Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Definisi
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai
akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal disekitarnya (Manuaba, 2010).
Kanker serviks merupakan karsinoma yang primer berasal dari serviks atau kanalis
servikalis dan atau porsio (Cunningham, 2010).

B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh pada terjadinya kanker serviks antara
lain:
1. Human Papiloma Virus (HPV)
Merupakan penyebab kutil genetalis atau kondiloma akuminata yang ditularkan
melalui hubungan seksual, sedangkan varian yang berbahaya yaitu HPV tipe
16,18,45, dan 56.
2. Merokok
Kandungan tembakau pada rokok akan merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi
tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dibawah 18 tahun
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Pernah menikah dengan pendeerita kanker serviks
6. Pemakaian Dietilstilbestrol (DES)
Biasanya banyak digunakan pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak
digunakan tahun 1940-1970)
7. Pemakaian pil KB
8. Gangguan sistem kekebalan tubuh
9. Infeksi Herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi rendah, karena ketidakmampuan melakukan papsmear secara
rutin

C. Klasifikasi
Tahapan atau stadium kanker menurut FIGO (2000) dalam Nurarif & Hardhi (2015):

Stadium Keterangan
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel
Stadium 1 Karsinoma massih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus
uteri diabaikan)
Stadium 1A Invasi kanker ke stroma hanya bisa didiagnosis secara
mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara mikroskopik
walau dengan invasi yang superficial dikelompokkan pada
stadium 1B
Stadium 1A 1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3.0mm dan
lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm
Stadium 1A 2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm
dan perluasan horizontal tidak lebih 7 mm
Stadium 1B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara
mikroskopileksi lebih luas stadium 1A 2
Stadium 1B 1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar
Stadium 1B 2 Lesi tampak > 4cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor menginvasi diluar uterus, tapi belum mengenai
dinding panggul/ sepertiga distal/dibawah vagina
Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Menginvasi parametrium
Stadium III Tumor meluas ke dinding panggul dan/ mengenai sepertiga
bawah vagina dan/menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
Stadium III A Tumor meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak invasi
ke parametrium tidak sampai ke dinding panggul
Stadium IIIB Tumor meluas ke dinding panggul dan menyebabkan
hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal
Stadium IV Tumor meluas keluar dari organ reproduksi
Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rektum
dan/ keluar dari rongga panggul minor
Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif, invasi stroma dengan
kedalaman 3 mm/kurang dari membran basalis epitel tanpa
invasi kerongga pembuluh limfe/darah/melekat dengan lesi
kanker serviks

D. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi
dalam perjalanannya akan menimbulkan beberapa gejala antara lain ( Sastrawinata,
2005):
1. Keputihan yang makin lama makan bau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
Menurut Sarwono (2010) pada tahap lanjut keluhan berupa:
1. Cairan pervaginam yang berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pinggang dan pinggul
4. Sering berkemih
5. Buang air besar atau kecil sedikit
6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, sedema kaki unilateral, obstruksi
ureter)
7. Anemi akibat perdarahan berulang
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf

E. Patofisiologi
Kanker Serviks adalah kanker yang berasal dari sel epitel skuamosa yang terjadi jika sel-
sel pada serviks tumbuh tidak terkendali. Sebelum kanker terjadi, akan didahului dengan
suatu keadaan yang disebut lesi prakanker atau Cervical Intraephiteal Neoplasia (CIN).
Fase prakanker ini sering disebut dengan dysplasia yang merupakan perubahan pra-
keganasan dari sel-sel rahim. Terdapat tiga tahap utama prakanker yang dimulai dengan
infeksi pada sel dan berlanjut menjadi intraephitelia neoplasia (perkembangan sel-sel
abnormal pada serviks) dan pada akhirnya berubah menjadi sel kanker pada serviks
Sebelum terjadinya kanker, akan didahului dengan keadaan yang disebut lesi pra kanker
atau neoplasia intraepitel serviks (NIS). NIS merupakan awal dari perubahan menuju
karsinoma serviks uterus. Patogenesa NIS dapat dianggap sebagai suatu spektrum
penyakit yang dimulai dari displasia ringan (NIS 1), displasia sedang (NIS 2), displasia
berat dan karsinoma in-situ (NIS 3) untuk kemudian berkembang menjadi karsinoma
invasif. Konsep regresi spontan serta lesi yang persisten menyatakan bahwa tidak semua
lesi prakanker akan berkembang menjadi lesi invasive (Fatwa I & Heru S, 2020).

F. Pencegahan
Cara pencegahan kanker serviks antara lain:
1. Penggunaan kondom bila berhubungan seks dapat mencegah penularan penyakit
infeksi menular seperti Gonorrhoe, Chlamydia, sipilis dan HIV/AIDS.
2. Menghindari merokok, meningkatkan derajat kesehatan secara umum dan mencegah
CIN (cervical intraepithelial neoplasia = pertumbuhan sel epitel kearah ganas) dan
kanker leher rahim.
3. Vaksinasi yang diberi nama “Gardasil” yang dikembangkan oleh perusahaan obat
terbesar dunia yang berada di Amerika Serikat. Vaksin ini menurut WHO, juga
sangat efektif mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan hampir 90%
dari semua jenis kanker leher rahim. Pencegahan perlu dilakukan untuk berbagai
macam penyakit, agar nantinya dapat mengurangi mortalitas dan mordibitas akibat
penyakit tersebut yaitu kanker serviks. Beberapa pengobatan yang bertujuan untuk
mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV dengan cara menyingkirkan bagian
yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, laser ataupun cryosurgery
(membuang jaringan abnormal dengan pembekuan). Untuk pengobatan kanker mulut
rahim ditemukan oleh berat ringan penyakit atau stadium. Umunya pada stadium
awal operasi.
4. Perubahan pola diet atau makan banyak sayur dan buah yang mengandung
antioksidan dan mencegah kanker misalnya alpukat, brokoli, kol, wortel, anggur,
jeruk, tomat.

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan klinik ini meliputi inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi,
rektoskopi, USG, BNO -IVP, foto toraks dan bone scan, CT scan atau MRI, PET scan.
Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau rektum harus dikonfirmasi dengan biopsi
dan histologik. Konisasi dan amputasi serviks dianggap sebagai pemeriksaan klinik.
Khusus pemeriksaan sistoskopi dan rektoskopi dilakukan hanya pada kasus dengan
stadium IB2 atau lebih.

H. Penatalaksanaan Medis
Pemilihan pengobatan kanker leher rahim tergantung pada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita. Pengobatan kanker leher rahim antara
lain adalah :
1. Terapi penyinaran (radioterapi)
Terapi penyinaran efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada
daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-
sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
2. Kemoterapi
Apabila kanker telah menyebar ke luar panggul, maka dianjurkan menjalani
kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
3. Terapi biologis
Terapi biologi berguna untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan
penyakit. Terapi biologis tersebut dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke
bagian tubuh lainnya.
4. Terapi gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengganti gen yang rusak atau
hilang menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab terhadap pembentukan sel
kanker, menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih mudah dideteksi dan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh, kemoterapi, maupun radioterapi,
menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan pembuluh darah baru di jaringan
kanker sehingga sel-sel kankernya mati.
5. Obat-Obatan
Analgesik merupakan pendekatan utama dalam penanganan nyeri kanker. Dengan
koordinasi terapi primer seperti kemoterapi, radioterapi dan pembedahan,
farmakoterapi dengan opioid, nonopioid dan analgesik ajuvan dilakukan per-individu
untuk mendapatkan keuntungan dan keseimbangan antara hilangnya nyeri dan tidak
timbulnya efek samping.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M.S

A. ANAMNESA
1. Identitas
Nama : Ny. M.S
Umur : 46 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bahu
Dx Medis : P3A0 46 tahun dengan Ca Cerviks stadium III B
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri di kemaluan dengan skala 5 serta keputihan berlebih, berbau
dan sangat gatal sehingga malam tidak bisa tidur.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : Pasien haid pertama kali diusia 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Jumlah haid : Dalam sehari pasien mengganti pembalut 3-4x sehari
Bau : Amis
Lamanya : Pasien mengatakan setiap haid hanya 4-5 hari saja
4. Riwayat Obstetric
Kehamilan : P3 A0, Ketiga anak pasien dilahirkan secara normal. Pasien tidak ada
masalah selama masa nifas. Pasien mengatakan menggunakan kontrasepsi Kb pil,
namun sekarang sudah tidak digunakan lagi
5. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan pertama kali mengalami pendarahan 1x pada tahun lalu, pasien
mengira sudah mau menopause kemudian dibiarkan. 2 bulan lalu kembali terjadi
perdarahan bergumpal 1x dan di bawah ke RS Medikal Centre. Pasien kemudian di
diagnosa ada penebalan dinding rahim dan dirujuk ke RSUP kandou untuk
pemeriksaan lebih lanjut, sehingga bulan lalu didiagnosa sudah ca serviks st. III B.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga ada yang menderita dengan penyakit yang sama
dengan pasien
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari hari
Kebutuhan Dirumah Dirumah sakit
Nutrisi Pasien makan 3x sehari, Pasien makan 3x sehari,
nafsu makan pasien menu nasi, ikan/daging dan
terbilang baik, tidak sayur/sup yang diperoleh
mengalami penurunan nafsu dari rumah sakit. Tidak
makan Pasien minum ± mengalami penurunan
2000 cc/hari nafsu makan.
Pasien minum ± 1500
cc/hari.
Berat badan : 60 kg, Tinggi
badan : 155 cm.
IMT : 24,97 (dalam rentang
normal)
Eliminasi BAB/BAK Pasien BAB 2x sehari, Sejak dirawat di RS pasien
warna kuning, konsistensi belum BAB.
encer berampas. Pasien Pasien mengatakan BAK 4-
mengeluh sering BAB encer 6 kali dalam sehari, warna
akhir-akhir ini. kuning. Kadang keluar
Pasien BAK 7-8 kali sehari, cairan keputihan yang
warna kuning, bau pesing, berbau kadang berwarna
jumlah ± 1600 cc. kadang kecoklatan dan gatal.
sambil BAK keluar cairan
keputihan kadang
kecoklatan dari vagina dan
berbau. Tidak ada masalah
saat BAK
Aktifitas/istirahat Pasien beraktifitas mandiri Aktivitas pasien seperti
tanpa bantuan dari orang biasa, hanya nyeri dibagian
lain. kemaluan.
Pasien sulit tidur karena Pasien mengeluh sulit tiudr
sering gatal dibagian setiap malam karena gatal
kemaluan karena keputihan. diarea kemaluan serta
Pasien hanya tidur 3-4 jam keputihan yang sangat
saja tiap malam mengganggunya
Personal hygiene Pasien melakukan kegiatan Pasien masih mampu
personal hygiene secara melakukan personal hygine
mandiri. secara mandiri
Kebiasaan yang Pasien sudah rutin Pasien mendapatkan
mempengaruhi menjalani control di dokter perawatan langsung oleh
kesehatan kandungan RSUP kandou dokter di ruangan rawat
inap
Psikososial dan Pasien beribadah setiap Pasien kemarin mengikuti
spiritual minggu masuk ibadah kegiatan ibadah yang
gereja, dan terus berdoa atas dilaksanakan dirumah sakit
kesembuhan dirinya ditiap ruangan.
Pasien sangat cemas
dimana dia sudah harus
menjalani kemoterapi
radiasi, sedangkan itu hal
yang belum pernah dijalani
sebelumnya oleh pasien.
Kebutuhan seksual Pasien mengatakan Sejak di rumah sakit pasien
semenjak didiagnosa selalu ditemani oleh
karsinoma Cervix pasien suaminya.
tidak lagi berhubungan
suami istri secara langsung
dengan suaminya. Pasien
mengatakan suaminya tidak
mempermasalahkan hal
tersebut karena demi
kesehatan pasien. Pasien
mengatakan dirinya dan
suami berhubungan baik
serta saling menyayangi dan
saling membantu.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Tanda tanda vital
TD : 130/95 mmHg, Nadi : 110x/menit, Respirasi : 23x/menit
Sb : 36,5°C, Sp02 : 98%
Pengkajian Nyeri
P: nyeri vagina, keputihan berlebih
Q: ditusuk-tusuk
R: vagina
S: 5
T: saat turun keputihan sangat banyak merasa nyeri
2. Kepala
a. Sklera dan konjungtiva : sklera tidak icterus, konjungtiva tidak anemis
b. Wajah : wajah tampak meringis karena nyeri dikemaluan
c. Mulut dan bibir : mulut tampak lembab, bibir tidak kering
d. Gigi dan gusi : gigi pasien masih lengkap, tidak ada karies, tidak ada
perdarahan gusi
3. Dada
a. Payudara : tidak ada pengeluaran cairan, putting susu tidak
menonjol, bentuk payudara simetris, tidak teraba benjolan
b. Paru paru : suara napas vesikuler, tidak ada bunyi napas
tambahan, ekspansi dada saat bernapas simetris, tidak ada kelainan
c. Jantung : suara jantung 1 dan 2 terdengar, tidak ada suara
jantung tambahan, ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis tidak teraba.
4. Abdomen
a. Hepar : tidak teraba pembesaran pada hepar
b. Limpa : tidak teraba pembesaran pada limpa
c. Bising usus : 12x/ menit
d. Vesika urinaria : tidak teraba tahanan urine, nyeri tekan pada abdomen
bagian bawah (+)
5. Genitalia
a. Fluor albus : pasien mengatakan ada riwayat keputihan. Warna
kadang coklat kadang kuning, konsistensi kental kadang encer, bau busuk
b. Vulva dan serviks : Tampak kemerahan dibagian vulva
Vaginal tussae : Fluksus, teraba massa eksofitik ukuran 5x4 cm, berbenjol-
benjol, rapuh, mudah berdarah curiga berasal dari portio cervix meluas hingga
1/3 distal vagina (pemeriksaan gynecology)
6. Anus
Ada hemoroid, tampak menonjol
7. Ekstremitas
Tidak ada edema, tidak ada fraktur, refleks patella positif
CRT < 3 detik

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG abdomen : Vesika urinaria terisi cukup, uterus antefleksi ukuran ± 6 x 3.36 cm,
tampak gambaran hipoechoic ukuran 3x2 cm berasal dari cerviks. Kesan : massa
cerviks
 Biopsi cerviks : Non keratinizing squamous cell carsinoma serviks
 MRI : Massa segmen bawah Rahim yang meluas ke 1/3 atas vagina dan inferior UT.
Functional cyst ovary bilateral
 Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Leukosit 13.100 4.000-10.000
Hemoglobin 11.5 gr/dl 12-16
Hematokrit 37 % 37-47
Trombosit 342.000 150.000-450.000
GDS 94 mg/dl 70-140
Ureum 20 mg/dl 10-40
Kreatinin 1.3 mg/dl 0,5-1,5
SGOT 15U/L <33
SGPT 9U/L < 43
Natrium 134 mmol/L 135-145
Kalium 4.5 mmol/L 3,5-5,1
Klorida 94 mmol// 97-111
PT 15,3 detik 12-16
INR 1,3 detik 0,80-1,30
APTT 29,3 detik 27-39

D. THERAPY
Paracetamol 500mg/ PO (k/p)
Ranitidine 50 mg/IV
Metronidazole 100mg/ IV

E. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1 DS : Gejala penyakit dari ca Gangguan Rasa
Nyaman
 Pasien mengatakan serviks
merasa gatal dibagian
kemaluannya
 Pasien mengatakan
merasa kurang nyaman
karena keputihan yang
keluar banyak dan berbau
 Pasien mengatakan
merasa nyeri dibagian
kemaluan setiap
keputihannya banyak
DO :
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak meringis
karena nyeri dikemaluan
P: nyeri vagina, keputihan
berlebih
Q: ditusuk-tusuk
R: vagina
S: 5
T: saat turun keputihan
sangat banyak merasa
nyeri
 Pasien tampak sering
menggaruk bagian
kemaluan karena gatal
 Pemeriksaan vulva :
Fluksus, teraba massa
eksofitik ukuran 5x4 cm,
berbenjol-benjol, rapuh,
mudah berdarah curiga
berasal dari portio cervix
meluas hingga 1/3 distal
vagina
 Hasil MRI : Massa
segmen bawah Rahim
yang meluas ke 1/3 atas
vagina dan inferior UT.
Functional cyst ovary
bilateral
2 DS : Merasa cemas dengan proses Ansietas
 Pasien mengatakan pengobatan yang akan
merasa cemas karena dijalani (kurangnya terpapar
dokter sudah mengatakan informasi)
harus menjalani
kemoterapi
 Pasien mengatakan
merasa cemas karena
dirinya belum pernah
menjalani pengobatan ini
sebelumnya
 Pasien mengatakan cemas
dan takut efek obat yang
akan diterima oleh pasien
DO :
 Tampak gelisah
 Tampak sering bertanya-
tanya pada pasien lain
mengenai efek
kemoterapi
 Tampak khawatir dan
sering bertanya mengenai
kondisinya pada dokter
maupun perawat
 TD : 130/95 mmHg
Nadi : 110x/menit,
Respirasi : 23x/menit
Sb: 36,5°C,
Sp02 : 98%

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Rasa Nyaman b/d Gejala panyakit dari Ca Serviks
2. Ansietas b/d kurangnya terpapar informasi

G. RENCANA KEPERAWATAN

No Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1. Gangguan rasa Setelah dilakukan Perawatan Kenyamanan
nyaman b/d gejala tindakan keperawatan Observasi
penyakit dari ca selama 3 x 8 jam, 1. Identifikasi gejala yang tidak
serviks diharapkan status menyenangkan (mis. Mual,
kenyamanan meningkat, gatal, sesak)
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi pemahaman
1. Keluhan tidak tentang kondisi dan situasi
nyaman cukup dan perasaannya
menurun Terapeutik
2. Gelisah cukup 1. Berikan posisi yang nyaman
menurun 2. Ciptakan lingkungan yang
3. Keluhan sulit tidur nyaman
cukup menurun 3. Dukungan keluarga terlibat
4. Gatal cukup menurun dalam terapi atau
5. Meringis cukup pengobatan
menurun
6. Pola tidur cukup Edukasi
membaik 1. Jelaskan mengenai kondisi
dan pilihan terapi atau
pengobatan
2. Ajarkan terapi relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, antihistamin, jika
perlu

2. Ansietas b/d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas


kurangnya terpapar tindakan keperawatan Observasi
informasi selama 2 x 60 menit, 1. Identifikasi saat tingkat
diharapkan tingkat ansietas berubah (mis
ansietas menurun, kondisi, waktu, stressor)
dengan kriteria hasil: 2. Monitor tanda-tanda ansietas
1. Verbalisasi khawatir ( verbal dan nonverbal)
akibat kondisi yang Terapeutik
dihadapi cukup 1. Ciptakan suasan terapeutik
menurun untuk menumbuhkan
2. Perilaku gelisah kepercayaan
cukup menurun 2. Pahami situasi yang
3. Frekuensi nadi dan membuat ansietas
tekanan darah cukup 3. Motivasi situasi yang
membaik memicu kecemasan
Edukasi
1. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosisi,
pengobatan pasien
2. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
3. Latih teknik relaksasi
H. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Dx Keperawatan Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi


1. Gangguan Rasa Nyaman 24/11/22 1. Mengidentifikasi gejala yang tidak
b/d gejala penyakit dari 09.00 menyenangkan
ca serviks Hasil: pasien mengeluh gatal dibagian
kemaluan dan nyeri karena keputihan
berlebih. Keputihan berwarna kecokelatan,
kental kadang cair.
P: nyeri vagina, keputihan berlebih
Q: ditusuk-tusuk
R: vagina
S: 5
T: saat turun keputihan sangat banyak merasa
nyeri
2. Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi
dan situasi dan perasaannya
Hasil:
3.

Anda mungkin juga menyukai