoe AE, et al dalam Tiffany Field, et al menyebutkan

bahwa efek positif yoga untuk ibu hamil adalah mengurangi stress, kecemasan, rasa sakit saat

kehamilan, ketidaknyamanan dan mengurangi nyeri persalinan. Kyle Davis, et al

menyebutkan bahwa yoga prenatal adalah intervensi yang layak dan dapat diterima oleh ibu

hamil yang memiliki gejala cemas dan depresi. Peserta juga menyampaikan kepuasan yang

tinggi dan tidak ada hasil yang merugikannya.


c. Prosedur

Prenatal yoga sama halnya dengan senam hamil dapat dilakukan oleh semua ibu yang

memiliki kehamilan sehat, tanpa kontraindikasi (seperti preeklamsia, placenta previa totalis,

cervix incompetence, hipertensi, ada riwayat abortus yang disebabkan oleh lemah kandungan,

dan penyakit jantung), sangat disarankan untuk berlatih yoga secara teratur. Berlatih yoga

seminggu 1-2 kali dengan bimbingan instruktrur selama 60-90 menit/sesi, dan di hari-hari

lainnya dapat berlatih secara mandiri. Prenatal yoga dapat dilakukan mulai dari trimester I,

berbeda dengan senam hamil yang dianjurkan dapat dilaksanakan saat usia kehamilan

memasuki 24 minggu keatas. Trimester I merupakan masa yang paling rawan dalam

kehamilan karena kondisi embrio yang belum stabil dan memiliki risiko keguguran yang

tinggi. Praktik yoga yang

disarankan untuk trimester ini adalah yang “ringan” dan membantu calon ibu beristirahat

seperti melakukan postur restoratif, relaksasi dan berlatih teknik olah napas yoga.

Trimester kedua merupakan masa kehamilan yang “normal”, karena tingkat energi

calon ibu telah kembali normal. Praktik yoga yang disarankan adalah meningkatkan kekuatan

otot punggung agar dapat menyangga janin dan melindungi pinggang dari cedera. Selain itu

disarankan pula untuk melakukan praktik yoga yang dapat meningkatkan stamina serta

menghindarkan pembengkakan pergelangan kaki

Trimester ketiga, beban kandungan mencapai bobot maksimal membuat postur tubuh yang

lebih baik dan kuat semakin diperlukan. Praktik yoga yang disarankan adalah menciptakan

ruang bagi ibu dan janin untuk tetap dapat bernapas dengan nyaman, melatih otot dasar

panggul agar lebih elastis, serta melakukan postur restoratif dan relaksasi

d. . Prinsip prenatal yoga

Prinsip prenatal yoga yaitu :


1) Napas dengan penuh kesadaran

Napas yang dalam dan teratir bersifat menyembyhkan dan menenangkan. Melalui teknik

pernapasan yang benar, ibu akan lebih dapat mengontrol pikiran dan tubuhnya.

2) Gerakan yang lembut dan perlahan

Gerakan yang lembut dan mengalir akan membuat tubuh ibu lebih luwes sekaligus kuat.

Gerakan prenatal yoga fokus pada otot-otot panggul, pinggul, paha dan punggung.

3) Relaksasi dan meditasi

Dengan relaksasi dan meditasi, seluruh tubuh dan pikiran ibu dalam

kondisi rileks, tenang dan damai.

4) Ibu dan bayi

Prenatal yoga meluangkan waktu spesial dan meningkatkan bounding antara ibu dan calon

bayi. Jika ibu bahagia dan rileks, bayi pun akan merasakan hal yang sama.
BAB III
PEMBAHASAN
A. PROBLEM
Kehamilan merupakan masa terjadinya perubahan yang besar dalam tubuh seorang
perempuan. Perubahan ini tidak hanya berhubungan dengan bentuk dan berat badan, tetapi
juga perubahan biokimia, fisiologis, bahkan emosional yang merupakan konsekuensi dari
pertumbuhan janin dalam rahim. (Emilia, 2010). Kecemasan akan dirasakan berbeda selama
kehamilan dan kecemasan trimester ketiga lebih tinggi dibanding trimester sebelumnya
(Varney et al.,2010). Kecemasan dan depresi di negara maju sekitar 7-20% dan di negara
berkembang lebih dari 20% (Biaggi et al.,2016). Ibu hamil mengalami perubahan yang
signifikan pada fungsi fisiologis dan psikologis, proses penyesuaian diri terhadap keadaan
baru pada ibu hamil dapat menyebabkan kecemasan (Aprianawati dan Sulistyorini, 2007).
Olahraga yang teratur dalam masa kehamilan sangat diperlukan bagi ibu hamil,
beberapa olah raga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil diantaranya, senam hamil, jalan kaki,
senam air, dan yoga. Prenatal Yoga adalah modifikasi dari yoga klasik yang telah disesuaikan
dengan kondisi wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan
perlahan (Sindhu, 2009). Prenatal Yoga dapat menurunkan stress, meningkatkan kualitas
hidup, memberi rasa nyaman, mengurangi nyeri persalinan (Curtis et al.,2012).

B. INTERVENTION
Dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian inferensial kuantitatif, Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan Pretest-posttest Control Group Design. Penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan pre-test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum
diberikan perlakuan (x) yaitu prenatal yoga setelah diberikan perlakuan, kemudian dilakukan
kembali post-test (pengamatan akhir) hal ini dilakukan untuk perbedaan yang dihasilkan
antara pre-test dan post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
primigravidarum trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsongan Kabupaten Kediri
sejumlah 36 ibu hamil primigravidarum trimester III. Besar sampel dalam penelitian ini
adalah 32 responden yang dijadikan 16 kelompok perlakuan dan 16 kelompok kontrol.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS).
C. COMPARATION
1. Pengaruh Prenatal Gentle Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi
Persalinan (Maharani dan Hayati, 2020)
Pada jurnal pembanding pertama, populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu
hamil yang mengikuti kelas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu dengan jumlah
315 orang. Sampel dalam penelitian ini 10% dari populasi yaitu Ibu hamil 32 orang dengan
usia kehamilan 20 – 40 minggu dan tanpa penyulit. Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu
hamil sebelum melakukan prenatal gentle yoga mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak
17 responden (53,1%). Ibu hamil setelah melakukan prenatal gentle yoga mengalami
kecemasan ringan yaitu sebanyak 23 responden (71,9%). Dilihat dari hasil penelitian,
terdapat penurunan kecemasan pada ibu hamil sebelum dan setelah diberikan prenatal yoga.
Dari uji statistik menggunakan uji T-test tidak berpasangan mendapatkan hasil bahwa
ada pengaruh prenatal gentle yoga terhadap kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan dengan p-value <0,001 (CI 95%). Prenatal gentle yoga berpengaruh signifikan
terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian utama, yaitu prenatal yoga berpengaruh dalam
menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil.

2. Pengaruh Senam Prenatal Yoga terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Trimester
III (Ashari dkk, 2019)
Pada jurnal pembanding kedua, populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang telah masuk pada fase trimester ketiga dan terdaftar dalam wilayah kerja Puskesmas
Pattingalloang serta Puskesmas Tamalate Kota Makassar pada tahun 2018. Sampel penelitian
ini diambil secara purposive sampling hingga didapatkan sampel sebanyak 120 ibu hamil
yang dibagi menjadi 2 grup, yaitu grup I (kelompok intervensi) sebanyak 60 ibu hamil yang
mendapatkan intervensi senam prenatal yoga dan grup II (kelompok kontrol) sebanyak 60 ibu
hamil yang tidak mendapatkan intervensi senam prenatal yoga, tetapi diberi media
komunikasi berupa leaflet terkait penurunan kecemasan ibu hamil. Hasil penelitian
menunjukkan pada awal penelitian (pre-test) baik kelompok intervensi maupun kelompok
kontrol sama-sama menunjukkan tingkat kecemasan sedang yang paling tinggi dengan
presentase total yaitu 45%. Ibu hamil yang memiliki tingkat kecemasan sedang pada
kelompok intervensi sebesar 50,0% lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu sebesar 40,0%.
Pada akhir penelitian (post-test) di kelompok intervensi lebih banyak pada tingkat kecemasan
ringan yaitu sebesar 61,7% berbeda dengan kelompok kontrol masih lebih banyak pada
tingkat kecemasan sedang, yaitu sebesar 45,0%.
Test didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) untuk kelompok intervensi artinya
terdapat perbedaan rerata perhitungan tingkat kecemasan pada awal dan akhir penelitian
sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai signifikansi 0,162 (p>0,05) sehingga
tidak terdapat perbedaan kecemasan pada kelompok kontrol. Analisis dengan menggunakan
Mann Whitney U Test, sebelum intervensi didapatkan nilai signifikansi 0,634 (p>0,05)
artinya tidak ada perbedaan rerata tingkat kecemasan antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, tetapi sesudah intervensi didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05),
artinya terdapat perbedaan rerata tingkat kecemasan yang signifikan antara kelompok
intervensi senam prenatal yoga dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan yang signifikan antara intervensi senam prenatal yoga dalam menurunkan kejadian
kecemasan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pattingalloang dan Puskesmas
Tamalate Kota Makassar.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian utama, yaitu prenatal yoga berpengaruh dalam
menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil.

3. The Effect of Prenatal Yoga on Anxiety and Depression in Kudus, Central Java
(Yulianti et.al, 2018)
Pada jurnal pembanding ketiga, menggunakan rancangan penelitian eksperimental
dengan desain RCT (randomized controlled-trial). Dilakukan di klinik Budi Luhur di Kudus
dari 27 Desember hingga 7 Februari 2018. Sample yang digunakan yaitu simple random
sampling Sebanyak 102 ibu hamil dibagi menjadi 2 kelompok. 51 wanita hamil dalam
kelompok kontrol dan 51 wanita hamil dalam kelompok yoga prenatal. Yoga prenatal
diberikan dalam waktu 1 bulan dan 2 kali tindak lanjut. Hasil analisis uji Mann Whitney
menunjukkan bahwa secara signifikan terdapat penurunan rata-rata kecemasan dan depresi
pada kelompok prenatal yoga. Hasil tindaklanjut 1 menunjukkan rata-rata kecemasan pada
kelompok yoga lebih rendah (13,53) dari kelompok kontrol (23,06). Pada tindak lanjut 2
kecemasan kelompok yoga lebih rendah (13,22) dibandingkan kelompok kontrol (23,86) dan
kedua perbedaan ini signifikan secara statistik pada p <0,001. Hasil tindak lanjut 1
menunjukkan rata-rata depresi pada kelompok yoga (16,61) lebih rendah daripada kelompok
kontrol (25,73). Pada tindak lanjut 2 rata-rata depresi kelompok yoga (16,24) lebih rendah
dari pada kelompok kontrol (25,82).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian utama, yaitu prenatal yoga berpengaruh dalam
menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil.

4. Effects Of Yoga On Anxiety And Depression For High Risk Mothers On Hospital
Bedrest (Gallagher et.al, 2020)
Pada jurnal pembanding keempat, penelitian dilakukan di tertiary medical center
dengan 932 bangsal, Amerika Serikat bagian tenggara dari Mei 2012 hingga Mei 2014 . 79
sampel ibu hamil yang diperintahkan dokter untuk beristirahat di tempat tidur dibagi menjadi
dua kelompok: 48 responden menerima sesi yoga dua mingguan (kelompok intervensi) atau
31 responden tidak menerima yoga (kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukan bahwa
tingkat kecemasan yang dirasakan (5,88±2,91) secara signifikan lebih rendah pada kelompok
intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol (9,03±3,97) dengan p <0,001. Demikian
pula, pasien di kelompok intervensi memiliki tingkat depresi yang lebih rendah secara
signifikan (3,33±2,26) dibandingkan kelompok kontrol (6,06±3,58) dengan p <0,001). Hasil
menunjukkan bahwa yoga adalah strategi yang efektif untuk mengurangi kecemasan dan
depresi pada ibu berisiko tinggi tirah baring di rumah sakit.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian utama, yaitu prenatal yoga berpengaruh dalam
menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil.

D. OUTCOME
Hasil penelitian ini terdapat pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat kecemasan ibu
hamil primigravidarum trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsongan. Untuk hasil
analisa data dengan menggunakan Uji Mann whitney menunjukkan hasil uji perbedaan
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III pada saat post-test antara kelompok
yang kontrol dan kelompok yang mendapatkan perlakuan mempunyai nilai signifikansi (p)
sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.05, sehingga Ho ditolak dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III pada saat
post test antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dimana pada ibu hamil
primigravida trimester III yang mendapatkan prenatal yoga mempunyai tingkat kecemasan
yang lebih rendah daripada tingkat kecemasan ibu hamil pada kelompok kontrol. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh pemberian prenatal yoga pada ibu hamil dapat menurunkan
tingkat kecemasan mereka.
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan pemberian prenatal yoga efektif
menurunkan kecemasan pada ibu hamil karena gerakan prenatal yoga disesuaikan dengan
kondisi wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih lembut dan perlahan.
Pemberian prenatal yoga ini merupakan suatu upaya untuk menurunkan stress pada ibu
hamil, meningkatkan kualitas hidup, memberi rasa nyaman, mengurangi nyeri persalinan.
Penelitian ini bisa diterapkan pada pelayanan kesehatan untuk mensosialisasikan manfaat dari
prenatal yoga dan menerapkan program prenatal yoga di masyarakat. Responden juga dapat
melakukan prenatal yoga secara mandiri ketika sudah diajarkan dan tidak terdapat risiko
dalam pengaplikasian tersebut. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk
penanganan kecemasan pada ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai