Anda di halaman 1dari 34

FARMAKOTERAPI DIARE

FARMAKOTERAPI 3
DEFENISI

• Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare didefinisikan sebagai suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah

• Sedangkan menurut Kemenkes (2014) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya
perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja yakni lebih lembek atau lebih cair serta frekuensi buang
air besar lebih banyak dari biasanya.
KLASIFIKASI BERDASARKAN LAMA WAKTU DIARE

• Diare akut, yaitu BAB dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan
datang secara mendadak, serta berlansung dalam waktu kurang dari 2 minggu.

• Diare persisten, yaitu diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari atau
lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare persisten di klasifikasikan sebagi berat. Jadi, diare
persisten adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh penyabab lain.

• Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu, yang memiliki penyebab yang bervariasi
dan tidak seluruhnya diketahui.
Etiologi Diare

• Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan, yaitu :


• 1) Infeksi
• a) Bakteri (shigella, salmonelia, e. coli dan golongan vibrio)
• b) Virus (rotavirus, norwalk+norwalk like agent dan adenovirus)
• c) Parasit (cacing perut, ascaris, trichuris, bacilus cereus)
• 2) Malabsorpsi
• 3) Alergi
• 4) Keracunan
• a) Keracunan bahan kimia
• b) Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi (jasad renik, algae, ikan, buah-buahan, dan sayur-
sayuran)
• 5) Imunisasi Defisiensi
• 6) Sebab-sebab lain (Depkes RI, 2002).
Epidemiologi Diare
Menurut Depkes RI (2002), epidemiologi penyakit diare pada anak adalah
sebagai berikut :

1. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare


Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan/ minuman yang
tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku yang menyebabkan
penyebaran kuman enterik dan meningkatkan resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain :
a) Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan. Pada bayi
yang tidak diberi ASI resiko untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi ASI penuh
dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
b) Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh kuman, karena
botol susah dibersihkan.
c) Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu
kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak.
d) Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada
saat disimpan dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak
tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat
penyimpanan.
e) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum
makan dan menyuapi anak.
f) Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan benar. Sering beranggapan bahwa tinja bayi
tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar.
Sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
• 2) Faktor Penjamu yang Meningkatkan Kerentanan terhadap Diare

• Beberapa faktor pada penjamu dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit dan lamanya diare. Faktor-
faktor terse
a) Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi kita terhadap
berbagai kuman penyebab diare seperti
b) Kurang gizi. Beratnya penyakit, lama dan resiko kematian karena diare meningkat pada anak-anak yang
menderita gangguan gizi, terutama pada penderita
c) Campak. Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat badan pada anak-anak yang sedang menderita
campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh pada penderita.
MEKANISME DASAR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA
DIARE ADALAH:

1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan,
sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare
TANDA DAN GEJALA DIARE

• Menurut Depkes RI (2003), tanda dan gejala diare adalah :


1. Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi tanda-tandanya adalah : berak cair 1 – 2
kali sehari, muntah tidak ada, haus tidak ada, masih mau makan dan bermain.
2. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/ sedang tanda-tandanya adalah :
berak cair 4 – 9 kali sehari, kadang muntah 1 – 2 kali sehari, kadang panas, haus, tidak mau
makan, dan badan lemas.
3. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat tanda-tandanya adalah : berak
cair terus-menerus, haus sekali, mata cekung, bibir kering dan bau, tangan dan kaki dingin,
sangat lemah, tidak mau makan, tidak mau bermain, tidak kencing 6 jam atau lebih, kadang-
kadang kejang dan panas tinggi.
DIARE PADA ANAK
n Dehidrasi berat: dua atau lebih tanda
berikut à letargi atau penurunan
kesadaran, mata cowong, malas minum,
turgor kulit sangat lambat

Sunken eyes

Turgor :
n Dehidrasi ringan-sedang: gelisah, mata
cowong, sangat haus, turgor kembali
lambat

n : tidak ada tanda- tanda di atas


TATALAKSANA: 5 LINTAS TATALAKSANA
à REHIDRASI, DUKUNGAN NUTRISI,
SUPLEMENTASI ZINC, AB SELEKTIF, EDUKASI
ORANG TUA
n CRO (Cairan Rehidrasi Oral) mengandung
elektrolit dan glukosaàmeningkatkan
penyerapan cairan di usus
n CRO formula baru: Na 75 mmol/L, glukosa
75 mmol/L, osml 245 mmol/L
n Lama: Na 90 mmol/L, Glukosa 111 mol/L,
osml 311 mmol/L à untuk kolera
n Rencana terapi Aà diare tanpa tanda dehidrasi
- Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya
- Beri tablet zincà < 6 bulan ½ tablet, > 6 bulan
1 tablet 10-14 hari, dilarutkan dalam air matang,
ASI, oralit, anak besar bisa dikunyah
- Beri makanan untuk mencegah kurang gizi:
teruskan ASI atau susu yg biasa diberikan; bila
umur > 6 bln à bubur, sari buah, beri makanan
sedikitnya 6 kali sehari, berikan porsi tambahan
selama 2 minggu
- Bawa anak ke petugas kesehatan bila BAB lebih
sering, muntah terus, haus yang nyata, makan-
minum sedikit, demam, tinja berdarah
- Anak harus diberi oralit di rumah bila setelah
mendapat terapi B dan C à oralit formula baru
à beri ibu 2 bungkus, larutkan 1 dalam 1 liter
air matang untuk 24 jamà < 2 tahun 50-100 cc
tiap BAB, > 2 tahun 100-200 cc tiap BAB
n Cara pemberian: < 2 tahun satu sendok teh tiap
1-2 menit, yang lebih tua berikan beberapa
teguk, bila muntah tunggu 10 menit à beri
cairan > lama (tiap sendok 2-3 menit)

Rencana terapi B à dehidrasi R-S


Pemantauan 4-6 jam
n < 4 bulan (BB < 6 kg) : 200-400 cc
n 4-12 bulan (BB 6-10 kg) : 400-700 cc
n 12 bulan-2 thn (BB 10-12 kg) : 700-900 cc
n 2-5 tahun (12-19 kg) : 900-1400 cc

Rencana terapi C à Dehidrasi berat


n Dukungan nutrisi: makanan tetap
diteruskan sesuai umur anak
n Suplementasi Zinc terbukti mengurangi
lama dan beratnya diare, mencegah
berulangnya diare selama 2-3 bulan
n Antibiotika selektif à indikasi untuk diare
berdarah dan kolera: Kotrimoksazol 5-8
mg/kgBB/hari à sefalosporin generasi
ketiga (sefiksim 5 mg/kgBB/hari peroral)
n Pemeriksaan feses à giardiasis dan amubiasis
à metronidazol 7,5 mg/kgBB 3 kali sehari untuk
amubiasis, 5 mg/kgBB 3 kali sehari untuk
giardiasis selama 5 hari
n Lekosit > 10/LPB

n Edukasi orang tua: kembali segera bila ada


demam, tinja berdarah, muntah berulang,
makan dan minum sedikit, sangat haus, diare
makin sering atau belum membaik dalam 3 hari
indikasi rawat inap pd diare akut berdarah:
malnutrisi, < 1 tahun, menderita campak 6
bulan terakhir, ada dehidrasi, adanya komplikasi

Anda mungkin juga menyukai