Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Perawatan Pasien Pasca Operasi


Hari / Tanggal Penyuluhan : Rabu, 13 Juni 2018
Pukul : 10.00-10.45 WIB
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang telah menjalani tindakan
operasi / pembedahan
Tempat : Ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar

I. Latar Belakang
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan
teknolgi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga kesehatan untuk terus
meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani
suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien post operasi harus memerlukan
penanganan yang berkompetent. Masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika
pasien merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak mau
melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur. Dalam masa
hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari meskipun
kondisi mereka mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain.
Padalah hampir semua jenis pembedahan setelah 24-48 jam pertama paska bedah, pasien
dianjurkan untuk segera meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini,
Ambulansi dini dianjurkan segera pada 48 jam pasien paska operasi. Tujuan perawatannya
adalah mengurangi komplikasi, mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien
semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan yang paling
terpenting adalah meminimalkan nyeri sehingga pasien diharapkan memiliki kesiapan dan
pengetahuan mengenai keadaan diri paska operasi ketika pulang nanti. Pasien post operasi
yang tidak mendapatkan perawatan maksimal pasca bedah dapat memperlambat
penyembuhan pasien itu sendiri. Dengan melihat kondisi pasien post operasi yang
memerlukan perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk
mengurangi ketegangan melalui latihan pernapasan dan mobilisasi sini untuk mempercepat
proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan
yang diberikan.
II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien atau
keluarga pasien dapat mengetahui cara perawatan pasien pasca operasi.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien dan keluarga mampu :
1. Pasien atau keluarga pasien memahami manajemen nyeri
2. Pasien atau keluarga pasien dapat mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas
dalam
3. Pasien atau keluarga pasien dapat memahami tujuan mobilisasi pasca operasi
4. Pasien atau keluarga pasien dapat memahami manfaat mobilisasi pasca operasi
5. Pasien atau keluarga pasien dapat mengetahui tahap-tahap latihan mobilisasi pasca
pembedahan

III. Materi
Materi pendidikan kesehatan yang dijelaskan yaitu:
a. Definisi manajemen nyeri
b. Macam-macam manajemen nyeri
c. Tujuan teknik relaksasi napasa dalam
d. Prosedur teknik napas dalam
e. Tujuan mobilisasi dini
f. Manfaat mobilisasi dini
g. Kerugian jika tidak melakukan mobilisasi
h. Tahap-tahap latihan mobilisasi dini pada pasien pasca pembedahan
IV. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Waktu
.
1. 5 menit Pembukaan
- Memberi salam - Menjawab
- Memperkenalka salam
n diri - Mendengar
kan dan memperhatikan
- Menjelaskan - Mendengar
topik dan tujuan penyuluhan. kan dan memperhatikan
- Menjelaskan - Mendengar
kontrak waktu kan dan memperhatikan
2. 30 menit Pelaksanaan
- Menggali - Mengungka
pengetahuan peserta tentang pkan pendapat
perawatan pasca operasi
- Memberikan - Mendengar
reinforcement atas tanggapan kan dan memperhatikan
peserta - Mendengar
- Mejelaskan kan dan memperhatikan
manajemen nyeri - Mendengar
: macam manajemen nyeri kan dan memperhatikan
- Mendemonstrasi - Mendemon
kan cara teknik relaksasi nafas strasikan teknik nafas
dalam dalam
- Peserta
penyuluhan mempraktekan
cara teknik relaksasi nafas - Mendengar
dalam dengan benar kan dan memperhatikan
- Menggali dan mengungkapkan
pengetahuan peserta tentang pendapat
mobilisasi dini
- Memberikan
reinforcement atas tanggapan - Mendengar
peserta kan dan memperhatikan

- Mendengar
- Menjelaskan kan dan memperhatikan
mobilisasi dini bagi pasien
pasca operasi : manfaat - Mengungka
 Setting tempat
Bertempat di ruang Bima RSUD Sanjiwani Gianyar

Penyuluh
Moderator

Audie Audie Audie Audie Audie

V. Metode
Metode yang digunakan yaitu :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demontrasi
VI. Media
Media yang digunakan yaitu:
1. Laptop
2. Leaflet
3. Lembar balik
VII. Refrensi
Potter, A.,& Perry, A. G (2009). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep dan
praktik Edisi ke-6. Jakarta: ECG
Smeltzer, S & Bare (2008), Brunner & Suddarths textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippin cott
Priharjo, S. (2003). Perawatan Nyeri, Jakarta :EGC
Kozier, Barbar, dkk (2004) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 7 volume 1 Jakarta : EGC
Susan J. Garrision, 2004. Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik, Jakarta Hypocrates
Mochtar .(2009) Manfaat mobilisasi dini. Diambil pada tanggal 12 Juni 2018 jam
04.00 Wita dari http:/litbang.usu.ac.id/mobilisasi_fisik/html
Brunner & Suddarh, (2003). Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta:EGC

VIII. Peserta
Sasaran :Pasien atau keluarga pasien pasca operasi yang berada di Bima RSUD
Sanjiwani Gianyar (Minimal 5 orang peserta)
Target : Pasien yang telah menjalani tindakan operasi atau pembedahan

IX. WAKTU
Hari : Rabu
Tanggal : 13 Juni 2018
Jam : 10.00- 10.45 WITA

D. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. SAP sudah dipersiapkan3 hari sebelum penyuluhan
b. Mempersiapkan mareri dan leaflet 3 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Peserta pendidikan kesehatan sudah sesuai dengan kriteria (sasaran)
b. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
e. Tersedianya media
f. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
g. Diakhir kegiatan sudah dievaluasi kegiatan

3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien :

a. Audien mampu menyebutkan pengertian manajemen nyeri


b. Audien mampu menyebutkan 3 dari 6 macam manajemen nyeri
c. Audien mampu menyebutkan 3 dari 6 tujuan teknik relaksasi nafas dalam
d. Audien mampu sebesar 75% mendemonstrasikan cara teknik relaksasi nafas dalam
e. Audien mampu menyebutkan 3 dari 4 manfaat mobilisasi
f. Audien mampu menyebutkan cara tahap-tahap latihan mobilisasi pada pasien pasca
pembedahan
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
Perawatan Pasien Pasca Operasi / Pembedahan

1. Manajemen Nyeri

1. Definisi
Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan
baik secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol atau
mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien.
Pengendalian nyeri pada pasien dapat mengurangi keluhan serta resiko lain akibat dari
nyeri. Manajemen secara individu dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik distraksi
dan relaksasi berupa nafas dalam dan teknik pengalihan perhatian guna mengurangi resiko
nyeri pada pasien.
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori danemosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri

2. Macam-macam Manajemen Nyeri


1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
fisik dan emosi pada nyeri.  Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi
sehat atau sakit.

Berikut ini adalah 7 teknik relaksasi sederhana yang sangat baik dilakukan untuk
mengurangi stres atau tekanan kehidupan:
a. Meditasi
Meditasi di sini diartikan sebagai mengalihkan perhatian sementara dan menenangkan
pikiran dari keadaan stres, dan bisa dilakukan dengan melakukan banyak cara dan
aktivitas, seperti berjalan, berenang, menyulam, melukis dan lain sebagainya. Aktivitas
yang baik untuk meditasi adalah aktivitas yang memiliki pola tetap dan berulang.
b. Bayangkan sesuatu yang ‘rileks’
Saat berada dalam kondisi stres, pikiran dalam kepala akan sangat aktiv dan kompleks
sehingga menyulitkan untuk melakukan meditasi. Jika begitu, cobala untuk menciptakan
visualisasi yang damai dan menenangkan di dalam kepala kita. Ini bisa dimulai dengan
memikirkan sesuatu yang dapat mengalihkan pikiran dari keadaan sekarang yang penuh
tekanan. Bisa apa saja, seperti tempat liburan favorit, suasana pegunungan dan pantai
yang menenangkan, dan lain-lain.
c. Teknik nafas dalam
Perasaan stres akan meningkatkan tensi dan membuat napas menjadi pendek/dangkal,
sementara perasaan yang tenang membuat napas menjadi rileks. Jadi untuk merubah
tekanan menjadi relaksasi, ubahlah cara kita bernapas.

Cobalah metode berikut:

 Tarik napas panjang-panjang dengan tenang, kemudian –sambil menurunkan bahu–


hembuskan napas secara perlahan dari mulut.

 Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.

 Tarik napas, dan rasakan perut dan dada mengembang.

 Buang napas, rasakan bahu menurun dan perut kembali mengecil.

 Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap
waktunya.

d. Minum teh hangat


Teh hangat adalah resep tradisional favorit untuk menenangkan pikiran dan menurunkan
stres. Selain baik untuk kesehatan, teh mampu menurunkan level cortisol (hormon stres)
dalam tubuh.
e. Memijat diri sendiri
Saat merasakan otot-otot menjadi tegang, lakukan pijatan ringan pada diri sendiri sebagai
relaksasi. Teknik ini bisa dimulai dengan meletakkan kedua tangan pada bahu dan leher,
kemudian lakukan pijatan ringan menggunakan jari dan telapak tangan. Biarkan bahu
menjadi rileks saat melakukan pijatan. Saat bahu sudah dirasa cukup rileks, hentikan
pijatan. Setelah itu letakkan satu tangan di atas lengan bawah (dari siku hingga jari)
tangan yang lain. Lakukan pijatan ringan di sana mulai dari siku hingga ke jari-jari dan
kembali lagi. Lakukan pula dengan tangan yang lain.
f. Berhenti sejenak (time-out)
Di saat tekanan ataupun emosi memuncak, hentikan sejenak –apapun itu– aktivitas yang
sedang dilakukan. Temukan tempat yang tenang untuk duduk atau bahkan berbaring.
Lakukan teknik relaksasi bernapas serta berfokus untuk melepaskan tekanan dan
menenangkan detak jantung. Tenangkan pikiran selama beberapa menit, nikmati waktu
tersebut. Stres bisa menunggu.
g. Mendengarkan musik
Musik dapat menenangkan detak jantung yang keras, juga pikiran. Jika tekanan sudah
memuncak, cobalah untuk menyisihkan waktu mendengarkan musik dengan tempo yang
ringan, atau dengarkan lagu yang bisa membuat rileks. Penelitian menunjukkan bahwa
musik dapat memberikan ‘efek tenang’ setara dengan 10mg valium. Itulah mengapa
musik sering digunakan dalam terapi relaksasi.

2. Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang
lain.
3. Imajinasi Terbimbing
Membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan
tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
4. Hipnosis
Hipnosis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
5. Kompres Hangat/ dingin
Area pemberian kompres panas dan dingin bisa menyebabkan respon sestemik dan respon
local. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer ke hipotalamus yang kemudian
menjadi sensasi temperature tubuh secara normal (Potter dan Perry,2009).
6. Massage
Tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya otot tendon atau ligamen,
tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri,
menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan sirkulasi. 

3. Tujuan teknik relaksasi napas dalam


Smeltzer & Bare (2008) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

4. Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)


Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang
mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan
pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

C. Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi


1.      Pengertian
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah,
teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk
kemandirian (Barbara Kozier, 2004).
Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan
fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan,
hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
2.      Tujuan Mobilisasi Post Operasi
Menurut Mochtar (2009), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan
bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot
p[erutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian pasien merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan,
mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat
organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
c. Mempercepat pemulihan missal kontraksi uterus post secarea, dengan demikian
pasien akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
d. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi
darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli
dapat dihindarkan.
1. Manfaat Mobilisasi Post Operasi
Menurut Mochtar (2009), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :
1)      Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan
bergerak,otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya
menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa
sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2)      Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ
tubuh bekerja seperti semula.
3)     Mempercepat pemulihan missal kontraksi uterus post secarea, dengan
demikianpasien akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
4)     Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

2. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


1)      Penyembuhan luka menjadi lama
2)      Menambah rasa sakit
3)      Badan menjadi pegal dan kaku
4)      Kulit menjadi lecet dan luka
5)      Memperlama perawatan dirumah sakit

3. Latihan Mobilisasi Pada Pasien Pasca Pembedahan


Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca
pembedahan dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan
batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat
tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2013 ).
Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut Rustam
Muchtar (2009), meliputi :
a. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan
latihan pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri
sudah dapat dimulai.
b. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan
pernafasan dan batuk efektif guna melonggarkan pernafasan.
c. Pada hari ke 3 - 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan
di sekitar kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri
Lampiran 2

EVALUASI

A. SOAL
1. Apa definisi manajemen nyeri dan teknik relaksasi napas dalam ?
2. Apa macam-macam manajemen nyeri?
3. Apa tujuan teknik relaksasi napas dalam?
4. Apa saja prosedur teknik napas dalam?
5. Apa saja manfaat mobilisasi dini?
6. Bagaimana cara latihan tahap mobilisasi dini pada pasien pasca pembedahan?

B. KUNCI JAWABAN
1. Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang dilakukan baik
secara kolaboratif ataupun secara individu pada pasien guna mengontrol atau mengurangi
nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasa oleh pasien..Teknik relaksasi nafas dalam
merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2008).
2. Macam-macam Manajemen Nyeri
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress
fisik dan emosi pada nyeri.  Teknik relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi
sehat atau sakit.

Berikut ini adalah 7 teknik relaksasi sederhana yang sangat baik dilakukan untuk
mengurangi stres atau tekanan kehidupan:

a. Meditasi
Meditasi di sini diartikan sebagai mengalihkan perhatian sementara dan menenangkan
pikiran dari keadaan stres, dan bisa dilakukan dengan melakukan banyak cara dan
aktivitas, seperti berjalan, berenang, menyulam, melukis dan lain sebagainya.
Aktivitas yang baik untuk meditasi adalah aktivitas yang memiliki pola tetap dan
berulang.
b. Bayangkan sesuatu yang ‘rileks’Saat berada dalam kondisi stres, pikiran dalam
kepala akan sangat aktiv dan kompleks sehingga menyulitkan untuk melakukan
meditasi. Jika begitu, cobala untuk menciptakan visualisasi yang damai dan
menenangkan di dalam kepala kita. Ini bisa dimulai dengan memikirkan sesuatu yang
dapat mengalihkan pikiran dari keadaan sekarang yang penuh tekanan. Bisa apa saja,
seperti tempat liburan favorit, suasana pegunungan dan pantai yang menenangkan,
dan lain-lain.
c. Teknik nafas dalam Perasaan stres akan meningkatkan tensi dan membuat napas
menjadi pendek/dangkal, sementara perasaan yang tenang membuat napas menjadi
rileks. Jadi untuk merubah tekanan menjadi relaksasi, ubahlah cara kita bernapas.
Cobalah metode berikut:
 Tarik napas panjang-panjang dengan tenang, kemudian –sambil menurunkan bahu–
hembuskan napas secara perlahan dari mulut.

 Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.

 Tarik napas, dan rasakan perut dan dada mengembang.

 Buang napas, rasakan bahu menurun dan perut kembali mengecil.

 Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap
waktunya.

d. Minum teh hangat


Teh hangat adalah resep tradisional favorit untuk menenangkan pikiran
dan menurunkan stres. Selain baik untuk kesehatan, teh mampu menurunkan level
cortisol (hormon stres) dalam tubuh.
e. Memijat diri sendiri
Saat merasakan otot-otot menjadi tegang, lakukan pijatan ringan pada diri sendiri
sebagai relaksasi. Teknik ini bisa dimulai dengan meletakkan kedua tangan pada bahu
dan leher, kemudian lakukan pijatan ringan menggunakan jari dan telapak tangan.
Biarkan bahu menjadi rileks saat melakukan pijatan. Saat bahu sudah dirasa cukup
rileks, hentikan pijatan. Setelah itu letakkan satu tangan di atas lengan bawah (dari
siku hingga jari) tangan yang lain. Lakukan pijatan ringan di sana mulai dari siku
hingga ke jari-jari dan kembali lagi. Lakukan pula dengan tangan yang lain.
f. Berhenti sejenak (time-out)
Di saat tekanan ataupun emosi memuncak, hentikan sejenak –apapun itu– aktivitas
yang sedang dilakukan. Temukan tempat yang tenang untuk duduk atau bahkan
berbaring. Lakukan teknik relaksasi bernapas serta berfokus untuk melepaskan
tekanan dan menenangkan detak jantung. Tenangkan pikiran selama beberapa menit,
nikmati waktu tersebut. Stres bisa menunggu.
g. Mendengarkan musik
Musik dapat menenangkan detak jantung yang keras, juga pikiran. Jika tekanan sudah
memuncak, cobalah untuk menyisihkan waktu mendengarkan musik dengan tempo
yang ringan, atau dengarkan lagu yang bisa membuat rileks. Penelitian menunjukkan
bahwa musik dapat memberikan ‘efek tenang’ setara dengan 10mg valium. Itulah
mengapa musik sering digunakan dalam terapi relaksasi.

3. Distraksi
Tehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain.
4. Imajinasi Terbimbing
Membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada
bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian
terhadap nyeri.
5. Hipnosis
Hipnosis membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif
6. Kompres Hangat/ dingin
Area pemberian kompres panas dan dingin bisa menyebabkan respon sestemik
dan respon local. Stimulasi ini mengirimkan impuls-impuls dari perifer ke
hipotalamus yang kemudian menjadi sensasi temperature tubuh secara normal
(Potter dan Perry,2009).
7. Massage
Tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan lunak, biasanya
otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahan posisi
sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau meningkatkan
sirkulasi. 

3. Tujuan teknik relaksasi napas dalam


Smeltzer & Bare (2008) menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah
untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
4. Prosedur teknik relaksasi napas dalam menurut Priharjo (2003)
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan diafragma yang
mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang mengakibatkan
pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi.
Adapun langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam adalah sebagai berikut :
1) Ciptakan lingkungan yang tenang
2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

5. Manfaat Mobilisasi Post Operasi


Menurut Mochtar (2009), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :
1)      Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan
bergerak,otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya
menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa
sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2)      Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ
tubuh bekerja seperti semula.
3)     Mempercepat pemulihan missal kontraksi uterus post secarea, dengan
demikianpasien akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan cepat
4)     Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

6. Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut


Rustam Muchtar (2009), meliputi :
a. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan latihan
pernafasan dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri sudah dapat
dimulai.
b. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan dan
batuk efektif guna melonggarkan pernafasan.
c. Pada hari ke 3 - 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan di
sekitar kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri

Anda mungkin juga menyukai