Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME DIARE DI PKM BAHU

MANADO

OLEH :

MELISA LINDA MANOPPO

210141040033

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja dengan intensitas
buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari (Prawati &
Haqi, 2019). Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga
kali atau lebih) dalam satu hari (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan, 2011).

B. KLASIFIKASI DIARE
Menurut (Ambarwati & Nasution, 2012)diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lambat 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.

C. ETIOLOGI
Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :
a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan dimana
merupakan penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi bakteri, virus, parasite,
protozoa, serta jamur dan bakteri.
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti pada
otitis media, tonsilitis, bronchopneumonia serta encephalitis dan biasanya banyak terjadi
pada anak di bawah usia 2 tahun.
c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap karbohidrat seperti
disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi protein dan lemak.
d. Faktor Risiko Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan (2011) faktor risiko terjadinya diare adalah:
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
D. PATOFISIOLOGI
Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena faktor infeksi dimana
proses ini diawali dengan masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan kemudian
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus.
Berikutnya terjadi perubahan dalam kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi
usus dalam mengabsorpsi (penyerapan) cairan dan elektrolit. Dengan adanya toksis bakteri
maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif dalam usus akibatnya sel mukosa
mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat. Faktor malaborpsi
merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotic
meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat
meningkatkan rongga usus sehingga terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila
toksin yang ada tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan
peristaltic yang mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian terjadi diare

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Gambaran awal dimulai dengan suhu badan mungkin meningkat,
nafsumakan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin
mengandung darah atau lender, dan warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena
bercampur rmprdu. Akibat sering defekasi anus dan sekitarnya menjadi lecet karena sifat
feses makin lama makin asam, hal ini terjadi karena banyaknya asam laktat dan pemecah
laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus (sodikin, 2011). Gejala muntah dapat terjadi
sebelum atau sesudah diare, apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan
elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi, berat badan turun, tonus otot dan turgor kulit
berkurang,dan selaput kering pada mulut bibir terlihat kering. Gejala klinis menyesuaikan
dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan yang hilang (sodikin, 2011)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi Diare:
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada
diagnos medis diare adalah :
a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph dan kadar
gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat.
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan (2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:
a. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium
klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air
sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit
yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga
lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit
dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
Aturan pemberian oralit menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat
dibagi berdasarkan :
- Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
- Dehidrasi ringan bia terjadi penurunan berat badan 2,5%-5%
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kgbb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
- Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas. Untuk
anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan
b. Pemberian Makan
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke atas) penderita diare
akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.
RESUME MTBS PADA AN. J.K DENGAN DIARE

Tanggal kunjungan : 26 Oktober 2022


Nama Bayi : An. J.K
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Orang Tua : Ny. J.L
Alamat : Bahu
Umur : 2 tahun 3 bulan
Berat Badan Bayi : 10.2 kg
Suhu Badan Bayi : 36,5°C
Keluhan : Ibu mengatakan anak muntah-muntah dan bab
cair
Kunjungan Ke : pertama

PENILAIAN KLASIFIKASI TINDAKAN/


PENGOBATAN
Memeriksa kemungkinan penyakit diare
dengan dehidrasi atau tanpa dehidrasi - Memberikan cairan
- Sejak 1 hari yang lalu pasien
dan nutrisi yang
mengalami gejala diare
- Tidak BAB darah, namun 2x bab cukup untuk A.n
cair berwarna kuning ± 150cc J.K. untuk cairan
- Pasien sadar penuh (compos mentis)
Diare tanpa agar anak tidak
- Pasien saat tidur gelisah, sedikit Dehidrasi
rewel karena perutnya sakit dehidrasi diberikan
- Mata tidak cekung kebutuhan cairan
- Pasien tidak mau minum sejak 1000 ml/kg/bb/hari
pasien muntah sudah 5x sekitar
- Memberikan terapi
100cc
- Suhu tubuh normal 36.5 °C medikasi antasida ,
- CRT < 2 detik domperidon, Oralit,
- Pemeriksaan Fisik:
dan MFLA pulvis
Abdomen : cembung, hipertimpani,
BU meningkat 18x/menit, distensi (puyer)
abdomen
Apakah anak demam? Tidak, namun - -
memiliki riwayat demam 2 minggu yang
lalu
Memeriksa kemungkinan mempunyai
masalah telinga Tidak perlu tindakan tambahan
- Tidak ada nyeri telinga, namun
didalam telinga passien terdapat Tidak ada
infeksi telinga
serumen/ kotoran telinga yang
menempel
- Tidak mengeluarkan nanah dari
dalam telinga
- Tidak ada pembengkakkan
Memeriksa kemungkinan berat badan
rendah dan/atau masalah pemberian
ASI
- Apakah inisiasi menyusui dini
dilakukan ?Ya Berat bedan
tidak rendah Memberi pujian kepada
- Berat badan menurut umur : Tidak Ibu, karena telah
dan tidak ada
ada masalah berat badan rendah memberikan ASI kepada
masalah
- Ibu mengalami kesulitan dalam dengan benar kepada
pemberian ASI
pemberian ASI ? Tidak anaknya selama masa
- Apakah bayi diberi ASI ? Ya, ± 8- menyusui
10x/ hari
- Apakah bayi diberikan
minuman
selain ASI ? Tidak
- Ada luka atau bercak putih di
mulut ?
Tidak
- Ada celah bibir/langit-langit ?
Tidak
Memeriksa status Vit-A Vit-A diberikan pada bulan
agustus 2022
Memeriksa status imunisasi Imunisasi yang diberikan
- Hepatitis B-0 : 0- 7 hari hari ini ; Tidak Ada
- BCG, polio tetes 1: 1 bulan
Pasien lengkap imunisasi
- DPT, polio tetes 2 : 2 bulan
- DPT, polio tetes 4 : 4 bulan
- Campak : 9 bulan
- DPT, campak : 18 bulan
Memeriksa masalah/keluhan lain :
- Berat Badan = 10.2kg
- Panjang Badan 85 cm - -
- Suhu Badan 36,2 °C

Ibu dan A.n J.K datang dengan keluhan muntah 4x subuh dan kembali muntah jam 6 tadi
pagi ± 100cc. BAB cair encer sudah 2x dengan karakteristik cair ± 150cc, tidak mau minum
semenjak muntah, sebelum sakit An J.K makan banyak, setelah sakit tadi makan hanya bubur
2 sendok saja. Sebelum sakit An J.K makan kue tart dan malamnya anak rewel dan subuh
muntah dan bab cair. Pemeriksaan fisik abdomen : cembung, hipertimpani, BU meningkat
18x/menit, distensi abdomen. Menganjurkan ibu untuk mensiasati makanan yang menarik
untuk anak agar mau makan dan kebutuhan cairan dipenuhi agar anak tidak dehidrasi dengan
pemenuhan cairan tubuh 1000 ml/kg/bb/hari. Pasien riw. Demam, batuk beringus 2 minggu
yang lalu
Nasihati ibu kapan kembali; segera kembali kunjungan ulang 2 hari dari sekarang jika
tidak mengalami perubahan
Memeriksa masalah/keluhan ibu :
Tidak Ada - -

1. KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Ibu pasien mengatakan An J.K sudah - Pasien tampak lemah saat dibawah ke
muntah 5x sejak subuh sampai tadi pagi puskesmas
±100cc - Pasien tampak rewel saat dikaji
- Ibu pasien mengatakan BAB cair baru - Saat di inspeksi tampak cembung,
2x dengan karakteristik cair ±150cc diaukultasi terdengar BU 18x/menit
- Ibu pasien mengatakan bahwa An J.K (meningkat), adanya distensi abdomen
tidak mau minum semenjak dia muntah - Tampak turgor kulit baik/elastis, CRT
- Ibu pasien mengatakan An J.K sebelum < 2 detik, kesadaran compos mentis, sb:
sakit makannya banyak namun saat 36,5°C
sakit hanya makan 2 sendok bubur - Tampak mata tidak cekung
saring - Riwayat demam, flu dan batu 2 minggu
- Ibu pasien mengatakan An J.K saat yang lalu
tidur gelisah dan sedikit rewel karena - Berat Badan = 10.2kg
perutnya sakit - Panjang Badan 85 cm
- Ibu pasien mengatakan tidak ada nyeri - Tampak ada serumen menempel di
telinga hanya saja ada serumen dalam sekitar telinga
telinga dan hanya dibersihkan pakai
cotton bud tapi bagian luarnya saja
- Ibu pasien mengatakan bahwa An J.K
sudah diimunisasi lengkap sampai pada
1.6 bulan
- Ibu klien mengatakan tidak memiliki
masalah dalam menyusui An J.k
2. ANALISA DATA

Data Klasifikasi MTBS


- An. J.K muntah 5x sejak subuh sampai
tadi pagi ±100cc Diare tanpa dehidrasi
- An J.K BAB cair baru 2x dengan
karakteristik cair ±150cc
- Tidak mau minum sejak muntah, dan
makan hanya 2 sendok saja
- Saat di inspeksi tampak cembung,
diaukultasi terdengar BU 18x/menit
(meningkat), adanya distensi abdomen
- Tampak turgor kulit baik/elastis, CRT <
2 detik, kesadaran compos mentis, sb:
36,5°C
- Tampak mata tidak cekung
- Riwayat demam, flu dan batu 2 minggu
yang lalu
- Tampak lemah saat dibawah ke
puskesmas
- Tampak rewel saat dikaji
- Ibu pasien mengatakan tidak ada
masalah ditelinga anaknya namun ada
Tidak ada infeksi telinga
serumen dalam telinga yang menempel

Dilakukan Antropometrik Berat bedan tidak rendah dan tidak ada


- Tidak ada masalah BB rendah, BB < 10 masalah pemberian ASI
: defisit
- BB: 10.2kg PB:85cm , usia 2 tahun 3
bulan
- Tidak ada kesulitan dalam pemberian
ASI (tiap ± 8-10x/ hari), namun
sekarang An J.k sudah tidak disusui lagi
- Celah pada bibir atau langit-langit tidak
ada
3. RENCANA KEPERAWATAN

NO DX KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL


1. Resiko Hipovelimia d.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare .
Adanya: 1. Mengidentifikasi
keperawatan selama 1x20 menit Observasi
- Kehilangan cairan penyebab dari diare
secara aktif diharapkan keseimbangan cairan 1. Identifikasi penyebab diare merupakan salah satu
- Muntah-muntah
meningkat, dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi riwayat pemberian tindakan yang dapat
- BAB cair
- Kekurangan intake 1. Asupan cairan meningkat makanan dilakukan sebagai
cairan langkah awal dalam
2. Asupan makanan meningkat 3. Monitor warna, volume , frekuensi menentukan terapi
3. Dehidrasi cukup dan konsistensi tinja untuk pasien
menurun/tidak terjadi Terapeutik 2. Guna untuk mengetahui
salah satu penyebab
1. Berikan asupan cairan oral
dari gejala terjadinya
Edukasi suatu penyakit
1. Anjurkan makan makanan porsi kecil 3. Pemberian cairan yang
tepat dapat mencegah
dan sering secara bertahap
dehidrasi terjadi pada
2. Anjurkan menghindari makanan anak
dalam pembentukan gas, pedas dan 4. Pemberian makanan
yang tepat dapat
mengandung laktosa
meningkatka status
Kolaborasi nutrisi anak yang
1. Kolaborasi dalam pemberian obat sedang diare
untuk pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

26/10/2022

DX KEPERAWATAN JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


Resiko Hipovolemia 09.00 1. Mengidentifikasi penyebab diare 09.45
S:
Hasil: Ibu pasien mengatakan pasien habis makan kue tart
- Ibu pasien mengatakan akan berusaha untuk
dan malamnya pasien gelisah tidak bisa tidur, sehingga
memberikan asupan yang baik untuk
subuh muntah-muntah. Muntah sudah 5x sejak subuh
anaknya sehingga bisa cepat sembuh
09.05 2. Memonitor warna, volume , frekuensi dan konsistensi tinja
- Ibu pasien mengatakan akan memantau
Hasil: Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah 2x BAB
kebutuhan cairan pasien.
09.15 cair warna kuning sekitar ±150cc
- Ibu pasien mengatakan akan memantau
3. Menganjurkan makan makanan porsi kecil dan sering secara
setiap asupan makan dari anaknya terlebih
bertahap
untuk tidak memberikan makanan yang
Hasil : memberikan anjuran pada ibu pasien agar nutrisi
memicu gas
pasien tetap bisa terpenuhi akibat dari muntah sebelumnya,
- Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah
dengan cara membuat variasi makanan yang tidak
2x BAB cair warna kuning sekitar ±150cc
membosankan selama anak sakit. Ibu pasien mengatakan
- Ibu pasien mengatakan pasien habis makan
akan berusaha untuk memberikan asupan yang baik untuk
09.25 kue tart dan malamnya pasien gelisah tidak
anaknya sehingga bisa cepat sembuh
bisa tidur, sehingga subuh muntah-muntah.
4. Memberikan asupan cairan oral
Muntah sudah 5x sejak subuh
Hasil:menganjurkan untuk selalu memberikan asupan cairan
O:
secara oral sehingga kebutuhan cairan dapat terpenuhi ±
- Pasien tampak lemah saat dibawah ke
1000ml/ kg/bb/hari. Ibu pasien mengatakan akan memantau
09.30 puskesmas
kebutuhan cairan pasien. - Pasien tampak rewel
5. Menganjurkan menghindari makanan dalam pembentukan - Saat di inspeksi tampak cembung,
gas, pedas dan mengandung laktosa diaukultasi terdengar BU 18x/menit
Hasil: memberikan anjuran untuk jangan dulu memberikan (meningkat), adanya distensi abdomen
makanan yang memicu pembentukan gas dalam perut, - Tampak turgor kulit baik/elastis, CRT < 2
sehingga berikan makanan yang lembut/ lunak terlebih detik, kesadaran compos mentis, sb:
09.35 dahulu. Ibu pasien mengatakan akan memantau setiap 36,5°C
asupan makan dari anaknya terlebih untuk tidak - Tampak mata tidak cekung
memberikan makanan yang memicu gas. - Riwayat demam, flu dan batu 2 minggu
6. Kolaborasi dalam pemberian obat untuk pasien yang lalu
Hasil: melayani dalam pemberian obat untuk pasien An. J.K - Berat Badan = 10.2kg
seperti, antasida , domperidoN, Oralit, dan MFLA pulvis - Panjang Badan 85 cm
(puyer) - Tampak ada serumen menempel di sekitar
telinga
A: asupan cairan tubuh dapat meningkat,
asupan nutrisi dapat meningkat, dan tidak
terjadi dehidrasi
P: Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011). Panduan
Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
Tim Pokja Sdki PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.
Tim Pokja Siki PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.
Tim Pokja Slki PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan
Nurul Utami & Nabila Luthfiana. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare
pada Anak. Majority, 5(4)

Anda mungkin juga menyukai