I. Latar Belakang
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan
teknolgi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga kesehatan untuk terus
meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani
suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien post operasi harus memerlukan
penanganan yang berkompetent. Masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika
pasien merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak mau
melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur. Dalam masa
hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari meskipun
kondisi mereka mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain.
Padalah hampir semua jenis pembedahan setelah 24-48 jam pertama paska bedah, pasien
dianjurkan untuk segera meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini,
Ambulansi dini dianjurkan segera pada 48 jam pasien paska operasi. Tujuan perawatannya
adalah mengurangi komplikasi, mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien
semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan yang paling
terpenting adalah meminimalkan nyeri sehingga pasien diharapkan memiliki kesiapan dan
pengetahuan mengenai keadaan diri paska operasi ketika pulang nanti. Pasien post operasi
yang tidak mendapatkan perawatan maksimal pasca bedah dapat memperlambat
penyembuhan pasien itu sendiri. Dengan melihat kondisi pasien post operasi yang
memerlukan perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk
mengurangi ketegangan melalui latihan pernapasan dan mobilisasi sini untuk mempercepat
proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan
yang diberikan.
II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien atau
keluarga pasien dapat mengetahui cara perawatan pasien pasca operasi.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien dan keluarga mampu :
1. Pasien atau keluarga pasien memahami manajemen nyeri
2. Pasien atau keluarga pasien dapat mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas
dalam
3. Pasien atau keluarga pasien dapat memahami tujuan mobilisasi pasca operasi
4. Pasien atau keluarga pasien dapat memahami manfaat mobilisasi pasca operasi
5. Pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tahap-tahap latihan mobilisasi pasca
pembedahan
III. Materi
Materi pendidikan kesehatan yang dijelaskan yaitu:
a. Definisi manajemen nyeri
b. Macam-macam manajemen nyeri
c. Tujuan teknik relaksasi napasa dalam
d. Prosedur teknik napas dalam
e. Tujuan mobilisasi dini
f. Manfaat mobilisasi dini
g. Kerugian jika tidak melakukan mobilisasi
h. Tahap-tahap latihan mobilisasi dini pada pasien pasca pembedahan
IV. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu
.
1. 5 menit Pembukaan
- Memberi salam - Menjawab
- Memperkenalka salam
n diri - Mendengar
kan dan memperhatikan
- Menjelaskan - Mendengar
topik dan tujuan penyuluhan. kan dan memperhatikan
- Menjelaskan - Mendengar
kontrak waktu kan dan memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan
- Menggali - Mengungka
pengetahuan peserta tentang pkan pendapat
perawatan pasca operasi
- Memberikan - Mendengar
reinforcement atas tanggapan kan dan memperhatikan
peserta - Mendengar
- Mejelaskan kan dan memperhatikan
manajemen nyeri - Mendengar
: macam manajemen nyeri kan dan memperhatikan
- Mendemonstrasi - Mendemon
kan cara teknik relaksasi nafas strasikan teknik nafas
dalam dalam
- Peserta
penyuluhan mempraktekan
cara teknik relaksasi nafas - Mendengar
dalam dengan benar kan dan memperhatikan
- Menggali dan mengungkapkan
pengetahuan peserta tentang pendapat
mobilisasi dini
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan - Mendengar
peserta kan dan memperhatikan
- Mendengar
- Menjelaskan kan dan memperhatikan
mobilisasi dini bagi pasien
pasca operasi : manfaat - Mengungka
Setting tempat
Bertempat di ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar
Penyuluh
Moderator
V. Metode
Metode yang digunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demontrasi
VI. Media
Media yang digunakan yaitu:
1. Laptop
2. Leaflet
3. Lembar balik
VII. Refrensi
Potter, A.,& Perry, A. G (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep dan
praktik Edisi ke-6. Jakarta: ECG
Smeltzer, S & Bare (2008), Brunner & Suddarths textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippin cott
Priharjo, S. (2003). Perawatan Nyeri, Jakarta :EGC
Kozier, Barbar, dkk (2004) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 7 volume 1 Jakarta : EGC
Susan J. Garrision, 2004. Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik, Jakarta Hypocrates
Mochtar .(2009) Manfaat mobilisasi dini. Diambil pada tanggal 12 Juni 2018 jam
04.00 Wita dari http:/litbang.usu.ac.id/mobilisasi_fisik/html
Brunner & Suddarh, (2003). Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta:EGC
VIII. Peserta
Sasaran :Pasien atau keluarga pasien pasca operasi yang berada di Bima RSUD
Sanjiwani Gianyar (Minimal 5 orang peserta)
Target : Pasien yang telah menjalani tindakan operasi atau pembedahan
IX. WAKTU
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Juni 2018
Jam : 10.00- 10.45 WITA
D. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. SAP sudah dipersiapkan3 hari sebelum penyuluhan
b. Mempersiapkan mareri dan leaflet 3 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Peserta pendidikan kesehatan sudah sesuai dengan kriteria (sasaran)
b. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
e. Tersedianya media
f. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
g. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi kegiatan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :
1. Manajemen Nyeri
1. Definisi
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan
baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol atau
mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien.
Pengendalian nyeri pada pasien dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari
nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik distraksi
dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna mengurangi resiko
nyeri pada pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori danemosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri
Berikut ini adalah 7 teknik relaksasi sederhana yang sangat baik dilakukan untuk
mengurangi stres atau tekanan kehidupan:
a. Meditasi
Meditasi di sini diartikan sebagai mengalihkan perhatian sementara dan menenangkan
pikiran dari keadaan stres, dan bisa dilakukan dengan melakukan banyak cara dan
aktivitas, seperti berjalan, berenang, menyulam, melukis dan lain sebagainya. Aktivitas
yang baik untuk meditasi adalah aktivitas yang memiliki pola tetap dan berulang.
b. Bayangkan sesuatu yang ‘rileks’
Saat berada dalam kondisi stres, pikiran dalam kepala akan sangat aktiv dan kompleks
sehingga menyulitkan untuk melakukan meditasi. Jika begitu, cobala untuk menciptakan
visualisasi yang damai dan menenangkan di dalam kepala kita. Ini bisa dimulai dengan
memikirkan sesuatu yang dapat mengalihkan pikiran dari keadaan sekarang yang penuh
tekanan. Bisa apa saja, seperti tempat liburan favorit, suasana pegunungan dan pantai
yang menenangkan, dan lain-lain.
c. Teknik nafas dalam
Perasaan stres akan meningkatkan tensi dan membuat napas menjadi pendek/dangkal,
sementara perasaan yang tenang membuat napas menjadi rileks. Jadi untuk merubah
tekanan menjadi relaksasi, ubahlah cara kita bernapas.
Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.
Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap
waktunya.
2. Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang
lain.
3. Imajinasi Terbimbing
Membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan
tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
4. Hipnosis
Hipnosis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
5. Kompres Hangat/ dingin
Area pemberian kompres panas dan dingin bisa menyebabkan respon sestemik dan respon
local. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer ke hipotalamus yang kemudian
menjadi sensasi temperature tubuh secara normal (Potter dan Perry,2009).
6. Massage
Tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen,
tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi.
EVALUASI
A. SOAL
1. Apa definisi manajemen nyeri dan teknik relaksasi napas dalam ?
2. Apa macam-macam manajemen nyeri?
3. Apa tujuan teknik relaksasi napas dalam?
4. Apa saja prosedur teknik napas dalam?
5. Apa saja manfaat mobilisasi dini?
6. Bagaimana cara latihan tahap mobilisasi dini pada pasien pasca pembedahan?
B. KUNCI JAWABAN
1. Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik
secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol atau mengurangi
nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien..Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2008).
2. Macam-macam Manajemen Nyeri
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
fisik dan emosi pada nyeri. Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi
sehat atau sakit.
Berikut ini adalah 7 teknik relaksasi sederhana yang sangat baik dilakukan untuk
mengurangi stres atau tekanan kehidupan:
a. Meditasi
Meditasi di sini diartikan sebagai mengalihkan perhatian sementara dan menenangkan
pikiran dari keadaan stres, dan bisa dilakukan dengan melakukan banyak cara dan
aktivitas, seperti berjalan, berenang, menyulam, melukis dan lain sebagainya.
Aktivitas yang baik untuk meditasi adalah aktivitas yang memiliki pola tetap dan
berulang.
b. Bayangkan sesuatu yang ‘rileks’Saat berada dalam kondisi stres, pikiran dalam
kepala akan sangat aktiv dan kompleks sehingga menyulitkan untuk melakukan
meditasi. Jika begitu, cobala untuk menciptakan visualisasi yang damai dan
menenangkan di dalam kepala kita. Ini bisa dimulai dengan memikirkan sesuatu yang
dapat mengalihkan pikiran dari keadaan sekarang yang penuh tekanan. Bisa apa saja,
seperti tempat liburan favorit, suasana pegunungan dan pantai yang menenangkan,
dan lain-lain.
c. Teknik nafas dalam Perasaan stres akan meningkatkan tensi dan membuat napas
menjadi pendek/dangkal, sementara perasaan yang tenang membuat napas menjadi
rileks. Jadi untuk merubah tekanan menjadi relaksasi, ubahlah cara kita bernapas.
Cobalah metode berikut:
Tarik napas panjang-panjang dengan tenang, kemudian –sambil menurunkan bahu–
hembuskan napas secara perlahan dari mulut.
Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.
Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap
waktunya.
3. Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain.
4. Imajinasi Terbimbing
Membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada
bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian
terhadap nyeri.
5. Hipnosis
Hipnosis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
6. Kompres Hangat/ dingin
Area pemberian kompres panas dan dingin bisa menyebabkan respon sestemik
dan respon local. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer ke
hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi temperature tubuh secara normal
(Potter dan Perry,2009).
7. Massage
Tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi
sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan
sirkulasi.