BAB I
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal/terus menerus dan tidak
terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat
yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis, sifat kanker ganas dan dapat
menyebabkan kematian, dapat berasal/ tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh
manusia. Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi berasal dari sel leher
rahim/serviks (Depkes RI,2009:2).
Kanker serviks adalah karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita
(Mansjoer, 2000:379).
1
2
wanita yang mengalamai infeksi virus HPV (human papiloma virus) tipe 16
atau 18, dan akhirnya kebiasaan merokok (Winkjosastro, 2007:381)
C. Patofisiologi
Patofisologi kanker serviks menurut Winjosastro (2007:382) adalah:
Karsinoma serviks timbul dibatas antara epitel yang melapisi ektoservik
(porsio) dan endoservik kanalis serviks yang disebut sebagai squamo-
columnar junction (SCJ). Histologik antara epitel gepeng berlapis (squamous-
complek) dari porsio dengan epitel kuboid/silindris pendek berlapis bersilia
dari endoservik ke kanalis servik. Pada wanita SCJ ini berada di luar ostium
uteri ekternum, kadang pada wanita berumur >35 tahun SCJ berada didalam
kanalis serviks. Maka untuk melakukan papsmear yang efektif dapat
mengusap zona transformasi harus dikerjakan dengan skraper dari ayre atau
cytobrush sikat khusus. Pada awal perkembangan kanker serviks tak memberi
tanda-tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan spekulum tampak sebagai
porsio yang erosif (metaplasi skuamosa) yang fisiologik atau tumor dapat
tumbuh :
1. Eksofilik mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferatik
yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
2. Mengadakaan infiltrasi menjadi ulkus
3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks
dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Servik yang normal secara alami mengalami proses metaplasi (erosi) akibat
saling mendesaknya kedua epitel yang melapisi. Dengan masuknya mutagen,
porsio yang erosif yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik
(diplastik-diskariotik) melalui tingkatan NIS-I, II, III dan KIS untuk akhirnya
menjadi karsinoma invasif, sekali menjadi mikro invasif atau invasif proses
keganasan akan berjalan terus.
Periode laten (dari NIS s/d KIS) tergantung dari daya tahan tubuh penderita.
Umumnya fase invasif berkisar antara 3-20 tahun(rata-rata 5-10 tahun).
Perubahan epitel displastik serviks secara kontinu yang masih memungkinkan
3
terjadinya regresi spontan dengan pengobatan atau tanpa diobati itu dikenal
dengan unitarian concept dari Richart. Histopatologik sebagian terbesar (95-
97%) berupa epidermoid atau squamous cell carcinoma, sisanya
adenokarsinoma, clearcell, carcinoma/mesoneproid carcinoma dan yang
paling jarang sarkoma.
D. Klasifikasi
Klasifikasi kanker serviks menurut Mansjoer (2000:379) berdasarkan kriteria
FIGO 1978 adalah:
Tingkat Kriteria
0 Karsinoma insitu atau karsinoma intraepitel
I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak
dinilai)
Ia Karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara mikroskopis
kedalamannya >3-5 mm dan memanjang tidak lebih 7 mm
Ib Lesi invasif >5mm, dibagi atas lesi 4mm dan >4mm
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3
bagian atas vagina dan atau parametrium tetapi tidak sampai
dinding panggul
IIa Penyebaran hanya di vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrat tumor
IIb Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum
sampai dinding panggul
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau parametrium sampai
dinding panggul
IIIa Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai dinding
panggul
IIIb Penyebaaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah
bebas infiltrasi tumor dengan dinding panggul atau proses pada
tingkat I dan II tetapi sudah ada gangguan faal
ginjal/hidronefrosis
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi)
atau telah bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh
IVa Telah bermetastasis keorgan sekitar
IVb Telah bermetastasis jauh
E. Manisfestasi klinis
Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau
4
purulen yang berbau tidak gatal, perdarahan pasca coitus, perdarahan spontan
dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah,
kehilangan berat badan dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat
teraba membesar, ireguler, teraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofisik maka
terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan
dengan pemeriksaan histologik dan jaringan yang diperoleh dari biopsi
(Mansjoer, 2000:379)
F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2000:379) pemeriksaan penunjang kanker serviks adalah:
1. Sitologi dengan tes pap
2. Kalposkopi
3. Servikografi
4. Pemeriksaan visual langsung
5. Gineskopi
6. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).
G. Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak terobati atau tidak memberikan respon terhadap
pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul
gejala. Pasien yang mengalami histerektomi memiliki resiko tinggi rekurensi
harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati radioterapi. Setelah
histerektomi radikal 80% rekurensi dalam 2 tahun (Mansjoer, 2000:379).
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker servik berdasarkan tingkatan penyakit menurut
mansjoer (2000:380) adalah:
Tingkat Penatalaksanaan
0 Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
Ia Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
5
J. Pencegahan
Menurut Depkes RI (2009:4) cara pencegahan kanker serviks adalah:
1. Pencegahan yang utama adalah tidak berperilaku seksual yang beresiko
terinfeksi HPV (Human Papiloma Virus) seperti tidak berganti-ganti
pasangan seksual dan tidak melakukan hubungan seksual dini (kurang dari
18 tahun)
2. Menghindarkan faktor resiko lain yang dapat memicu kanker seperti
paparan asap rokok, menindak lanjuti pemeriksaan PAP atau IVA dengan
hasil positif danmeningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan dan gizi seimbang serta mengandung vitamin A,C, dan asam
folat.
3. melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah telah
terinfeksi HPV atau mengalami lesi prakanker yang harus dilanjutkan
pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi.
4. melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk
beberapa tipe yaitu bivalea (tipe HPV 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe
6,11,16,18). Kendala dalam melaksanakan vaknisasi adalah biaya yang
mahal.
K. Pengobatan
Menurut Depkes RI (2009:15) pengobatan yang dapat dilakukan jika diketahui
lesi prakanker adalah:
1. Krioterapi
Krioterapi adalah perusakan sel kanker dengan dibekukan (dengan
membentuk bola es pada leher rahim) tindakan ini dapat dilakukan di
fasilitas kesehatan dasar seperti puskesmas oleh dokter umum atau
spesialis kebidanan terlatih.
7
2. Elektrokauter
Elektrokauter adalah perusakan sel prakanker dengan cara dibakar dengan
kauter. Dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dengan anastesi.
3. Loop Elektro Surgical Exsicion Procedure (LEEP)
Loop Elektro Surgical Exsicion Procedure (LEEP) adalah pengambilan
jaringan yang mengandung sel kanker dengan menggunakan alat LEEP
4. Konisasi
Konisasi adalah pengangkatan jaringan yang mengandung sel kanker
dengan jalan operasi.
5. Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan seluruh rahim termasuk leher rahim.
L. Pengkajian
1. Data Subjektif
a.Biodata
1) nama
Nama penderita dan suami perlu di tanyakan untuk mengenal penderita
agar tidak keliru dengan penderita lain( Ibrahim, 1983:4).
2) Umur
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan faktor ekstrinsik
diantaranya umur penderita antara 30-60 tahun, terbanyak antara 45-50
tahun(Wiknjosastro,2007:381).
3) Alamat
Dengan mengetahui alamat passien mempermudah mengetahui tempat
tinggal pasien dan lingkungannya(Depkes.RI,1994:14)
4) Pendidikan
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pendidikan
terhadap permasalahan klien.
5) Pekerjaan
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
8
e.Riwayat kebidanan
1) Haid
Merupakan peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan wanita. Perlu
diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah yang
keluar waktu haid, lamanya haid, disertai rasa nyeri atau tidak, dan
menopause (sarwono,2007:133)
pada wanita usia lanjut yang sudah tidak melayani suami secara seksual,
atau janda yang sudah mati haid(menopause) bilamana mengidap kanker
serviks sering terlambat meminta pertolongan.(sarwono,2007:386).
2) Riwayat obstetri
Perlu diketahui riwayat tiap-tiap kehamilan sebelumya, apakah itu
berakhir dengan keguguran, ataukah berakhir dengan persalinan, apakah
persalinanya normal, diselesaikan dengan tindakan atau dengan
operasi(seksio sesarea), dan bagaimana nasib anaknya, infeksi nifas dan
kuretase dapatmenjadi sumber infeksi panggul menahun dan
kemandulan(sarwono,2007:133)
Jarang ditemukan pada virgo, insidensi meningkat dengan tingginya
paritas apalagi bila jarak persalinan terlalu dekat(sarwono,2007:381)
f. Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit/kelainan ginekologik serta pengobatannya dapat memberi
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita
pernah diperiksa dokter lain, tanyakan juga hasil pemeriksaannya dan
pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita indonesia periksa di luar negeri,
dan membawa hasil pemeriksaannya pulang keIndonesia
(Sarwono,2007:133).
g. Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Kebiasaan diit buruk misalnya, rendah serat, tinggi lemak, aditif,
pengawet. Anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan. Perubahan pada
berat badan, penurunan berat badab hebat, berkurangnya massa otot
(Doenges,2000:998)
10
2) Eliminasi
Miksi, keluhan dari saluran kencing sering menyertai kelainan
ginekologik. Karena itu perlu ditanyakan rasa nyeri waktu kencing,
seringnya kencing, retensio urine, kencing tidak lancar atau tidak tertahan
(Sarwono,2007:136).
Defekasi, adanya perdarahan spontan pervaginam saat defekasi, perlu
dicurigai kemungkinan adanya karsinoma servik tingkat lanjut
(Sarwono,2007:386)
3) Personal hygine
Vulva merupakan bagian dari jalan lahir yang akan terbuka untuk
melahirkan anak sehingga terjadi hubungan langsung bagian dalam dal
luar kandungan. Jadi, kegunaan utama pembersihan vulva adalah untuk
mencegah infeksi (Christina, 1993:46).
4) Aktivitas/istirahat
Kelemahan dan/atau keletihan. Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan
tidur pada malam hari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam. Keterbatasan partisipasi
dalam hobi, latihan, pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan, tingkat stress tinggi (Doenges,200:997).
h. Latar belakang sosial budaya
Kanker serviks jarang ditemukan pada masyarakat yang suaminya disunat
(sirkumsisi) (Sarwono, 2007:381).
i. Psikospiritual
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stress ,isalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan spiritual/religius. Masalah tentang perubahan penampilan
misalnya alopesia, lesi cacat, pembedahan, menyangkal diagnosis, perasaan
tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah,
kehilangan kontrol, depresi (Doenges, 2007:998).
j. Ketergantungan
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
11
dari ostium uteri eksternum dengan kapas lidi atau ose untuk pemeriksaan
gonokokus. Dibuat sediaan usap pada kaca benda, yang dikirim ke
laboratorium. Dengan perwarnaan biru methilen atau giemsa gonokokus
dapat dikenal di bawah mikroskop. Kadang-kadang tampak pula trikomonas
vaginalis, kandida albikans, atau spermatozoa.
Getah vagina diambil dengan kapas lidi dari forniks posterior, lalu
dimasukan ke dalam botol kecil yang telah di isi dengan larutan garam
fisiologik. Sediaan segar diperiksa di laboratorium untuk mencari
trikomonas vaginalis dan benang-benang(miselia) kandida albikans. Larutan
yang mengandung getah vagina dipusing(centrifuge) dan setetes
ditempatkan di kaca benda, ditutup dengan kaca penutup, lalu di periksa
dibawah microskop.
Apabila hasil pemeriksaan gonokokus, trikomonas, dan kandida beberapa
kali tetap negatif, sedang kecurigaan akan penyakit bersangkutan masih ada,
maka dapat dilakukan pemeriksaan biakan.
Pemeriksaan bakteriologik lainnya, termasuk pemeriksaan pembiakan, dapat
dilakukan pula apabila dianggap perlu.
Pemeriksaan sitologi vagina
Untuk pemeriksaan sitologik, bahan biambil dari dinding vagina atau dari
serviks(endo-dan ektoserviks) dengan spatel ayre(dari kayu atau dari
plastik).
Pemeriksaan sitologi vaginal sekarang banyak dan teratur
berkala(misalnya1/2-1 tahun sekali) dilakukan untuk kepentingan diaknosis
dini karsinoma servisis uteri dan karsinoma korporis uteri. Karena
papanicolaou dalam tahun 1928 yang menganjurkan cara pemeriksaan ini,
maka sekarang sudah lazim pengguna istilah pap`s smear.
Selain untuk diagnosis dini tumor ganas, pemeriksaan sitologi vaginal dapat
dipakai juga untuk secara tidak langsung mengetahui fungsi hormonal
karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan perubahan-
perubahan khas pada sel-sel selaput lendir vagina. Kolerasi antara fungsi
14
M. Diagnosa
PAPIAH dengan kanker serviks KU baik/buruk dengan masalah:
1. Anemia berhubungan adanya perdarahan yang abnormal (Manuaba, 1998 :
410).
2. Cemas berhubungan dengan penyakitnya/perawatan di RS (Carpenito,
1992 : 12).
3. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan kanker
serviks terhadap kandung kencing (Manuaba, 1998 : 410).
4. Gangguan pola BAB berhubungan dengan kanker serviks terhadap rectum
(Manuaba, 1998 : 410)
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri)berhubungan dengan penekanan pada urat
saraf oleh kanker serviks (Manuaba, 1998 : 410).
6. Gangguan pembentukan nutrisi sampai dengan mual/nafsu makan
menurun ( Carpenito, 1998 : 130)
N. Perencanaan
7. Diagnosa kondisi : PAPIAH dengan kanker serviks KU baik/buruk
Tujuan : - Kanker serviks dapat teratasi
Kriteria : - Tidak timbul komplikasi lain
- Tanda-tanda vital
T : 110/70-140/90 mmHg
N : 70-96 x/mnt
S : 36,5-37,2oC
R : 16-20 x/mnt
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dari penyakitnya.
R/ Ibu bisa kooperatif dengan tindakan yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
penyakit ibu.
R/ Agar ibu lebih tenang dalam menghadapi pengobatan yang
dilakukan.
16
P. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi klasifikasi dari asuhan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan, bantuan apakah benar telah sesuai
kebutuhan sebagai mana telah didefinisikan dalam diagnosa atau maslah.
Langkah evaluasi dalam kebidanan didokumentasikan dalam bentuk SOAP
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
18
O : Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil
laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung assessment.
A : Assesment
Kesimpulan dari data subyektif dan obyektif untuk menilai sejauh mana
keberhasilan tindakan dari tujuan yang telah dirumuskan dan
mengidentifikasi masalah baru ( Depkes RI,1995 : 11-12 ).
P : Planning
Tindakan yang perlu dilakukan untuk peninjauan terhadap langkah-
langkah pada proses manajemen kebidanan oleh karena tindakan yang
dilakukan kurang berhasil dan membuat rencana tindakan terhadap
masalah yang baru teridentifikasi ( Depkes RI, 1995 : 27 ).
TTD BIDAN
19
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
Tanggal: 20 - 01 - 2019 pukul 09.00 WIB
Tempat: Poli KIA Puskesmas Ngrambe
2.1 Data Subjektif
Bidodata
Ny. C/ 64 th/ Islam/ Jawa/ SD/ -
Tn. R/ 70 th/ Islam / Jawa / SD/ Pensiunan
Alamat : Ds W Kec N Kab N
1. Ibu mengalami flek-flek merah seperti mens sudah 1 bulan. Ibu sudah
mengetahui hasil pemeriksaan lab.
2. Ibu tidak pernah dan tidak sedang mengalami DM, jantung, asma,
hipertensi, TBC, hepatitis, HIV AIDS. Suami dan keluarga tidak ada dan
sedang menderita DM, jantung, asma, hipertensi, TBC, hepatitis, HIV
AIDS. Keluarga ibu dan suami tidak ada riwayat kembar dan cacat
bawaan.tapi sudah 4 bulan ini mengalami keputihan yang banyak namun
tidak gatal.
3. Haid, ibu sudah tidak haid tapi masih mengalami keputihan yang banyak
tapi tidak gatal
4. Kehamilan yang lalu ibu sehat , Persalinan, ibu mengatakan telah memiliki
3 orang anak, ditolong bidan , sehat, hidup, anak terakhir berusia 37 tahun.
Nifas, ibu mengatakan sehat saat nifas, KB, ibu mengatakan tidak KB
5. Aktivitas Sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu makan ±3x/hari, porsi sedang, komposisi nasi, sayuran, telur
kadang ditambah buah. Minum air putih 4-5 gelas/hari.
2) Eliminasi
Ibu BAB 1x/hari, kadang 2 hari sekali, tidak ada keluhan BAB. BAK
4-5x/hari, kuning kernih, tidak ada keluhan BAK.
3) Personal Hygiene
19
20
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti celana dalam dan ganti baju tiap
habis mandi, keramas dengan shampo 2x/minggu.
4) Aktivitas
Ibu setiap hari mengerjakan aktivitas sebagai seorang nenek,
membantu pekerjaan rumah tangga anaknya seperti memasak atau
menyapu.
5) Psikososial spiritual
Ibu merasa cemas karena penyakitnya. Ibu berharap penyakitnya dapat
segera diobati.
6) Latar Belakang Sosial Budaya
Ibu sekarang tinggal bersama anaknya karena suami ibu telah
meninggal, anak ibu selalu mendampingi ibu untuk periksa dan
membantu ibu melakukan aktivitas sehari-hari.
7) Riwayat Ketergantungan
Ibu tidak memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan, minuman
alkohol atau rokok.
2.1 Data Objektif
a. Keadaan umum, Kesadaran composmentis
b. TTV : TD 120/80 mmHg, N : 82x/menit, S :36,50, R :18x/menit
c. Pemeriksaan Fisik
Mata, sklera putih, conjungtiva merah muda
Muka, tidak oedema, keriput
Hidung, bersih, tidak ada polip dan tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut, tidak ada stomatitis, bibir tidak lembab, lidah bersih
Telinga, simetris, bersih, pendengaran normal
Leher, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan
vena jugularis.
Dada, bentuk simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat bernafas
Abdomen, nyeri tekan pada perut bagian bawah
Genetalia, pengeluaran pervaginam berupa lendir, warna putih, banyak
Ekstremitas atas, tidak ada kelainan gerak, akral tidak pucat
21
Ekstremitas bawah, tidak ada kelainan gerak, akral tidak pucat dan tidak
varises
d. Pemeriksaan Penunjang
Tes patologi anatomi
Hasil Laboratorium patologi anatomi tanggal 24 September 2015
menyatakan ibu terkena Ca serviks.
2.2 Assesment
Ny. S30003 usia 64 tahun, dengan ca serviks. Keadaan umum baik, prognosa
baik.
2.3 Penatalaksanaan
1. menyampaikan pada ibu yang didampingi keluarga bahwa keadaan umum
ibu baik, namun ibu menderita kanker leher rahim yang sudah menyebar
ke vagina. Ibu dan keluarga terlihat cemas
2. menjelaskan pada ibu tentang persiapan rujukan, tentang pembiayaan,
kelengkapan surat untuk persyaratan rujukan. Ibu dan keluarga mengerti.
3. menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu harus di rujuk ke tempat
yang fasilitas kesehatannya lebih lengkap untuk penanganan kanker
serviks. Ibu harus di kemoterapi agar perkembangan sel kanker dapat
ditekan, efek sampingnya daya tahan ibu akan menurun. Tetapi tim dokter
akan berusaha mengobati ibu. Ibu dan keluarga setuju untuk dirujuk
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan bergizi, menghindari
makanan yang mengandung pengawet. Menjaga kebersihan diri dengan
sering ganti celana dalam, cebok yang benar. Istirahat cukup sehari kurang
lebih 6 jam. Ibu mengatakan mengerti penjelasan bidan dan akan
melaksanakannya
5. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi
6. Menganjurkan ibu dan keluarga segera datang ke Puskesmas setelah
persyaratan terpenuhi dan akan segera dilakukan rujukan. Maksimal 2
minggu lagi.
Murniati
22
Oleh:
Murniati
P 27824418051
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 1998. Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2009. Buku Saku Pencegahan Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:Depkes RI
Doenges, Marilynn, 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Jakarta, EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3 edisi 1. Jakarta:
Media Aesculapius
Winkjosastro. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo