Anda di halaman 1dari 18

Kajian Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Areal Padi Ladang Di Desa

Koreng Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan


PROPOSAL PENELITIAN
Priscillia Jacobus
18031102004

PROGRAM STUDI ILMU TANAH


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian

yang berjudul “Kajian Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Areal Padi Ladang Di

Desa Koreng Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan” tepat pada

waktunya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semuapihak yang telah

membantu dalamp enyusunan proposal ini baik memberikan dukungan maupun

materi sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan.

Penulis meyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna baik

dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat

diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan tahap selanjutnya.

Manado, Juni 2022

PRISCILLIA JACOBUS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................I


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan...............................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tanah ................................................................................................3
2.2 Padi Ladang.......................................................................................3
2.3 Tekstur Tanah....................................................................................4
2.4 Bobot Isi............................................................................................4
2.5 Bobot Jenis........................................................................................5
2.6 Porositas............................................................................................5
2.7 Kadar Air Tanah................................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat............................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................7
3.3 Metode Penelitian.............................................................................7
3.4 Prosedur Penelitian...........................................................................7
3.5 Variabel yang Diamati......................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9

ii
Kajian Beberapa Sifat Fisik Tanah pada Areal Padi Ladang Di Desa
Koreng Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan
Penyusun

PRISCILIA JACOBUS

18031102004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Verry Christ Warouw, MS Prof. Dr. Zetly E. Tamood, SP, MSi
NIP 195812251985031004 NIP 197309182000031002

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ladang atau Huma adalah lahan pertanian yang bukan sawah (lahan kering)

biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim

atau dua musim yang kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur

lagi (berpindah-pindah). Tanah pertanian merupakan tanah yang digunakan

untuk usaha pertanian yang digunakan sebagai persawahan, tegalan, tanah

perkebunan, tambak untuk perikanan, tanah tempat pengembalaan ternak,

tanah belukar bekas ladang dan hutan menjadi tempat mata pencarian bagi

yang berhak (Boedi Harsono, 2003).

Padi (Oryza sativa L.) adalah jenis tanaman serealia yang dibudidayakan

di lahan kering sawah dan lahan pasang surut, dengan syarat tumbuh pada

ketinggian lahan sampai 1.300 mdpl dengan suhu rata-rata 28-38 0C dan

membutuhkan sinar matahari yang cukup (Soemartono dalam Sianipar,

2000).

Tareran merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten

Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia. Kecamatan Tareran memiliki

9 desa diantaranya desa Koreng. Desa Koreng memiliki luasan 600 m 2

dengan jumblah penduduk 1,231 jiwa, di desa Koreng banyak terdapat

tanaman padi ladang yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat untuk

kebutuhan pangan.

Desa koreng kecamatan tareran Kabupaten minahasa selatan memiliki

potensi lahan kering untuk pengembangan padi lading karena di wilayah

1
desa ini terdapat lahan padi ladang yang diusahakan oleh masyarakat.

Berdasarkan data statistik Kabupaten Minahasa Selatan, memiliki

penggunaan lahan terbesar meliputi tanaman kelapa dengan luas panen

946,35ha dan produksinya sebanyak 181,05 ton sementara penggunaan

lahan untuk tanaman pangan adalah padi ladang dengan produksi sebanyak

1,875 ton diikuti komoditi ubi kayu 1,640 ton, padi sawah 1,292 ton.

Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan dalam angka berdasarkan

data statistik 2017.

Berdasarkan uraian diatas adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui sifat fisik tanah diantaranya tekstur, bobot isi, bobot jenis,

porositas, dan kadar air pada tanah yang ditanami padi lading di Desa

Koreng, Kecamatan Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah keadaan sifat fisik tanah pada lahan padi ladang di Desa

Koreng, Kecamatam Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui keadaan sifat fisik tanah pada lahan padi ladang yang

meliputi tekstur tanah, bobot isi, bobot jenis, dan poristas di Desa Koreng,

Kecamatam Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan.

1.4 Manfaat

Untuk memberikan informasi bagi masyarakat petani di Desa koreng,

Kecamatan tareran, Kabupaten Minahasa Selatan tentang kondisi sifat fisik

tanah diantaranya tekstur tanah, bobot isi, bobot jenis, dan porositas pada

tanah yang ditanami padi ladang.

2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,

yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa-sisa

tumbuhan dan hewan, yang merupakan media atau tempat tumbuhnya tanaman

dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasi factor-

faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu

pembentukan (Yuliprianto, 2010).

Tanah memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai media pertumbuhan

tanaman. Berbagai penggunaan tanah untuk peningkatan ketahanan pangan,

termasuk sawah. Darmawijaya (1990) menjelaskan bahwa sifat fisik tanah sangat

menentukan dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman, baik

sifat fisik dan kimia maupun biologi tanah. Sifat fisik tanah merupakan unsur

lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap ketersedian air dan udara dalam

tanah dan secara tidak langsung mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman.

Sifat ini juga akan mempengaruhi potensi tanah untuk berproduksi secara

maksimal (Naldo, 2011).

2.2 Padi Ladang

Padi ladang merupakan salah satu tanmana pangan yang berpotensi untuk

dikembangkan. Padi ladang ialah tanaman padi yang ditanam di tanah tegalan,

padi gogo tidaklah membutuhkan air yang banyak dalam penanamannya. Pada

umumnya ditanami di daerah tanah kering sehingga banyak kita jumpai di daerah

yang berbukit-bukit. Tanaman padi dapat tumbuh pada dataran rendah sampai

4
dataran tinggi. Di dataran rendah padi dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 650mdpl

dengan temperatur 22,5oC – 26,5oC sedangkan di dataran tinggi padi dapat

tumbuh baik pada ketinggian antara 650 – 1.500mdpl dan membutuhkan

temperature berkisar 18,7oC – 22,5oC (AAK, 1990).

Padi gogo pada umumnya mempunyai perakaran yang lebih panjang,

padat, dan diameter akan lebih besar dibandingkan padi sawah serta memiliki

daya tembus akar yang lebih tinggi (AAK, 1990). Padi gogo yang toleran

kekeringan biasanya memiliki sistem perakaran yang dalam yang dapat

menembus lapisan tanah sampai kedalam 20cm di bawah permukaan tanah,

seehingga pada saat kekeringan akar yang dalam dapat memanfaatkan air (Azwir

dan Syahrial, 2001).

2.3 Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif presentase fraksi pasir, fraksi

debu, dan fraksi liat di dalam sistem tanah, yang juga menggambarkan tingkat

kekasaran atau kehalusan suatu jenis tanah. Setiap jenis tanah memiliki presentase

pasir, debu, dan liat tersendiri.

Kelas tekstur tanah dapat ditetapkan di laboratorium dengan menggunakan

hidrometer atau di lapangan dengan menggunakan indera perasaan. Pengukuran di

laboratorium akan memunculkan angka presentase pasir, debu, dan liat. Angka-

angka ini kemudian digunakan untuk menetapkan kelas tekstur tanah dengan

menggunakan segitiga tekstur, misalnya yang dibuat oleh United States

Department orf Agriculture (USDA).

2.4 Bobot Isi

5
Bobot isi atau kerapatan isi (bulk density) adalah perbandingan antara

massa partikel tanah dengan volume tanah. Kerapatan isi dapat diekspresikan

dalam satuan g/cm3. Kerapatan isi tanah mineral pada umumnya berkisar pada

angka 1.3g cm-3.

Kerapatan isi tanah berkaitan dengan porositas tanah. Bila tanah mengalami

pemadatan, misalnya karena penggunaan traktor di lahan pertanian, jumlah ruang

pori tanah berkurang, dan berat tanah per satuan volumenya bertambah.

Sebaliknya, bila ruang pori tanah bertambah misalnya karena pengolahan tanah

maka berat tanah per satuan volume atau kerapatan isinya menurun.

2.5 Bobot Jenis

Bobot jenis atau kerapatan partikel (particle density) adalah perbandingan

antara berat tanah dibagi volume total tanah. Untuk tanah mineral , kerapatan isi

berkisar pada rataan 1.3 – 1.35g cm-3 dan kerapatan partikel sekitar 2.6 – 2.7g cm-
3
. Kerapatan isi selalu lebih rendah daripada kerapatan partikel tanah, semakin

tinggi porositas tanah akan semakin jauh perbedaan antara kerapatan partikel

tanah dan kerapatan isi.

Seperti telah diungkapkan, kerapatan isi tanah bersifat dinamik, tergantung pada

porositas tanah. Tanah yang baru saja diolah akan memiliki kerapatan isi lebih

rendah, sebaliknya tanah yang telah mengalami pemadatan memiliki kerapatan isi

lebih tinggi. Sebaliknya, kerapatan partikel tanah relatif stabil, kecuali bila ke

dalam tanah diintroduksi padatan lain yang memiliki berat jenis berbeda dengan

kerapatan partikel tanah.

2.6 Porositas

6
Porositas adalah perbandingan antara volume pori dengan volume total

tanah. Pori tanah diisi oleh air, udara, dan mikroorganisme. Secara kualitatif, pori

tanah dibagi menjadi tiga kelompok : pori mikro, pori meso, dan pori makro.

Secara teori, dalam keadaan normal (kapasitas lapang), air menempati pori mikro

dan sebagian pori meso, sedangkan udara mengisi sebagian pori meso dan pori

makro. Dalam keadaan basah, misalnya pada saat dan setelah hujan, seluruh pori

diisi oleh air. Udara yang sebelumnya mengisi pori tanah terdesak ke luar dari

pori tanah. Sebaliknya dalam keadaan kering seluruh pori tanah berisi udara.

2.7 Kadar Air Tanah

Kadar air tanah adalah konsetrasi air dalam tanah, air tanah berada dalam

pori tanah. Dalam keadaan jenuh, seluruh pori tanah berisi air. Oleh karena itu,

kadar air tanah tergantung pada jenis pori. Kapasitas menyimpan air tanah akan

semakin baik bila tanah mengandung pori mikro dan pori meso dengan jumlah

yang cukup banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran pori tanah seperti

tekstur dan struktur tanah dan porositas total tanah dengan sendirinya sangat

mempengaruhi kadar air tanah.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal penanaman Padi Ladang Di Desa

Koreng Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.

Bahan dan Alat

 Bahan

Sampel tanah, air, bahan kimia yang digunakan dalam analisis sifat

Fisik Tanah

 Alat

Sekop, cangkul, ring sampel, kantong plastik sampel, alat tulis (buku,

pulpen dan spidol), GPS, camera, pisau, dan alat laboratorium yang

digunakan untuk analisis sifat Fisik Tanah

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode survey dengan teknik pengambilan

sampel tanah terganggu dan tidak terganggu, kemudian dibawah ke laboratorium

untuk analisis.

3.4 Prosedur Kerja

 Prosedur Kerja Lapang

8
 Survey lahan

 Siapkan alat dan bahan untuk mengambil sampel tanah

 Tentukan titik pengambilan sampel tanah

 Sampel tanah diambil pada 4 lokasi

 Contoh tanah di ambil pada kedalama 0-20 cm

 Beri kode label pada plastik

 Prosedur Kerja Laboratorium

 Siapkan sampel tanah dari lapangan kemudian kering anginkan selama

satu minggu

 Tumbuk dan ayak dengan ayakan

 Masukan dalam plastik dan beri kode sampel

3.5 Hal yang diamati

1. Tekstur tanah

2. Bobot isi

3. Bobot jenis

4. Porositas

5. Kadar Air Tanah

3.6 Analisis Data

1. Penetapan Tekstur Tanah

Penetapan tekstur tanah menggunakan metode pipet didasarkan hukum

stokes dengan rumus (Muljadi, 1979):

2 (d 1−d 2)
V = g .r 2
9 n

Keterangan:

9
V = kecepatan pengendapan
g = gravitasi
r = jari – jari butiran
d1= berat jenis butiran
d2 = berat jenis cairan
n = kekentalan cairan, tergantung pada suhu.

2. Bobot Isi

Analisis bobot isi tanah menggunakan metode Gravimetric ditentukan

berdasarkan persamaan:

( BTK +BR ) g/cm 3


BD=
V total

Keterangan:

BD = Bulk density

BTK = Berat tanah kering

BR = Berat ring

Vtotal = Volume total

3. Bobot Jenis

Analisis bobot jenis tanah menggunakan metode botol piknometer (pycnometer

bottle atau density bottle) ditentukan berdasarkan persamaan:

ρf M₃
ρ ₛ=
M ₁+ M ₂−M ₃

Keterangan :

ρₛ = Berat jenis partikel

ρf = Berat jenis zat cair

Mₛ = Massa padatan tanah kering oven

4. Porositas

10
Penentuan porositas, data ρₛ biasa digunakan untuk menghitung porositas

tanah, f dengan persamaan:

ρb
f =1
ρₛ

Keterangan :

f = Porositas tanah = volume total pori/volume total contoh tanah tidak terganggu

ρb = Berat volume tanah

ρₛ = Berat Jenis Partikel

5. Kadar Air Tanah

Metode analisis kadar air tanah yang digunakan adalah gravimetric water

content, perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering udara (lembab)

dengan persamaan :

BTB−BTK
W= x 100%
BTK

Keterangan:

W = Kadar air (%)

BTB = Berat tanah basah + cawan

BTK = Berat tanah kering + cawan

Data-data hasil analisi yang terkumpul kemudian disusun dalam bentuk tabel kemudian

diuraikan secara deskriptif terhadap sifat fisik yang ada.

3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan


Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi
2 Penyususnan
Proposal
3 Seminar Proposal
Penelitian
4 Survei

11
5 Pengambilan
Sampel
6 Analisis
Laboratorium
7 Analisis Data
8 Penyusunan
Laporan
9 Ujian Skripsi

4.2. Komisi Pembimbing

Ketua : Dr. Ir. Verry Christ Warouw, MS

Anggota : Prof. Dr. Zetly E. Tamood, SP, MSi

12
DAFTAR PUSTAKA

Aksi Agraris Kanisius, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta.

Azwir & Syafrial, A., 2001. Pengaruh umur dan jumlah bibit terhadap

pertumbuhan dan produksi padi sawah varietas

batang piaman. Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatera Barat. Jambi.

Darmawijaya, I .1990. Klasifikasi Tanah : Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan

Pelaksanaan Pertanian di Indonesia. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Naldo, R.A., 2011. Sifat Fisika Utisol Limau Manis Tiga Tahun Setelah

Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Hijaun. J.

Agroland. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas.

Nuraida., N. Alim., & M. Arhim.. 2021. Analisis Kadar Air, Bobot Isi, dan

Porositas Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan.

Muljadi, D. 1979. Penentuan Analisis Fisika Tanah. Lembaga Penelitian Bogor.

Rope, Ranita.. 2013. Karakteristik Sistem Pertanian Alami (Natural Farming)

PadiLadang di Kecamatan Morotai Timur. Jurnal

Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-

Ternate), 6(1): 38-51.

Salam, A.K. 2020. Ilmu Tanah. Global Madani Press. Bandar Lampung.

13
Taufik, M., A. Hasan., A. Rahayu. M., & A. Khaeruni. R. 2016. Padi Gogo si

Mutiara Pangan. Asmar Hasan. Kendari.

Yuliprianto, H. 2010. Biologi Tanah Dan Strategi Pengelolaannya. Graha Ilmu

Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai